Fragile Heart

Fragile Heart

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-08
Oleh:  Abigail KusumaTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.1
7 Peringkat. 7 Ulasan-ulasan
80Bab
79.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Ditinggal begitu saja tanpa sebab oleh sang kekasih, membuat hidup Jasmine terpuruk. Jatuh cinta sedalam-dalamnya pada orang yang salah adalah hal yang paling menyakitkan di dunia ini. Wanita itu layaknya boneka yang sudah dibuang. Bertahun-tahun kemudian, Jasmine berusaha berdamai dengan kenyataan. Dia berusaha melupakan sosok pria yang telah menghancurkan hidupnya. Namun, sayangnya takdir seakan mempermainkan Jasmine. Setelah dia berjuang melupakan, tiba-tiba Jasmine bertemu Xavier—pria yang telah menorehkan luka yang dalam padanya. Hancur. Perih. Terluka. Tiga kata yang dirasakan Jasmine kala takdir kembali mempertemukannya dengan Xavier. Ditambah dengan kenyataan di mana ternyata Xavier adalah calon kakak iparnya membuat dunia Jasmine seakan runtuh. Lantas bagaimana cinta Jasmine? Akankah Jasmine sanggup menahan diri, agar tidak jatuh pada sosok Xavier yang merupakan calon kakak iparnya sendiri? Atau Jasmine akan menghancurkan pernikahan kakak kandungnya sendiri? Hidup Jasmine bagaikan berada di labirin, yang membuatnya tersesat dalam kekelaman. *** Follow me on IG: abigail_kusuma9

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1. Ditinggal Begitu Saja  

Bibir Jasmine menyatu dengan bibir Xavier. Mereka saling melumat penuh kelembutan dan hasrat yang membara. Degup jantung keduanya begitu kencang, begitu terasa kala tubuh mereka saling berdekatan. Tangan Xavier meremas pelan pinggang Jasmine, memeluknya posesif, seolah tak ingin kehilangan gadis itu.

Tak hanya diam, Jasmine pun mengalungkan tangannya ke leher Xavier. Dia memperdalam ciumannya. Percikan-percikan perasaan yang tak mampu tertahan. Jasmine begitu mendamba sentuhan Xavier yang memabukkan. Membuat tubuhnya bergejolak. Bahkan rasanya Jasmine tidak ingin melepas bibir Xavier yang tengah menjelajahi bibir ranumnya.

“Bibirmu selalu luar biasa, Jasmine. Manis. Rasanya manis. Aku selalu menyukainya,” bisik serak Xavier tepat di depan bibir Jasmine.

Jasmine tersenyum sambil mengelus rahang Xavier. “Bibirmu juga luar biasa, Sayang. Aku menyukainya.”

Xavier menatap Jasmine dengan tatapan lembut, membelai pipi Jasmine. “Aku harus pulang.”

“Kau mau pulang?” Alis Jasmine terangkat, menatap kekasihnya sedikit bingung. “Kau tidak menginap di sini?”

No, Sayang. Aku tidak bisa. Ada sesuatu yang harus aku kerjakan,” jawab Xavier sembari mengecup kening Jasmine.

Ya, sudah tiga bulan ini hidup Jasmine benar-benar berwarna. Menjalin hubungan dengan Xavier Coldwell membuatnya sangat bahagia. Berawal berkenalan dari aplikasi kencan, akhirnya mereka memutuskan menjadi sepasang kekasih.

Bagi seorang Jasmine Stevanie Welsh, Xavier Coldwell adalah pelengkap hidupnya. Pria itu selalu membuat Jasmine nyaman. Bahkan pria itu pun selalu mampu membuat Jasmine jatuh hati setiap detiknya. Selama tiga bulan kehidupan mereka sudah seperti suami istri. Ranjang adalah tempat di mana mereka melepas rindu.

