Share

Terperangkap Obsesi Mafia
Terperangkap Obsesi Mafia
Author: Rayana Wheen

Bab 1

Author: Rayana Wheen
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Hujan masih membasahi sebagian besar kota, Rene masih berharap setidaknya hujan yang turun bisa membuat dirinya tenang dari hiruk pikuk keadaan yang memaksanya saat ini.

Pikirannya melayang, menggoda setiap napas berat yang diambil oleh paru-parunya.

"Kau tidak akan bisa melupakanku, aku akan terus menghantui pikiran mu sampai kau bisa menjadi gila. Nama ku akan terukir terus menerus di nadi mu karena setiap napas yang kau miliki itu bukan milikmu. Itu adalah milikku dan selamanya adalah milikku."

Kata-kata itu terus menyentak hatinya, membuat setiap tingkah lakunya menjadi tidak nyaman.

"Sialan." Umpat Rene dengan rendah.

Rene memejamkan matanya dengan rasa pedih yang mulai menjalar.

Itu bukanlah salahnya, hidupnya hancur bukanlah salah Rene. Rene hanya korban dan sekarang dia seharusnya bisa lebih bahagia.

Rene meninggalkan segala sesuatu yang dia miliki di Inggris, cinta matinya dan sejumlah hal lain yang selama kurang lebih empat tahun menemaninya.

Sekarang dia bukan lagi Renesmee, dia adalah Raina.

Renesmee sudah mati, dia tidak lagi ada saat ini. Renesmee tidak pernah ada dalam hidupnya.

Sebanyak apapun kebahagiaan yang sudah di dapatkan olehnya melalui Renesmee. Dia jauh lebih menderita karena namanya itu.

Setidaknya saat ini, Raina bisa hidup tanpa dibayangi oleh pria itu.

Pria itu tidak akan bisa lagi mengikutinya sebanyak apapun yang pria itu mau.

Pria itu tidak akan bisa untuk menemukan dia lagi.

*****

"Rene, jika kau tidak mau bangun sekarang maka aku tidak akan membangunkan mu lagi!" Teriakan Bibi Shelly masih menggelegar kuat saat ini.

Rene yang baru bisa berdiri setelah melawan rasa kantuknya hanya bisa tertawa kecil.

Shelly memang luar biasa, wanita itu selalu menjadi pengganti ibunya yang menikah dengan pria tua brengsek yang tidak pernah memperdulikan Rene.

Rene tinggal bersama Shelly selama empat tahun belakangan ini, hubungan antara dirinya dan ibunya Carla tidak pernah membaik setelah kematian sang ayah. Rene tahu itu bukan salah Carla ketika ayahnya mati, tapi Carla lah yang pertama kali meninggalkan mereka berdua, Rene dan ayahnya demi pria lain yang jauh lebih kaya dari ayahnya.

Rene tidak membenci ibunya, hanya saja kecanggungan selalu ada dalam percakapan mereka bahkan setelah ayahnya dan Carla membicarakan semuanya dengan hal yang baik.

Shelly sendiri tidak punya suami, dia telah kehilangan suaminya dan saat ini Shelly memilih menjadi wanita idependen, dia tidak peduli dengan apa yang lingkungan katakan tentangnya dan itulah yang membuatnya tetap hidup dengan bahagia hingga saat ini.

Dan Rene suka mengenai pendapat Shelly, bagi dirinya menikah bukanlah suatu kewajiban bagi setiap wanita. Menikah hanyalah sebuah pilihan komplit yang harus memikirkan banyak waktu dan tenaga untuk menjalankannya.

Rene masuk ke dapur dan menemukan Shelly sedang duduk menyantap sandwich dan kopi paginya.

"Hai Shell, aku mungkin tidak akan sarapan. Orlan memintaku makan pagi bersamanya." Rene mengatakan hal itu karena sepertinya Shelly akan memaksanya sarapan sandwich yang selalu menjadi makanan utama di pagi hari mereka berdua.

