Share

126. Pengakuan Jeany

Penulis: Lil Seven
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-19 14:23:13

Richard mengatakan hal itu dengan nada tak bisa dibantah, meski dia mengucapkannya dengan nada santai.

Jeany memandang suaminya, bertanya.

"Benar-benar cuma satu kali, kan?"

Jeany yang kedua tangannya terangkat ke atas dan berada di cengkeraman Richard, mengeluarkan pertanyaan seperti itu untuk memastikan.

Itu karena Jeany bertekad akan membicarakan tentang kebohongannya hari ini, Jeany ingin memastikan Richard benar-benar hanya akan bercinta dengan dirinya satu kali saja.

"Kenapa memangnya?"

Richard yang tak pernah bisa merasa puas hanya dengan satu kali permainan, bertanya sambil menciumi leher mulus Jeany, yang penuh bekas kissmark darinya di sana.

"Satu jam lagi ada drama Korea yang mau aku tonton," kilah Jeany, membuat Richard segera menghentikan ciumannya dan mendongak menatap sang istri.

"Drama Korea?"

Richard bertanya dengan mengerutkan kening.

Terbayang wajah-wajah pria tampan di drama-drama seperti itu yang akan dilihat Jeany, yang langsung membuat dirinya cemburu s
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Aini Aisyah
jujur lebih baek dr brbohg
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   127. Kejutan Untuk Richard

    "Jujur? Jujur tentang apa, Jeany?"Richard bertanya dengan ekspresi lebih khawatir. "Apa perlu kubawa ke rumah sakit sekarang? Apakah amnesiamu semakin memburuk? Kamu... kamu mulai kehilangan banyak ingatan secara tak terduga?" berondong Richard sembari memegang kedua pundak Jeany, tampak sangat cemas. "T-tidak, Rich. Bukan begitu, tapi...!""Ayo ke rumah sakit sekarang! Sudah kusiapkan ruangan VVIP untukmu, Sayang. Jangan khawatir, aku akan menyembuhkanmu!" seru Richard, yang tampak panik mengambil ponselnya. "Hey, Rich. Bukan begitu! Kamu salah paham, sebenarnya aku.... "Belum selesai Jeany bicara, Richard yang sudah terlalu tenggelam dalam kesalahpahaman, menarik lembut lengan Jeany untuk mengajaknya pergi. Richard bahkan sudah mengambil jaket untuk istrinya, secepat itu dia bergerak. "Ayo berangkat sekarang sebelum penyakitmu semakin serius!" ucap Richard dengan gelisah, mengajak istrinya keluar kamar. "Richard, tunggu! Bukan, aku tidak sedang kesakitan atau apa pun. Dengar

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-19
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   127. Game Liar

    "Jeany, benarkah aku bau?"Richard bertanya dengan cemas, kembali mencium tubuhnya sendiri untuk memastikan sudah tak ada bau darah di sana. Jeany bukannya menjawab, malah mendorong tubuh suaminya semakin mendekati kamar mandi dan memaksa sang suami mandi dulu. "Pokoknya mandi dulu," tegas Jeany. "Ada parfum baru yang aku belikan buat kamu juga, aku yakin aromanya pasti cocok sekali jika kamu pakai, makanya aku mau kamu mandi dulu," lanjutnya. Tak mau berdebat dengan sang istri, Richard akhirnya pasrah menuruti perintah Jeany untuk pergi mandi. Setelah memastikan suaminya masuk kamar mandi, Jeany tersenyum sendiri dan mengambil sebuah paper bab di almari yang berisi lingerie seksi yang dulu pernah dibelikan Richard untuknya. "Aduh, ini benar terbuka. Aku tidak sanggup memakainya, tapi aku harus melakukan ini untuk menyenangkan Richard karena dia telah menerima kebohonganku," ujar Jeany, meringis saat memandang lingerie yang benar-benar sangat menonjolkan bagian bagian sensitif d

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-20
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   128. Tidak Selesai Dalam Semalam

    "Bermain? Bermain apa, Rich?"Jeany mengangkat bulu matanya dan menatap Richard dengan rasa ingin tahu pada suara sang suami yang terdengar begitu manis dan menggoda.Richard hanya tersenyum dengan sangat tampan, lalu tiba-tiba menarik ujung lingerie Jeany. Buah dada yang tumbuh begitu indah dan segar yang tadinya sedikit tersembunyi oleh lingerie, kini melompat keluar dengan kekuatan tangan suaminya. "R-Richard!"Jeany menjerit sedikit melengking dan mencoba menutupi dadanya dengan tangan karena malu melihat bagaimana gundukan besar itu kini terpampang begitu jelas tanpa pengaman.Dia berusaha menutupinya dengan kedua tangan, tapi tangan Richard tentu saja lebih cepat. Dia meraih pergelangan tangan sang istri dengan satu tangan dan memegangnya di atas kepala Jeany. Karena kedua lengannya yang tiba-tiba terangkat, menyebabkan dadanya yang bengkak bergerak ke atas dan ke bawah. Jeany pun memejamkan mata erat-erat tak sanggup melihat bagaimana penampilannya saat ini. Berbeda den

