Share

Bab 38

Penulis: Bun say
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-06 08:03:14

Bab 38

"Lawan aku, sekarang!" Sengaja kubuka pintu gerbang selebar mungkin agar mereka tahu bahwa bermain-main dengan Indira adalah suatu kesalahan yang besar. Jangan mereka pikir aku akan takut dengan ancamannya, justru aku akan menantang lelaki tua tak punya malu itu dan menghajarnya kalau perlu, hingga dikemudian hari mereka tak akan berani menyakitiku apalagi anakku.

Jika ayahnya Zahra berpikir bahwa aku hanya wanita lemah yang pekerjaannya hanya berdiam diri di dalam rumah sambil mengurus anak dan suami, maka pikirannya sama sekali salah besar. Aku Indira, dibesarkan dengan kerja keras dan keringat dari kedua orang tuaku, yang bisa membuatku berdiri di atas kakiku sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Aku bukan wanita lemah yang hanya duduk diam diri di rumah sambil meratapi nasib yang kini tengah menimpaku. Tidak sama sekali. Bahkan aku siap maju ke medan perang andaikan diperlukan untuk membela kebenaran.

"Kenapa kamu diam saja? Apa kamu tidak ber
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 39

    Bab 39Waktu masih menunjukkan pukul sembilan pagi, ketika aku bersama dengan Adi menuju ke rumah ibu mertua untuk mengantarkan beberapa pesanan. Ibu mertua akan mengadakan acara syukuran rutinan tiap bulan. Dan aku  diminta untuk datang, selain karena memesan aneka camilan, kue dan aneka makanan buatanku. Ayah mertua sendiri yang datang menjemput karena banyaknya barang yang  akan kubawa, hingga tidak memungkinkan jika dibawa dengan motor sendirian."Sudah, Indira, kamu masuk saja ke dalam, biar Ayah yang membawa barang-barang ini, lagian sepertinya Ibumu juga sangat merindukanmu," kata ayah mertua yang kubalas dengan anggukan. Aku selalu segan kepada lelaki bergelar ayah dari suamiku itu, yang sikapnya selalu ramah dan baik, meskipun anaknya menyakitiku."Kalau begitu Indi bawa kresek yang ringan saja, Yah, terima kasih sebelumnya." Ayam mertua tersenyum sambil mengusap kepala Adi. Aku berlalu ke dalam dengan tangan kanan kiri penuh dengan bara

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 40

    Bab 40'Ada apa denganmu, Mas.'Kupandangi wajah lelaki yang selama sepuluh tahun itu pernah menjadi pelindungku, sebelum akhirnya badai rumah tangga menerjang kami berdua dan Mas Agung ternyata goyah, tak mampu bertahan pada kesetiaan. Hingga akhirnya berjalan di tempat yang tak seharusnya.Mungkin jika dia mendapati wanita yang lebih segalanya dariku, aku tak akan terlalu sakit seperti ini. Tapi nyatanya wanita pilihannya benar-benar minus baik akhlak maupun perangainya.Ayah dari anakku pun sama tengah memandangku dengan tatapan yang entah. Tampak garis kemerahan samar di wajahnya. Segera ku alihkan pandangan ke bawah, agar jangan sampai hati ini goyah. Keputusan sudah kuambil, pendaftaran proses cerai telah diajukan, maka aku tidak ingin terpengaruh lagi oleh hal apapun yang mungkin akan membuatku urung menggugat cerai suamiku yang telah mengecewakanku berkali-kali itu. Setelah selesai acara, Ibu Mertua membagikan bingkisan untuk masing-m

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-08
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 41

    Bab 41"Mbak, bisakah kita bicara sebentar." Yuni berdiri dengan perasaan sulit kuartikan. Kupandangi wajah itu secara seksama. Aku menelan ludah secara kasar. Tenggorokan rasanya tercekat melihat perut Yuni yang membuncit, sepertinya wanita itu tengah hamil entah berapa bulan. Susah payah aku menormalkan debaran dadaku saat mengingat bagaimana kondisi Mas Agung saat itu di rumah Yuni. Hampir telan*ang. Entah kenapa aku berpikir bahwa anak yang dikandungnya pun adalah anak dari suamiku, yang sebentar lagi akan berubah gelar menjadi mantan suami."Aku mohon, Mbak." Raut wajah Yuni terlihat sayu saat menatapku. Binar matanya mengembun seolah tengah bergelut dalam nestapa. Tentu saja, kupikir tak mudah berada dalam posisinya. Janda anak satu dengan janin yang sudah berkembang, tanpa suami pula.Aku sedikit melirik ke arah Yuda yang mengangguk dan tak berkedip melihat Yuni."Kami akan menunggu di mobil, silahkan jika kalian mau mengobrol," kata Yuda s