"Oh sayang, kenapa tidak mengatakan apapun huh? Kalau begitu pergilah, aku juga ingin mengatakan padamu bahwa aku akan pulang agak malam karena jadwal piket ku. Dan bagaimana dengan barang-barang hun? Sudah merasa cukup?"

Shelly selalu lebih perhatian ketimbang Carla.

"Kami hanya pergi ke Scotland selama satu minggu tidak ada penting yang harus ku bawa oke? Tenang saja, aku sudah bisa memastikan bahwa barang bawaan ku selalu lengkap seperti yang sudah kau tuliskan."

"Baiklah darin' jangan lupakan mantel mu."

Shelly bangkit dan mengecup pipi Rene, "semoga hari mu menyenangkan."

Rene tersenyum dan terus mengatakan, "ya, kau juga Shell."

*****

Orlan menemuinya ketika Rene baru melangkah masuk ke dalam gerbang sekolahnya itu. Kekasihnya memang luar biasa, pria yang sangat bertanggung jawab.

"Hai sayang, bagaimana hari ini?" Orlan menyapa sambil mengecup rambut hitamnya.

"Seperti biasa, tidak ada yang istimewa."

"Huuu ada apa dengan wajah cantikmu itu? Kau kurang tidur lagi sayang?"

Rene memandang Orlan dengan tatapan lelahnya, "tidak sayang, hanya merasa sedikit tidak enak badan."

"Jangan bilang itu karena kita akan pergi ke Scotland?"

Rene agak membuang wajahnya ke samping, tidak ingin menatap Orlan karena Rene yakin jika Orlan menatapnya dia akan tahu bahwa Scotland yang membuat Rene resah akhir-akhir ini.

"Oh ayolah sayang, Scotland tidak seburuk itu. Mungkin memang sedikit lebih basah dari Inggris tapi kita akan baik-baik saja. Hampir setiap tahun kita ke sana sayang, tidak akan terjadi hal apapun."

"Bukan-bukan itu yang ku maksud."

"Lalu?"

"Aku punya perasaan cemas oke, entah mengapa seperti ada sesuatu yang membuat diriku takut untuk pergi ke Scotland. Percayalah mungkin ini gila tapi itulah yang ku rasakan saat ini."

Orlan memegang wajah Rene lembut lalu mengecup pipinya, "kau selalu punya kecemasan ringan sayang. Mengapa kita tidak membuat dirimu melupakan ini semua dengan makan wafel kesukaan mu?"

Rene tidak bisa tidak tersenyum menanggapinya.

"Kau tahu aku membencimu karena menyuap ku dengan sepiring wafel kan?"

"Oh no! Kau mencintaiku dan itu faktanya."

*****

Saat Rene dan Orlan selesai memakan sarapan mereka, mereka berdua berjalan beriringan menuju kelas mereka.

Sepanjang koridor sekolah, mereka selalu tersipu karena siulan dari teman-teman Orlan yang menggoda kebersamaan Rene dan Orlan.

Begitu pula dengan Rene yang tiba-tiba di panggil dengan nada yang paling tidak biasa.

"Rene!!!!" Itu Katrin sahabatnya yang paling dia sayangi.

Katrin bertubuh gempal, berambut pirang dan memiliki mata paling biru.

Rene dan Katrin sudah bersama-sama sejak mereka berdua masuk sekolah dasar. Jadi bisa dipastikan bahwa mereka berdua seperti saudara kandung.

"Haiii Katy!"

Kate memeluknya dengan erat dan berhasil membuat Orlan merengut kesal.

"Yah, setidaknya aku akan diabaikan begitu putri cantik kita datang."

"Hei apa-apaan itu Ory? Rene adalah milikku tentu saja kau akan diabaikan begitu saja jika ada aku disini. Betulkan Rene?"

"Hm." Rene mengangguk menyetujui dan membuat Orlan tertawa.

"Baiklah gadis-gadis ku, silahkan lanjutkan gosip kalian itu. Sayang, aku akan pergi duluan menemui Carrick."