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-20
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   130. Kutukan Keluarga Dante Richardo

    Seminggu berlalu setelah pengakuan Jeany bahwa dia tak pernah mengalami amnesia. Dalam seminggu ini, baik Richard dan Jeany melewati hari dengan banyak pengalaman yang menyenangkan, di mana sebagian besar pengalaman itu tentu saja mereka lakukan di atas ranjang. Setelah satu minggu bergelut dengan Jeany di atas ranjang di malam hari sementara siangnya dia pergi ke kantor seperti biasa, Richard masih merasa belum puas sehingga dia selalu merasa waktu kerja di kantor berjalan sangat lambat. Dia masih haus dengan tubuh istrinya, ingin berlama-lama menghabiskan waktu berdua dengannya, tapi hari ini, Richard terpaksa harus melakukan perjalanan bisnis selama 3 hari ke luar negeri. "3 hari akan terasa sangat cepat, Tuan. Anda jangan terlalu gelisah, ayo kita selesaikan pekerjaan dan pulang dengan cepat setelah itu," hibur Kyle yang sangat memahami perasaan Richard, yang bertemu lagi dengan istrinya dan bertingkah layaknya pengantin baru. Richard hanya tersenyum tipis mendengar itu dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-21
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   131. Bertemu Ibu Mertua!

    "Hari ini aku ada pekerjaan penting, jadi mungkin akan pulang lembur, Sayang," ucap Richard, sebelum berangkat bekerja sambil seperti biasa mencium kening istrinya dengan penuh kasih sayang. "Ya, tidak apa-apa, Rich. Fokus saja dengan pekerjaan kamu di kantor," jawab Jeany sambil memperbaiki dasi Richard yang masih berantakan, karena tampaknya pria itu menghawatirkan dirinya. Setelah melewati sebulan pertemuan kembali mereka, temu kangen sudah selesai, meski begitu, gairah Richard tetap tak berubah.Dia masih enggan berpisah terlalu lama dengan istrinya dan akan menyerang Jeany setiap kali pulang dari pekerjaannya. "Kamu benar-benar tidak masalah kutinggalkan sendiri, Jeany? Tidak merasa bosan di rumah sendirian? Apa kamu ingin pergi ke suatu tempat agar tidak bosan, Sayang?"Richard yang khawatir Jeany akan bosan sendirian di rumah, menawari untuk berjalan-jalan. Namun, Jeany menggeleng."Sepertinya tidak, Rich. Aku ingin tinggal di rumah sendirian."Jeany menjawab dengan senyuma

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-22
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   132. Jeany Cemburu

    "Haaa! Dikira cupu ternyata suhu!"Jeany masih ngedumel sendiri setelah mertuanya kembali ke rumah, dia sama sekali menghilangkan inti cerita nyonya Rosalie tentang gadis-gadis yang dekat dengan Richard tapi langsung diusir Richard karena mereka mengganggu dan hanya Jeany lah yang selama ini berhasil merebut hati Richard.Di mata Jeany, Richard pada masa lalu memiliki hubungan dengan banyak gadis. "Ini tidak adil! Aku hanya mencintai dirinya seumur hidupku, sedangkan dia???" Perempuan muda itu kembali marah, cemburu dengan gadis-gadis masal lalu Richard yang tak jelas bentuknya.Dia menyesal kenapa tadi setuju mendengarkan mertuanya bercerita tentang masa-masa remaja Richard, jika akhirnya seperti ini. "Hmmm, tapi kalau dipikir-pikir lagi, bukankah aku tidak begitu tahu tentang keluarga suamiku?" gumam Jeany, yang baru menyadari keanehan pernikahannya dengan Richard. Yah, bagaimana pun juga pernikahannya tidak bisa dibilang pernikahan normal, di mana dulu Richard menikahi dirinya u

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-23
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   133. Richard Kalang Kabut!