Jasmine tidak pernah menyesal menyerahkan dirinya seutuhnya untuk Xavier. Karena dia tahu Xavier adalah pria yang tepat. Jasmine yakin, Xavier begitu mencintainya seperti dirinya yang juga begitu mencintai Xavier.

“Kau ingin pergi ke mana, Sayang?” Jasmine memeluk lengan Xavier, dia tampak enggan membiarkan Xavier pergi.

“Ada urusan pekerjaan,” jawab Xavier sembari mengecup bibir Jasmine. “Kau tidurlah. Ini sudah malam.”

Jasmine mendesah pelan. Tak dipungkiri, dia tidak ingin Xavier pergi. Namun Jasmine pun tidak ingin egois. Hingga terpaksa akhirnya Jasmine menganggukkan kepalanya menuruti keinginan Xavier yang tidak menginap di apartemennya.

“Tapi janji kau harus menghubungi aku kalau sudah di rumah nanti,” pinta Jasmine dengan nada memaksa.

“Tenang saja, aku akan menghubungimu nanti.” Xavier mengecup lembut bibir Jasmine. “Aku pulang dulu.”

“Hati-hati, Xavier,” balas Jasmine hangat.

Xavier mengangguk. Lalu dia melangkah meninggalkan Jasmine yang masih bergeming di tempatnya. Sesaat embusan napas kasar Jasmine terdengar. Raut wajah gadis itu menatap kecewa punggung Xavier yang mulai lenyap dari pandangannya.

Saat sudah lebih dari satu jam Xavier pergi, Jasmine masih belum mendapatkan pesan dari Xavier. Raut wajahnya menjadi kesal. Ingin rasanya dia menghubungi kekasihnya itu, namun Jasmine memilih mengurungkan niatnya. Mungkin Xavier sedang sibuk. Itu yang ada di dalam benak Jasmine.

“Lebih baik aku tidur saja.” Jasmine kini memilih membaringkan tubuhnya di ranjang. Dia menarik selimut, menutupi tubuhnya itu. Rasa kantuk mulai menyerang. Nanti pagi pasti Xavier akan memberikan pesan ‘Good Morning’ padanya seperti kebiasaan sang kekasihnya itu.

***

Bunyi alarm di ponsel membuat Jasmine perlahan mulai membuka kedua matanya. Gadis itu itu mengerjapkan mata berberapa kali dan menggeliat kala sinar matahari menembus jendala kamarnya, menyentuh wajahnya.

“Ah, ini sudah pagi,” gumam Jasmine seraya mengambil ponselnya, menatap ke layar—waktu menunjukkan pukul delapan pagi.

 Jasmine mulai membuka pesan masuk memastikan pesan dari Xavier. Namun, seketika raut wajah Jasmine berubah kala tidak ada satu pun pesan masuk dari Xavier. Tampak Jasmine menjadi bingung. Tidak biasanya Xavier tidak meninggalkan pesannya.

Jasmine terdiam sejenak. Di detik selanjutnya, dia menghubungi nomor Xavier. Satu, dua, hingga tiga kali dia memanggil tidak ada satu pun jawaban dari sang kekasih. Jasmine mendecakkan lidahnya kesal. Ini yang dia paling benci. Dia tidak suka kalau Xavier tidak menjawab teleponnya.

Jasmine mengatur napasnya. Berusaha meredakan rasa kesalnya. Gadis itu berpikir positive. Mungkin tadi malam Xavier sudah tidur. Itu yang ada di dalam benak Jasmine.

“Aku masak saja hari ini untuknya. Sebelum berangkat kuliah nanti, aku akan mengantarkan ke apartemen Xavier,” gumam Jasmine pelan.

Jasmine Stevanie adalah mahasiswa tingkat akhir. Dia tinggal sendiri di apartemen pribadi miliknya. Sebenarnya keluarganya pun masih tinggal di London, hanya saja Jasmine lebih nyaman untuk tinggal sendiri.