Orlan mengecup bibir Rene, "aku mencintaimu."

Rene membalasnya dan berucap, "aku lebih mencintaimu."

Orlan pergi meninggalkan Rene dengan Kate.

"Jadi... Sudah menyiapkan barang-barang untuk besok?"

Rene mendesah mendengar kalimat Kate.

"Apa yang terjadi Rene? Jangan bilang..."

"Aku hanya khawatir oke, perasaanku sedikit tidak enak."

Katrin memandang sahabatnya itu dengan penuh perhatian. "Kau bisa bercerita padaku Rene."

Rene mengangguk lemah, "aku hanya merasa Scotland bukan negara yang ingin ku kunjungi. Maksud ku tidak biasanya aku benci kunjungan rutin keluar negara oke. Kate aku merasa ada sesuatu yang akan terjadi di Scotland."

Katrin mendengarkan dengan seksama hingga akhir cerita Rene, dirinya memeluk Rene dengan kelembutan dan kasih sayang seorang sahabat yang luar biasa.

"Rene itu mungkin hanya perasaan mu sayang, kita sudah biasa pergi ke Scotland dan tidak ada hal buruk yang terjadi. Ini hanya kunjungan seperti saat kita berkunjung ke Paris."

Rene merasa lemah, "tapi Kate perasaan ku mengatakan bahwa ini bukanlah rencana yang baik."

"Oh sayang, aku berjanji bahwa aku dan Orlan akan menjagamu setiap saat. Jadi jangan risaukan apapun oke? Kami selalu bersamamu."

Tanpa ada pemikiran panjang Rene mengangguk tidak ingin Kate terlalu khawatir karenanya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nietha
q suka setting nyA, ala luar negri, Latin2.... ah pokoknya eropa, the love wkwkwk
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terperangkap Obsesi Mafia   Bab 2

    "Andai saat itu aku tahu bahwa itu adalah terakhir kalinya aku melihat mu, maka akan ku genggam tangan mu sekuat tenagaku. Akan ku bisikkan padamu bahwa aku mencintaimu.""Jadi kau sudah membawa semua yang kau butuhkan?" Shelly bertanya kepada keponakan satu-satunya itu.Rene mengangguk pelan, seakan-akan tidak ingin pergi."Kau tahu Rene, kau bisa membatalkan penerbangan ini.""Tidak. Aku tidak bisa melakukannya.""Tapi kau tidak terlihat menyukai perjalananmu kali ini. Kenapa tidak mengatakan sebenarnya?""Kau terlalu khawatir, aku akan baik-baik saja."Shelly akhirnya menarik napasnya, mengangguk perlahan. Tangannya mengelus kepala keponakannya itu."Setelah kau pulang dari Scotland, aku berjanji untuk memasak makanan kesukaan mu. Kita akan makan malam dengan menonton aktor favorit mu itu.""Oke, aku sangat tidak sabar untuk itu. Aku harus pergi, jaga dirimu baik-baik Shell."Rene mulai melangkah, tapi Shelly sempat memegang tangannya seakan-akan tidak rela keponakannya itu pergi."

  • Terperangkap Obsesi Mafia   Bab 3

    Rene tidak ikut pesta sama sekali, dirinya begitu lelah karena perjalanan sehingga dirinya memutuskan untuk tidur.Saat masuk ke dalam kamarnya, ternyata di depan kamarnya ada Orlan yang tengah menunggunya."Hei." Orlan dengan salah tingkah menyapanya."Bukankah kau seharusnya pergi bersama Roby sayang?" Tanya Rene.Orlan menggaruk kepalanya dengan canggung, "tidak terlalu ingin keramaian.""Oh...""Kate menyuruhku menemani dirimu. Apa kau ingin aku pulang kembali ke kamarku atau...""Tidak, tinggallah."Orlan mengangguk masih dengan wajah yang malu-malu.Rene memasukkan kunci kamarnya diikuti oleh Orlan."Aku akan mandi dulu.""Oh ya, tentu..."Rene menghabiskan waktunya agak lama untuk mandi.Selesai mandi Rene melihat Orlan tengah tertidur di kamarnya.Rene menghampiri Orlan, ikut memeluknya seperti yang biasa mereka lakukan saat sedang menghabiskan waktu bersama."Jadi sudah selesai mandinya hm?""Ya.""Mak