    Jeany yang kesal masih berbaring memunggungi Richard meski suaminya sudah keluar dari kamar mandi. Richard yang tak tahu alasan kenapa Jeany tiba-tiba bersikap dingin padanya setelah kedatangan ibunya, mendekati sang istri dengan duduk di pinggir ranjang. "Jeany, mau makan malam bersama?" tawar Richard, lembut.Dia pikir, jika mengajak istrinya makan malam di luar, mood wanita muda itu akan membaik dan dia mau bercerita apa masalahnya. "Tidak! Makan saja sendiri!" jawab Jeany dengan sengit, yang membuat Richard terheran-heran. "Mmm, ya sudah kalah begitu. Mungkin kamu terlalu lelah. Istirahatlah," ucap Richard akhirnya, mengulurkan tangan untuk membelai pipi Jeany, yang langsung ditepis kasar oleh sang istri. "Kenapa dia?" Richard membatin. Richard yang berpikir bahwa Jey mungkin butuh waktu untuk sendiri, akhirnya hanya menghela napas panjang dan mengatakan dia akan makan malam sendirian di lantai bawah. "Ya sudah kalau begitu aku pergi," ujar Richard, melangkah keluar kamar

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-23
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   134. Menebus Kesalahan

    Saat Richard tengah memikirkan alasan apa yang membuat Jeany marah, ibu Richard kembali menelepon. "Dante, sekarang ganti jawab dengan jujur, apa istrimu berubah setelah bertemu denganku? kamu terus bertanya tentang pertemuan kami dari kemarin, jadi aku curiga ada sesuatu yang terjadi di antara kalian. Jangan menutupinya dari ibu," cecar nyonya Rosalie. Karena terus didesak ibunya untuk bercerita, akhirnya Richard pun buka suara. "Ya. Sebenarnya aku yakin dia melakukan ini tidak ada hubungannya dengan ibu, tapi... kemarin dia tiba-tiba dia mendiamkan aku sampai sekarang. Itulah kenapa aku bingung apa sebabnya," jawab Richard seraya memijat keningnya. "Ah! Apakah karena ceritaku?"Nyonya Rosalie tiba-tiba berseru saat mendengar keluhan anaknya, sehingga Richard langsung bertanya apa maksudnya."Cerita apa itu, Ibu?"Nyonya Rosalie pun menceritakan tentang masa remaja Richard, di mana banyak perempuan yang mendekati dirinya tapi semua ditolak oleh Richard. Nyonya Rosalie juga menyeb

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-24

Bab terbaru

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   407. Jebakan Licik Gio

    Luana, mengusap air matanya dan menatap Gio dengan bibir cemberut. "Kamu tadi minta aku buat menemani kamu main, kan? Sini aku temani. Aku temani sampai kamu bosan main game, kalau perlu sampai pagi." Luana mengatakan itu dengan suara serak. Untunglah besok hari Sabtu, sehingga dia tidak perlu bertemu dengan Kyle sampai hari Senin depan. Gio menggeleng tegas, menunduk untuk menyamakan tinggi wajahnya dengan wajah Luana dan menatap gadis mungil itu dengan tajam. "Luna, kamu janji bakal balik sambil tersenyum, kenapa malah nangis lagi? Ada apa? Cerita sama aku, Luna." Ucapan Gio itu dijawab Luana dengan gelengan, dia balas menatap tajam kepada pria jangkung yang wajahnya sama persis dengan Kyle tersebut. "Nggak usah tanya-tanya karena aku nggak bakal mau cerita!" Melihat kekeras kepalaan di wajah gadis itu, Gio hanya menarik nafas panjang dan memilih untuk mengalah. "Ya sudah. Kamu mau ajak aku ke mana sekarang?" Luana kembali menyeret tangan Gio menuju pinggir j

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   406. Salah Paham Lagi

    "Kenapa kamu manggil aku Luna terus,sih, dari tadi? Namaku tuh Luana. L-U-A-NA." Luana mengeja namanya di depan Gio karena kesal pria itu mengubah panggilannya sesuka hati. "Bagiku, kamu Luna-ku," jawab Gio cuek, tersenyum geli melihat Luana yang lagi-lagi cemberut. "Luna?" "Ya, kamu memberi kehidupan baru padaku, kamu sudah seperti rembulan bagiku," jawab Gio dengan tenang. Luana yang masih tidak mengerti kenapa Gio melihat dirinya seperti rembulan, memilih tidak memikirkannya lebih lanjut. "Hm, terserahlah. Tapi kamu agak aneh, kenapa menyamakan aku dengan rembulan, kenapa nggak matahari?" tanya Luana, bingung. Gio lagi-lagi hanya mengendikkan bahu. "Pengen aja." "Dasar aneh." Atas ejekan dari Luana tersebut, Gio tertawa lebar. "Tapi aku tampan, 'kan? Kalau kamu nggak bilang aku tampan, berarti Kyle juga jelek karena wajah kita tuh sama," ancamnya. "liih. Kenapa kamu itu nyebelin banget, sih! Serius deh!" Luana menatap sebal vampir jangkung di depannya

