Home / Romansa / Terpaksa Menikahi / chapter tujuh

Share

chapter tujuh

Author: Kay
last update Last Updated: 2022-09-02 15:41:52

Makanan dalam bungkusan sudah habis tanpa sisa.

Uueeeeeeekkk...

Vio bersendawa. Bastian menutup mulutnya.

"Ahahaha... Biasanya juga aku bersikap sopan tanpa sendawa, dan makanku tidak sebanyak ini. Ini karena aku memang belum makan sejak aku keluar dari rumah sakit." ucap Vio beralasan dengan senyum canggung.

Aaaaa.. Tunggu! wajah Vio berubah menjadi tak sedap dipandang. Rumah sakit mengingatkannya pada pria misterius yang membawanya, seperti yang Davi katakan.

Kelebatan kehadiran orang disampingnya muncul dibenaknya.

Puluhan mobil berderet disekitar rumahnya, Lalu makanan yang dia makan sekarang, juga waktu di dalam mobil.

Bayangan wajah Davi dengan apa yang dikatakannya. saat dirumah sakit terlintas dibenaknya.

"orangnya sangat berpengaruh. Dan punya pengikut." suara Davi.

"Kupikir dia pacarmu, dia sangat perduli sekali padamu" suara Davi.

"Namanya Bastian." suara Davi.

Dengan wajah canggung dan senyum yang dipaksakan, Vio menoleh ke samping menatap pada pria disampingnya.

"Namamu Bastian ya?"

"Heemm."

Ooohhh my Goooddd....!!!! jerit batin Vio. 'Apa dia kemari untuk minta uang ganti rugi pembayaran rumah sakit?"

"Ahahaha...."Vio tertawa terpaksa."Jadi kamu yang membawaku ke rumah sakit?"

"Heemmm."

"Jadi, tujuanmu menemuiku adalah..."

Bastian terdiam tak mengatakan apapun.

"Jadi apa kau kemari untuk, meminta pertanggung jawabanku?"

Bastian mengangguk.

Uuugggghhhh, sudah kuduga dia pasti minta uang biaya rumah sakit. batin Vio saat itu.

"Jadi apa yang harus kulakukan untuk menebusnya?"tanya Vio gamblang, dia tak ingin lebih lama lagi berurusan dengan Bastian yang dia sebut maniak itu.

"Kau tau, aku tak punya uang banyak. Aku baru kabur dari rumah."Gumam Vio pelan,"kau lihat koperku kan?" sambung Vio mengangkat jarinya.

"Temani aku makan malam." suara Bastian datar.

"Makan malam?"

Bastian mengangguk lalu memalingkan wajah dan pandangannya.

"Baiklah! kapan?"tanya Vii menatap lekat pada Bastian.

"Aku akan ada keluar kota besok, tak tau kapan akan kembali."ungkap Bastian.

"Bagus! tidak usah kembali. hahahha."

Bastian memasang tampang tak senang. Menatap Vio dengan wajah marah.

Sepertinya orang ini hambar. tak bisa diajak bercanda. batin Vio berkeringat dingin.

"Jadi?" tanya Vio mencoba mengalihkan pandangan. " bagaimana Mmm.. Bastian? Boleh aku memanggilmu Bastian?"

Tingkat kemarahan Bastian menurun. 'Di panggil Bastian sepertinya jadi lebih akrab.' pikir Bastian.

"berikan nomor ponselmu."Bastian nengadahkan tangannya.

"Tidak perlu nomor ponsel. Aku tidak akan kabur. Kalian antarkan saja aku ke kosan lembayung. Heeemm?"

"Baiklah." Bastian menyanggupi.

Waahh, diluar dugaan dia penurut sekali. batin Vio.

"Sudah semakin gelap. Ayo pulang." Vio berdiri dan melangkah lebih dulu.

###

Di bangunan kos Lembayung.