  • Terperangkap Obsesi Mafia   Bab 4

    Anthony menyukai pesta, dia begitu suka segala sesuatu yang memekakkan telinga agar dirinya bisa tahu bahwa saat itu dia masih hidup. Pesta menyadarkannya dari ketakutan kematiannya.Sahabatnya Bruno tengah berbicara tentang suatu hal yang membosankan mengenai bisnis mereka yang ada di Scotland. Anthony tidak butuh nasehat dari temannya itu, karena bisnis mereka jelas menjadi salah satu alasan mengapa Scotland masih bergantung kepada Anthony.Tidak ada pihak yang bisa menghalanginya. Karena jaringan bisnis Anthony telah meluas di sepanjang negara Eropa.Ya, Anthony adalah seorang mafia sekaligus CEO perusahaan yang bergerak dalam bidang pengadaan berlian, resort dan teknologi.Tidak akan ada yang bisa menangkapnya karena sebagian besar para pengusaha di benua Eropa menggunakan jasa Anthony. Teknologinya yang berbasis keamanan rumah dan perusahaan jelas sangat berguna bagi para pembisnis kancah dunia.Dan untuk pekerjaan kotor Anthony, dia menjalankan pekerjaan untuk pengadaan pembunuha

  • Terperangkap Obsesi Mafia   Bab 5

    Itu dimulai dengan suara alarm yang membangunkan pagi Rene, hari terakhir di Scotland dan dia sangat antusias untuk kembali pulang ke rumahnya.Rene melihat kasur Kate yang sudah kosong, itu artinya Kate sudah mulai mencari sarapan.Pesta yang diselenggarakan di bar itu sangat luar biasa, Rene hampir terbawa suasana untuk ikut mabuk tapi untungnya Orlan mencegahnya.Mengenai Orlan, kekasihnya itu benar-benar orang yang sangat baik hati. Dirinya tidak segan-segan menasehati bahkan mengantarkan teman-teman mereka pulang kembali ke hotel dengan selamat.Setelah mereka memastikan semua teman-temannya masuk ke dalam kamar mereka, Orlan mengantar Rene sampai ke kamar Rene. Mencium dahinya dan mengucapkan selamat malam dengan suara beratnya.Orlan tidak pernah mabuk, hampir tidak pernah mabuk jika itu di dekat Rene. Yang Rene ketahui, Orlan tidak ingin mabuk disampingnya karena Rene pasti akan merasa tidak nyaman.Ucapan Orlan kembali m

  • Terperangkap Obsesi Mafia   Bab 6

    Cuaca yang cerah di Scotland tidak terasa menyenangkan bagi Dyana. Saat ini dirinya tengah berada di sebuah jalanan kota yang terhimpit oleh sesaknya gedung-gedung pencakar langit.Dyana bersenandung sedih dalam perjalanannya menuju tempat masa kecilnya itu.Kepergian Dyana jelas tidak diketahui oleh siapapun bahkan oleh Jason kekasihnya. Mungkin sebentar lagi akan ada cekcok diantara mereka berdua tapi Dyana tidak peduli.Dia hanya ingin melihat rumah yang menjadi tempat dirinya tumbuh, melihat adiknya dan melihat neneknya.Lamunannya terbawa oleh masa kelam dimana lima tahun yang lalu, saat usianya baru tujuh belas tahun dirinya menjadi tulang punggung keluarganya.Ayahnya terlalu brengsek dan ibunya harus menanggung segala rasa sakit karena menikahi pria yang berhati seperti iblis.Ibunya meninggal ketika Dyana berumur sepuluh tahun, meninggalkan Dyana untuk mengurusi adik dan neneknya.Dyana putus sekolah saat itu, kerja serabutan demi memberikan hidup yang layak untuk adik perempu