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-09
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 42

    Bab 42"Yu--Yuni?!" Mata Zahra menatap tajam ke arahku, saat Yuni turun dari mobil dan melangkah cepat pada Mas Agung. Wanita yang berdiri di sampingnya itu, seperti tak rela ketika suaminya didatangi wanita lain."Mas, aku mau bicara," seru Yuni pada lelaki yang bibirnya tekatup rapat itu. Sesekali dia melirikku dengan pandangan entah."Mau kamu apa kamu datang ke mari?" Zahra berkacak pinggang, aku tersenyum garing. Bisa kubayangkan bagaimana perasaan Zahra saat ini."Bukan urusanmu, aku ingin bicara dengan Mas Agung sekarang," sergah yuni sambil sedikit mengenyahkan Zahra dari hadapannya, dan merapat kepada Mas Agung yang urung membuka pintu mobil."Yuni, kamu--" Mas Agung menatap ragu wanita itu seperti salah tingkah. Apalagi saat melirik ke arahku yang kubalas dengan tatapan tajam. Kendati demikian, di sini aku hanya sebagai penonton dan tidak ingin terlalu ikut campur urusan mereka. Biarlah Mas Agung dan kedua wanita itu menyel

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-10
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 43

    Bab 43Aku mengernyitkan keningku bingung melihat Yuda yang seperti tersenyum tapi entah tengah menertawakan apa. Dan bodohnya bibirku tak tahan untuk sekedar bertanya langsung padanya."Padahal Yanti kelihatannya marah lho, tapi kamu malah tersenyum senang. Kenapa?" Kutatap Yuda dengan wajah heran. Adi kembali tidur di kursi belakang."Kenapa kamu sangat penasaran, Mbak?" Masih dengan tarikan senyum, Yuda bicara."Sudahlah, jika kamu tidak mau cerita, tak penting juga," balasku berusaha mengalihkan pandangan menuju ke jalan raya di depan yang seperti berlari."Katakan saja, apa alasannya hingga aku harus bicara padamu. Mungkin jika bisa aku akan jawab." Aku mengangkat bahu, cuek, meski hati sebenarnya penasaran. Tapi mungkin juga Yuda tidak mau bercerita apapun padaku, itu privasinya."Yanti akan menikah karena terpaksa. Sebenarnya sudah lama dia mengejarku, tapi selalu kuabaikan. Dan belakangan ini niatnya untuk menjadi pacarku

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-11
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 44

    Bab 44Pada akhirnya keadaanku bener-bener memburuk. Meski tidak benar-benar pingsan, tapi aku merasakan seluruh badanku terasa lemas tak bertenaga. Mungkin karena terlalu terkejut hingga aku tidak bisa menguasai badanku sendiri, akhirnya aku ambruk dan terkulai lemas. Beberapa orang mengangkatku masuk ke rumah setelah kurasakan badanku menggigil hebat dengan kepala yang sangat berat. Entahlah apa yang terjadi setelahnya, aku tidak mengetahuinya saat perlahan-lahan kesadaranku mulai hilang.Kubuka kelopak mata perlahan dan mengerjapkan mataku berkali-kali. Ternyata aku berada di dalam kamar dan hari masih siang saat tak kulihat lampu kamar yang menyala.Sedikit terkejut, aku mengingat kejadian saat di mana aku merasakan kepala yang berat dengan badan yang tidak bisa aku kontrol. Apa yang terjadi setelahnya, akupun tidak terlalu mengingatnya. Suara seorang lelaki bersahutan dengan orang lain terdengar samar dari luar ruangan. Kucoba bergerak perlahan untuk bangkit dan menuju sumber s

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-13
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 45

