Share

Episode 03

Penulis: Ranisipenulis
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-07 12:44:14

Anton melihat wanita itu mendekat ke arahnya, Anton berdiri dari duduknya.

"Ada perlu apa kamu kemari, Agatha?" tanya Anton kepada wanita yang bernama Agatha.

Agatha Margaretha. Dia adalah mantan kekasih Anton waktu Anton belum mengenal Rani. Rani  juga mengetahui Agatha, karena Agatha pernah hadir di acara ulang tahun Zargie yang ke 1 dan ke 2 tahun.

"Duduk saja, Mas, aku kemari hanya rindu dengan mu dan Zargie." jawab Agatha mendudukkan kembali Anton di kursi kerjanya.

"Kenapa merindukan saya? Kita tidak mempunyai hubungan apa-apa Agatha, jika kamu merindukan Zargie, dia sedang bersama Nenek nya di kamar khusus mainan nya." Anton membuka laptopnya dan menyalakan nya.

"Ah begitu, dimana istri mu? Kenapa aku tidak melihat nya di rumah ini?" tanya Agatha.

Anton mengepalkan kedua tangan nya lalu fokus ke layar laptop.

"Dia sudah pergi dari sini, dan kami juga akan segera bercerai." jawab Anton dengan nada dingin dan mata yang fokus ke layar laptop.

"Apa! Kalian akan bercerai? Ada masalah apa sampai kalian akan bercerai." Agatha mengusap lembut bahu sebelah kiri Anton.

"Itu urusan pribadi kami, Agatha. Kamu itu orang asing, jadi kamu tidak perlu tau apa sebab kami bercerai." jawab Anton sembari menyingkirkan tangan Agatha yang sedang mengusap bahunya.

"Baiklah jika begitu, aku akan menemui Zargie dulu, aku membawakan dia mainan baru, sampai jumpa." Agatha tersenyum lalu berjalan ke arah pintu.

Agatha keluar dari ruang kerja Anton dan menuju ke kamar khusus mainan Zargie, setelah sampai di depan kamar nya, Agatha langsung masuk ke dalam.

"Halo, Zargie." Agatha dengan senyuman nya.

"Tante Agatha." Zargie berjalan ke arah Agatha lalu memeluk kaki Agatha. 

Karena tinggi Zargie sepaha Agatha, Agatha berjongkok lalu menggendong tubuh kecil Zargie.

"Hay, semakin tampan saja kamu." Agatha mencubit pipi Zargie pelan.

"Tante juga cantik." jawab Zargie.

"Tumben sekali kamu kemari, Agatha." Laura tersenyum ramah kepada Agatha.

"Iya Tante, aku merindukan Mas Anton dan Zargie." jawab Agatha sembari menurunkan Zargie dari gendongan nya.

"Ah begitu, jangan sungkan ya untuk datang kemari." pinta Laura.

"Terimakasih, Tante sudah mengizinkan aku untuk datang ke rumah ini." Agatha tersenyum ke Laura.

"Sama-sama Agatha. Jangan pulang dulu ya, manti kita juga akan makan siang bersama." pinta Laura.

"Baik Tante, Zargie, ini Tante membawa kan mu mainan, tadi Tante ke mall terus melihat toko mainan. Tante teringat sama kamu, jadi Tante membelikan nya untukmu." jelas Agatha sembari memberikan Zargie papar bag isi mainan yang dia beli untuk Zargie.

"Asik mainan baru... terimakasih Tante." Zargie menatap Agatha.

"Sama-sama, Sayang." Agatha mencium pipi cabi Zargie dengan gemas.

"Nenek, aku akan menunjukkan mainan ini kepada Papa." Zargie menatap Laura.

"Baiklah, Sayang, jangan berlarian ya, nanti kamu terjatuh." Laura mengusap rambut cucu kesayangan nya ini.

"Siap Nenek." jawab Zargie tersenyum.

"Papa kamu ada di ruang kerja, tadi Tante sudah bertemu dengan Papamu di sana." Agatha memberitahu Zargie jika Anton di ruang kerjanya.

"Iya Tante. Nenek, aku ke sana dulu ya." Zargie keluar kamar dan menuju ke ruang kerja Anton.

"Ayo kita ke ruang tengah, kita duduk sembari minum teh di sana." ajak Laura.

"Iya ayo, Tante." jawab Agatha.