  • Terperangkap Obsesi Mafia   Bab 7

    Saat itu, hampir tiga bulan Dyana terperangkap dalam jerat kehidupan Jason. Dyana yang terpenjara tidak pernah boleh keluar dari mansion. Tidak boleh berbicara pada siapapun selain orang-orang yang dipercaya dan dikenal oleh Jason.Rasa itu membuatnya gila, Dyana gila karena terperangkap dalam kemewahan bukanlah hidupnya. Hidupnya selama ini bebas, tidak dipenuhi aturan yang mengekang.Tapi bersama Jason? Dia tidak boleh memiliki kebebasan itu semua. Hanya Jason yang boleh menentukan hidup Dyana.Karena sudah muak dengan segalanya, termasuk dengan Jason yang bungkam pada hubungan mereka akhirnya Dyana pergi dari mansion, kabur tanpa membawa apapun selain telepon dan dompet miliknya.Dyana tidak peduli lagi mengenai Jason yang marah, Dyana tidak peduli lagi jika pada akhirnya adiknya atau neneknya akan sengsara lagi karena ulahnya. Sebab pada akhirnya Dyana lah yang menanggung emosi dan tekanan batin.Mansion mewah itu sendiri berada di salah satu pulau pribadi di Scotland dan dikelilin

  • Terperangkap Obsesi Mafia   Bab 8

    Dyana berhenti untuk mengambil napasnya, sesak di rasakan olehnya. Airmatanya memupuk menyedihkan.Saat itu pintu toko bunga terbuka, adik Dyana, Jessica terlihat sedang menata ulang bunga-bunga yang segar itu.Jessica terlihat cantik, dia sudah tumbuh menjadi gadis dewasa. Dan Dyana tidak pernah bisa melihat perubahannya.Dyana tercekat karena kenyataan itu, adiknya tidak pernah tahu pekerjaan apa yang dilakukan olehnya. Adiknya hanya tahu bahwa Dyana tidak bisa menemuinya, sampai batas waktu yang ditentukan.Jason hanya memperbolehkan Dyana menghubungi adiknya itu ketika Jason ada di sampingnya. Jadi komunikasi mereka tidak pernah seintensif itu.Jessica sangat sehat, tumbuh tinggi dengan rambut hitam legamnya yang luar biasa.Dyana ingin mendekat, mengusapkan tangannya ke rambut adik perempuannya itu tapi dia tidak bisa melakukannya.Tangisan Dyana membuat Jessica seperti bisa merasakannya, Jessica terlihat menoleh ke sekelilingnya. Dan saat itu Jessica berbalik, menatap Dyana yang

  • Terperangkap Obsesi Mafia   Bab 9

    "Pak, seseorang mengirimkan hadiah untukmu."Alex yang saat itu tengah berjalan keluar dari koridor dihentikan oleh seorang murid yang mengatakan bahwa dia mendapatkan sebuah bunga dari seseorang.Alex tersenyum, "dari siapa itu Tommy?""Entahlah... Dia tidak mengatakan apapun dan hanya ingin kau mengambilnya."Senyum Alex hilang dan digantikan dengan tatapan cemas."Tommy, apa yang sudah ku katakan padamu? Jangan pernah berbicara dengan orang asing, apalagi mau diberikan sesuatu oleh orang asing.""Tapi dia bukan orang asing Pak.""Apa maksudmu?""Dia mengatakan sangat mengenalmu dan itu jelas untukmu. Alex Mylson."Kerutan di dahi Alea kembali terlihat."Apa lagi yang dia katakan?""Dia mengatakan bahwa kau sudah memenuhi janjimu untuk menjadi guru dan itu sangat keren!"Mendengar hal itu Alex langsung mengambil hadiah yang dipegang oleh anak muridnya itu.Dan benar saja, kata-kata dibelakang kotak hadiah itu membuat jantung Alex terhenti.Kau hebat, sudah bisa menggapai salah satu i