"Sudah! Sudah cukup!" ucap Vio sedikit jengkel, karena Bastian dan ekornya masih mengikuti sampai dalam bangunan kos itu."Cukup sampai disini saja."

Bastian dengan ekpresi dinginnya dan asisten Fang yang sumringah, mengalihkan pandangan wajahnya kesamping.

Orang-orang ini.... batin Vio geram mengepalkan tangannya.

"Kalian mau sampai mana mengikuti?" kesal Vio galak.

"Kami hanya ingin memastikan anda sampai di kamar anda Nona Vio." ujar Fang ceria.

"Sudah kubilang aku tidak akan kabur!"

"Mungkin anda bersedia..."Fang mengulurkan ponsel Bastian pada Vii dengan wajah senang tanpa dosa. Sebenarnya tanpa berbuat begitupun Fang bisa dengan mudah mendapatkannya,hanya meminta langsung pada orangnya lebih menyenangkan.

"Grrrrr...." Vio kesal menyaut hp dari tangan Fang. Lalu mengetik nomor hpnya, dan melakukan sambungan sampai dering ponselnya terdengar.

"Kau puas?" Vio melempar hp itu ke tubuh Fang.

"Huuuhh..."

"Sekarang pulang sana!" serunya jengkel sambil menunjuk jarinya pintu gerbang.

****

Didalam mobil dalam perjalanan kembali ke vila Bastian. Pria itu memangku wajahnya menatap keluar jendela. Sudut bibirnya sedikit terangkat. Sepertinya hatinya sedang senang, bahkan mungkin sudah tumbuh bunga dimana-mana.

Fang yang menyetir didepan, melirik bosnya dan tersenyum tipis melihat Tuannya begitu ceria walau masih menampakkan wajah dinginnya.

Sepertinya Nona Vio cukup merubah anda tuan. Batin Fang.

****

Disisi lain di kosan Lembayung.

BRAAKK BRRUUUUKK BRAAKKK

Vio yang masih kesal merapikan barangnya di kosan Davi.

"Ckckck.... kamu ini mau merapikan apa menghancurkan Vi?"tanya Davi berdecak dan menggelengkan kepalanya.

"Aku sedang kesal Dav."

"Hmmm... siapa yang sudah berani membuat Vio kesal?" Davi merangkul sahabatnya itu,

"Ayo kita cari makan dulu di luar?! Ada festival di taman depan, pasti banyak menjual makanan enak." Ajak Davi

Vio masih cemberut saja. Tapi dia ikuti juga ajakan Davi.

****

Di kediaman keluarga Hendrawan.

"Kak!"panggil Rena melihat Felix termenung menatap luar jendela dari ruang keluarga lantai dua.

Felix menoleh.

"Apa yang kak Felix pikirkan?"Tanya Rena, "Kakak Nggak sedang mikirin Vio kan?"

Felix masih terdiam.

Dia bahkan tidak mengelak. Violita sialan! Bahkan setelah susah payah aku dapatkan kak Felix pun dia masih memikirkan Jalllaang itu. batin Rena kesal.

"Dari tadi aku mencari kaka, kupanggil-panggil tapi nggak nyahut. Ka Felix mikirin apa sih?"Rena berusaha tak memunculkan rasa kesalnya.

"Tidak ada. Aku hanya lelah Rena." Sahut Felix malas. "Aku, istirahat dulu."

Felix melangkahkan kakinya menjauh lalu menghilang menuruni tangga. Meninggalkan Rena yang geram dan marah.

Aku.... harus membuat perhitungan dengan Vio. Dia masih saja menghantui hubungan kami. Aku harus menyingkirkannya. pikir Rena mengepalkan tangannya.

Rena berjalan menyusul kemana Felix pergi, ia tak ingin melepaskan Felix begitu saja. Saat dilihatnya Felix yang ternyata sedang menuang Vodka dalam gelas berisi es batu di bar, Rena bergegas mendekat. Felix menenggak minumannya, tepat saat gelasnya, ia letakkan, Rena menarik lengan Felix hingga keduanya berhadapan. Rena langsung menautkan bibirnya pada bibir Felix, menciumnya dengan penuh nafsu. Goyah, Felix pun ikut terbuai dan memeluk tubuh istrinya. Berbagi ludah dan saling membelit lidah.