Laura dan Agatha keluar dari kamar khusus mainan Zargie, mereka berjalan ke arah ruang tengah sembari mengobrol. Setelah sampai di ruang tengah, Laura melihat suaminya sedang menonton tv acara sepak bola kesukaan sang suami.

"Halo,  Om Hasan." Agatha menyapa Hasan.

"Eh, halo juga, Agatha, tumben sekali datang kemari." Hasan terkejut melihat Agatha datang ke rumahnya.

Karena Agatha sudah 1 tahun  tidak datang ke rumah keluarga Watson, terakhir Agatha datang ke rumah keluarga Watson, waktu acara ulang tahun Zargie yang ke 2 tahun.

"Iya Om, aku rindu dengan Mas Anton dan Zargie." jawab Agatha lalu duduk di sofa.

Sedangkan Laura duduk di sebelah Hasan.

"Sering-sering saja main kemari ya." pinta Hasan.

"Siap Om. Namun, aku takut Mas Anton terganggu dan tidak nyaman, jika aku sering kemari." jawab Agatha sembari menatap sendu ke arah Laura dan Hasan.

"Dia tidak akan terganggu dan tidak nyaman, Anton kan sebentar lagi akan menjadi duda." Laura dengan nada sedikit keras.

"Hah! Duda? Jadi benar yang di katakan Mas Anton tadi, jika dia akan bercerai dengan istrinya?" tanya Agatha memastikan.

"Benar sekali, Anton pasti sangat kesepian setelah bercerai dengan Rani, dan kamu bisa mendekatinya kembali. Zargie juga menyukaimu kan? Dan Tante perhatikan kamu memiliki sifat keibuan saat bersama dengan Zargie." jelas Laura.

"Benar, Agatha, kamu dekati kembali Anton. Setelah kalian merasa cocok, kalian langsung menikah saja." lanjut Hasan.

"Terimakasih, kalian sudah memberi aku lampu hijau untuk bersama Mas Anton, iya kita lihat saja ke depan nya bagaimana, Om, Tante." Agatha merasa sangat senang karena kedua orang tua Anton sudah memberi nya lampu hijau untuk kembali menjalin hubungan bersama Anton.

Laura dan Hasan mengangguk lalu mereka bertiga lanjut mengobrol.

Zargie meminta pembantu yang di rumah untuk membukakan pintu ruang kerja Anton, karena Zargie masih sangat pendek dan kenop pintunya sangat tinggi bagi Zargie.

"Terimakasih Bibi, sudah membantu Zargie." Zargie tersenyum kepada Bibi.

"Sama-sama Tuan muda." jawab Bibi membalas senyuman majikan kecilnya yang sangat tampan dan menggemaskan.

Zargie masuk ke dalam ruang kerja Papa nya dan menutup pintunya dengan cara di dorong.

Anton yang mendengar suara pintu ruang kerjanya di buka dan di tutup, langsung menatap ke arah pintu. Anton tersenyum saat melihat jagoan nya yang masuk ke dalam ruang kerjanya.

"Eh anak Papa, tumben kemari, Sayang?" tanya Anton melihat anak kesayangan nya berjalan ke arah nya.

"Iya Papa, aku ingin memberitahu sesuatu kepada Papa." Zargie yang sudah sampai di depan Anton yang sedang duduk di kursi kerjanya.

Anton tersenyum lalu mengangkat tubuh kecil Zargie, Anton mendudukkan Zargie di pangkuan nya.

"Memberitahu apa, Sayang? Itu apa yang kamu bawa?" tanya Anton lagi dan menunjuk ke paper bag yang Zargie pegang.

"Ini mainan Papa, ini dari Tante Agatha." jawab Zargie.

"Sayang, jika kamu ingin mainan baru, kan kamu bisa minta sama Papa, Papa pasti akan langsung membelikan nya untukmu." Anton mengusap rambut Zargie.

"Iya Papa. Namun, ini aku tidak minta kepada Tante Agatha, dia yang memberikan nya kepadaku, apa aku salah menerima nya, Pa??" tanya Zargie menatap Anton dengan mata bulat dan bola mata yang bening.

"Kamu tidak salah, Sayang, Papa hanya memberitahu mu saja, jika kamu ingin mainan baru, kamu katakan saja kepada Papa ya, Sayang." pinta Anton, dan bicara dengan nada lembut kepada Zargie.

"Baiklah, Papa." jawab Zargie sembari mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Sekarang ayo kita buka mainan nya." ajak Anton.

