Saat itu, hampir tiga bulan Dyana terperangkap dalam jerat kehidupan Jason. Dyana yang terpenjara tidak pernah boleh keluar dari mansion. Tidak boleh berbicara pada siapapun selain orang-orang yang dipercaya dan dikenal oleh Jason.Rasa itu membuatnya gila, Dyana gila karena terperangkap dalam kemewahan bukanlah hidupnya. Hidupnya selama ini bebas, tidak dipenuhi aturan yang mengekang.Tapi bersama Jason? Dia tidak boleh memiliki kebebasan itu semua. Hanya Jason yang boleh menentukan hidup Dyana.Karena sudah muak dengan segalanya, termasuk dengan Jason yang bungkam pada hubungan mereka akhirnya Dyana pergi dari mansion, kabur tanpa membawa apapun selain telepon dan dompet miliknya.Dyana tidak peduli lagi mengenai Jason yang marah, Dyana tidak peduli lagi jika pada akhirnya adiknya atau neneknya akan sengsara lagi karena ulahnya. Sebab pada akhirnya Dyana lah yang menanggung emosi dan tekanan batin.Mansion mewah itu sendiri berada di salah satu pulau pribadi di Scotland dan dikelilin
Dyana berhenti untuk mengambil napasnya, sesak di rasakan olehnya. Airmatanya memupuk menyedihkan.Saat itu pintu toko bunga terbuka, adik Dyana, Jessica terlihat sedang menata ulang bunga-bunga yang segar itu.Jessica terlihat cantik, dia sudah tumbuh menjadi gadis dewasa. Dan Dyana tidak pernah bisa melihat perubahannya.Dyana tercekat karena kenyataan itu, adiknya tidak pernah tahu pekerjaan apa yang dilakukan olehnya. Adiknya hanya tahu bahwa Dyana tidak bisa menemuinya, sampai batas waktu yang ditentukan.Jason hanya memperbolehkan Dyana menghubungi adiknya itu ketika Jason ada di sampingnya. Jadi komunikasi mereka tidak pernah seintensif itu.Jessica sangat sehat, tumbuh tinggi dengan rambut hitam legamnya yang luar biasa.Dyana ingin mendekat, mengusapkan tangannya ke rambut adik perempuannya itu tapi dia tidak bisa melakukannya.Tangisan Dyana membuat Jessica seperti bisa merasakannya, Jessica terlihat menoleh ke sekelilingnya. Dan saat itu Jessica berbalik, menatap Dyana yang
"Pak, seseorang mengirimkan hadiah untukmu."Alex yang saat itu tengah berjalan keluar dari koridor dihentikan oleh seorang murid yang mengatakan bahwa dia mendapatkan sebuah bunga dari seseorang.Alex tersenyum, "dari siapa itu Tommy?""Entahlah... Dia tidak mengatakan apapun dan hanya ingin kau mengambilnya."Senyum Alex hilang dan digantikan dengan tatapan cemas."Tommy, apa yang sudah ku katakan padamu? Jangan pernah berbicara dengan orang asing, apalagi mau diberikan sesuatu oleh orang asing.""Tapi dia bukan orang asing Pak.""Apa maksudmu?""Dia mengatakan sangat mengenalmu dan itu jelas untukmu. Alex Mylson."Kerutan di dahi Alea kembali terlihat."Apa lagi yang dia katakan?""Dia mengatakan bahwa kau sudah memenuhi janjimu untuk menjadi guru dan itu sangat keren!"Mendengar hal itu Alex langsung mengambil hadiah yang dipegang oleh anak muridnya itu.Dan benar saja, kata-kata dibelakang kotak hadiah itu membuat jantung Alex terhenti.Kau hebat, sudah bisa menggapai salah satu i
Dyana berjalan dengan tatapan kosong di bawah ruko-ruko yang menjulang tinggi itu, disisi kanannya kantong plastik yang berisi barang-barang pokok untuk keluarganya terasa berat.Nyonya Merlin memberikan banyak uang dan bonus tambahan untuk Dyana, sehingga kali ini tidak butuh lama bagi dirinya untuk bisa membawakan adiknya makanan yang layak.Saat dirinya sampai di depan rumah, Dyana membuka pintu dan melihat adiknya menangis. Jessica menangis karena neneknya yang sedang memukulinya."Apa-apaan ini?!" Teriak Dyana menghentikan neneknya. Neneknya menghentikan pukulannya pada adik Dyana tapi dia bisa melihat neneknya menahan amarah yang teramat sangat begitu dia melihat Dyana."Jadi kau sudah pulang hah?!" Raung neneknya.Neneknya menghampiri Dyana, memegang erat jaket yang dipakai Dyana."Mengapa kau melakukan ini Dyana? Katakan pada nenek mengapa kau tega melakukan ini pada kami! Apakah aku pernah mengajarimu melakukan hal yang menjijikan seperti ini?!" Teriak neneknya sambil menangi