Jasmine melangkah menuju dapur memasak makanan yang Xavier sukai. Meski masih kesal, tetapi Jasmine berusaha untuk mengerti Xavier. Dia tahu, kekasihnya itu selalu sibuk dengan pekerjaannya.

Tak berselang lama ketika makanan yang dibuat oleh Jasmine sudah matang, dan telah diletakkan ke dalam kotak makan—Jasmine segera bersiap-siap untuk pergi ke kampus serta mengantar makanan yang dia buat untuk Xavier.

Sekitar tiga puluh menit Jasmine selesai bersiap-siap—dia langsung menuju ke luar apartemen mencari taksi yang sering lewat di depan lobby apartemennya.

“Nah itu dia taksi.” Jasmine mengangkat tangannya menghentikan taksi. Tepat di saat taksi sudah berhenti di hadapannya; Jasmine segera masuk ke dalam taksi dan menunjukkan alamat apartemen milik Xavier yang terletak di wilayah pusat kota London.

Sepanjang jalan entah kenapa hati Jasmine merasa tidak tenang. Seperti ada yang mengganjal pikirannya. Bahkan sekelebat pikiran buruk pun menyerbu dirinya. Lagi dan lagi, Jasmine menepis segala pikiran negative yang muncul.

Saat tiba di lobby apartemen pribadi milik Xavier, Jasmine segera membayar tarif taksi dan langsung menuju lantai dua puluh delapan—lantai di mana unit apartemen Xavier berada. Sebelumnya Jasmine pernah ke apartemen Xavier, walau baru hanya satu kali.

Saat Jasmine tiba di depan unit apartemen Xavier—dia langsung menekan bel apartemen miliki kekasihnya itu.

“Xavier, ini aku, Sayang,” panggil Jasmine lembut.

“Xavier?” Jasmine kembali memanggil Xavier, tapi masih belum ada juga jawaban. Andai saja dirinya tahu password apartemen Xavier, sudah pasti Jasmine akan langsung masuk.

Ceklek!

Pintu terbuka. Wajah Jasmine langsung sumringah bahagia.

“Xav—”

Perkataan Jasmine terpotong kala melihat seorang wanita paruh baya berpenampilan pakaian pelayan yang membuka pintu untuknya.

“Selamat pagi, Nona. Maaf Anda mencari siapa?” tanya sang pelayan dengan sopan pada Jasmine.

“Pagi, apa Xavier ada di dalam?” Jasmine bertanya dengan lembut.

“Maaf, Nona. Apa Anda temannya Tuan Xavier?” tanya sang pelayan lagi.

“Aku kekasih Xavier,” jawab Jasmine yang membuat raut wajah sang pelayan terlihat bingung.

“Nona kekasih Tuan Xavier?” ulang sang pelayan memastikan.

Jasmine mengangguk. “Iya, aku pacarnya. Xavier ada di mana?”

Sang pelayan tak mengerti. “Nona, tadi malam Tuan Xavier telah berangkat. Apa Nona tidak diberi tahu kalau Tuan Xavier tidak lagi tinggal di London?”

Jasmine terkejut. “Xavier tidak lagi tinggal di London?”

“Benar, Nona. Tapi saya tidak tahu ke mana Tuan Xavier pindah. Yang saya tahu, Tuan Xavier tidak lagi tinggal di sini,” jawab sang pelayan.

“Itu tidak mungkin!” Jasmine menggelengkan kepalanya tegas. Dengan cepat, Jasmine mengeluarkan ponselnya, berusaha menghubungi nomor Xavier. Satu, dua, hingga sepuluh kali gadis itu menghubungi nomor Xavier tetap tidak ada jawaban.

“Nona, tenangkan diri Anda.” Sang pelayan menjadi bingung kala melihat wajah panik Jasmine.