"Yeay...  asik." Zargie bersorak kegirangan.

Anton tertawa lalu membuka paper bag nya, Zargie melihat Anton membuka bungkusnya, karena mainan nya di bungkus seperti kado. 

"Wah... pesawat-pesawatan, ini yang memakai remote ya, Pa?" tanya Zargie.

"Iya, Sayang, ini remote nya, sebentar Papa masukan baterai nya terlebih dahulu." Anton membuka tutup untuk memasukkan batu baterai 

Setelah tutupnya berhasil di buka, Anton memasukkan batu baterai satu persatu. Isi batu baterai nya ada tiga buah, setelah ketiga batu baterainya terpasang dengan benar, Anton mengambil tutupnya dan menutup kembali. Anton mulai mencoba pesawat nya terlebih dahulu, takut tidak menyala, dan pesawat menyala lalu terbang, pesawat terbang menyusuri ruangan kerjanya. 

"Wah... sangat bagus, keren, Papa, aku sangat menyukai nya." Zargie bertepuk tangan karena merasa senang memiliki pesawat dengan remote kontrol.

Anton tersenyum lalu melihat ke arah jam yang ada di dinding ruangan. 

"Sekarang waktunya kita menonton tv bersama Kakek dan Nenek, ayo kita ke raung tengah, main pesawat nya nanti lagi di halaman belakang, supaya kamu bisa leluasa." jelas Anton.

"Oke, Papa, sambil menunggu Mama pulang kan, Pa." jawab Zargie menatap Papa nya.

Wajah Anton yang tadinya tersenyum berubah menjadi sedih. Namun, demi buah hatinya, Anton berusaha tersenyum.

"Iya, Sayang, kita akan menunggu Mama pulang." Anton meletakan remote kontrol pesawat mainan Zargie di meja kerjanya.

Anton berdiri lalu menggendong Zargie, Anton keluar ruang kerjanya dan berjalan menuju ruang tengah. Setelah sampai di ruang tengah, Anton duduk di sofa dan di sebelah Agatha, Anton mendudukkan Zargie di pangkuan nya.

"Bagaimana? Sayang, kamu menyukai mainan nya?" tanya Agatha mengusap pipi Zargie.

"Sangat suka, Tante." jawab Zargie tersenyum kepada Agatha.

"Alhamdulillah, jika kamu menyukainya, Sayang, jika ingin mainan atau apapun itu, jangan sungkan-sungkan minta kepada Tante ya, Sayang, anggap saja Tante Mama kamu." Agatha mencium pipi Zargie.

"Iya, Tante. Namun, Mama aku hanya satu, Mama Rani, dan Mama ku hanya Mama Rani. Aku tidak ingin mempunyai Mama lagi." jawab Zargie.

Semua yang ada di ruang tengah sangat terkejut mendengar jawaban dari Zargie, terutama Anton.

"Kamu tidak perlu repot-repot. Agatha, saya masih sangat mampu membelikan anak saya mainan." Anton menatap Agatha dengan tatapan datar.

"Iya Mas, aku mengerti. Namun, tidak ada salahnya kan aku berkata seperti itu?" Agatha dengan beraninya bertanya seperti itu kepada Anton.

"Sebenarnya ada salahan nya, kamu tidak akan bisa menggantikan posisi Rani di hati Zargie." Anton mengusap-usap rambut Zargie dengan penuh kasih sayang.

"Iya, Mas." jawab Agatha dengan senyuman.

"Bibi... tolong kemari!" teriak Anton  karena takut Bibi tidak mendengar dirinya memanggil.

Tidak membutuhkan waktu lama Bibi datang.

"Iya Tuan, ada apa?" tanya Bibi.

"Tolong ajak Zargie bermain pesawat terbang di halaman belakang, pesawat sama remote kontrol nya ada di meja kerja saya." jelas Anton.

"Baik, Tuan, ayo Tuan muda kita bermain." ajak Bibi.

"Asik... ayo Bibi." Zargie langsung turun dari pangkuan Anton dan lari ke arah Bibi. 

Agatha merapatkan duduknya untuk lebih dekat dengan Anton, sedangkan Anton hanya bisa saja.

Bersambung.