_____

Vio dan Davi menikmati suasana festival malam itu. Mereka membeli beberapa makanan ringan, seperti kentang goreng, es serut pelangi, juga jagung bakar.

"Heemmm.... Nikmatnya...." Davi menyeruput es serut pelanginya.

"Hari ini aku bertemu dengan pria misterius itu." ungkap Vio memasukan kentang goreng kemulutnya.

"Benarkah?"

"Heemm... tiba-tiba saja dia ada didepan rumahku."

"Lalu?"

"Tidak ada."

Davi menatap Vio sangsi.

"Jangan menatapku seperti itu. Sungguh, kami hanya makan ditaman lalu dia mengantarku pulang."

"Begitu saja?" Davi masih merasa sangsi.

"Dia juga meminta nomor ponselku."

"Benarkan? Dia tak biasa denganmu. Bagaimana kalian bisa bertemu?" tanya Davi penasaran sembari menjejalkan korndog ke mulutnya dan mengunyah perlahan.

"Aahh, itu hal yang memalukan Davi." elak Vio

"Ayolah!" Davi mengerling masih penasaran mencoba mencari jawaban atas rasa penasarannya.

"Ini sudah malam. Ayo pulang. besok kita kerja kan?" Vio beranjak dari duduknya dan mulai melangkah.

"Yaahh, baiklah jika kamu nggak mau menceritakannya padaku. Aku menghormati itu." Davi melangkah menyusul.

"Tapi jika kamu mengalami kesulitan karenanya, ingatlah aku teman mu." sambung Davi merangkul pundak Vio.

Vio tertawa lepas.

"Tentu saja. Kamu adalah teman terbaikku."

Bersambung...

___€€€____

Related chapters

  • Terpaksa Menikahi   chapter delapan

    Morena pagi itu melangkahkan kaki nya memasuki ruangan manager perencanaan. Setelah dia menikah dengan Felix Ferdinan Alexander, Rena langsung dipercaya menjadi manager perencanaan. Rena menangani beberapa project baru.Rena duduk di kursi kerjanya. memeriksa beberapa berkas."Aku harus menarik perhatian Neno Alkatiri agar bisa menang tender." gumam Rena, "bagaimana caranya?""Vio, mungkin aku harus memanfaatkannya." Rena tersenyum licik. "Cukup untuk menyingkirkannya dari Felix. Jika aku bisa membuatnya terlihat sebagai gadis murahan yang menjual tubuhnya pada pria hidung belang.""Hmmmpppp... hihihi... hahahah...."****Vio menatap pantulan diri di cermin. Hari ini hari pertama dia kerja setelah mengambil cuti untuk resepsi acara pernikahan adiknya Rena dengan Felix."Vio? Masih belum siapkah?" seru Davi dari luar kamar mandi."Iya." Vio keluar disusul suara siulan dari Davi.Suuiitt.. suuiitt... Cantiknya engener kita." goda Davi, Vio tersenyum malu."Sudahlah, ayo berangkat. Nanti