    Bab 45Tiga hari ini, benar-benar kuhabiskan waktuku untuk berbaring dan beristirahat di kamar. Bu Dewi dan Bu Dian yang bolak-balik ke rumah tidak mengizinkanku bekerja, bahkan untuk sekedar membantunya. kedua wanita itu bahkan telah tampak telaten membuat adonan kue diselingi dengan canda tawa.Adi yang iseng tidak segan-segan ikut menimpali sambil mencolek adonan kue dan menempelkannya ke hidung Bu Dewi.Yuda yang datang di saat hari mulai sore bahkan tidak mau kalah.  Dia ikut nimbrung di dapur bahkan membantu mengemas kue-kue kering yang dimasukkan ke dalam toples. Pemuda itu tampak tampan meskipun tengah memakai apron khas ibu-ibu. Tangan kekar dan berototnya tanpa lihai saat memilah kue kering  sambil mencicipi sebelum mengemasnya.Sesekali ujung sendok atau sutil mengarah ke ujung tangannya. Bu Dewi melotot karena anak itu banyak memakan kue di depannya. "Aku kan cuma nyicip doang," kata Yuda santai saat

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-14
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 46

    Bab 46"Apa maksud semua ini, Mas." Kutatap Mas Agung yang masih menunduk. Seakan bicara denganku adalah sebuah kesalahan."Ayolah, Agung, jangan menjadi lelaki pengecut. Jelaskan para istrimu apa maksud kedatanganmu," cerca Ayah Mertua seperti tidak sabar. Kutatap wajah lelaki yang pernah membersamaiku selama 10 tahun itu dengan perasaan bertanya-tanya. Ada apa ini sebenarnya. Apa yang ingin dikatakan oleh Mas Agung."Katakanlah Agung, ibu yakin Indira akan mengerti. Semua ini demi kebaikan kalian berdua." Ibu ikut bersuara. Dipandangnya anaknya dengan wajah sedih. Aku menghela nafas pelan, sebisa mungkin bersiap dengan apapun yang akan diutarakan olehnya.Mas Agung diam sebentar, untuk menormalkan suaranya. Matanya menatapku lekat, terlihat jelas kepedihan di dalam manik matanya yang dulu pernah membuatku nyaman. "Katakan saja, Mas.""Indira, sebelumnya maafkan aku aku. Se--sepertinya aku harus mengakhiri r

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-15

Bab terbaru

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 101

    Bab 101Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, keadaanku mulai sedikit membaik. Rasa nyeri di punggung tidak terlalu terasa sekarang. Meskipun masih tidak bisa bergerak bebas. Tapi karena perawatan yang maksimal, aku pun cepat pulih.Yuda juga semakin perhatian padaku. Pria itu setiap waktu selalu datang dan menjalankan kewajibannya. Pagi-pagi Yuda akan pulang ke rumah untuk mengurus anakku, siangnya mengurus pekerjaan hingga sore, dan malamnya dia akan menemani sambil bercerita tentang kesehariannya dalam mengurus bisnis kuliner miliknya, serta mengecek toko kue milikku. Sikapnya yang periang dan suka bercanda mampu membuatku tersenyum tiap waktu. Yuda juga kerap kali menceritakan apa saja kejadian yang lucu. Aku selalu tersenyum saat melihat kebahagiaan terpancar dari matanya. Rasa benci dan sakit hati yang sebelumnya hadir, sirna begitu saja, setelah mendengar pengakuan dan penjelasannya. Pria itu, benar-benar tidak bersalah dan dia sudah mengatakan semuanya. Dan aku per

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 100

    Bab 100Mini POV YudaKutatap layar ponsel yang terus-terusan menyala. Panggilan dan pesan terus masuk beruntun dari orang yang sama. Yanti.Entah harus dengan cara apalagi aku menghindari dan menjauhkan dia dari kehidupan kami. Langkahnya yang bersih tanpa jejak membuat pihak kepolisian kesulitan untuk menangkapnya. Kalaupun dia berhasil ditangkap, entah bagaimana caranya hingga wanita itu bisa berkeliaran dengan bebas di luar sana. Meski kuduga ada pihak dalam yang ikut serta membantunya kepergiannya. Bukan hanya saat di lapas, bahkan saat di rumah sakit saja dia bisa melarikan diri entah bagaimana caranya.Saat itu memang kebodohanku, yang mau saja bicara berdua dengannya. Setelah ayah dan ibunya terus meminta untuk datang ke rumah sakit. "Lepaskan Indira, Yuda. Ayo kita menikah. Aku akan menjadi wanita yang baik, dan akan kupastikan kamu lebih bahagia bersamaku.""Kau sudah gila. Sekian lama aku menunggunya dan sekarang hampir kudapatkan, jadi mana mungkin aku akan melepaskannya

