Rani membalikkan tubuhnya lalu menatap ke arah Anton.
"Ada apa, Mas?" tanya Rani menatap Anton."Kamu pergi di antar dengan supir saja, jangan jalan kaki atau naik kendaraan umum, itu sangat berbahaya. Apalagi kamu membawa koper besar, Mas takut kamu di rampok." jelas Anton.Dalam hati Rani sangat senang karena suaminya sangat khawatir dengan keadaan nya."Iya baiklah, aku akan meminta di antar dengan supir pribadi Mas." Jawab Rami.Anton masih memegang tangan Rani, sungguh Anton tidak rela Rani pergi. Namun, Rani sudah membuat hati nya hancur berkeping-keping."Hati-hati di jalan." Anton melepaskan tangan Rani dari genggaman nya."Mas... boleh aku meminta sesuatu untuk yang terakhir kali nya?" tanya Rani menatap Anton dengan mata yang berkaca-kaca."Silakan saja." jawab Anton."Aku ingin di peluk sama Mas, walaupun ini pelukan yang terakhir untuk diriku." Rani meneteskan air mata nya, karena tidak sanggup menahan dirinya untuk tidak menangis.Hati Anton terasa sakit melihat wanita yang dia cintai dan dia sayangi menangis, Anton menarik tangan Rani perlahan lalu mendekap tubuh mungil Rani.Rani membalas pelukan Anton dengan erat, Rani membenamkan wajahnya di dada Anton. Karena tinggi Rani sedada Anton."Jaga dirimu baik-baik, jangan sampai kamu sakit." ucap Anton sembari mengusap lembut punggung Rani."Mas juga ya, jangan sampai telat makan, jangan terlalu larut dalam pekerjaan, seringlah luangkan waktu untuk Zargie." Rani mempererat pelukan nya di tubuh Anton."Iya Rani, Mas akan berusaha meluangkan waktu untuk Zargie." jawab Anton.Perlahan Anton melepaskan pelukan nya dari tubuh Rani, Anton mengusap lembut kedua pipi Rani yang basah karena air mata nya. Anton mengecup kening Rani dengan lembut, Rani memejamkan mata nya untuk menikmati kecupan hangat di kening."Jaga kesehatan." Anton mengusap kedua lengan Rani."Iya, Mas juga ya jaga kesehatan." Rani tersenyum.Anton mengangguk, Rani menarik kopernya dan berjalan ke arah pintu utama rumah keluarga Watson. Rani keluar dari rumah dan menatap rumah keluarga Watson."Sudah 4 tahun aku tinggal di sini sebagai Nyonya Anton Watson, walaupun kedua mertuaku tidak terlalu menyukaiku. Namun, aku sangat bahagia tinggal di rumah ini, karena aku mempunyai suami yang sangat baik dan mempunyai buah hati yang sangat menggemaskan." gumam Rani tersenyum sembari meneteskan air mata nya kembali."Nyonya Rani, mobil sudah siap." tiba-tiba supir pribadi Anton datang."Ah iya, Pak." Rani langsung menghapus air mata nya secara perlahan.Supir mengambil alih koper besar yang sedang Rani pegang, Rani membuka pintu mobil dan masuk ke dalam mobil."Ini sangat berat bagiku, siapa yang tega menjebak ku dan memfitnah diriku." gumam Rani.Tidak membutuhkan waktu lama mobil berjalan."Apa akan ke perumahan, Nyonya?" tanya Supir."Tidak Pak, ke rumah yang kecil saja." jawab Rani.Supir mengangguk dan menjalankan mobilnya ke arah komplek rumah. Butuh waktu 1 jam untuk sampai ke rumah baru Rani, dan sekarang Rani sudah sampai, Rani keluar dari mobil dan menatap rumah yang sederhana dan jelek. Namum, Rani tidak mempermasalahkan itu, yang terpenting bagi Rani, rumah nyabisa