“Xavier tidak mungkin pergi begitu saja. Dia tidak mungkin meninggalkanku!” seru Jasmine dengan mata yang mulai berlinang air mata. Dia kembali berusaha menhubungi nomor Xavier, dan sayangnya hasil tetap sama. Tidak ada jawaban dari Xavier. 

“Katakan padaku di mana Xavier!” Jasmine menatap tajam sang pelayan.

“Nona, Tuan Xavier sudah meninggalkan London sejak tadi malam. Beliau telah memutuskan meninggalkan kota London. Untuk kepindahannya, Tuan Xavier memang tidak memberitahukan pada saya, Nona,” ujar sang pelayan membuat Jasmine menangis keras.

Tubuh Jasmine melemah dan nyaris ambruk. Dalam benaknya mengingat tadi malam hubungannya baik-baik saja. Namun sekarang? Jasmine di hadapkan dengan kenyataan Xavier Coldwell meninggalkannya tanpa satu pun pesan.

Jasmine bersimpuh di lantai. Dia menangis keras. “Xavier, kau … jahat!”

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Indah sabiq Sabiq indah
suka ceritanya ga muter2.. dan gak pernah bosen bacanya walaupun di awal sedih bangettttt, baper ke Jasmine, akhirnya indah pada waktunya buat Jasmine..
2024-08-16 18:53:54
0
user avatar
Puji Lestariningsi
selalu suka dengan karyanya kak.
2024-08-08 19:22:49
0
user avatar
Elizabeth MaeKirei
Keren banget! sedikit mirip sama kisah hidup saya, tapi kalau saya belum sampai seperti Jasmine dan Xavier sih.. hehe... semoga saya juga bisa mencapai fase seperti mereka, Amin!
2024-01-09 22:23:57
0
user avatar
Tutty Edy
trmksh utk lanjutannya kk,smg xavier dan jasmine bs bersatu ya....ditunggu...
2023-11-28 12:55:39
0
user avatar
Woaini
kenapa gak lanjut Thor? serius ditamatin donk kalo nulis ♡...︎♡
2023-11-18 09:59:52
0
default avatar
Lusiana Lediawati
bagus ceritanya, ditunggu up nya kak, jangan lama2 yaaa
2023-11-11 21:39:21
0
user avatar
Francis Demetrio
koinnya mahal ceritanya biasa saja baru sampe bab 8 nyerah bacanya
2024-05-02 11:24:32
0
80 Bab
Bab 1. Ditinggal Begitu Saja  
Bibir Jasmine menyatu dengan bibir Xavier. Mereka saling melumat penuh kelembutan dan hasrat yang membara. Degup jantung keduanya begitu kencang, begitu terasa kala tubuh mereka saling berdekatan. Tangan Xavier meremas pelan pinggang Jasmine, memeluknya posesif, seolah tak ingin kehilangan gadis itu.Tak hanya diam, Jasmine pun mengalungkan tangannya ke leher Xavier. Dia memperdalam ciumannya. Percikan-percikan perasaan yang tak mampu tertahan. Jasmine begitu mendamba sentuhan Xavier yang memabukkan. Membuat tubuhnya bergejolak. Bahkan rasanya Jasmine tidak ingin melepas bibir Xavier yang tengah menjelajahi bibir ranumnya.“Bibirmu selalu luar biasa, Jasmine. Manis. Rasanya manis. Aku selalu menyukainya,” bisik serak Xavier tepat di depan bibir Jasmine.Jasmine tersenyum sambil mengelus rahang Xavier. “Bibirmu juga luar biasa, Sayang. Aku menyukainya.”Xavier menatap Jasmine dengan tatapan lembut, membelai pipi Jasmine. “Aku harus pulang.”“Kau mau pulang?” Alis Jasmine terangkat, men
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-25
Baca selengkapnya
Bab 2. Permainan Takdir