    Last Updated : 2022-09-02
  • Terpaksa Menikahi   Chapter sembilan

    "Ingatlah untuk makan malam dengan direktur Marsal besok." tegas Mariah dengan mendominasi."Kalau aku menolak?"tantang Vio dengan tatapan menantang."Kau akan kehilangan Nenekmu! Aku akan hentikan pengobatannya, hingga dia mati perlahan." ancam Mariah dengan mata mendelik penuh ancaman."Coba saja!"Vio menggeretakan gigi. Mariah tersenyum menang. Dia sudah lama menggenggam kelemahan Vio. Yaitu neneknya yang teramat disayanginya. Hanya Neneknyalah yang paling baik padanya. Selalu memberinya kasih sayang. Berbeda dengan anggota keluarga yang lain.Dengan kekesalan penuh Vii keluar dari rumah itu dan pergi ke warung tenda pinggir jalan."Bibi! makgauli dan pajeon."seru Vio yang masih kesal.Tak lama Bibi pemilik warung datang dengan seteko makgauli dan sepiring pajeon.Vio langsung menuang makgauli pesanannya dan meminum habis. Lalu memakan Pajeonnya dengan cepat. Vio menepuk-nepuk dadanya karena sesak yang semakin menghimpit dadanya. Rasa marah masih bergemuruh di sana. Dia ingin menge

    Last Updated : 2022-09-02
  • Terpaksa Menikahi   Bab sepuluh

    Vio duduk dimeja makan. sendirian. mengunyah makanan dengan perasaan dongkol."Apa-apaan ini? kenapa aku sampai mabuk segala? sudah sesiang ini tak mungkin aku kerja." gedumelnya sambil menjejalkan makanan kemulutnya."Mana hp ku mati lagi."lanjutnya bergedumel pelan."Tunggu, mungkin aku bisa minta bantuan bibi Ana.""Eeehhheeemmm!" Dehem Vio melirik sekilas pada bibi Ana."Ada apa Nona ?" tanya Ana yang cepat tanggap."Hp ku mati..""Biar saya uruskan." bibi Ana menengadahkan tangannya."Mohon bantuannya bibi Ana." Vio tersenyum menyerahkan hpnya."Suatu kehormatan melayani anda Nona Vio."tersenyum ramah"Bibi Ana,""Iya nona.""Dimana orang itu?""Siapa orang itu?""Yah, itu, tuan mu." Vio sedikit memainkan kepalanya. "Bastian.""Ohoho... Anda sudah kangen yaaa?" goda bibi Ana dengan kekehan kecil."Siapa yang kangen?" kesal Vio dengan mulut monyong kedepan lalu melanjutkan makannya."Tuan Bastian sedang bekerja. Mari saya antar berkeliling jika anda bosan"tawar bibi Ana."Biar anda t

    Last Updated : 2022-09-02
  • Terpaksa Menikahi   Chapter sebelas

    Bastian memasuki vilanya..."Ribut ribut apa ini?""Bas!" Alexa berlari dan memeluk lengan Bastian dengan antusias. dan manja.Huuuuhhh, dasar sampah batin. Vio yang melihatnya. Trikmu terbongkar Haah?"Bibi Ana dimana hp ku?"tanya Vio beralih pada Bibi Ana."Sebentar Nona Vio, saya ambilkan." bibi Ana berlalu."Bas, aku sudah menunggu dari tadi."Manja Alexa."Bibi Ana sangat tidak ramah padaku. Kau harus memecatnya."Vio tersenyum geli sekaligus muak."Menjijikkan! Dia yang bersalah bisa bisa nya mengadu." gumam Vio sedikit kesalSesaat kemudian bibi Ana kembali."Ini nona."menyerahkan hp vio."Siapa jalllaaang itu Sayang? Kenapa dia sampai ada dirumahmu?" Alexa menatap manja pada Bastian."Nona Alexa.." geram bibi Ana."Sudahlah Bi,Jangan buang tenaga meladeni orang gila. Nanti ketularan." Vio melangkah keluar pintu utama vila."Nona Xia."panggil Bibi Ana."Kamu... Kembali.." Suara Bastian hendak mengejar. Namun lengannya ditahan oleh Alexa ."Bas! Apa-apaan kamu? Aku ini calon istrim