Bab terkait

  • Terpaksa Rujuk Demi Anak   Episode 04

    Anton menatap Agatha dengan tatapan bingung."Kenapa kamu merapatkan tubuhmu ke tubuh saya? Perasaan di sebelahmu itu masih luas." Anton menatap Agatha."Anton, biarkan saja Agatha duduk lebih dekat denganmu, dia kan sedang merindukanmu." Laura menatap Anton."Ma, aku ini masih mempunyai istri." jawab Anton menatap Laura."Istri kamu itu sudah tidak ada di sini, Anton, dia itu mengkhianati dirimu, dia sudah menyakitimu, sadarlah, Anton, jangan bodoh karena cinta." Laura merasa marah dengan anaknya."Ah jadi mereka beneran akan bercerai, ini peluang yang sangat bagus untuk aku kembali bersama Mas Anton." batin Agatha."Sudah jangan bertengkar, jangan sampai Zargie mengetahui kedua orang tua nya akan berpisah, dia masih kecil." Hasan mengakhiri pertengkaran antara ibu dan anak."Maaf, jika Mas Anton tidak nyaman dengan keberadaan ku." Agatha mengusap lengan kekar milik Anton."Agatha, tolong menjauhkan duduk mu dari saya, jangan seperti ini." Anton merasa risih dengan Agatha yang duduk

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-07
  • Terpaksa Rujuk Demi Anak   Episode 05

    Setelah melihat Zargie sudah tertidur lumayan lama. Dan memastikan jika sang putra sudah larut dalam mimpinya. Anton pun turun dari ranjang secara perlahan, karena takut Zargie terganggu dan terbangun"Papa keluar dulu ya, Sayang, bobo yang nyenyak jagoan Papa." Anton mencium kening buah hatinya lagi terus berjalan ke arah pintu.Dia berjalan ke arah pintu dan membuka pintunya. Dia keluar dari kamar anaknya. Tidak lupa dia menutup kembali pintu kamar secara perlahan.Dia berjalan ke arah ruang kerjanya, pas Anton akan membuka pintu ruang kerjanya, tiba-tiba tangan nya di tahan oleh Agatha."Ada apa?" tanya Anton."Aku ingin bicara dengan Mas. Hanya empat mata." jawab Agatha."Saya sibuk, Agatha, pekerjaan saya menumpuk, lain kali saja ya." Anton melepaskan tangan Agatha yang memegang pergelangan tangan nya.Anton membuka pintu ruang kerjanya dan masuk ke dalam, dia langsung mengunci pintunya, karena risih jika dia sedang fokus kerja ada orang yang masuk, Kecuali Rani, dia selalu mint

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • Terpaksa Rujuk Demi Anak   Episode 06

    "Ini Bu, belanjaan nya, totalnya 45 ribu." Rani memberikan kantung plastik ukuran sedang isi belanjaan kepada Ibu yang memakai pakaian hitam."Ini uangnya, Mba." Ibu yang memakai pakaian hitam menyodorkan uang 50 ribu.Rani mengambil uangnya dan mengambil kembalian nya."Ini Bu, kembalian nya, terimakasih." Rani tersenyum."Sama-sama, Mba Rani." jawab Ibu memakai pakaian hitam sembari mengambil uang kembalian nya.Tinggal satu pelanggan Rani yang masih memilih sayuran."Sawi putih nya satu kilo ya, Mba." Ibu yang memakai pakaian tidur."Sebentar ya Bu, saya timbang dulu." jawab Rani.Ibu itu mengangguk dan menunggu Rani menimbang sawi putihnya, setelah menimbang sawi putihnya, dia memasukan ke kantung plastik, dia juga memasukkan beberapa belanjaan yang sudah di pilih Ibu yang memakai pakaian tidur ini."Totalnya berapa, Mba?" tanya Ibu yang memakai pakaian tidur itu."Semuanya 28 ribu, Bu." jawab Rani.Ibu yang memakai pakaian tidur itu memberikan uang 30 ribu kepada Rani, lalu Rani

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-28
  • Terpaksa Rujuk Demi Anak   Episode 07

