Beranda / Romansa / Terpaksa Menikahi / chapter satu - cinta satu malam

Share

Terpaksa Menikahi
Terpaksa Menikahi
Penulis: Kay

chapter satu - cinta satu malam

Penulis: Kay
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-15 20:00:13

"Ibu!"

"Kau sudah berikan obat perangsang itu kan pada minuman Violita?" Bisik wanita cantik dengan gaun pengantin.

"Tentu saja. Malam ini, akan ku lemparkan dia pada Direktur Marsal." balas wanita separuh baya dengan baju kebayanya.

Seorang pria dengan pakaian tuxedo masuk keruang rias pengantin. Pria tampan berjalan dekat.

"Oohh, menantuku Felix. Kau tampan sekali." puji wanita paruh baya begitu menyadari felix Masuk.

Felix Ferdinan Alexandre 27tahun. Seorang pria dari keluarga yang cukup ternama di kota. Dia awalnya adalah kekasih Violita Kaka dari wanita bergaun pengantin, Morena.

Karena hati Felix mudah tergoda, akhirnya ia memutuskan untuk menikah dengan Morena. Karena orang tua Felix juga lebih setuju dia menikah dengan gadis yang jelas, asal usulnya. Dari pada Violita, yang sudah menjadi rahasia umum, jika dia hanyalah anak haram di keluarga Hendrawan. Anak yang dilahirkan oleh ibunya, tanpa seorang ayah. Hingga, akhirnya, menikah dengan Hendrawan. Ayahnya saat ini, pria yang hanya mengincar harta yang ibuk Violita miliki. Begitu ibu Vio meninggal karena suatu kecelakaan, Hendra menikah lagi dengan Maria, ibu dari Morena.

Keluarga licik itu memang bermaksud mengeluarkan Vio dari keluarga. Dengan melemparkannya pada direktur Marsal, seorang pria tua hidung belang yang terkenal menyukai gadis muda dan mempermainkan nya.

Malam itu, Vio begitu cantik dengan gaun merah muda setinggi lutut, dengan bagian dada yang sedikit terbuka. Make up nude menambah kesan natural namun mempercantik wajahnya dengan sempurna. Membuatnya menjadi perhatian banyak pria yang melihatnya. Tak terkecuali Felix. Dia pun jadi terpesona oleh mantan kekasihnya itu.

Vio menerima minuman dari Ibu tirinya. Dan bersulang dengan keluarga besar. Begitu menenggak minumannya, tanpa curiga sedikitpun, Maria telah mencampurkan minuman nya dengan obat perangsang.

Begitu selesai dengan acara itu, Vio bermaksud pulang. Namun tangannya ditahan oleh Maria.

"Kau mau kemana?"cegah Maria menarik paksa lengan Via."Ikut ibu. Kau harus membantu menangani krisis perusahaan."

"Apa?" Vio mencoba mengetes pendengarannya.

"Kau harus menemani Direktur Marsal malam ini!"

Vio tertawa pahit,

"Apa maksud ibu, aku sedang dijual untuk bisnis?"

"Kau hanya menemani jangan berlebihan! Hanya itu yang bisa kau lakukan untuk keluarga ini!"

Vio menarik tangannya, "Tidak mau!"

Maria tertawa mencemooh, "Vio berkacalah! Siapa yang mau denganmu! Kau anak haram, tidak akan ada keluarga yang mau menerimamu meski ada yang mencintaimu sekalipun. Lihatlah Felix. Dia bahkan mencampakkan mu setelah tiga tahun pacaran." ejek Maria dengan melipat tangannya didada.

"Jadi direktur Marsal sudah sangat bagus untukmu." sambung Maria menarik tangan Vio.

Vio memberontak. Menarik tangannya kembali, namun tak bisa.

"Yang benar saja? Direktur Marsal adalah pria brengsek yang mata keranjang. Bisa-bisa nya dia mengumpankan ku padanya. Sungguh jahat!" pikir Vio masih mencoba melawan mesti dia merasakan ada yang tak beres pada dirinya.

"Panas, panas... Apa ini?" batin Via menatap Maria yang masih menariknya berjalan sampai terseok. "Mungkinkah dia memberiku semacam obat atau apa?"

Vio mencoba melepaskan diri dengan sekuat tenaga mendorong Maria hingga terjatuh.

"Vioooleetaa!"

Vio mengatur nafasnya yang tersengal, segera Vio berlari sebelum dia ditangkap.

"Kejar! Tangkap gadis itu!"

