Bab 6. Siasat Oma

Setelah selesai di rumah sakit Kayla akan beranjak pulang ke rumahnya, namun handphonennya berdering pertanda ada panggilan dari seseorang. Kayla mengangkatnya dan tertera nomor asing yang ia pun tak tau nomor siapa yang telah menghubunginya.

Kayla pun tak ingin berpikir buruk, ia selalu mempunyai pikiran yang positif. Kayla seorang dokter dan sudah sepantasnya ia mengangkat telepon dari siapapun, takut jika memang itu urgent.

Terdengar suara puteri kecil yang akhir-akhir ini mengisi hidup Kayla. Mana mungkin Kayla akan mengabaikan panggilan dari Davina, ia merasa kasihan dengan Davina yang tidak memiliki seorang ibu.

" Sudah makan belum cantik ?" tanya Kayla akhirnya ia tak jadi melajukan mobilnya memilih nanti.

" Sudah dokter cantik, dokter cantik sedang kerja ya ?" Tanya Davina dengan nada bicara menggemaskan.

" Iya sayang, ini baru saja akan pulang." Ucap Kayla tersenyum sendiri meskipun tidak memandang wajah Davina.

" Kangen tante, kapan tante datang ke sini lagi ?" Davina merengek, khas dengan suaranya yang manja.

" Maaf sayang, Tante ngga bisa ke rumah Davina."

" Apa perlu Davina sakit dulu atau papa yang sakit baru tante dokter akan datang !" Ucap Davina dengan wajah cemberutnya. Kayla tertawa, Davina sejenak bisa melupakan mantan kekasihnya.

" Lain kali ya sayang, Tante sibuk sekali."

" Mama kenapa ?" terdengar suara neneknya Davina memanggil Ibunya yang tiba-tiba memegangi dadanya.

" Oma uyut." Terdengar teriakan Davina yang tidak mematikan handphonenya.

Kayla jadi ikut panik, apa yang terjadi sebenarnya. Kenapa tiba-tiba terdengar teriakan saling bersahutan. Kayla memanggil-manggil Davina tapi tidak di jawab, tanpa ragu lalu Kayla melajukan mobilnya menuju kediaman Davina.

Kayla berjalan cepat masuk ke rumah Davina. Para pekerja di rumah Davina sudah mengenal Kayla yang pernah datang kamari.

" Kebetulan dokter datang. Oma tibatiba sesak napas." Ucap bik Darmi asisten rumah tangga di sana.

Kayla sedikit berlari, ketika turn ia membawa stetoskop dan tas yang berisi obat darurat seperti biasanya.

" Dokter cantik !" Davina semangat sekali melihat Kayla datang.

" Mana Oma nya nak." Davina lalu menunjuk ke arah Oma yang terbaring di springbed dengan tangan yang masih memegang dadanya.

Kayla langsung memeriksanya, nampak sang Oma baik-baik saja. Daren yang tadi sudah kembali ke kantor pun ia gegas pulang setelah di beri kabar oleh bik Darmi. Daren pun berlari menemui Oma, kembali terkejut ternyata yang datang dokter Kayla.

" Oma baik-baik saja, kemungkinan kelelahan saja." Ucap Kayla, memang tak ada riwayat sakit jantung atau apapun. Hanya kata lelah yang bisa ia definisikan, Oma mengedipkan mata nakalnya pada Daren seketika.

" Ya Tuhan Oma,,," Gerutu Daren. Siasat Oma ingin bertemu dengan Kayla, sosok wanita yang telah di ceritakan Davina sejak ia datang.

Oma lalu meminta Daren untuk membantunya duduk, ia langsung tersenyum kepada Kayla. Kayla menyambutnya dengan baik, karena dia tau persis jika nenek tidak benar-benar sakit. Kayla baru menyadari hal ini sama dengan Daren kemarin yang pura-pura sakit. Satu keluarga sama, pikir Kayla.

 " Perkenalkan nak saya Oma buyut nya Davina, sejak Oma datang gadis kecil ini bercerita banyak tentang kamu." Ucap Oma ia sudah langsung cocok ketika melihat Kayla.

" Saya mengenal Davina ketika dia menjadi pasienku nek, Davina memang anak yang sangat baik." Ucap Kayla ia memang langsung jatuh cinta pada sosok Davina, puteri kecil yang menggemaskan.

" Tapi sayang ia harus di tinggal mamanya pergi lebih dulu." Ucap Oma dengan nada memelas. Saat itu Davina sudah keluar dari kamar nenek dan bersama neneknya membuatkan minum untuk Kayla.

" Semua orang tidak tau nek kapan takdir kita akan datang, begitupun dengan mamanya Davina." Daren langsung meninggalkan kamar Oma, ia jadi mengingat istrinya tercinta yang masih memiliki tempat sepenuhnya di hati Daren.

" Oma berharap Daren lekas mendapatkan gantinya, sosok istri yang tidak hanya mencintai bapaknya saja tapi juga memiliki kasih sayang yang tulus kepada Davina." Oma menggenggam tangan Kayla, menunjukkan pengharapan Oma kepada Kayla. Kayla pun maksud dari apa yang Oma lakukan terhadap dirinya, karena sebelumnya Davina pun pernah mengatakan ingin dirinya menjadi ibunya.

" Semoga apa yang Oma ingnkan dapat terkabul dan lekas mendapatkan ibu untuk Davina." Ucap Kayla dengan senyuman.

Sedangkan Daren ia menuju kamarnya, di mana ada foto pernikahannya dan istrinya yang terpampang di sana. Daren mengusap foto itu, wajah cantik istrinya yang tak pernah ia lupakan sama sekali hingga kini.

" Aku mencintaimu sayang, aku tak ingin ada yang menggantikan posisismu." Ucap Daren pada foto itu. Tangisan yang sudah lama ia simpan kini mengucur kembali, ia mengusapnya sampai tak sadar ada Davina yang datang menemui papanya.

" Davina ngga akan nakal kok pa, Davina sayang papa." Davina memeluk Daren, tangis Daren pun kembali mengalir.

" Ngga kok sayang Davina tak pernah nakal."

" Kalau mama tak bisa kembali sama kita, Davina cuma mau mama baru." Ucap Davina kembali membuat kepala Daren berdenyut, hanya itu permintaan Davina tak ada yang lain. Walaupun dengan di tukar apapun, Davina tak pernah mau ia hanya ingin mama.

Yang membuat Daren pusing lagi, Davina hanya mau mamanya itu dokter cantik. Sosok yang baru saja Daren tau, ketika bertemu dengannya tak ada sepercik cinta atau hati yang bergetar. Baginya sosok wanita di luar sama, hanya istrinya yang bisa membuat Daren jatuh cinta berkali-kali.

___

Bersambung...