Saat menyadari bahwa Dyana tidak beranjak sama sekali dari tempat duduknya saat itulah Alex kembali bertanya."Apakah kau tidak ingin pulang ke rumah atau bagaimana?""Aku punya.""Lalu?""Aku tidak bisa pulang.""Tapi mengapa?"Melihat Dyana yang hanya diam, Alex menghembuskan napasnya."Jika kau tidak ingin mengatakan alasannya tidak apa-apa, aku bisa mengerti-""Karena aku diusir." Potong Dyana."Aku tidak bisa pulang ke rumah ku saat ini karena nenek ku sudah tidak ingin melihat wajahku lagi.""Oh...""Aku sudah tidak punya siapapun selain nenek dan adik perempuan ku tapi saat ini mereka tidak bisa menerimaku."Alex yang masih duduk mulai bersandar dan mengubah posisinya seperti Dyana."Tapi apa alasannya? Mengapa nenekmu tidak ingin melihatmu padahal kau adalah cucunya?"Dyana tidak ingin membicarakan ini dengan siapapun terutama dengan pria asing yang baru dikenalnya itu, tapi dia entah mengapa bisa merasakan keamanan aneh dari pria yang sudah berada di sampingnya ini."Karena ak
Alex mengajaknya pergi ke rumah temannya, disana Dyana diberikan kamar untuk berteduh selama satu bulan.Dan selama satu bulan itu hubungan Alex dan Dyana menjadi dekat. Alex juga menjadi alasan utama mengapa Dyana menjadi penjaga toko di toko milik bibi Alex.Memang uang yang didapatkan Dyana tidak seberapa ketimbang pekerjaan dulu, tapi Dyana senang bisa membuktikan bahwa dia mampu melakukan pekerjaan yang baik.Dyana sering mampir ke sekolahan adiknya hanya untuk memberikannya uang. Adiknya awalnya menangis tapi Dyana meyakinkan bahwa dia akan segera pulang menemuinya.Dan ketika dua bulan, Dyana pergi dari rumah yang disediakan itu. Menyewa sebuah kamar di dekat kota dan dekat dengan toko milik bibi Alex.Saat itu pula lah Alex dan Dyana menjalin hubungan. Alex lebih tua tiga tahun dari Dyana, yang membuatnya menjadi gadis yang sangat pengertian.Alex menyemangatinya, selalu menjadi bahu untuknya bersandar dan selalu memberikan alasan mengapa Dyana harus hidup dengan baik.Bulan be
Masa lalu DyanaDyana berhasil menyelamatkan neneknya, walau dengan cara yang salah dan Dyana tahu jika neneknya mengetahui semuanya dia akan semakin membenci Dyana. Tapi Dirinya tidak peduli, tidak ketika nyawa neneknya hanya bisa diselamatkan dengan uang curian.Jessica masih tertidur, di pangkuan Dyana. Mereka menunggu di koridor rumah sakit. Airmata ketakutan masih ada di mata adiknya, beberapa kali Dyana harus mengelus atau sekedar menepuk punggung adiknya agar mimpi buruk yang datang kepada gadis itu sirna.Dirinya sendiri merasa lelah, kepalanya berdenyut. Dyana hampir tidak makan atau minum apapun setelah mendengar neneknya masuk rumah sakit.Kebingungan melandanya, jika neneknya bangun apakah Dyana harus tetap disini bersama adiknya dan pergi menemui neneknya? Sedangkan neneknya saja tidak ingin menemuinya sama sekali.Ketika Dyana ingin memejamkan matanya, langkah kaki yang begitu tergesa-gesa mengganggunya. Dia membuka mata untuk melihat banyaknya pria bertubuh besar."Siala
Dyana hanya duduk saja selama beberapa saat, tapi kemudian Jason datang. Membuka jas mahalnya dan kemudian telanjang."Kau tahu kan apa yang harus kau lakukan?""Tidak, aku tidak tahu. Tuan kau sepertinya salah, dengar aku bukanlah wanita murahan dan kau harus tahu itu. Aku tidak suka melayani pria seperti mu atau bahkan bercinta dengan orang seperti mu karena aku bukan pelacur!"Jason mendekati Dyana mencengkram rambutnya dan tiba-tiba menyuruhnya duduk, Dyana dengan paksa disuruh membuka mulutnya dan mengambil milik Jason ke mulutnya.Tentu saja Dyana tersedak saat pria itu memaksanya, Jason tidak peduli dengan suara gerakan dari Dyana dan terus memaksanya untuk melakukan pekerjaan kotor itu.Jason sendiri mengambil tubuh Dyana dan secara mengejutkan memaksa jarinya untuk masuk ke dalam tubuh Dyana. Dyana tercekat dan bahwa berteriak."Jadi kau masih perawan huh?"Dyana tidak bisa menjawab apapun dan hanya bisa menggumamkan kata-kata aneh meminta Jason untuk berhenti.Namun Jason sep