"Ayo ciuman, Kyle."Luana kembali menegaskan untuk berciuman. Itu karena ia benar-benar khawatir jika kondisi Kyle semakin memburuk karena menolak ciuman dengannya, maka tuan Ivander akan memberi hukuman pada Luana, jadi Luanaharus memaksa Kyle untuk berciuman di sini.Demi keselamatan mereka berdua."Nggak mau."Sialnya, Kyle langsung menolak tawaran Luana tanpa berpikir dua kali. "Kenapa lagi, Kyyy???"Gemas, Luana pun bertanya."Gak mood," jawab Kyle, seraya mengalihkan pandangan sehingga membuat luana semakin gemas saja!"Alasan macam apa itu?" keluh Luana, tapi Kyle malah membuang pandang, seakan tetap teguh pendirian bahwa tidak akan ciuman. "Ini bukan masalah mood atau nggak mood, ini demi kesehatan kamu, Kyle!" seru Luana dengan frustasi, tak mengerti lagi apa alasan Kyle kembali menolak berciuman.Kyle, alih-alih menjawab, malah menatap lurus pada Luana. "Lo kuatir beneran sama gue, atau lo cuma takut sama konsekuensi yang harus lo hadapi kalo gue jatuh sakit karena ngga
"Yaudah, coba ke sini."Kyle akhirnya setuju untuk berciuman, dia menjawab sambil memberi tahu di mana rumah sakit dia dirawat, sehingga Luana segera memesan grab dan menuju ke sana.Begitu gadis itu sampai di kamar VIP yang disebutkan oleh Kyle, Luana segera masuk dan terkejut saat melihat bahwa kondisi Kyle ternyata lebih parah dari yang ia kira."Kyle! Ya ampun, astaga, kondisi kamu...."Gadis itu segera berlari ke arahnya dan memegang tangan Kyle yang terulur padanya, sementara itu Kyle menoleh pada Karios yang berdiri di dekat pintu dan memberi perintah singkat."Karios, keluar."Kini setelah karios keluar, tinggal berdua di kamar yang luas itu, Kyle masih memegang tangan Luana yang kini duduk di kursi sebelah ranjangnya dan memandang gadis itu dengan seringai nakal di wajahnya."Lo kalo lagi kayak gini, kayak perhatian banget sama gue tau nggak."Kyle berkomentar santai, sedangkan Luana yang tak bisa tidak panik melihat luka-luka dan perban di kepalanya, segera menawarkan sesuat
Perban di kepalanya lepas, tapi wajah remaja tampan itu yang tadi pucat dan tampak kelelahan, kini terlihat cerah dan penuh energi.Senyumannya merekah dengan begitu indah, Kyle menyugar pelan rambutnya yang acak-acakan dengan senyum nakal, seakan-akan bangga dengan apa yang sudah terjadi di antara mereka. Sementara Luana, yang tak sanggup melihat rambut dan perban di kepala Kyle yang ia rusak, mengalihkan pandangan dengan malu.Kyle yang tampak bahagia, menarik tubuh Luana mendekat, melingkarkan tangannya di pinggang gadis itu dan berbisik dengan suara menggoda."Lihat. Gue udah sembuh total sekarang, lo boleh pulang, Luana."Luana yang tak berani melihat wajahnya sampai akhir, mengangguk sambil menundukkan kepala dan segera kabur dari ruangan VIP itu."B-baik!" teriaknya. Luana membuka pintu dengan panik dan lari keluar, meninggalkan Kyle yang tertawa terbahak-bahak seakan sedang menertawakan gadis itu yang sedang salah tingkah karena ciuman mereka beberapa waktu yang lalu.Luana