~Empat tahun kemudian~Seorang wanita cantik melangkah dengan anggun kala turun dari podium. Suara tepuk tangan memenuhi ballroom hotel yang megah itu. Dia Jasmine Stevanie Welsh—seorang wanita sukses yang berhasil menjadi Direktur Pemasaran & Penjualan di sebuah perusahaan kosmetik terbesar di Inggris.Dalam empat tahun terakhir Jasmine sukses membawa laba perusahaan yang besar. Cantik, pintar, dan karir yang cemerlang. Akibat tingkat penjulan yang tinggi, Jasmine langsung mendapatkan posisi penting di perusahaan. Tidak tanggung-tanggung, dalam waktu hanya empat tahun, Jasmine nyatanya mampu menjadikan dirinya berada di posisi top management. “Jasmine! Selamat kau sekarang sudah menjabat sebagai Direktur Pemasaran & Penjualan. Aku benar-benar bangga padamu,” ucap Ivy—teman dekat Jasmine di kantor. Tatapannya menatap kagum Jasmine yang sejak tadi terus berjabat tangan dengan banyak staff.“Selamat juga untukmu. Sekarang kau sudah menjadi Manager Pemasaran & Penjualan. Aku bangga pada
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-25
Baca selengkapnya
Bab 3. Luka Kembali Terbuka
Jasmine bergumam pelan menyebut nama pria yang empat tahun ini tak lagi dia sebut. Nama yang mati-matian selalu Jasmine hindari. Mata Jasmine nyaris berembun. Jika saja, tidak ada orang di ruang keluarga itu mungkin dia akan berteriak, dan memaki pria yang ada di hadapannya ini.Tapi tidak! Jasmine memilih untuk diam seraya menatap nanar pria yang ada di hadapannya. Tatapan tersirat penuh luka yang mendalam. Bagaikan sebuah pisau yang menancap ke jantungnya. Napas Jasmine rasanya ingin berhenti. Xavier Coldwell—menatap Jasmine dengan tatapan nyaris tak percaya. Namun, terlihat jelas tatapan Xavier tersirat penuh arti yang sulit untuk diungkapkan. Pria itu menatap Jasmine seperti tersesat di tengah hutan yang luas dan gelap. Jika siang hari hutan menunjukkan keindahan, lain halnya dengan malam hari— membuat hutan itu layaknya gelap, dan kesunyian yang tak berkawan. Sejenak, Xavier dan Jasmine masih saling menatap dalam satu sama lain. Tatapan yang seakan menimbulkan sebuah percikan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-25
Baca selengkapnya
Bab 4. Kau Bajingan!
Jasmine benar-benar berpikir bahwa dia sudah berhasil berdamai dengan masa lalunya, mengikhlaskan Xavier dan menjalani kehidupan tanpa pria itu. Semuanya berjalan dengan baik dan sesuai rencana, walau terkadang dia masih merindukan Xavier. Tapi hanya pada saat dan momen-momen tertentu, saat rasa kesepian mulai menggerogoti hati dan jiwanya, pria itu muncul seperti sebuah penghiburan, sebuah pengingat bahwa dulu dia pernah mencintai dengan begitu dalam, walau pada akhirnya cintanya tersebut dipatahkan.Tidak cukup sampai di sana, kini Xavier muncul kembali seperti sebuah badai yang menerpa kehidupan Jasmine yang sudah tenang dan damai. Hal yang paling mengejutkan Jasmine adalah Xavier dan kakaknya akan bertunangan.Jasmine berharap bahwa sekarang dia sedang bermimpi, dan segera terbangun dari mimpi buruknya. Sayangnya, ini semua adalah kenyataan. Xavier Coldwell—pria yang meninggalkannya begitu saja beberapa tahun silam—akan menjadi kakak iparnya.Mata Jasmine berkaca-kaca membayangkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-25
Baca selengkapnya
Bab 5. Penjelasan Tidak akan Mengubah Apa pun!