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 99

    Bab 99Aku tertegun di tempatku. Tak menyangka dengan pesan yang kubaca barusan. Apakah Yanti sengaja melakukannya atau dia hanya menakut-nakutiku, karena dia masih belum rela jika Yuda sudah menikah denganku. Tapi jika dipikir-pikir, bukankah beberapa saat lalu pria yang sudah menjadi suamiku itu juga tengah berkirim pesan dengannya. Aneh."Apa yang kamu lihat?" Yuda mendekat dan mengambil alih ponselku. Keningnya langsung berkerut dan terlihat kesal setelah ikut membaca pesan yang masuk dari Yanti. Dari sini saja bisa kulihat jika pria itu ikut marah padanya."Kamu tidak mungkin percaya dengan apa yang dikatakan wanita itu, bukan?" ujarnya dengan wajah sendu. Sepasang manik coklat gelap itu memindai wajahku dengan seksama. Aku memilih duduk menyamping di tempat tidur sambil menunduk."Ayolah, Mbak. Jangan pernah percaya pada kata-kata yang belum jelas kebenarannya!" "Hari ini aku lelah sekali. Bisa tolong matikan lampunya?" ujarku sambil membelakanginya dan menutupi seluruh tubuhk

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 98

    Bab 98Akhirnya resepsi itu selesai juga, ketika waktu menunjukkan hampir tengah malam. Para undangan yang datang paling akhir didominasi oleh rekan satu profesi dan juga teman-teman Yuda. Dan mereka tampak mengobrol lama sekali.Adi, ibu dan keluarga yang lainnya sudah pulang tepat pukul sembilan malam tadi, mengingat putraku itu sudah merasa mengantuk dan tidak mau tinggal, meskipun Yuda mengatakan tidak masalah jika Adi ingin menginap di kamar yang sama dengan kami. Tapi tentu saja ibu dan yang lainnya melarang. Bahkan sebelumnya mereka semua menggodaku, dengan alasan tidak ingin diganggu, padahal itu tidak benar sama sekali. Lagipula pernikahan ini bukan karena mengejar nafsu yang itu.Aku terlebih dahulu masuk ke dalam kamar yang telah disiapkan sebelumnya. Ruangan ini sudah dipenuhi dengan hiasan serta taburan bunga mawar merah di atas tempat tidur juga dua handuk yang dibentuk seperti angsa dengan posisi saling menghadap. Aku menghela nafas berat, membayangkan apa yang terja

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 97

    Bab 97Yuda tampak gagah saat berdiri bersisian di sampingku dengan wajah bahagianya. Sesekali pria itu melirik ke arahku, tapi tetap kuabaikan. Meski aku tersenyum di depan para tamu, nyatanya ketika melihat sosok pria yang sekarang telah menjadi pendamping hidupku ini, hatiku kembali tersayat pedih.Bayangan bibir merahnya beradu dengan bibir Yanti waktu itu, terus membayang di pelupuk mata."Sepertinya kamu masih nggak percaya padaku, Indi." Pria itu berbisik tepat di telinga. Aku mengerjap sadar kala Yuda mengangsurkan air mineral. Kali ini dia tidak memanggil dengan sambutan 'Mbak' lagi. Mungkin karena sekarang aku telah resmi menjadi istri sah-nya.Meski sebenarnya hari ini tidak bisa kubayangkan. Betapa aku telah menikahi dengan seorang pria yang sebelumnya telah melakukan perbuatan yang menurutku sangat menjijikan itu dengan mantan adik iparku sendiri.Aku mengacuhkan perkataannya, saat para tamu undangan kembali mendekat ke arah kami. Memberi doa restu, sekaligus memberi sel