Vio berlari keluar dari balroom. Tubuhnya serasa lemas, dia kini berdiri dilorong kamar hotel dimana acara pernikahan adiknya diselenggarakan.

"Vio, kuatkan dirimu! Kau tidak boleh tertangkap." Vio bergumam sambil membuka setiap pintu yang dia jumpai. Beruntung ada satu yang terbuka, tepat saat itu terdengar suara langkah kaki berlari kearahnya. Gegas Vio masuk ke kamar itu dan menutupnya. Dia bersandar pada pintu, merasa lega.

Mata Vio mengedar keseluruh ruangan itu. Begitu mewah dan bercahaya. Vio masuk semakin dalam, Tubuhnya semakin panas dan tak karuan.

Sial! kenapa panas sekali? tidak mungkin ruangan ini tak ber AC. Pikir Vio masih berjalan semakin kedalam.

Seorang pria berdiri di samping ranjang kamar itu, dengan berbalut handuk di pinggangnya menatap dingin menusuk pada Vio.

"Siapa kau?"

Vio menatap pria itu. Tubuh Vio semakin panas, Entah mengapa Vio sangat ingin menubruk pria itu. Tubuh pria itu begitu menggiurkannya proporsional dan sixpack hingga air liurnya menetes.

"Sial! Kenapa denganku!"gumam Vio terhuyung, dan malah jatuh tepat didepan pria itu. Tangan Vio sempat meraih pegangan, sialnya pegangan itu justru handuk yang melilit di pinggang pria itu hingga ikut terlepas bersamaan dengan Vio yang terjatuh.

"Kaaauuuu!!!" Geram pria itu yang sudah polos saja.

Vio yang terjerembab mendongakkan kepalanya. Matanya melebar sempurna melihat bagian tubuh pria itu, yang wajahnya sudah memerah.

"Ma-maaf, aku tidak bermaksud..."Vio melemparkan handuk ditangannya pada pria itu.

"Ma-maaf!" Vio berusaha berdiri.

Kenapa tubuhku panas sekali, aku semakin gila setelah melihat pria ini. Apa yang sebenarnya ibu masukkan dalam minumanku. pikir Vio akhirnya bisa berdiri walau masih sempoyongan dengan mata menggantung.

Tepat didepan pria itu. "Ma-af, Aku akan pergi."ucap Vio mulai melangkah mundur.

Pria itu menahan tangan Vio, menyentuh dagunya dengan jarinya.

Tanpa basa basi pria itu mencium bibir Vio, mengulum bibir ranum yang menggoda itu, menikmati manisnya rasa lidah Vio yang memabukkannya. Pria itu melepas tautan bibirnya, menatap wajah cantik Vio. Lalu menggiring dan mendorong Vio hingga terjatuh di ranjang berukuran king size di kamar itu.

"A-pa yang akan kau lakukan?"tanya Vio dengan mata melebar dan wajah terkejut.

"Karena kau sudah masuk ke kamarku, puaskan aku." ucap Pria itu datar.

Pria itu mencium lagi bibir Vio, menikmati lagi rasa bibirnya yang manis, mengulum lembut lidah Vio. Pria asing itu berpindah menghirup ceruk leher Vio. Aroma yang sama memabukkannya hingga membuat pria asing itu semakin gencar dengan aksinya. Vio pun menikmati gelayar-gelayar yang menjalari tubuhnya, begitu menyenangkan dan membuatnya semakin ingin lebih. Pria itu menarik paksa Gaun yang Vio pakai. Netra Vio melebar, meski ia suka dengan sentuhan pria asing itu yang entah ia tak tau sebabnya. Namun, ia masih sadar itu tindakan gila.

"Tunggu! Apa yang ingin kau lakukan?"ucap Vio dengan mata yang semakin lebar.

"Aaakkkkhh......"

####

"Hentikan!"rintih Vio dengan tubuh polosnya dibawa tindihan tubuh pria itu. Setelah melewati satu kali pertarungan panjang.

"Jangan lagi! hentikan."ucap Vio dengan mata yang masih menggantung.

"Hmmmppp..... Aku belum puas!"kekeh pria itu, "Kau yang datang sendiri ke kamarku, Kau tak akan ku lepaskan sebelum aku puas."

Sial! Aku malah terperangkap dengan maniak lain. pikir Vio lemas. 'sudahlah puaskan dia dulu. lalu pikirkan cara untuk kabur.'

Pria itu menciumnya lagi dan menautkan bibirnya. Bergulum lembut dan kembali beraksi diatas ranjang, hingga keduanya tepar.