Latest chapter

  • Terperangkap Obsesi Mafia   Epilog

    Angin malam membuat banyak orang ragu-ragu untuk pergi ke luar dari rumahnya, tapi tidak bagi Anthony yang masih kuat untuk duduk di bangku dekat balkon.Wajahnya mengeras ketika mengingat pengkhianatan Renesmee.Wanita itu meninggalkannya, dia tidak merasa sakit sama sekali. Tapi wanita itu dengan beraninya meninggalkan anak-anaknya.Alan dan Rosseanne akhir-akhir ini sering menangis tanpa sebab, ketika Anthony membawa dokter ke rumah. Mereka mengatakan padanya bahwa anak-anaknya mengalami demam.Anthony langsung membenci Renesmee saat itu, dia bukan hanya menyakiti hati dan fisiknya. Tapi Rene juga menyakiti anak-anaknya.Anthony masih mengingat bagaimana Rene yang menusuk pisau ke arah paha kakinya. Rene menyakitinya dan pergi dari pulau ini dengan sembrono, meninggalkan dirinya dan anak-anak mereka.Janji yang mereka buat, cinta yang mereka gaungkan di setiap sisi pulau hanyalah sebuah fiksi.Rene tidak pernah mencintainya, dia membohongi semuanya. Dia berpura-pura dan berakting

  • Terperangkap Obsesi Mafia   Bab 103

    Rene berjalan menuju sisi taman yang basah, hujan deres yang mengguyur kota membuat beberapa jalanan tergenang air.Jaket yang Rene kenakan tidak bisa menghalangi dinginnya udara atau mungkin kelembaban udara yang menusuk kulitnya.Rene menatap beberapa orang yang juga sedang berjalan sambil memegang kopi panas atau beberapa anak-anak yang memainkan bermain air hujan dengan menciprati temannya yang lainnya.Rene tersenyum melihat pemandangan itu, ulu hatinya nyeri melihat raut polos anak-anak yang sedang bermain tanpa adanya beban. Rene bertanya-tanya apakah anak-anaknya akan seperti itu juga?Ataukah Anthony membesarkan kedua anaknya dengan cara yang berbeda? Bisakah anak-anaknya hidup normal seperti anak-anak lainnya?Pikiran itu membuatnya pusing dan pada akhirnya dia memilih duduk di bangku taman yang tidak terkena air sama sekali.Rene menyadari sudah hampir satu bulan sejak dirinya pergi dari pulau.Dan sampai hari ini, belum ada tanda-tanda Anthony mencari keberadaannya. Rene b

  • Terperangkap Obsesi Mafia   Bab 102

    "Apa kau ingin di temani?" Kalimat penuh tanda tanya itu dilontarkan oleh Orlan ketika mereka sampai di tempat yang telah dijanjikan oleh ibu Rene untuk bertemu dengannya."Aku tidak butuh di temani, kau tahu aku sudah dewasa." Jawab Rene dengan senyum mencoba meyakinkan Orlan.Orlan memandanginya dengan tidak yakin, Rene tahu bahwa pria itu sangat khawatir kepadanya dan inilah yang dia selalu lakukan setiap saat.Desahan napas Orlan yang terlihat kecewa membuat Rene sedikit merasa menyesal. Tapi dengan anggukan kecil itu, Rene tahu bahwa pria yang ada di hadapannya ini akan menyadari betapa pentingnya pertemuan ini."Aku akan duduk di sebrang sana dan jika kau merasa tidak nyaman atau terjadi sesuatu. Aku mohon untuk memanggilku. Apa kau mengerti?"Rene mengangguk dan dengan itu Orlan mengecup telapak tangannya dengan lembut. Dia pergi dan meninggalkan Rene sendirian disana.Rene duduk di tempat yang sudah dia dan ibunya sepakati, jam dinding sudah menunjukan waktu bahwa ibunya akan