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   405. Dasar Cengeng

    Gio mengetuk pelan puncak kepala Luana satu kali sambil sedikit membungkuk untuk menyamakan tinggi badannya dengan gadis itu. "Kenapa kamu nggak tanya baik-baik kenapa dia tadi ngusir kamu, Luna? Aku tebak, kamu langsung pergi dan menangis seperti ini, kan?" tanyanya tenang. Luana membuang pandang sembari menggigit bibir bawahnya. "Itu.... " Dia tidak bisa menjawab. Dia tidak mau mengakui, bahwa dirinya takut bertanya pada Kyle dan mendapat jawaban yang membuat gadis itu semakin hancur, semisal benar kalau Kyle memang membuang dirinya setelah menikmati tubuhnya. Gio, memandang Luana seperti seorang kakak laki-laki yang menasehati adik perempuannya yang menangis karena bertengkar dengan pacar. "Kamu bilang, Kyle bukan tipe yangbakal memukul atau maki-maki kamu, dia nggak mungkin ngelakuin hal itu ke kamu. Jadi, dia juga bukan tipe yang akan ngusir kamu setelah make kamu, kan?" Luana menatap Gio, mengerjapkan mata berkali-kali dengan ekspresi sendu seperti anak kecil

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   404. Dihibur Gio

    "Sudah kubilang, jangan nangis," ucap Gio. Luana menggeleng, mengusap pipinya yang basah dan menjawab. "Siapa yang nangis, aku nggak nangis." Gio menyilangkan tangan di dada dan menatap Luana dengan pandangan mengejek. "Ah, benar. Kamu, kan, gengsian." Sindiran Gio tersebut seketika membuat bibir Luana cemberut. "Ngapain juga aku gengsi sama kamu!l" serunya sambil menatap jengkel kepada Gio. Gio hanya tertawa kecil, mencondongkan badannya yang tinggi ke arah Luana dan bertanya dengan tenang. "Si Tuan Muda itu nyakitin kamu? Kamu masuk lagi ke dalam bukan karena ada barang yang ketinggalan, tapi menemui dia, bukan?" Luana melengos sebal, mengarahkan pandangan ke jalanan sore depan kantor yang penuh lalu lalang mobil. "Sok tau. Nyebelin," jawabnya dengan bibir cemberut dan muka ditekuk. Gio tersenyum melihat ekspresi manyun gadis mungil itu, lalu dengan santai berucap. "Berarti jawabannya iya." "Enggak!" Luana segera melayangkan tatapan judes padanya, men

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   403. Kenapa Kamu Menangis?

    Saat keluar dari ruangan Kyle, Luana berusaha tegar dan bersikap seakan tak ada apa-apa. Namun, begitu sampai depan kamar mandi kantor, langkahnya mulai goyah. "Ah." Luana membuka pelan pintu kamar mandi, duduk dia atas toilet dan membuang celana dalamnya yang basah ke tempat sampah dengan ekspresi lunglai. "Kenapa.... " Gadis itu mendesah, menutup wajahnya dengan kedua tangan dan menangis tersedu-sedu. Ia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat agar suara isakannya tidak terdengar sampai luar. "Kyle, kenapa kamu begini padaku?" gumamnya nelangsa. Menangis seperti itu rasanya lebih sakit dan menyesakkan, tapi hal itu tidak sesakit yang di rasakannya sekarang. Dirinya merasa hancur saat diusir seperti wanita murahan oleh Kyle tadi, hati gadis itu kini remuk redam. "Teganya kamu, Kyle. Teganya.... " Dia menangis sampai bahunya naik-turun, menekan dadanya yang terasa sangat sesak sampai kesulitan bernapas. Dengan pandangan penuh kaca-kaca air mata yang siap tumpah,

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   402. Apakah Aku Pelacur Pribadimu?