    Last Updated : 2022-09-12
  • Terpaksa Menikahi   Chapter dua belas

    "Saya,, hanya kebetulan bertemu dengan pak Nino dijalan. Dan beliau memberi saya tumpangan.""Benarkah hanya begitu saja?""Iya pak.""Ada hal lain yang ingin kamu katakan?""Tidak pak.""Aku memperingatkanmu Vio,jangan membuat skandal disini."ucap pak Dira serius."Saya mengerti.""Jujur saja bapak tak ingin tau kehidupan pribadimu. Tapi jangan sampai berita kehidupannya masuk diforom karyawan dan membuat gaduh apalagi mempengaruhi kinerjamu Vio.""Aku sudag cocok denganmu. kerjamu cukup bagus sampai sekarang. jangan buat aku kecewa."lanjut pak Dira lagi."Baik pak. saya mengerti.""Baiklah. kamu boleh keluar. Kamu ambil cuti kan hari ini.""Iya, terima kasih pak."****Malam ini Vio mengikuti Mariah ke sebuah pesta khusus. Seperti kesepakatan Vio harus menemani direktur Marsal minum dan makan malam.Dengan gaun selutut berwarna salem, Vio justru terlihat seperti gadis muda yang cantik. Vio meminum Anggurnya dan duduk diam disisi mama tirinya. Vio tak begitu peduli dengan dengan isi p

    Last Updated : 2022-09-13
  • Terpaksa Menikahi   Chapter tiga belas

    Vio tersadar namun belum membuka matanya. Membalikkan tubuhnya."Kenapa kasur ini rasanya tidak biasa? ng? keras-keras apa ini?" batin Vio meraba tubuh Bastian yang berbaring disampingnya.IIiiinniiii... Vio membuka matanya lebar-lebar. Melihat wajah Bastian didepannya.Apaaa?? Maniak sampah ini lagi? jerit batin Vio.Vio langsung duduk terbangun. Selimut yang menutupi tubuh nya melorot.Aaarrggg.... kemana bajuku? jerit batinnya lagi terkejut melihat penampilan nya yang polos.buru buru Vio menutup dadanya dengan Selimut yang melorot itu.Maniak sialan. Apa yang sudah dia lakukan padaku? Umpat Vio dalam hati.Vio bangkit dan membungkus tubuhnya. Turun dari ranjang. Mendapati pakaiannya yang berserakan dilantai.uuugghhh... ini memalukan. Vio menepuk keningnya.Terlintas dalam ingatannya bagaimana dia merayu dan menempel pada Bastian.Astaga! Itu menjijikkan. batinnya lagi malu menutup waajh dengan kedua tangannya .Vio segera memunguti bajunya dan membersihkan diri dikamar mandi. Meng

    Last Updated : 2022-09-14
  • Terpaksa Menikahi   Chapter Empat belas

    "Mengenai malam ini,..." suara Vio dalam perjalanannya kembali dari kota B."Kita lupakan saja. Dan tidak saling mengganggu."Bastian tertegun."Kenapa?""Aku tidak akan meminta pertanggung jawaban apapun darimu."kata Vio lagi. "Disini akulah yang bersalah."Walau sebenarnya aku juga korban dari wanita tua itu. Aku harus membuat perhitungan juga dengannya nanti. Tak akan kubiarkan dia berlaku seenaknya padaku. batin Vio dengan sorot mata dendam.Bastian mengeratkan cengkraman pada roda kemudi."Kau tidak! Aku yang meminta." balas Bastian tanpa menoleh."Apa?"Vio terkejut menoleh pada Bastian."Aku meminta pertanggung jawabanmu!" Bastian masih fokus menyetir."Hei! Kenapa jadi kamu yang minta pertanggung jawaban?"protes Vio tak mengerti."iya!Kamu keberatan?"datar Bastian."Gara-gara kau, aku kehilangan keperjakaanku...""Ahahahaa... lelucon macam apa ini, tuan Bastian?"gelak Vio mencibir."Ayolah, kau bilang kau masih perjaka saat pertam