    Rani mengambil ipad anaknya yang ada di meja."Ini ipad nya hampir ketinggalan." Rani memberikan ipad nya kepada anaknya."Eh iya, untung saja tidak ketinggalan, terimakasih, Mama." Zargie mencium pipi Mama nya."Sama-sama, Sayang, sebentar ya." Rani merogoh saku celana pendeknya. Dia mengambil uang 200 ribu lalu memasukkan ke saku bagian dada sebelah kanan seragam sekolah buah hatinya."Untuk jajan jagoan Mama, maaf ya, Mama hanya bisa memberikan kamu uang jajan segitu saja." Rani mengusap rambut buah hatinya."Rani, ambil kembali uang itu, simpan uangnya, jika kamu membutuhkan uang, katakan saja kepada Mas." Anton menatap istrinya dengan tatapan sendu."Tidak perlu, Tuan, saya masih sanggup mencari uang sendiri." Rani menatap datar kearah sang suami.Lagi-lagi pria itu sangat terkejut dengan jawaban istri nya, dan dia tidak menyangka, jika wanita yang sangat dia cintai, tetap memanggilnya Tuan, bukan Mas."Baiklah, jika itu keinginanmu. Namun, saya juga akan tetap memaksa untuk mem

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-29
  • Terpaksa Rujuk Demi Anak   Episode 08

    Anton menatap orang yang menepuk bahunya barusan dengan tatapan datar."Tante Agatha." Zargie menatap orang yang ada di belakang Papanya.Iya, yang .menepuk bahu Anton adalah Agatha. Entah kenapa setan ini terus saja mengganggu pria ini dan anaknya."Halo Sayang." wanita itu duduk di salah satu kursi lalu mengusap rambut anak itu dengan lembut."Tante sedang apa ada di sini?" tanya Zargie."Tante baru selesai meeting dengan client, Sayang, sekalian akan makan siang, saat Tante hendak memesan makanan, Tante melihat ada kamu dan Papa kamu, jadi Tante datang menghampiri meja kalian." jelas nya yang masih mengusap-usap rambut anak mantan kekasihnya."Ah begitu, ayo makan siang bersama kami, Tante." ajak Zargie.Agatha menatap Anton yang sedang makan, wanita yang memakai setelan jas disain ternama itu tersenyum kepada anak itu."Bagaimana Mas? Apa aku boleh makan siang bersama kalian?" tanyanya kepada pria itu.Dia sengaja bertanya kepada Anton, karena takut pria yang masih dia cintai

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-30
  • Terpaksa Rujuk Demi Anak   Episode 09

    "Iya, Papa, aku mulai merasa mengantuk." jawab Zargie yang mulai memejamkan matanya.Pria itu terkekeh melihat tingkah menggemaskan anaknya."Dia sangat mirip seperti Mama nya, jika merasa kenyang. Pasti akan sangat mengantuk." gumamnya yang fokus menyetir.Zargie sudah terlelap ke alam mimpi, tidak membutuhkan waktu lama mereka sudah sampai di rumah. Pria itu memasukkan mobilnya ke garasi. "Akhirnya sampai juga." gumamnya mematikan mesin mobilnyaPria itu membuka sabuk pengaman nya dan keluar dari mobil, dia berjalan ke arah pintu mobil bagian depan, tempat anaknya duduk, dia membuka pintunya perlahan dan memasukkan setengah tubuhnya kedalam mobil, lalu dia menggendong tubuh anaknya perlahan. Karena dia merasa takut anaknya akan terbangun, perlahan pria itu keluar dari mobil sembari memegang kepala anaknya, karena dia takut kepala anaknya terbentur atap mobil."Kamu tidurnya nyenyak sekali setelah bertemu dengan Mamamu." gumam Anton menatap wajah anaknya yang sangat damai saat terti

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-30
  • Terpaksa Rujuk Demi Anak   Episode 10

    Tidak terasa sudah jam 6 sore lebih 15 menit, Maudy dan Zargie masih belajar sembari bermain. Sedangkan Anton sedang berada di dalam kamar nya."Rani, kamu sedang apa, Sayang, Mas sangat merindukanmu. Apa kamu sudah mandi atau belum." Anton mengambil bingkai foto pernikahannya dengan sang istri yang terletak di meja rias wanita yang pria itu cintai dan sayangi.Make up, skincare, body lotion, dan peralatan Rani untuk merias wajahnya masih tersusun rapi di meja rias, wanita itu tidak membawa semua itu, karena itu semua suaminya yang membelinya."Kamu sangat cantik, kecantikanmu sangat alami sayang, tanpa kamu merias wajahmu, kamu sudah sangat cantik. Mas takut jika Kenzo masih menyukaimu, apalagi sekarang kita sudah bercerai, pasti ini peluang yang sangat bagus untuk Kenzo mendekati dirimu, di tambah anak-anak Kenzo memang menyukaimu, karena sifatmu dan perlakuanmu yang begitu baik kepada semua orang." gumam Anton mengusap wajah wanita yang sudah menjadi mantan istrinya itu yang ada di