melindungi dirinya dari panasnya terik matahari dan derasnya air hujan."Nyonya, ini kopernya, apa Nyonya yakin akan tinggal di rumah itu?" tanya supir menatap Rani."Iya Pak, saya sangat yakin tinggal di sini, saya sudah memesan nya dan nanti pemilik rumah akan datang kemari, dan saya akan membayarnya." jawab Rani tersenyum ke arah supir."Sebenarnya ada apa, Nyonya? Kenapa Nyonya pergi dari rumah keluarga Watson?" tanya supir lagi."Ada masalah yang menurut saya ini salah dan tidak benar, dan Mas Anton menuduh saya berselingkuh dengan pria lain, dan Mas Anton mengusir saya dari rumah, lalu menceraikan saya." jelas Rani."Astagfirullahaladzim, kenapa Tuan Anton sangat tega mengusir Nyonya, Tuan muda masih kecil, dia masih membutuhkan kasih sayang kedua orang tua nya." jawab Supir."Tidak apa-apa Pak, saya juga akan mencari tau siapa sebenarnya yang ada di balik duri rumah tangga saya dan Mas Anton." Rani menghela nafas panjang."Saya doakan Nyonya cepat menemukan orang itu dan membalas nya sewajarnya." supir menatap Rani sembari tersenyum."Aamiin. Terimakasih doa nya ya, Pak, dan iya jaga anak saya, saya harap anda menjemput anak saya tepat waktu di sekolah." pinta Rani."Siap Nyonya, saya akan menjaga Tuan muda dengan baik." Supir memberi hormat kepada Rani.Rani tersenyum dan mengangguk."Baiklah Pak, saya masuk dulu ya, Anda hati-hati di jalan." Rani menarik kopernya menuju ke arah rumah.Supir masuk ke dalam mobilnya dan mulai menjalankan mobilnya meninggalkan halaman rumah baru Rani. Rani membuka pintunya perlahan, Rani sudah meminta pemilik rumah untuk tidak menguncinya karena supaya dia bisa langsung masuk kedalam rumah."Kira-kira harganya berapa ya?" gumam Rani menatap atap rumah yang mulai pada retak.Jika di nilai dari persen 40% rumah nyaman, membuat pikiran tenang dan adem. Namun, 60% kerusakan lumayan parah.Di rumah ini ada dua kamar, satu ruang tamu, satu ruang makan, satu kamar mandi yang cukup luas, dan satu dapur yang cukup luas, teras juga luas luas lalu halaman yang cukup luas. Di halaman terdapat dua pohon besar, yaitu pohon rambutan dan pohon mangga."Aku akan merenovasi rumah ini sedikit demi sedikit." gumam Rani.Rani memasuki kamar nya yang bagian depan. Rani melihat ranjang lumayan luas. Namun, ranjang kayu dan kasur nya juga sangat keras. Rani tersenyum dan mengangkat kopernya lalu meletakan di atas kasur. Rani membuka koper nya dan mengambil kotak yang lumayan besar."Aku akan membuka tabunganku ini, lumayan berat si. Semoga saja isinya banyak." Rani mulai membuka kotaknya menggunakan kunci.Karena kotak untuk Rani menabung ini memakai yang ada kunci gemboknya. Setelah Rani membuka kotaknya. Rani mulai menghitung uangnya. Isi di dalam kotak ini uangnya 100 ribu dan 50 ribu. Rani mulai menghitung uangnya perlahan dengan teliti.Dua jam telah berlalu.Rani sudah selesai menghitung uangnya dan mengikat uangnya dengan karet."Alhamdulillah, semua tabunganku jumlah nya 136 juta." Rani merasa sangat bersyukur karena tabungan nya selama 2 tahun sudah sebanyak ini.Setiap Rani di beri uang sama Anton untuk khusus dirinya. Rani selalu menyisihkan setengahnya untuk menabung. Dan