    Last Updated : 2022-09-16
  • Terpaksa Menikahi   Chapter lima belas

    Vio melangkah lebar memasuki gedung Alexander Grup. Dalam hati Vio terus berdoa agar jangan sampai bertemu felix, Rena atau siapapun itu yang tidak ingin dia temui.Vio melangkah menuju ruang manager project, tepat saat itu vio melihat felix berbelok dari gang yang lain berjalan kearahnya dengan seseorang yang terlihat lebih tua.Segera vio membalik tubuhnya menghindar mencari tempat untuk kamuflase.Semoga dia nggak melihatku tadi batin Vio merapatkan berkas didadanya. Vio menoleh mengintip ke lorong dimana felix berjalan tadi. kosong!Bagus, dia udah nggak ada. Saatnya keruangan manager project cepat selesaikan ini dan pulang. Batin Vio bertekat mengepalkan tangannya didepan dada dan menganguk yakin.Dengan langkah pasti, Vio berjalan ke ruangan manager project. Vio bersiap mengetuk."Ehem!"Dehem Felix dibelakang kepala vio, "Ternyata itu benar kamu."Felix! Kupikir dia sudah pergi. pikir Vio, tanpa menoleh.Vio coba abaikan Felix dia kembali mengetuk pintu ruang manager project. Namu

    Last Updated : 2022-09-19

Latest chapter

  • Terpaksa Menikahi   bab 77

    Setelah Vio sadar, beberapa saat kemudian, bayi-bayi vio dibawa keruangan an vip. sang dokter juga mengarahkan bagaimana cara menyusui bayi kembar juga berlatih duduk dan bergerak pasca oprasi caesar."Sayang! Lihat! Doble J lucu sekali." Ucap Vio sambil menyusui keduanya.Bastian menelan ludahnya. Didalam ruangan itu hanya ada Bastian dan Vio dan satu dokter wanita satu perawat wanita. Tentu saja Fang dan laki laki tak di ijinkan melihat Vio menyusui. Mau mati apa mereka?Setelah beberapa hari dirumah sakit, Vio pun di ijinkan pulang. Di vila pribadi Bastian, mobil yang membawa Vio dan dan doble J berhenti dihalaman. Bastian dengan sigap memapah istrinya. menuntun wanita itu untuk masuk kediamannya.Didepan pintu, keluarga kecil itu disambut oleh bibi Ana dan para pelayan. Vio tersenyum haru. Mungkin, inilah keluarga yang selama ini dia impikan. Yang tidak dia dapatkan dari keluarga Tan.Vio mwnatap satu persatu wajah-wajah yang menyambu

  • Terpaksa Menikahi   bab 76

    "Bagaimana dokter?" Bastian sangat tak sabar dan cemas.Sang dokter tersenyum maklum."Semuanya selamat dan berjalan dengan lancar. Selama beberapa jam kedepan pasien akan ditempatkan diruang isolasi dulu. Mohon bersabar."Bastian bernafas lega, tubuhnya lemas dan merosot kebawah, seolah dia sudah tak punya tulang lagi."Ba-bagaimana dengan bayi nya?""Sangat sehat dan sempurna. Sementara kami akan menempatkannya di ruang khusus. Anda bisa melihatnya nanti.""Fang! Apa yang harus aku lakukan? Aku sangat bahagia, juga bersyukur.""Lakukan seperti biasanya tuan. Saya bisa menyiapkan segalanya."Fang ikut berjongkok disamping tuannya yang terduduk lemas dilantai."Tapi aku, seperti tak bertulang.""Apa anda mau saya menggantikannya untuk anda tuan?"Bastian tersentak menatap Fang."kau mau?""Tidak!" jawab Fang yakin dengan gelengan kepala mantap."Sialan kau!""