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01
  • Terpaksa Rujuk Demi Anak   Episode 11

    Keluarga Watson sedang makan malam bersama, Anton menatap anaknya yang sedang makan dengan lahap. "Perlahan saja, Sayang, nanti kamu tersedak." pintanya kepada sang anak."Aku sangat lapar Pa, maka dari itu aku makan dengan lahap." jawab anak itu dengan mulut penuh."Hahaha, cucu kesayangan Kakek sangat menggemaskan, setelah makan malam, kita akan bermain kembang api." jelas Hasan."Sungguh? Asik... boleh ya, Pa, jika aku bermain kembang api bersama Kakek?" Zargie meminta izin terlebih dahulu kepada Papanya."Tentu saja boleh. Namun, harus hati-hati ya, Sayang." pintanya kepada sang anak."Siap Papa, aku akan berhati-hati bermain kembang apinya." jawab Zargie dengan wajah yang sangat ceria."Sudah-sudah, lanjutkan saja makan malam kalian, dan untuk cucu kesayangan Nenek, kamu ingin nambah lagi sosis nya?" tanya wanita tua itu kepada cucu kesayangannya."Tidak Nenek, aku sudah mulai kenyang." jawabnya.Laura mengangguk, dan mereka melanjutkan makan malam bersama nya. Pria itu makan ti

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03

Bab terbaru

  • Terpaksa Rujuk Demi Anak   Episode 88 ( Tamat )

    "Aku benar-benar tidak menyangka ternyata Mbak Agatha sangat kejam. Ternyata kecurigaan ku ternyata benar, jika Duda anak satu yang dia maksud adalah Mas Anton." Rani masih sesenggukan.Wanita itu sudah berhenti menangis, hanya saja sesungguhnya masih ada. Rumah keluarga Watson benar-benar sangat sunyi, semua anggota keluarga sedang merasa sangat terkejut dengan kejadian beberapa puluh menit yang lalu.Malam harinya.Keluarga Watson sedang makan malam bersama, wajah mereka masih sangat datar. Termasuk Anton."Kenapa kalian diam saja?" tanya Zargie merasa heran."Kakak, Nenek dan Papa sedang merasa lelah, Sayang. Maka dari itu mereka diam saja." jelas Rani berbohong."Ah begitu. Apa Tante Agatha sudah pulang?" tanya Zargie lagi."Sudah, Sayang. Papa mimta kamu jangan bajas Tante Agatha lagi ya, dia bukan keluarga kita, tidak baik jika di bahas ataupun di cari." jelas Anton."Baiklah, Papa. Aku juga tidak terlalu suka dengan nya." jawab Zargie.Rani hanya tersenyum lalu semua orang kemb

  • Terpaksa Rujuk Demi Anak   Episode 87

    "Jadi anda meragukan saya, Nona Agatha?" tanya Tirto menatap datar ke wanita yang duduk di hadapannya."Saya tidak berkata jika saya meragukan dirimu. Sekarang ke intinya saja, saya tidak memiliki banyak waktu." ucap Agatha."Baiklah. Jelaskan apa yang harus saya lakukan." jawab Tirto."Baiklah, dengarkan saya baik-baik. Jadi saya meminta kamu untuk melakukan hal seperti dulu, kita akan menculik kembali Rani dan membuat dirinya telanjang bulat seperti dulu, kamu juga begitu, bila perlu kamu masukan saja alat kelaminmu ke alat kelamin Rani, kapan lagi bukan kamu melakukan hal itu secara gratis, dengan wanita yang masih muda pula, terus nanti saya akan memvideo kegiatan kalian, saya akan mengirim video itu ke Mas Anton dengan nomor rahasiaku dulu untuk mengirim foto-foto kamu dan Rani saat di kamar hotel, saya tidak ingin rencana ini gagal, dan kamu harus membuat Mas Anton benar-benar membuang Rani, jika kedua orang tuanya sudah saya hasut, jadi tugas kamu itu saja." jelas Agatha."Itu