ternyata tabungan nya bermanfaat saat dia sedang mengalami kesusahan."Semoga saja rumah ini tidak mahal, sisa nya akan aku pakai untuk usaha berdagang dan aku akan mulai menabung lagi untuk merenovasi rumah ini, tentu nya untuk membeli sesuatu untuk Zargie." Rani tersenyum dan memasukkan semua uang yang sudah di ikat dengan karet kedalam tas nya."Assalamualaikum." suara orang dari luar rumah.Rani yang mendengar suara orang langsung keluar dari kamar dan keluar rumah."Waalaikumsalam... eh Bu Inah, silakan masuk, Bu." Rani mempersilakanx wanita paru baya yang bernama Inah masuk ke dalam rumahnya."Terimakasih, Mba Rani." jawab Bu Inah dan masuk ke dalam.Mereka duduk di kursi kayu saling berhadapan."Jadi bagaimana? Apa Mba Rani menyukai rumah ini?" tanya Bu Inah.Bu Inah adalah pemilik rumah yang akan Rani beli."Suka Bu. Berapa harganya?" tanya Rani balik."Harganya 85 juta Mba." jawab Bu Inah."Maaf sebelum nya Ibu. Apa tidak terlalu mahal? Maksud saya di rumah ini 60% keadaan rusak Bu, atap juga banyak yang retak apalagi bocor, kamar-kamar juga dinding dan atap retak. Jika rumah ini di merenovasi ulang, 100 juta tidak akan cukup. Jadi saya mohon di turunkan harganya Bu, mungkin Ibu mengira saya ini adalah orang kaya karena pakaian saya, tidak Bu, saya bukan orang kaya, yang kaya adalah keluarga suami saya, bukan saya." jelas Rani sembari tersenyum."Benarkah? Maaf ya Mba, awalnya saya juga mengira anda adalah orang kaya. Baiklah saya akan menurunkan harganya menjadi 78 juta, itu sudah harga pas Mba." Jawab Bu Inah."Eum baiklah, saya setuju dengan harga segitu. Sebentar saya ambil uangnya terlebih dahulu." Rani berdiri dan masuk ke kamarnya.Rani membuka tas nya dan mengambil uang sebanyak 78 juta, Rani menutup kembali tas nya dan keluar dari kamar."Ini Bu uang nya." Rani meletakan semua uang di atas meja."Baiklah. Mba Rani, terimakasih, urusan sertifikat rumah akan saya urus dan akan di ganti atas nama anda. Siapa nama lengkap anda Mba?" tanya Bu Inah."Nama lengkap saya Rani Lismauren, Bu." jawab Rani.Bu Inah mengangguk dan mencatat di ponselnya, Bu Inah memberikan beberapa kunci rumah dengan kunci pintu yang berbeda kepada Rani."Saya permisi dulu Mba, semoga nyaman dan betah di rumah ini. Anda tidak usah khawatir tentang tetangga di sekitar anda, mereka ramah-ramah, jika ada yang jilid, abaikan saja Mba, itu tidak penting." Jelas Bu Inah."Baik Bu, terimakasih sekali lagi sudah memberi saya diskon." Rani tersenyum."Sama sama, Mba, saya permisi dulu." Bu Inah berdiri.Rani ikut berdiri lalu bersalaman dengan Bu Inah, Rani mengantar Bu Inah sampai depan rumah nya. Rani membalikkan tubuhnya dan masuk kedalam rumahnya Rani menutup pintunya dan masuk ke dalam kamar."Aku akan membuat usaha dagang. Namun, dagang apa ya?" gumam Rani sembari membuka pintu lemari kayunya"Astagfirullahaladzim, semua sudah keropos. Aku akan membeli lemari untuk menyimpan pakaian dan barang-barang berhargaku." Rani menutup kembali pintu lemari nya.Rani keluar dari kamar lalu pergi ke dapur untuk mengambil sapu, setelah mengambil sapu, Rani mulai menyapu di setiap sudut-sudut ruangan di rumahnya.Di