  • Terpaksa Menikahi   bab 75

    Davi meniup luka di wajah Jil. Dia mengobati bekas pukulan Andi. Davi menatap pria yang terus memperhatikannya itu."Kenapa?" tanya Davi masih mengolesi luka di wajah Jil."Seorang dokter tidak boleh terlihat memiliki memar seperti ini." ucap Davi lagi."Aku sangat bersyukur pria itu memukulku sampai seperti ini."Davi menghentikan pergerakan tangannya,"Dengan begitu aku bisa sedekat ini denganmu."Davi terkekeh kecil."Jangan menggombal." cibir Davi masih terkekeh."Harusnya kau yang menghajar dia. bukan bersikap sok gagah seperti tadi, tapi justru kena pukul lebih banyak." Ejek Davi dengan senyum geli."Sudah kubilang aku ini dokter. Mana boleh dokter menambah jumlah pasien rumah sakit dengan tangannya yang berharga ini."Davi tergelak."Jangan kau samakan dokter dengan ganster macam duo macan FB."Davi terdiam sejenak mendengar duo macan FB."Siapa duo macan FB?""

  • Terpaksa Menikahi   bab 74

    Fang berjalan dalam gang sempit di sekitar kosan Davi. Pria itu mengenakan jaket dan sepatu boot kulit. Fang berhenti tepat di ujung gang, di mana dari sana dia dapat melihat kosan Davi dengan lebih penuh dan leluasa.Fang menggigit batang rokok di mulutnya, menyalakan memantik dan menyulut rokok. Api telah padam. Bara tembakau dari rokok menyala-nyala oleh kuatnya isapan dari mulut Fang. Dia menjepit batang rokok dengan jarinya, dan menyemburkan asap ke udara.Mata elangnya tak lepas menatap bangunan tua itu dalam pekatnya malam.***Pagi yang cerah, menggantikan malam yang dingin dan gelap. Membawa hari baru yang lebih ceria, suara riang burung gereja yang hinggap di dahan pohon di samping Vila Bastian membangunkan Vio yang masih terlelap dalam pelukan hangat suaminya.Vio mengangkat lengan Bastian dari atas perutnya dengan hati-hati. Vio perlahan turun dari ranjangnya, berjinjit menuju kamar mandi, guna membersihkan diri.Pagi

  • Terpaksa Menikahi   bab 73

    Davi meremas-remas tangannya. Jantung gadis cantik itu berdetak lebih kencang dari biasanya. Dari wajahnya terlihat sekali dia sangat tegang.Jil melirik Davi dari ekor matanya. Sementara dia masih menyetir."Kenapa?""Bagaimana jika ayah dan ibumu menolak ku?" tanya Davi masih sangat gelisah.Jil tersenyum maklum."Mereka bukan orang yang kolot.""Tapi... Aku hanya gadis biasa. Aku bahkan tak punya orang tua...""Itu bukan masalah bagi mereka.""Tapii...""Percaya padaku, dan tegakkan dada mu. Heeemm?"Davi membuang nafasnya. Masih ada kekhawatiran di dirinya. Jil tersenyum gemas melihat Davi yang masih gelisah tak kunjung tenang. Pria itu menghentikan laju mobilnya dan menepi. Davi menatapnya dengan tatapan tanya."Sepertinya wanitaku ini masih butuh penyemangat dan energi positif."Jil mendekatkan wajahnya, mengecup ringan bibir ranum Davi. Gadis itupun membalasnya. Dengan

  • Terpaksa Menikahi   bab 72

    "Suamiku?"Vio, mengeratkan pelukannya pada tubuh Bastian.. Sehabis pertempuran malam itu."Apa Fang sungguhan tak punya pacar?"Bastian menghela nafasnya dengan sabar."Kenapa menanyakannya lagi?""Aku hanya ingin tau.""Kau menanyakannya berulang. Dan aku juga sudah menjawabnya sampai lelah.""Bagaimana kalau kita dekatkan Davi dan Fang?""Tidak usah.""Kenapa?" Vio memukul dada bidang suaminya itu dengan sedikit mengangkat tubuhnya menjauh dari suaminya."Fang tidak tertarik pada wanita."Bastian menarik kembali lengan Vio dan mendekapnya."Jangan terlalu jauh dariku. Aku bisa kangen.""Apa sih? Orang masih disini juga.""Tubuhku kanngen. Jika tidak menempel di kulit mu.""Iiiisshhh.." Vio mencubit perut Bastian."Auuu.. sakit sayang." Bastian mengusap perutnya."Oo iya, kapan USG lagi? Aku sangat ingin melihat doble J laki-laki