  • Terpaksa Rujuk Demi Anak   Episode 86

    "Padahal sudah jam 4 sore yax Ran. Tapi mataharinya masih terik seerti jam 11 siang." ucap Agatha."Benar, Mbak. Ya namanya kuga musim kemarau, nanti jika sudah musim hujan pasti jam segini sudah hujan deras." jawab Rani."Benar sekali, dan pasti pakaian akan lama keringnya. Apalagi jika mengandalkan pengering dari mesin cuci." Agatha sembari menyuap seblak nya."Semoga saja saat musim hujan sudah datang, hujan nya malam-malam saja di atas jam 11 malam. Jangan siang-siang, supaya pakaian juga selalu kering." jelas Rani."Iya semoga saja begitu. Eh Zargie dimana? Dari tadi siang tidak kelihatan, semenjak kejadian Om Hasan dan Tante Laura menegurnya?" tanya Agatha."Dia sedang tidur siang bersama dengan Papanya. Mungkin sudah pada bangun." jawab Rani."Ah begitu. Aku juga akan menginap di sini beberapa hari, Tante Laura uang menyuruhku, entah ada apa." ucap Agatha."Benarkah? Mungkin supaya rumah ini lebih ramai saja." jawab Rani.Tidak ada jawaban dari Agatha. Kedua wanita itu melanjut

  • Terpaksa Rujuk Demi Anak   Episode 85

    Rani sudah selesai pipis. Dia membuka pintu kamar mandinya, pintu kamar mandi ini tidak menimbulkan suara saat di buka."Itu Mbak Agatha sedang apa ya? Kok sedang mengaduk-aduk teh yang tadi aku buat." gumam Rani merasa sagat heran.Rani mendekat ke arah Agatha. Dia berdiri di sebelah kiri wanita licik itu."Mbak Agatha. Sedang apa?" tanya Rani.Agatha benar-benar sangat terkejut. Wanita itu gelagapan lalu berusaha mencari alasan yang masuk akal."Ah ini, Rani. Aku sedang membantu mengaduk-aduk teh nya, supaya gulanya lebih cepat larut." jawab Agatha."Ah begitu. Terima kasih ya, MBak." ucap Rani tersenyum kepada Agatha."Iya sama-sama, Rani." jawab Agatha membalas senyuman Rani.Wajah Agatha banyak keringatnya, wanita licik itu sangat geologi dan merasa takut. Takut Rani melihat aksinya yang memasukan beberapa sendok garam ke dalam teh yang tadi dia buat untuk Laura, tapi Rani tidak merasa curiga kepada wanita licik itu."Kenapa Mbak mengeluarkan garam?" tanya Rani saat melihat di sa

  • Terpaksa Rujuk Demi Anak   Episode 84

    Rani benar-benar sangat bangga mempunyai anak seperti Zargie. Masih kecil saja anak itu mempunyai pikiran seperti itu."Iya, Sayang. Mama sangat percaya jika kamu akan menjadi anak yang sangat hebat di masa depan." jawab Rani mengusap-usap punggung anaknya dengan lembut.Zargie hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja. Setelah sampai di lantai dua, Rani langsung membawa Zargie kw kamarnya.Ceklek.Rani membuka pintu kamarnya, setelah itu dia masuk ke dalam, tidak lupa dia menutup kembali pintunya. Wanita itu masih menggendong Zargie, dia berjalan ke arah ranjang dan melihat suaminya yang sedang membaca koran di atas ranjang."Eh ada jagoan Papa datang. Kenapa di gendong, manja sekali." ucap Anton.Dengan perlahan Rani menurunkan tubuh Zargie ke atas kasur. Anton sangat terkejut saat melihat kedua mata buah hatinya membengkak."Apa yang terjadi, Sayang?" tanya Anton sembari menarik Zargie ke dalam dekapan nya."Kakek dan Nenek menegur aku, Papa. Dan mereka menghina Mama dan memarahi Ma

  • Terpaksa Rujuk Demi Anak   Episode 83

    "Bagaimana? Apa Agatha menerima tawaran Mama?" tanya Hasan."Iya, Pa. Agatha sedang bersiap-siap. Setelah itu dia akan datang kemari." jawab Laura."Baguslah. Sekarang buatkan Papa kopi buatan Mama." pinta Hasan.Wanita tua itu mengangguk lalu berdiri dari duduknya,dia berjalan ke arah dapur. Sedangkan di Anton dan Rani baru saja sampai di dalam kamar, pria itu menutup kencang pintunya lalu tanpa sadar dia mendorong Rani kencang ke arah sofa.Brakk!Kepala Rani terbentur sudut sofa. Tes.Tes.Tes.Darah keluar dari kening Rani yang terluka."Astagfirullahaladzim." gumam Rani pelan sembari memejamkan kedua matanya karena menahan sakit yang luar biasa di bagian keningnya yang terluka.Pria itu menatap ke arah Rani yang masih terduduk di lantai, dia sangat terkejut.lalu mendekat ke arah Rani."Astagfirullahaladzim, Rani. Maafkan Mas." ucap Anton yang sudah menyadari apa yang sudah diperbuat kepada istrinya itu."Tidak apa-apa kok, Mas. Jangan meminta maaf ya." jawab Rani dengan senyuman