"Kalo gue ubah jadwalnya, lo mau nggak pulang sama gue dan ngehabisin malam minggu sama gue?"Kyle malah bertanya dengan tatapan serius.Luana yang tetap tak percaya bahwa Kyle memiliki kuasa sebesar itu di sekolah sampai bisa mengundurkan sebuah jadwal ujian, hanya mengendikkan bahu."Emmmm, entah, ya? Lihat dulu nanti deh," jawab Luana. Gadis itu bahkan mengatakan kepada Kyle kalau akan mengabulkan apa pun keinginan dia, jika berhasil mengubah jadwal ujian.Kyle tersenyum dengan percaya diri dan berkata."Lihat aja nanti, Lun."Luana hanya tertawa, masih tak percaya bahwa dia bisa melakukan itu.Namun, Kyle sepertinya bukan orang yang suka bermain-main dalam kata-kata, karena menjelang pulang sekolah, guru mengumumkan bahwa ujian senin besok diundur menjadi hari rabu.Luana yang masih shock dengan pengumuman yang tidak masuk akal itu, hanya bisa melongo. Sedangkan Kyle, hanya tersenyum menang padaku sambil mengangkat satu alisnya."Lun, jadwalnya udah berubah, kan? Ayo pulang ke ru
"Yaudah, yaudah. Kita nonton di sini," ujar Luana, memilih untuk mengalah.Kyle hanya tertawa dan menepuk-nepuk puncak kepala Luana, terlihat puas. Dia berkata bahwa mereka berdua bisa selfie bersama untuk mengabadikan kecantikan Luana. Sepertinya Kyle berniat menghibur, karena benar, setelah Luana selfie bersama Kyle, gadis itu merasa moodnya sedikit membaik."Ini bagus!" seru Luana, memandang hasil foto-foto kami di ponsel sambil tersenyum sendiri, Kyle terlihat sangat tampan seperti biasa, tapi Luana juga tak kalah cantik."Udah, jangan liat foto terus, ayo nonton," ucap Kyle seraya menyalakan TV ketika melihat Luana yang tak henti hentinya menatap layar ponsel. "Oke!" jawab Luana, menyimpan ponselnya. Luana sudah berpikir bahwa kita akan menonton film romantis karena ini konsepnya adalah menghabiskan malam minggu, tapi di luar ekspektasi, Kyle ternyata mengajak Luana menonton film horor!"H-hah? Ky... Serius?"Luana sudah berkeringat dingin sejak film diputar."Lo takut? Kenapa
Luana tergagap saat melihat siapa yang kini ada di depannya. 'kak...Venus?"Venus, yang entah bagaimana tahu bahwa Luana sedang di rumah, menyapa dengan ramah tanpa tahu apa yang terjadi. "Hai, Lu. Ehm, minggu ini mau nggak jalan lagi sama aku dan teman-teman?""Wah, ke mana, Kak? Aku mau, Kak."Luana langsung menjawab dengan penuh semangat tentunya, sehingga ekpresi Venus semakin cerah."Oke, karena kamu udah setuju, kalo gitu gimana kalo kita.... "Sayang, sebelum Venus selesai bicara, Kyle tiba-tiba datang dari belakang dan melingkarkan lengannya di pinggang Luana, memeluk gadis itu dari belakang sambil memanggil namanya. "Lun."Remaja itu memanggil namanya dengan nada malas tapi sedikit manja, juga sensual. "K-Kyle?"Aku menoleh dengan terkejut, pipinya memerah atas panggilan Kyle.Luana segera berusaha menyingkirkan lengan Kyle dari pinggangnya, saat melihat ekspresi terkejut Venus.Belum sempat Luana menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi antara dirinya dan Kyle kepada V
"Pak Nathan, saya ingin berhenti bekerja sebagai penyembuh Kyle!"Sampai di kantor tuan Ivander, Luana tidak bisa bertemu ayah Kyle itu dan kedatangannya diterima oleh kaki tangan tuan Ivander, pak Nathan.Begitu bertemu pak Nathan, Luana langsung mengutarakan maksud kedatangannya, yaitu berhenti dari pekerjaan ini."Hm, Luana? Ada masalah apalagi?"Pak Nathan yang merupakan pengganti sementara tuan Ivander, sepertinya sangat tahu bahwa Luana dan Kyle sering berkonflik sehingga mengatakan hal seperti itu."Pokoknya saya sudah nggak kuat lagi menghadapi Kyle, karena itu saya minta berhenti, Pak!" jawab Luana, menggebu-gebu."Wah, gimana, ya. Sekarang tuan Ivander masih sibuk di luar negeri. Saya nggak bisa memutuskann. Bagaimana kalau untuk sementara, sebagai solusi, kami hanya akan mengambil darahmu untuk menyembuhkan Gerald? Dan untuk keputusan kamu jadi diberhentikan atau tidak, kita menunggu tuan Ivander."Pak Nathan, seperti yang diharapkan dari seorang kaki tangan tuan Ivander, m