Rumah Keluarga Watson.Zargie sedang bermain bersama Laura di kamar khusus mainan nya."Nenek, kenapa Mama belum pulang- pulang juga dari pasar?" tanya Zargie sembari menatap Nenek nya."Kan belanjaan Mama banyak, Sayang." jawab Laura mengusap lembut pipi cucu kesayangan nya.Anton adalah anak tunggal Hasan dan Laura, otomatis Zargie adalah cucu pertama Hasan dan Laura, maka dari itu Hasan dan Laura sangat memanjakan Zargie."Ah begitu, jika belanjaan nya masih sedikit, Mama pulangnya masih lama?" tanya Zargie lagi."Benar sekali, cucu Nenek memang sangat pintar." Laura tersenyum.Zargie membalas senyuman Laura dan melanjutkan bermain, sedangkan Anton sedang melamun di ruang kerjanya yang ada di rumahnya. Anton menatap bingkai foto ukuran sedang di atas meja kerjanya, Anton mengambil bingkai tersebut dan menatap foto dirinya dengan istri dan anaknya."Kenapa kamu tega mengkhianati Mas, Rani. Padahal Mas sangat mencintai dan menyayangimu." gumam Anton mengusap lembut wajah Rani yang ada di foto."Apa Mas kurang setia kepadamu? Mas tidak pernah tertarik kepada wanita lain selain dirimu, apalagi untuk mengkhianati dirimu, sama sekali Mas tidak ada niatan untuk melakukan itu. Namun, kamu sangat tega melakukan itu, Rani. Kenapa kamu tega kepada Mas." Anton meneteskan air mata nya secara perlahan.Ceklek.Pintu ruangan Anton terbuka, Anton terkejut saat menatap orang yang membuka pintu ruangan kerjanya. Karena orang itu adalah.Bersambung.Anton melihat wanita itu mendekat ke arahnya, Anton berdiri dari duduknya."Ada perlu apa kamu kemari, Agatha?" tanya Anton kepada wanita yang bernama Agatha.Agatha Margaretha. Dia adalah mantan kekasih Anton waktu Anton belum mengenal Rani. Rani juga mengetahui Agatha, karena Agatha pernah hadir di acara ulang tahun Zargie yang ke 1 dan ke 2 tahun."Duduk saja, Mas, aku kemari hanya rindu dengan mu dan Zargie." jawab Agatha mendudukkan kembali Anton di kursi kerjanya."Kenapa merindukan saya? Kita tidak mempunyai hubungan apa-apa Agatha, jika kamu merindukan Zargie, dia sedang bersama Nenek nya di kamar khusus mainan nya." Anton membuka laptopnya dan menyalakan nya."Ah begitu, dimana istri mu? Kenapa aku tidak melihat nya di rumah ini?" tanya Agatha.Anton mengepalkan kedua tangan nya lalu fokus ke layar laptop."Dia sudah pergi dari sini, dan kami juga akan segera bercerai." jawab Anton dengan nada dingin dan mata yang fokus ke layar laptop."Apa! Kalian akan bercerai? Ada masala
Anton menatap Agatha dengan tatapan bingung."Kenapa kamu merapatkan tubuhmu ke tubuh saya? Perasaan di sebelahmu itu masih luas." Anton menatap Agatha."Anton, biarkan saja Agatha duduk lebih dekat denganmu, dia kan sedang merindukanmu." Laura menatap Anton."Ma, aku ini masih mempunyai istri." jawab Anton menatap Laura."Istri kamu itu sudah tidak ada di sini, Anton, dia itu mengkhianati dirimu, dia sudah menyakitimu, sadarlah, Anton, jangan bodoh karena cinta." Laura merasa marah dengan anaknya."Ah jadi mereka beneran akan bercerai, ini peluang yang sangat bagus untuk aku kembali bersama Mas Anton." batin Agatha."Sudah jangan bertengkar, jangan sampai Zargie mengetahui kedua orang tua nya akan berpisah, dia masih kecil." Hasan mengakhiri pertengkaran antara ibu dan anak."Maaf, jika Mas Anton tidak nyaman dengan keberadaan ku." Agatha mengusap lengan kekar milik Anton."Agatha, tolong menjauhkan duduk mu dari saya, jangan seperti ini." Anton merasa risih dengan Agatha yang duduk
