Share

Bab 5. permintaan Oma

Daren bersiap untuk datang ke kantor, sudah beberapa hari dirinya meninggalkan pekerjaan kantor.

Langkah Daren saat melihat Moana berada di lobi seperti sedang menunggu seseorang. Daren hanya malas saja orang yang di tunggu adalah dirinya.

Moana datang sepagi ini hanya ingin bertemu dengan Daren. karena jika Moana menemui Daren di rumah pasti Davina tak suka melihat kedatangan nya.

Daren melanjutkan jalannya, namun benar saja Moana memanggilnya dan menghalangi ajalnnya. Ia tadi sudah berpura-pura untuk tidak melihat Moana ada di sana.

" Daren, kamu akan datang di pernikahan Diegokan ?" Tanya Moana bersemangat.

" iya aku akan datang."

" aku ingin mengajak kamu datang bersama, aku tak memiliki paangan begitu juga dengan kamu. Bagaiamna kalau kita datang bersama." ajak Moana ia tak pernah lelah untuk mengejar Daren.

" aku akan datang bersama Davina, dia pasanganku di pesta." Daren sebenarnya malas ingin segera pergi dari pijakannya saat ini.

" Pesta inikan untuk dewasa, kenapa kamu bawa Davina tidak salah."

" Diego itu sepupuku dan Davina keponakannya, wajarkan jika Davina datang. Di sana nanti juga ada keluarga besar tidak hanya sosok dewasa saja."

" tapi kan,,,"

" aku ada meeting pagi, maaf ya aku masuk dulu. Semua pasti sudah menunggu kedatanganku." Daren lekas berjalan cepat meninggalkan Moana.

Terlihat Bram yang sedang sibuk menyusun berkasnya, tiba-tiba Daren melempar lembaran kertas ke wajah Bram. Bram seketika kaget, ia masih serius di meja kerjanya.

" kenapa bos."

" kenapa kamu tak usir saja Moana, pagi-pagi sduah membuat moodku hancur." Ucap Daren seperti biasa dengan nada ketusnya.

" aku tak tau kalau ada Moana, aku masih sibuk pagi ini kita meeting."

" iya aku ingat, mana Via."

" sedang menyiapkan ruangannya aku yang minta. Eh kenapa Moana ke sini, mau ajakin kencan buta." Ucap Bra mdengan tawa tapi tanganya masih sibuk menyusun berkas.

" kencan kepalamu, awas sampai kamu meberi celah Moana datang ke kantorku lagi."

" aku memang ngga tau bos, pagi-pagi aku sampai langsung sibuk di sini. Lagian kenapa juga nanggapi Moana datang, buang-buang tenaga saja." Ucap Bram.

" Kalau saja bukan sepupu mama sudah aku hempaskan ke anatariksa."

Bram tertawa, Daren selalu emosi jika mengenao Moana gadis yang ia tak suka. Bram masih saja mengingat Zira istrinya, padahal sudah bertahun-tahun istrinya meninggal.

" sudah yuk, ayo ke ruangan meeting anakaak sudah menunggumu sejak tadi, mereka semua tegang atas kemarahanmu kemarin." Bram mengajak  Daren untuk segera masuk ke ruang meeting.

Meeting berlangsung, saat ini yang hadir hanya tim inti dan bagian pemasaran, Daren ngga habis pikir kali ini penjualan mereka turun drastis. Padahal biasanya jika turun hanya sekitar tak sampai lima puluh persen saja namun kali ini bisa di bilang terjun payung.

" kalian mengertikan maksud saya, jika memang tidak ada kesalahan tak mungkin kita akan mengalami hal ini. Saya bukan berfikir perusahaan akan rugi besar, saya masih memiliki banyak uang uantuk bertahan hidup ke depannya. Sedangkan kalian, harus susah payah lagi mencari pekerjaan. Saya harap mulai kali ini kita harus maksimal dalam bekerja, jika hasilnya baik apa saya pernah lupa pada kalian. Bahkan binus tetap saya kucurkan sesuai dengan kerja keras kalian." Ucap Daren.

" maaf pak, boleh saya usul untuk coba mengecek di bagian produksi. Saya berfikir kita bermasalah dalam produksi."