Luana yang awalnya merasa khawatir karena melihat Kyle yang hanya terlihat menaruh kepalanya di meja saat jam pelajaran, memutuskan untuk berhenti peduli.Mengingat bagaimana baru tadi malam darah Luana diambil untuk diberikan kepada Kyle, Luana memandang remaja itu dengan bibir mencibir."Dasar, lama-lama mirip vampir dia, makannya darah."Luana diam-diam menggerutu. Wajah Kyle terlihat semakin pucat dan pucat, tapi Luana benar-benar berusaha tidak mau peduli. Gadis itu takut jika dekat lagi dengan Kyle, Kyle akan merusak hubunganku dengan Venus.Setelah terakhir kalinya Luana melihat wajah pucat Kyle, gadis itu tak pernah melihat dirinya masuk sekolah lagi. Orang-orang yang biasanya mengambil darah Luana secara rutin pun berhenti, Luana pikir, Kyle akhirnya sembuh dari kutukannya."Baguslah, aku nggak perlu kerepotan lagi saat disuntik," ucap Luana, mengelus lengan bekas suntikan setiap kali bawahan tuan Ivander mengambil darahnya. ***Saat Luana dan Kyle saling menjauh, hubunga
Setelah diam beberapa saat, dengan suara berat Kyle menjawab. "Sebenarnya itu juga hal yang terus mengganggu pikiranku beberapa hari ini, Rion. Masalah tentang jika suatu hari Luana ingin mengandung buah cinta kami berdua." "Astaga, lalu apakah Anda sudah menemukan jalan keluar, Tuan?" Dengan sangat berat hati, Kyle menggeleng. "Enggak. Ehm, untuk saat ini belum. Aku sama sekali nggak menemukan jalan keluar atas masalah itu." Kyle berkata seraya mengusap wajahnya dengan gerakan kasar menandakan betapa putus asanya dirinya. Pria itu sama sekali tidak masalah jika tak bisa memiliki keturunan untuk menjaga Luana dari kematian, tapi bagaimana dengan Luana? Gadis itu mungkin saja memiliki pemikiran berbeda. Itulah yang dikhawatirkan oleh Kyle. "Jadi ... apakah Anda akan menyerah untuk menikah dengannya? Karena jika menikah maka masalah itu pasti ..." "Aku tetap nggak akan menyerah untuk menjadikan dirinya istriku. Tapi tentang masalah mengandung bayiku setelah kami menikah ters
"Ah, Tuan."Tiba-tiba Rion teringat kembali tentang percakapannya dengan ayah Kyle tadi pagi tentang cinta Kyle kepada Luana sehingga ingin bertanya sedikit kepada bos-nya tersebut."Menurut Anda, apakah jika kalian sudah menikah besok, Anda akan membiarkan Luana meninggal demi melahirkan buah hati Anda?"Pertanyaan ringan dari Rion tersebut serta merta membuat Kyle menutup dengan keras map yang sedang dibacanya dan menghadiahi Rion tatapan tajam."Apa maksudmu?"Kyle bertanya dengan suara dingin yang membuat Rion seketika gelagapan karena tak menyangka kalau Kyle akan bereaksi seperti itu.Dia buru-buru menggeser kursi di depan meja Kyle dan duduk dengan ekspresi pucat."Tolong jangan tersinggung atas ucapan saya, Tuan. Saya hanya tiba-tiba teringat akan ibu Anda melihat kemesraan Anda dan Luana tadi. Saya berpikir ... mungkin ayah dan ibu Anda dulu juga semesra ini hubungannya, sebelum akhirnya ibu Anda meninggal dunia," ralat Rion buru-buru.Rion menyembunyikan maksud sebenarnya da