Setelah melihat Zargie sudah tertidur lumayan lama. Dan memastikan jika sang putra sudah larut dalam mimpinya. Anton pun turun dari ranjang secara perlahan, karena takut Zargie terganggu dan terbangun"Papa keluar dulu ya, Sayang, bobo yang nyenyak jagoan Papa." Anton mencium kening buah hatinya lagi terus berjalan ke arah pintu.Dia berjalan ke arah pintu dan membuka pintunya. Dia keluar dari kamar anaknya. Tidak lupa dia menutup kembali pintu kamar secara perlahan.Dia berjalan ke arah ruang kerjanya, pas Anton akan membuka pintu ruang kerjanya, tiba-tiba tangan nya di tahan oleh Agatha."Ada apa?" tanya Anton."Aku ingin bicara dengan Mas. Hanya empat mata." jawab Agatha."Saya sibuk, Agatha, pekerjaan saya menumpuk, lain kali saja ya." Anton melepaskan tangan Agatha yang memegang pergelangan tangan nya.Anton membuka pintu ruang kerjanya dan masuk ke dalam, dia langsung mengunci pintunya, karena risih jika dia sedang fokus kerja ada orang yang masuk, Kecuali Rani, dia selalu mint
"Ini Bu, belanjaan nya, totalnya 45 ribu." Rani memberikan kantung plastik ukuran sedang isi belanjaan kepada Ibu yang memakai pakaian hitam."Ini uangnya, Mba." Ibu yang memakai pakaian hitam menyodorkan uang 50 ribu.Rani mengambil uangnya dan mengambil kembalian nya."Ini Bu, kembalian nya, terimakasih." Rani tersenyum."Sama-sama, Mba Rani." jawab Ibu memakai pakaian hitam sembari mengambil uang kembalian nya.Tinggal satu pelanggan Rani yang masih memilih sayuran."Sawi putih nya satu kilo ya, Mba." Ibu yang memakai pakaian tidur."Sebentar ya Bu, saya timbang dulu." jawab Rani.Ibu itu mengangguk dan menunggu Rani menimbang sawi putihnya, setelah menimbang sawi putihnya, dia memasukan ke kantung plastik, dia juga memasukkan beberapa belanjaan yang sudah di pilih Ibu yang memakai pakaian tidur ini."Totalnya berapa, Mba?" tanya Ibu yang memakai pakaian tidur itu."Semuanya 28 ribu, Bu." jawab Rani.Ibu yang memakai pakaian tidur itu memberikan uang 30 ribu kepada Rani, lalu Rani
Rani mengambil ipad anaknya yang ada di meja."Ini ipad nya hampir ketinggalan." Rani memberikan ipad nya kepada anaknya."Eh iya, untung saja tidak ketinggalan, terimakasih, Mama." Zargie mencium pipi Mama nya."Sama-sama, Sayang, sebentar ya." Rani merogoh saku celana pendeknya. Dia mengambil uang 200 ribu lalu memasukkan ke saku bagian dada sebelah kanan seragam sekolah buah hatinya."Untuk jajan jagoan Mama, maaf ya, Mama hanya bisa memberikan kamu uang jajan segitu saja." Rani mengusap rambut buah hatinya."Rani, ambil kembali uang itu, simpan uangnya, jika kamu membutuhkan uang, katakan saja kepada Mas." Anton menatap istrinya dengan tatapan sendu."Tidak perlu, Tuan, saya masih sanggup mencari uang sendiri." Rani menatap datar kearah sang suami.Lagi-lagi pria itu sangat terkejut dengan jawaban istri nya, dan dia tidak menyangka, jika wanita yang sangat dia cintai, tetap memanggilnya Tuan, bukan Mas."Baiklah, jika itu keinginanmu. Namun, saya juga akan tetap memaksa untuk mem