    "Luana? Bolehkah?" Pria itu meminta izin untuk menjilati leher dan dadanya yang penuh keringat. Saat Luana dengan malu-malu mengangguk, Kyle segera dengan tekun melakukan apa yang dia inginkan. Kyle baru tahu, bahwa keringat gadis ini ketika sedang terangsang ternyata bisa membantu mengembalikan kekuatan miliknya yang sempat menghilang. Magic stone bahkan tak ada apa-apanya dibandingkan ini. Saat keringat Luana habis dijilat oleh Kyle, kyle memandang Luana dengan ekspresi lapar. "Lun, cara bikin kamu berkeringat bagaimana?" bisiknya dengan suara menggoda, membuat gadis itu memandang Kyle dengan pipi merona merah, sementara Kyle menggesek penis miliknya yang sudah tegak di antara paha Luana. "Kenapa tiba-tiba ingin membuat saya berkeringat, Tuan?" Luana yang gugup, sampai tanpa sadar berbicara formal kepada Kyle. Kyle tidak menjawab, malah melesak kan mulutnya di buah dada Luana yang benar-benar menggoda, membuat gadis itu mengerang pelan dan menggeliat. "Hah

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   401. Aku Kedinginan, Luana.

    "Kamu tahu.... " Kyle berkata dengan napas tersengal-sengal. "Cuma tubuh kamu yang bisa membuat suhu tubuhku hangat kembali, Luana," lanjutnya dengan suara lemah. Mendengar itu, Luana tanpa ragu segera berdiri dan melempar jas yang ia pakai ke lantai. "Baiklah. Aku akan melakukannya, aku akan melakukan hal itu, Kyle. Aku akan melakukan apa pun! Kamu harus sembuh, kamu nggak boleh pergi!" teriak Luana dengan penuh tekad. Gadis itu segera berlari ke pintu untuk menguncinya dan menepuk tangan satu kali sebagai sensor lampu, membuat ruangan itu seketika gelap gulita. "Kyle, tunggu. Aku akan membantumu!" Luana tanpa ragu dia melepas blush hijau muda yang dia pakai dan melempar bra miliknya ke lantai, kemudian dengan tubuh atas tanpa memakai apa pun, mulai naik ke atas tubuh Kyle yang terbaring di sofa. "Kamu percaya sama aku, oke? Aku akan melakukan seperti saat membuat kamu bisa kembali normal ketika SMA, aku akan membuat kamu sembuh lagi, Kyle. Jangan pergi dulu, jang

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   400. Lun, Tolong Aku.

    Jam kerja selesai. Kyle semakin panik saat melihat Luana yang mulai berkemas, sementara Jasmine dan Gio belum juga meninggalkan meja kerja mereka. Kyle memutar otak untuk mencari cara supaya Luana masuk ke dalam ruangannya tanpa membuat Gio dan Jasmine tahu sehingga kedua makhluk brengsek itu tidak merecoki pertemuan mereka dengan alasan yang mengada-ada. Sementara itu, sakit kepala Kyle semakin parah dan demamnya mulai tinggi. Kyle meraih ponsel di meja, mengetik sesuatu dengan jemari yang gemetar karena demam. [Lun.] Bahkan untuk mengirimkan pesan singkat seperti itu, Kyle membutuhkan usaha yang sangat keras. Kepalanya seperti berputar-putar dan demam yang dideritanya membuat pria itu tidak fokus. Matanya sampai menyipit untuk menyelesaikan chat yang ia kirim ke Luana. [Sini, ke aku.] Tak sanggup lagi mengetik banyak, Kyle melempar ponselnya dan memijat kepala yang seperti meledak. Dia tak sanggup menahan sakit ini lagi, sepertinya magic stone yang dipinjamk

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   399. Memisahkan Luana dan Kyle

    Gio lagi-lagi tersenyum dengan ekspresi licik, sebelum kemudian menjawab. "Karena aku yang menukar sendiri barang itu sebelum sampai ke Kyle, jadi tentu saja aku tahu." Ekor mata Gio melirik ke Kyle yang sedang memijat keningnya dengan ekspresi puas. "Sayangnya, karena kekuatannya melemah, Kyle bahkan nggak sadar kalau barang itu palsu dan terus bergantung pada benda itu seperti orang bodoh," lanjutnya dengan bibir mencibir. "Kamu gila!" Jasmine berseru, menggeleng tak percaya, tapi juga salut pada pria yang sepertinya lebih kuat dari Kyle ini. Sepertinya, pria yang wajahnya mirip Kyle ini sedang tidak berbohong, kini Jasmine baru menyadari bahwa aura Kyle hari ini, memang tidak sekuat dan semenusuk biasanya. "Sekarang, kamu percaya padaku, kan?" Gio bertanya dengan ekspresi penuh kemenangan. Jasmine ingin mengangguk tapi dia sadar bahwa harus berhati-hati dengan pria di sampingnya ini, jadi dia menjawab. "Aku masih harus berpikir lebih dalam lagi." Gio yang

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status