  • Terpaksa Rujuk Demi Anak   Episode 82

    "Pesan apa? Apa Mas sedang memesan sesuatu." tanya Rani"Bukan saya yang memesan. Tapi kamu yang memesan." jawab Anton."Perasaan aku tidak memesan apa-apa deh, Mas." ucap Rani."Kata Zargie kamu sedang memesan makanan 1 jam yang lalu." jawab Anton.Rani langsung mengingat jika dirinya berbohong kepada anaknya jika dirinya sedang memesan makanan. Dia juga harus berbohong kepada Anton juga tentu nya."Iya memang benar aku sedang memesan makanan 1 jam yang lalu. Tapi aku membatalkan pesanannya." jelas Rani."Kenapa dibatalkan? Bukan kah kamu belum makan malam?" tanya Anton."Ini sudah malam, Mas. Untung saja pesananku belum disiapkan, jadi aku batalkan saja, lagipula aku tidak lapar, aku hanya mengantuk." jawab Rani asal.Walaupun sebenarnya dia sangat lapar. Tapi dia juga merasa sangat mengantuk."Jika begitu tidur saja. Tapi sebelum tidur, kamu harus makan terlebih dahulu, saya sudah membelikan kamu makanan." jelas Anton sembari mengeluarkan bungkusan dari dalam kantong plastik yang t

  • Terpaksa Rujuk Demi Anak   Episode 81

    Di rumah sakit.Rani sedang menyuapi Zargie makan. Sedangkan Anton belum sampai di rumah sakit."Kamu harus makan yang banyak ya, Sayang, supaya cepat sembuh. Setelah makan nanti minum obat " jelas Rani tersenyum kepada buah hatinya itu."Iya, Mama. Apa Mama sudah makan malam?" tanya Zargie."Belum, Sayang. Mama sedang memesan makanan dari luar, mungkin sebentar lagi datang." jawab Rani berbohong.Sebenarnya Rani tidak membawa uang, semua uang nya ada di rumah Kenzo. Wanita itu sebenarnya merasa sangat lapar, karena tidak makan dari siang, tapi dia berusaha menahan laparnya."Ah begitu, baiklah. Kenapa Papa sangat lama, Ma?" tanya Zargie lagi dengan mulut penuh isi makanan."Biarkan Papamu istirahat di rumah ga. Kan ada Mama yang menjaga kamu dan menemani kamu, Nak." jawab Rani tersenyum."Aku sangat menyayangi Mama." ucap Zargie."Mama juga sangat-sangat menyayangi kamu, Sayang." jawab Rani.Anak itu tersenyum senang, sebenarnya dia mencari Papanya hanya untuk melanjutkan rengekan ny

  • Terpaksa Rujuk Demi Anak   Episode 80

    Tidak ada jawaban dari Anton. Pria itu benar-benar sangat bingung untuk menjawab perkataan buah hatinya. Zargie terus-terusan menangis sembari merengek meminta Papanya untuk kembali menyatu dengan Mamanya."Papa... aku mohon. Papa dan Mama kembali bersatu seperti dulu." ucap Zargie semakin kencang menangisnya."Sayang... sudah ya, jangan menangis terus. Kamu akan muntah jika terus-terusan menangis." Anton merasa semakin khawatir dengan keadaan Zargie.Anak itu akan mentah-mentah karena menangis terlalu lama. Maka dari itu Anton merasa sangat khawatir hal itu akan terjadi."Huwek.... huwek." Zargie muntah-muntahAnton yang menekan tombol di dinding dekat brankar Zargie. Tombol itu berfungsi untung memanggil Dokter."Zargie! Bentengi menangis, Sayang! Papa mohon!" teriak Anton.Pria itu berteriak karena sangat khawatir melihat anaknya terus-terusan muntah.Ceklek.Pintu kamar rawat Zargie terbuka. Datanglah dua Dokter, dan tiga Suster, mereka langsung mendekat ke arah brankar."Tolong a

DMCA.com Protection Status