Malam itu, Jasmine tidak bisa tidur. Dia berguling di atas ranjangnya untuk mencari posisi yang nyaman, berharap kantuk akan segera menjemputnya, tapi tidak juga bisa. Dia tidak bisa berhenti memikirkan Xavier.Pria itu seolah menghantui benaknya dengan cara yang paling mengganggu. Padahal besok, dia harus berangkat pagi sekali untuk sebuah rapat penting di perusahaannya. Dia tidak ingin datang dengan keadaan yang buruk.Tidur biasanya selalu bisa menjadi obat bagi Jasmine, namun kali ini rasanya begitu sulit. Kalau dia memberikan Xavier kesempatan untuk berbicara, akankah pria itu mau meninggalkannya sendiri? Empat tahun lalu, Xavier pergi tanpa penjelasan apa pun dan Jasmine lelah untuk memikirkan jawabannya. Namun kali ini, Xavier telah kembali dengan cara yang sangat buruk dan kembali menimbulkan pertanyaan serta badai perasaan baru dalam diri Jasmine.Jasmine bangkit dari posisi berbaringnya seraya menghela napas panjang. Dia memegangi kepalanya yang terasa berat dan kembali ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-25
Baca selengkapnya
Bab 6. Kita Berdua Tepat Waktu
“Shit!” umpat Jasmine berulang kali saat dia dengan susah payah mengenakan sepatunya di ruang gantinya dengan gerakan tergesa-gesa. Dia mengambil tas dengan asal, memasukkan barang-barangnya ke dalam, lalu menarik sebuah mantel berwarna cokelat dari lemari dan melangkah setengah berlari keluar dari kamarnya.Jasmine melirik arlojinya, lalu terbelalak. “Aku terlambat!” ucapnya dan kini dia benar-benar berlari. Saat turun dari tangga, Jasmine memelankan langkahnya, teringat pada kejadian semalam ketika dia hampir terjatuh. Setelah sampai di lantai bawah, Jasmine pergi ke ruang makan untuk berpamitan dengan kedua orang tuanya yang saat itu tengah sarapan.“Mom! Dad! Aku pergi dulu!” seru Jasmine, tidak perlu merasa repot-repot untuk sarapan terlebih dahulu.Mila memanggilnya, tapi Jasmine tidak berhenti dan sudah lebih dulu berada di teras. Saat di sana, langkah Jasmine sontak terhenti. Dia bisa merasakan keringat mulai terbentuk di permukaan kulitnya.“Jasmine?” Jelena berdiri di hadapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-05
Baca selengkapnya
Bab 7. Sesuatu Hal Rumit untuk Diungkap  
Jasmine sontak berbalik dan menatap Xavier tajam. “Apa maksudmu?”Sebelah alis milik Xavier yang tebal dan hitam terangkat sedikit, kepuasan masih mengerling di tatapannya yang tertuju pada Jasmine.“K-kau ... kau mengatur ini?!” serunya.Xavier tidak menjawab, dia melangkah melewati Jasmine dan duduk di kursi dengan meja bundar terbuat dari marbel di depannya. Xavier menyentuh permukaan yang dingin itu sembari menjawab dengan singkat, “Ya.”Jasmine membelalakkan mata. “Berengsek!” rutuknya di antara napasnya yang menjadi tajam. “Aku tidak ingin membuang-buang waktuku untuk ini!” serunya lagi, lalu hendak melangkah pergi saat ucapan Xavier menghentikannya.“Bersikaplah profesional, Nona Welsh! Kau tidak mau jabatan yang baru kau dapatkan kembali diturunkan, bukan?” Kata-kata angkuh penuh ancaman Xavier berhasil membuat Jasmine tak berdaya.Jasmine menutup matanya, merasakan kemarahannya yang mengalir mulai surut perlahan. Xavier benar. Jasmine harusnya bisa bersikap lebih profesional.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-05
Baca selengkapnya
Bab 8. Masalah Terbesar Jasmine