Anton menatap orang yang menepuk bahunya barusan dengan tatapan datar."Tante Agatha." Zargie menatap orang yang ada di belakang Papanya.Iya, yang .menepuk bahu Anton adalah Agatha. Entah kenapa setan ini terus saja mengganggu pria ini dan anaknya."Halo Sayang." wanita itu duduk di salah satu kursi lalu mengusap rambut anak itu dengan lembut."Tante sedang apa ada di sini?" tanya Zargie."Tante baru selesai meeting dengan client, Sayang, sekalian akan makan siang, saat Tante hendak memesan makanan, Tante melihat ada kamu dan Papa kamu, jadi Tante datang menghampiri meja kalian." jelas nya yang masih mengusap-usap rambut anak mantan kekasihnya."Ah begitu, ayo makan siang bersama kami, Tante." ajak Zargie.Agatha menatap Anton yang sedang makan, wanita yang memakai setelan jas disain ternama itu tersenyum kepada anak itu."Bagaimana Mas? Apa aku boleh makan siang bersama kalian?" tanyanya kepada pria itu.Dia sengaja bertanya kepada Anton, karena takut pria yang masih dia cintai
"Iya, Papa, aku mulai merasa mengantuk." jawab Zargie yang mulai memejamkan matanya.Pria itu terkekeh melihat tingkah menggemaskan anaknya."Dia sangat mirip seperti Mama nya, jika merasa kenyang. Pasti akan sangat mengantuk." gumamnya yang fokus menyetir.Zargie sudah terlelap ke alam mimpi, tidak membutuhkan waktu lama mereka sudah sampai di rumah. Pria itu memasukkan mobilnya ke garasi. "Akhirnya sampai juga." gumamnya mematikan mesin mobilnyaPria itu membuka sabuk pengaman nya dan keluar dari mobil, dia berjalan ke arah pintu mobil bagian depan, tempat anaknya duduk, dia membuka pintunya perlahan dan memasukkan setengah tubuhnya kedalam mobil, lalu dia menggendong tubuh anaknya perlahan. Karena dia merasa takut anaknya akan terbangun, perlahan pria itu keluar dari mobil sembari memegang kepala anaknya, karena dia takut kepala anaknya terbentur atap mobil."Kamu tidurnya nyenyak sekali setelah bertemu dengan Mamamu." gumam Anton menatap wajah anaknya yang sangat damai saat terti
Tidak terasa sudah jam 6 sore lebih 15 menit, Maudy dan Zargie masih belajar sembari bermain. Sedangkan Anton sedang berada di dalam kamar nya."Rani, kamu sedang apa, Sayang, Mas sangat merindukanmu. Apa kamu sudah mandi atau belum." Anton mengambil bingkai foto pernikahannya dengan sang istri yang terletak di meja rias wanita yang pria itu cintai dan sayangi.Make up, skincare, body lotion, dan peralatan Rani untuk merias wajahnya masih tersusun rapi di meja rias, wanita itu tidak membawa semua itu, karena itu semua suaminya yang membelinya."Kamu sangat cantik, kecantikanmu sangat alami sayang, tanpa kamu merias wajahmu, kamu sudah sangat cantik. Mas takut jika Kenzo masih menyukaimu, apalagi sekarang kita sudah bercerai, pasti ini peluang yang sangat bagus untuk Kenzo mendekati dirimu, di tambah anak-anak Kenzo memang menyukaimu, karena sifatmu dan perlakuanmu yang begitu baik kepada semua orang." gumam Anton mengusap wajah wanita yang sudah menjadi mantan istrinya itu yang ada di