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 96

    Bab 96Akhirnya sampai pada di hari H. Pernikahan itu tetap digelar karena tak mungkin membatalkannya begitu saja. Mengingat undangan sudah dicetak, catering dan gedung serta pakaian khusus sudah dipersiapkan dengan baik. Maka atas permintaan keluarga besar Yuda dan Bu Dewi sendiri, mereka sengaja datang ke rumah untuk membujukku untuk melakukan kesepakatan."Aku setuju, tapi kumohon agar tidak bertemu dengan Yuda sampai hari H. Bahkan aku tak mau melihatnya di sekitar rumah dan tempat kerjaku. Aku perlu waktu untuk menata hatiku, walau bagaimanapun aku tidak siap bahkan untuk mendengar penjelasan serta permintaan maaf darinya," ucapku waktu itu pada mereka. Kulihat perubahan di wajah Bu Dewi yang sedikit terkejut. Mungkin tidak menyangka dengan permintaanku yang di luar nalar itu. Bagaimana mungkin aku akan menikahi pria itu, namun tidak ingin melihatnya sampai waktu yang ditentukan tiba.Bu Dewi mengangguk dan mencoba untuk memahami permintaanku."Aku tahu, mungkin kamu berat untu

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 95

    Bab 95Aku terus berlari melewati lorong demi lorong di rumah sakit yang bertingkat ini. Rasanya terasa sangat jauh sekali bahkan untuk sekedar ingin cepat sampai dan menginjakkan kaki ke lantai bawah. Sengaja aku tidak masuk ke dalam lift karena posisinya tertutup. Pasti akan sangat lama menunggu. Dan aku tak ingin berlama-lama di tempat itu, mengingat Yuda terus menyusul di belakang dengan suaranya yang membuatku tidak tahan.Aku tidak menyesali perbuatannya bersama dengan Yanti. Hanya saja kenapa aku mesti melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Adegan itu terlihat sangat menyakitkan. Bayang-bayang Mas Agung dan Zahra berkelebatan di pelupuk mata, ketika mereka berdua melakukan hal yang sama, persis di depan mataku. Saat aku melihat keburukannya di rumah ibu mertua, waktu pertama kali aku bertemu dengan pasangan selingkuh itu.Ya Tuhan, kenapa aku harus melihat adegan panas mereka berdua sekarang, tepat ketika pernikahanku bersama dengan Yuda sudah di depan mata."Mbak, tunggu Mb

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 94

    Bab 94Masuk ke salah satu rumah sakit terbesar di tempat ini. Aku mengikuti jejak langkah Yuda yang berjalan di depanku, menuju ke sebuah tempat informasi pasien. Setelah mendapat petunjuk, kami langsung melewati lorong dan naik beberapa lantai ke atas."Kamu yakin masih mau ikut?" Aku mengangguk siap. Butuh sedikit usaha tadi, agar Yuda mau membawaku ke tempat ini."Jangan cemburu jika nanti wanita itu mengatakan apa-apa padaku, ya. Karena aku sudah mengingatkanmu.""Sebagai calon istrimu, aku harus menjaga calon suamiku dengan baik. Aku nggak bisa janji. Jika nanti Yanti berbuat macam-macam padamu, tentu saja aku akan membalasnya. Aku tidak akan memperdulikan meskipun dia mantan adik iparku, karena dia pun sudah mencoba menyakitiku berulang kali. Dan kali ini, aku tidak bisa membiarkannya lagi!"Yuda mengusap kepalaku sambil tersenyum simpul. "Kamu harus banyak bersabar dan menahan amarahmu, jika tidak, maka bukannya tenang malah Yanti akan semakin dendam kepadamu.""Dan dia sudah

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 93

    Bab 93[Mbak, kamu harus hati-hati karena Yanti bunuh diri di penjara dengan cara mengiris urat nadinya. Perempuan itu berada di rumah sakit sekarang. Dan bukan tidak mungkin dia akan kabur mengingat dia memiliki seseorang yang selalu mendukung rencana jahatnya.]Kutatap pesan dari Zahra barusan dengan mata mengerjap tak percaya. Wanita sekasar dan seegois Yanti berani melakukan tindakan bunuh diri. Benar-benar tidak dapat kupercaya.Pesan itu langsung aku kirimkan kepada Yuda yang seketika berubah menjadi centang biru, tanda pria itu telah membuka pesanku. Tak lama kemudian, terlihat ketikan di layar paling atas, dan seketika menampilkan pesan balasan darinya.[Kalau begitu kamu harus berhati-hati, Mbak. Jangan bepergian kemanapun tanpa seizinku. Jika pun ada kepentingan mendesak, atau kamu harus pergi ke toko, maka aku sendiri yang akan mengantarmu.] Aku tersenyum tenang. Cukup lega mendengar sarannya. Pria itu memang sangat bertanggung jawab dan sepenuh hati memperhatikanku.Kusim

DMCA.com Protection Status