" maksudmu Sapta ?" Daren belum terpikir hingga ke sana, Daren sibuk dengan puterinya hingga ia tak fokus dengan pekerjaanya.

" Ini hanya pendapat saja entah benar entah salah, namun dalam mata pengamatan saya kualitas barang kita berbeda sehingga kini banyak sekali yang menolak barang kita ketika di pasarkan."

" Bram langsung cek bagian produksi, saya ngga mau tau jika ada yang semena-mena kerja dengan saya bukan hanya di pecat atau sanksi tapi penjara untuk kalian semua." Semua begidik mendengar ucapan Daren, ia tak pernah main-main dengan ucapanya.

" oke saya yang akan turun langsung."

Meeting akhirnya di tutup, Daren lalu meminta Via untuk memesankan makan siangnya. Tak butuh menunggu lama, Daren menghabiskan makan siangnya seorang dir.

" pak ada telepon daro nyonya besar." sketika Daren ingat jika neneknya akan datang, Daren lalu langsung berjalan cepat dan menghiraukan panggilan mamanya.

" aku lupa pasti Oma marah, ia sduah menunggu di bandara." gumam Daren lalu ia melajukan mobilnya dengan kencang.

Omanya tak akan pernah mau jika di jemput siapapun, jika oma mengatakan Daren yang harus menjemputnya maka Daren yang haru datang. jika tidak Oma lebih memilih mengering di bandara.

Daren berlari ia tau wanita tua itu pasti sudah menunggu, benar saja Omanya sudah ada di kursi tunggu bandara. Daren sudah siap omanya mengomel.

" maaf Oma Daren ada meeting jadi terlambat." Uap Daren dengan napas ngos-ngsan ia berlari.

" meeting mu sudah selesai jam sebelas tadi, kamu mau bohongi oma."

" tidak oma daren minta maaf."

" ayo pulang oma sudah kangen sama cucu uyut. kamu kapan menikah ?" tanya oma.

" doakan saja oma."

" mulut oma sduah berbusa mendoakanmu, kalau kamu ngga usaha mana mungkin dapat wanitanya. Zira itu sudah tenang di sana, ia akan sedih jika lihat kamu jomblo seumur hidup."

" iya oma,,,"

" iya-iya lagi, Oma ngga mau tau ya. Oma mau kamu cepat menikah, kamu mau harta oama di kasihkan yang lain."

" jangan Oma, di ana ada jerih payahku juga."

" Oma akan balikkan namanya setelah kamu menikah." Daren meringis taka da yang bisa menyalahkan wanita tua ini atau melawan.

_______

Kayla termenung kala melihat mantannya sedang antri di ruang tunggu dokter kandungan, itu merupakan mimpinya dulu tapi sirna oleh Niara sepupunya. Entah apa lebihnya Niara yang jelas ia sudah kalah dengan gadis yang memang umurnya lebih muda dai dirinya.

" hoe,,, kenapa dokter pagi-apgi sudah melamun." Ucap Riam mengagetkan Kayla.

" aku tadi lat Niara sama Deo i ruang tunggu dokter kandungan."

" terus kenapa, masalah buat loh. Biarin aja, kamu ngga perlu pikirin cecunguk itu lagi." Ucap Rima ia sduah menyiapkan diri untuk mengikuti Kayla visit pagi ini.

" masih terasa sakitnya Rima." 

" ya jelas, tapi kamu harus bisa move on Kay. Makanya cari ganti terus nikah biar kamu ngga sakit hari lagi." Ucap Rima ia sduah berdiri siap.

" nikah, entahlah aku masih trauma dnegan lelaki."

" jangan kamu anggap lelaki itu sama Kay, pasti ada yang setia kok. Kemarin itu hanya ujian untukmu Kamu pasti nanti akan mendapatkan lelaki yang setia dan bisa menghargai kamu." sahabatnya itu selalu setia mendampinginya.

" kamu kapan nikah, masa mau jomblo terus. cari paca sana."

" ngga ha, mau langsung nikah aja nanti kalau ketemu."

" oke deh, yuk kerja nanti kita bahs lagi tentang jodoh." Kayla dan Rima lalu visit.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status