Jasmine menatap makan siangnya dengan tatapan kosong, pikirannya masih terfokus pada pembicaraan bersama Xavier. Pria yang telah mencampakannya itu berkata kalau dia masih menyukainya.Dalam kondisi sekarang, dia dan Xavier tidak akan mungkin …Jasmine mendesah, lalu berkata dalam hati, ‘Apa yang sedang aku pikirkan? Menerima Xavier kembali setelah dicampakan oleh makhluk tidak berperasaan itu?’Tidak akan pernah! Jasmine terlalu menyayangi dirinya untuk jatuh dalam pelukan pria itu kembali. Apa yang dikatakan Xavier pasti hanya karena dirinya adalah seorang bajingan.Jasmine memijat pelipis, memikirkan ini saja sudah membuat kepalanya pening.“Jasmine?”Jasmine tersadar, menatap ke arah Ivy yang duduk di hadapannya. Mereka berdua telah sepakat menjadikan makan siang sebagai hari perayaan kenaikan jabatan. Sialnya, sekarang, bisa-bisanya Jasmine malah melamunkan Xavier—pria berengsek yang sudah tak ingin lagi dia pikirkan.“Apa kau sedang dalam masalah? Kau sama sekali tidak menyentuh
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-05
Baca selengkapnya
Bab 9. Kau Mengenali Pria Tampan Ini?
Jasmine membuka lembaran demi lembaran di kepalanya sendiri, mencari-cari kisah yang cocok untuk menjelaskan soal Xavier kepada Ivy. Menjalin hubungan dengan Xavier sebagai kekasih, di masa lalu, membuat Jasmine harus menutup rapat rahasia itu. Sampai kapan pun, dia tidak akan pernah membiarkan orang tahu tentang kisahnya dengan Xavier.“Aku mendengarmu berteriak, jadi aku langsung melihat situasi di luar. Apa yang terjadi, Jasmine? Siapa pria tampan ini? Apa kau mengenalinya?” Rentetan pertanyaan Ivy, membuat raut wajah Jasmine memucat akibat panik.“Dia ini—” Kepala Jasmine berputar mencari jawaban yang tepat.Mantan kekasih? Orang yang pernah aku cintai? Calon kakak ipar? Atau ... investor?Tidak ada jawaban yang bisa dia pilih. Dia harus memikirkan keberlangsungan hubungannya dengan Bernard. Calon kakak ipar yang tiba-tiba datang akan lebih menimbulkan kesalahpahaman. Tidak ada alasan bagi seorang investor menyusulnya ke acara non-formal ini, Ivy akan menyangka kalau mereka memili
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-05
Baca selengkapnya
Bab 10. Taman Tak Lagi Indah
Kegelapan menutupi langit dengan erat, tanpa secercah cahaya bintang yang menghiasi langit. Hanya bulan yang menjulang tinggi, menyapu permukaan bumi dengan sinar lembutnya.Di arah sana, tepatnya di halaman Starlight Car Park dua insan sedang beradu pandang dalam pertentangan. Waktu seakan berhenti membawa kenangan yang telah lama tertinggal, saat di mana hanya ada mereka berdua, saat luka kembali merajut dan mengkhianati Jasmine berulang kali.Sentuhan lembut Xavier di permukaan pipinya membuat Jasmine terhanyut, segera tersadar ketika tahu maksud Xavier yang ingin menciumnya. Dia langsung memalingkan muka sehingga sebuah kecupan hanya berlabuh di pipinya.“Menjauh dariku, Sialan!” seru Jasmine dengan suara tegas, hatinya hancur oleh sikap Xavier yang seolah meremehkan soal mereka di masa lalu. “Kita sudah selesai!”Xavier menatap dalam Jasmine yang masih ada di hadapannya. “Kisah kita tidak pernah selesai, Jasmine.”Jasmine menggelengkan kepalanya dengan senyuman sinis. “Tidak pern
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-05
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status