  • Terperangkap Obsesi Mafia   Bab 101

    Rene melihat dirinya melalui cermin yang ada di kamarnya. Rene bisa melihat bayangan dirinya yang lesu, memiliki lingkaran hitam di matanya dan pucat.Akhir-akhir ini mimpi tentang pulau itu, Anthony dan anak-anaknya menghampirinya setiap kali Rene memejamkan matanya.Dalam mimpi itu, Rene bisa melihat anak-anaknya dan Anthony saling menatapnya dengan penuh kebencian. Mereka menggumamkan kata-kata yang tidak dapat di dengar oleh Rene, tapi jelas Rene bisa merasakan rasa sakit mengendap di hatinya ketika dia melihat wajah-wajah mereka.Mengerti bahwa tidurnya tidak akan nyenyak karena dihantui oleh wajah-wajah itu, Rene akhirnya memutuskan untuk terjaga semalaman dengan membaca buku-buku yang dia bawa dari rumahnya.Sampai saat ini belum ada tanda-tanda Anthony mencarinya. Dia sempat khawatir bahwa apa yang dia lakukan saat itu mungkin membuat Anthony terluka parah.Kenangan sebelum Rene kabur terlintas di kepalanya. Dia benar-benar tidak pernah merencanakan untuk menusuk kaki Anthony

  • Terperangkap Obsesi Mafia   Bab 100

    "Apa sudah selesai semuanya? Kau sudah mengemasi barang-barang yang kau butuhkan?"Rene mengangguk dan menunjukkan pada Orlan tas kecil yang selalu menjadi kesukaannya. Rene tersenyum kepada Orlan, "hanya ini saja barang-barang yang ku butuhkan.""Di tas sekecil itu?"Orlan dengan tatapan tak percaya bertanya kepada Rene yang terlihat bahagia."Aku hanya butuh kenangan-kenangan tentang bibi Shelly dan dirimu."Orlan tersenyum melihat tingkah Rene, bagaimana pun dia terlihat bahagia.Rene sudah melalui semua yang terjadi dengan tabah dan kuat, maka Orlan harus terus mendukungnya.Orlan memang merindukan Renesmee yang selalu tersenyum dan bahagia. Tapi kini semuanya perlu waktu, Rene perlu waktu untuk bisa terus menghilangkan rasa traumanya."Kau yakin hanya butuh itu?""Aku yakin."Orlan mengangguk dan segera setelah itu mereka pergi dari rumah Rene.Rene melihat rumah itu lagi setelah Orlan menguncinya."Aku akan sangat merindukan rumah ini.""Aku tahu. Tapi aku yakin kau tidak aman j

  • Terperangkap Obsesi Mafia   Bab 99

    Rene akhirnya kembali mencoba berjalan menuju kamarnya, ketika dia membuka kamarnya, semuanya masih sama seperti terakhir kali dia pergi.Sprei, selimut hingga bantal yang terdapat di kasur kamar itu tidak berubah sama sekali.Dan untuk yang pertama kalinya, Rene merasakan kerinduan mengenai dirinya yang dulu.Dia pikir akan lebih muda baginya untuk melupakan masa lalunya tapi dengan melihat kamar ini, dia tahu bahwa tidak semudah itu melepas apa yang pernah dia rasakan.Rene mendekati meja kamarnya, melihat foto mesranya dengan Orlan. Bukan hanya satu melainkan beberapa foto yang menunjukkan kasih sayang mereka berdua.Rene tersenyum, dia mengusap foto itu. Rene masih bisa mengingat setiap kejadian dalam foto itu.Foto kencan pertama mereka, diambil ketika Orlan dan dirinya pergi ke kota untuk membeli buku-buku yang diinginkan Rene.Orlan melihat Rene masih terdiam sambil menggenggam foto itu dengan jemarinya."Kau ingat foto itu?""Tentu saja, ini foto kencan pertama kita."Orlan me