  • Terpaksa Menikahi   bab 71

    Pagi itu, daun- daun basah oleh embun, tetesannya jatuh dan membias tak tapak di tanah. Sinar kekuningan menghangatkan hawa sejuk dan menyibak kabut perlahan.Dalam ruang yang begitu rapi dan manly, netra Davi mengerjab, melihat sekeliling dengan pandangan yang sedikit berkabut, lalu terang oleh biasnya warna pagi itu.Davi merasa berada di tempat yang asing. Di manakah dia? Dia tak pernah berada di sana sebelumnya. Davi bangun terduduk dengan wajah bingungnya.Davi mencoba mengingat-ingat."Aahh,, benar! Aku bersama dokter Jil."Davi pun tersentak, sekilat ingatannya timbul, Dia sempat minum saat masih berada didalam pesta. Lalu dokter Jil mengantarnya, Mereka sempat terlibat percakapan kecil. Lalu tiba-tiba Dokter Jil menciumnya. Lalu berlanjut hingga akhirnya Dokter itu membawa Davi ke Apartemennya."Astaga!" Davi menutup mulutnya tak percaya. "Apa yang sudah kulakukan? Kami bahkan melakukannya lebih dari sekali."CEK

  • Terpaksa Menikahi   bab 70

    "Fang!""Iya Nyonya?""Duduklah."Fang melihat sekitar."Bastian sedang mandi. Biasanya lama."Dengan ragu duduk di sofa yang lain disisi sofa yang Vio duduki."Mmmm... Kau bisa menyelidiki apapun kan?" tanya Vio."Apa anda punya tugas untuk saya?""Mmm... Kau tau, Davi memiliki seorang pacar. Kalau tidak salah, namanya Andi. Tapi dia tidak terlihat sama sekali di pemakaman ibu Davi. Apa kau tau kenapa?""Aaahh, pria brengsek itu sudah putus dengan Nona Davi, nyonya.""Benarkah?" Vio tampak sangat terkejut"Heem.."Vio merasa menyayangkan karena Davi bahkan tidak bercerita padanya. Vii menghela nafasnya. Tak lama Bastian ikut bergabung."Ada apa?""Nyonya hanya menanyakan tentang nona Davi, tuan."Bastian manggut-manggut."Besok kita datangi keluarga Hendrawan.""Baiklah""Kenapa begitu lesu?""Sebenarnya aku sudah

  • Terpaksa Menikahi   bab 69

    "Nona Lyn." Jil mendekat dan berhenti tepat didepan Lyn. Tangan nya menengadah, Lyn meletakkan tangannya pada tangan Jin."Selamat ulang tahun." ucap Jil sambil mencium tangan Lyn.Tentu saja itu membuat Lyn tersipu malu. Sedangkan Andi jadi marah dan kesal. Di pisahkannya tangan keduanya segera. Lalu merangkul pinggang Lyn."Dia pacarku! Jangan sembarangan menyentuhnya."Jil tercengang, begitupun dengan orang-orang disekitarnya."Sayang sekali kau sudah punya pacar." oceh Jil lembut dengan memasang wajah sedih."Ya ampuunn... Tangkapan besar lepas demi ikan teri.""Sayang sekali ya, padahal Jil terlihat begitu berharap.""Aku tidak menyangka selera Lyn begitu rendah dengan memilih pria yang tak ada apa-apanya itu."Gumaman-gumaman teman Lyn sangat menggelitik telinga Andi. Tentu saja dia sangat kesal dengan ocehan teman-teman Lyn."Tidak!" Lyn segera melepaskan tangan Andi dari pingg

DMCA.com Protection Status