Rion ingin berkata bahwa cinta Kyle kepada Luana tidaklah sedangkal itu, dia bahkan rela menghancurkan dunia demi bisa bersama dengan Luana. Rion yakin jika usaha ayah Kyle ini akan sia-sia saja bahkan jika yang datang itu Leanna yang merupakan teman masa kecil Kyle. Namun, Rion tidak bisa menjamin jika Luana lagi-lagi tahu bahwa Kyle kembali dijodohkan saat dia dalam posisi yang 'katanya' diuji sebagai menantu baik, apakah gadis itu akan bertahan?Dia bisa merasakan bagaimana putus adanya Luana jika tahu hal ini, karena itu Rion bertekad untuk menyembunyikan kabar berita ini sampai Luana selesai melakukan misinya.Rion mengepalkan tangan dan benar-benar bertekad untuk menutup sumber berita apa pun tentang hal ini dari Luana, sehingga dia bisa bekerja dengan tenang."Aku tahu mungkin kamu memandang aku sebagai orangtua egois, tapi aku benar-benar tidak ingin Kyle di masa depan akan menjadi pria menyedihkan seperti aku, karena itu aku melakukan semua ini."Rion berusaha membujuk ayah
Pagi hari di kantor. "Selamat pagi, Tuan." Luana segera berdiri dari tempat duduknya dan menyapa Kyle yang baru saja dari luar bersama dengan Rion di belakangnya. Kyle berhenti berjalan menuju ruangannya dan menoleh kepada Luana yang sedang berdiri di balik meja kerja. Pria itu berjalan mendekat dan melayangkan kecupan lembut di pipi sang gadis yang membuat Rion terperanjat kaget, sedang Kyle sendiri tersenyum penuh kasih kepada gadis mungil itu. "Maaf morning kiss-nya telat," ucapnya lembut, yang dibalas Luana dengan gelengan. "Tidak apa, saya tahu Anda sibuk." Kyle menaruh tangannya di pipi Luana dan membelai penuh kasih sayang dengan sorot mata penuh minta maaf. "Sudah makan?" "Sudah." Semenjak Luana menginap di tempat tinggal Kyle selama seminggu, Kyle memang membuat peraturan bahwa harus ada morning kiss sebelum keduanya sama-sama berangkat bekerja. Namun, karena hari ini dia sudah harus berangkat bekerja sejak pukul enam pagi maka morning kiss tersebut pun telat d
Luana menyingkirkan tangan Kyle dari pundaknya dan menarik napas panjang sambil memejamkan mata. Ini seperti disuruh memilih antara mati di tangan para hantu demi menikah dengan orang yang dicintai atau hidup dengan melepaskan satu-satunya pria yang sangat dicintainya tersebut. "Mau bagaimana lagi, Lun? Aku jugannggak punya kuasa untuk menolaknperintah ayah. Aku ingin membuktikan pada ayah kalau wanita pilihanku ini benar-benar bisa diharapkan. Kamu bisa membantu aku,'kan, Lun?" "Terima kasih atas kepercayaanmu padaku yang begitu besar ini, Kyle. Meski aku .. aku merasa nggak yakin kalau bisa mengatasi semua ini," tukas Luana dengan lemas lunglai. "Kamu pasti bisa, Lun. Kamu selalu bisa menghadapi kesulitan apa pun, jadi kali ini pun aku yakin kamu pasti bisa menyingkirkan rumor tersebut." Melihat keyakinan di mata Kyle, tiba-tiba Luana teringat akan sesuatu. "Aaah, sebentar. Kenapa nggak kamu buktikan sendiri apakah tempat itunberhantu atau enggak? Bukankah kamu berteman dengan
"K-kamu serius? Berhantu?" Luana bahkan tidak tahu sekarang harus berekspresi bagaimana, dia sudah sangat terkejut ketika diberi tahu bahwa akan dipindah kerja karena ayah Kyle yang tak ingin melihat calon menantunya dirumorkan sebagai wanita penggoda. Lalu sekarang, tempat kerja barunya adalah.. hotel berhantu? Ingin sekali rasanya Luana berteriak melontarkan pertanyaan kepada pemilik utama Zeus grup tersebut seperti ini: "Are you kidding me?" Luana bertanya, hanya bisa tertawa sumbang sambil menyugar rambutnya. Sepertinya, sepertinya ini hanya alasan Tuan Besar itu untuk mengusir Luana jauh-jauh dari sisi Kyle, putranya, bukan karena ingin memberi tantangan padanya untuk membuktikan kualitas yang dia miliki. Dia memandang pria yang terasa semakin sulit digapai tersebut dengan sorot putus asa dan bahu lunglai. "Apakah kamu serius saat mengatakan hal itu, Kyle? Serius, apakah hotel itu benar-benar dirumorkan berhantu?" Kyle mengangguk pelan seakan itu bukanlah sebuah masalah