  • Terperangkap Obsesi Mafia   Bab 98

    Pintu mobil milik Orlan dibuka oleh Renesmee, dia diperbolehkan pulang setelah lama diperiksa di rumah sakit.Orlan dengan hati-hati menuntunnya dan dia kembali melihat rumah yang di tempati olehnya dan bibi Shelly. Rumah itu terasa asing, padahal Rene telah dibesarkan dan tinggal di rumah ini dengan kurun waktu yang sangat lama.Lebih lama daripada di pulau itu, tapi Rene merasa tidak dapat mengenali rumahnya sendiri.Orlan dan dia memasuki halaman rumahnya, terlihat kotor dan tidak terawat karena memang setelah bibinya meninggal, tidak ada lagi yang membersihkan halaman dan rumput-rumput di sekelilingnya.Rene melihat pohon besar di sisi kanan rumah yang kini gugur daunnya, dia mengenang masa-masa ketika bibinya dengan penuh perhatian akan membiarkannya bermain boneka atau bahkan ayunan sambil memasakkan makanan kesukaannya di dapur. Jika bibinya telah selesai masak, biasanya pintu jendela akan dibuka dan dengan wajah yang penuh cinta, bibinya akan memanggil Rene untuk makan.Kenang

  • Terperangkap Obsesi Mafia   Bab 97

    Orlan mendatanginya lagi ketika matahari sudah berada di tengah-tengah kota. Seragam Orlan yang menjadi pusat perhatian Rene untuk pertama kalinya.Dia begitu tampan dan dewasa begitu mengenakan pakaian kerjanya itu, tapi ada beberapa rasa sedih dan lelah yang bisa Rene lihat dari raut wajah dan mata Orlan."Kau terlihat bagus dengan seragam itu." Ucap Rene lemah ketika Orlan tidak kunjung mendekatinya atau bahkan mengatakan sesuatu untuk menyapanya."Kau tidak tidur lagi?""Aku tidur.""Jangan berbohong padaku Renesmee."Renesmee?"Aku tidak bisa tidur." Ungkap Rene dengan lemah."Aku takut jika aku tertidur, semua ini hanya akan menjadi mimpi."Itu bohong.Dia tahu bahwa tidak mungkin ini semua adalah mimpi.Rene hanya takut bahwa jika dia tertidur, dia akan melihat gambaran kehidupannya ketika berada di pulau itu."Mereka menempatkan polisi-polisi di luar karena mereka peduli terhadap kenyamanan mu. Tidak akan ada yang menyerangmu. Tidak ketika ada aku disini bersamamu."Orlan meme

  • Terperangkap Obsesi Mafia   Bab 96

    Beberapa tahun kemudianRasanya sakit, Rene benar-benar kesakitan.Sakit di semua bagian tubuhnya.Dia berpikir bahwa kegelapan itu mungkin adalah pertanda bahwa dia telah mati.Tapi dia sadar bahwa dia belum mati.Ada suara seseorang yang berteriak memanggilnya."Rene!"Dia mencoba mencari tahu arah suara itu dan siapa yang sedang berteriak kepadanya."Rene kau harus bangun! Kau tidak boleh mati!""Aku mencintaimu!""Kita berdua akan baik-baik saja, aku berjanji padamu!"Dan saat itulah Rene membuka matanya, dia berada di ruangan serba putih dan bau obat-obatan menyeruak di setiap sudut ruangan itu.Tidak di ragukan lagi bahwa itu adalah rumah sakit, tapi mengapa dia sampai di rumah sakit?Rene bangun dan melihat jendela yang ada di sampingnya, jendela itu mengarah ke gedung-gedung tinggi.Dan ketika dia mengelus perutnya, itu sudah datar. Tidak ada lagi benjolan kehidupan dalam dirinya.Rene mulai panik dan mencoba berpikir sedemikian rupa mengenai apa yang terjadi padanya.Apa yang

DMCA.com Protection Status