"Kamu ingat nggak, Lun, waktu dulu aku pernah bilang kalau dijodohkan oleh ayah dan para petinggi perusahaan?" "Ah, aku ingat, dan aku baru tahu hari ini kalo gadis itu adalah Jasmine. Hm, kalo pilihan ayahmu adalah gadis seperti Jasmine, dia pasti nggak akan mudah menerima diriku, ya, 'kan Seperti orang tua Rexy." Gadis itu tiba-tiba menunduk, entah kenapa dadanya tiba-tiba terasa sangat sakit hanya karena membayangkan bahwa ayah Kyle ternyata sama dengan ayah Rexy, mantan pacarnya. Melihat Luana yang tiba-tiba bersedih, buru-buru Kyle menjelaskan. "Nggak, bukan gitu, Luana. Ayahku nggak kayak orang tua si berengsek ituyang melihat orang lewat strata sosial. Dia nggak peduli latar belakangmu kayak apa, Luana. Percayalah padaku. Tapi dia sangat peduli dengan image perusahaan dan image-ku." Jawaban dari Kyle sama sekali tidak membuat Luana lega. "lya, lalu? Apakah itu artinya kita ... kita nggak bakal bisa menikah, Kyle?" tanya Luana pesimis. Kyle segera meraih pipi gadis itu da
Kyle tersenyum lebar sambil berbaring miring dengan satu tangan sebagai bantal sedang tangan yang lain membelai pipi Luana. "Terima kasih banyak, ya, Lun." Senyum pria itu begitu cerah dengan.mata berbinar-binar, wajahnya segar seperti orang yang baru saja mendapatkan jackpot. Luana balas menggenggam tangan Kyle yang berada di pipinya dan mengangguk sambil tersenyum manis. "Sama-sama." Memang seperti tidak masuk di akal,.tapi apa yang dikatakan oleh Kyle benar. Luana adalah obat yang amat sangat manjur untuk dirinya secara harfiah. Setelah Kyle seperti biasa meminta Luana untuk 'membantunya' dengan segala sentuhan dan keindahan tubuh sang gadis agar cairan kental milik Kyle bisa keluar, perlahan-lahan luka di tubuh Kyle pun membaik. Bahkan bibirnya yang tadi sedikit lebam kebiruan kini terlihat baik-baik saja. Hanya tersisa sedikit warna merah di ujung bibir pria tersebut. Luana mengulurkan tangan dan mengelus rambut Kyle dengan penuh kasih sayang. "Aku senang lihat kamu sem
"Jadi bagaimana? Apakah aku salah?" tanya Luana dengan gelisah. Kyle mengusap lembut pipi gadis itu untuk menghilangkan kekhawatiran di matanya sebelum kemudian menarik napas panjang. "Kamu nggak salah. Yang salah itu Jasmine," jawab Kyle. "Astaga, Jasmine benar-benar keterlaluan! Bisa-bisanya Jasmine mengarang hal seperti itu, dia benar-benar harus dienyahkan," geram Kyle dengan kesal. "Apa yang dia katakan benar-benar nggak masuk akal, bayi monster yang memakan daging manusia? Kenapa nggak sekalian memakan beruang atau serigala?" Pria itu menyugar rambutnya dan tertawa hambar dan berakhir dengan senyum pahit saat lagi-lagi tahu bahwa Jasmine yang tadi siang dia beri ampunan ternyata telah menyebar berita buruk seperti ini tentangnya. Gadis itu benar-benar sampah! Kyle harus mencari kesempatan untuk melenyapkan dirinya diam-diam, agar tidak terus mengganggu kehidupannya seperti sekarang. "J-jadi semua yang dikatakan Jasmine utu salah?" Ragu-ragu Luana memberanikan diri unt