Uuuugggghhh...

Vio melenguh, mengerjap dan menggosok matanya. Vio duduk terbangun di atas ranjang. Menatap pria yang kini tertidur disampingnya.

'Akhirnya keperawanan ku terenggut juga. Haaaaahh... setidaknya bukan dengan Marsal si maniak sek tua itu.' pikir Vio sedikit lega.

'Aku akan kehabisan waktu, aku harus segera pergi dari sini. Ini bukan waktunya berkeluh kesah.' batin Vio lagi.

Vio menuruni ranjang dan memungut pakaiannya. Vio melirik pria yang masih lelap di ranjang itu. Dengan cepat dia memakai bajunya. Lalu berlari keluar.

'Persetan dengan maniak itu. Semoga kelak aku tak bertemu lagi dengannya.' batin Vio cepat-cepat meninggalkan kamar itu.

Beberapa saat kemudian pria asing itu terbangun, ia tersenyum tipis. Dia meraba sisi ranjang yang kosong lalu bangun terduduk. Dan mengambil hpnya menghubungi seseorang.

"Fang! Dalam waktu 10 menit, berikan informasi tentang wanita yang keluar masuk dalam kamarku."titahnya.

"Baik Tuan Bastian."jawab suara diseberang sana.

____€€€____

Reader kuuh , kasih semangat dong, biar aku up terus setiap hari.

like dan komen ya

Terima kasih.

Salam___

😊

●●●

Bab terkait

  • Terpaksa Menikahi   Chapter dua - setelah malam itu

    Bastian mengusap wajahnya, Dia duduk termenung di atas ranjang kamarnya. Bastian menutup sebagian wajahnya yang memerah dengan telapak tangannya."Akhirnya aku justru melakukannya dengan wanita asing yang tak kukenal."gumam Bastian heran sendiri."Siapa dia?" kenapa dia begitu menggangguku?""Aku yang tak suka dengan hal merepotkan seperti wanita, bagaimana bisa terjebak begitu saja pada wanita asing." Gumam Bastian lagi."Tadi itu rasanya....." Bastian membekap mulutnya sendiri. Wajahnya merona mengingat hal besar yang baru saja terjadi.Hening sesaat.."Aku.... ingin mencobanya lagi..."Sepuluh menit berlalu. Hp Bastian berdering. Telpon dari asistennya, Fang.Bastian menempelkan benda pipih itu ke telinganya tanpa mengatakan apapun."Nama gadis itu Violeta Govinda. Dua puluh dua tahun. baru saja lulus dari univ X. dan dua bulan bekerja di perusahaan Hongfang sebagai engenering product di wilayah X. Anak tertua di keluarga Hendrawan." ucap Fang diseberang sana, "Perlukah saya menyam

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-15
  • Terpaksa Menikahi   Chapter tiga - bagaimana semua itu terjadi

    Vio bersungut mendekati pintu. Membuka pintu depan dan, tiba-tiba semua menjadi terang, sangat terang hingga membutakan matanya. Dan hilanglah seluruh kesadarannya.Tangan Bastian sudah menangkap tubuh Vio sebelum menyentuh lantai."Wanita? Kau kenapa?" Bastian menepuk-nepuk pipinya.Panas!? batin Bastian tersentak, wajahnya berubah panik dan khawatir. Apa dia sedang sakit? batinnya lagi."Tuan Bastian, sepertinya nona Vio sedang sakit. Wajahnya sangat pucat. Bagaimana jika kita bawa ke rumah sakit dulu?"saran Fang Asistennya."Kau benar." Bastian mengangkat tubuh Vio menggendong, dan berbalik."Kalian siapa?"pekik seorang wanita dari balik orang-orang pengikut Bastian yang ada belasan itu.Davi sahabat Vio menerobos dan melihat Vio dalam gendongan Bastian."Vio?" pekiknya panik."Apa yang terjadi?" Davi menatap tubuh dan wajah Vio yang pucat dan tak sadarkan diri."Maaf! Anda siapa nona?" tanya Asisten Fang menghalangi."Aku Davi! sahabat Vio. siapa kalian? Dan mau apa?"seru Davi membe

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-15
  • Terpaksa Menikahi   Chapter Empat - Bastian Zoe

    Di lokasi lain, di rumah sakit.Davi menunggu di luar ruangan dimana Vio dirawat. Di luar ruangan itu, ada beberapa orang tegap yang berdiri didepan pintu menjaga.Davi melirik mereka.Apa-apaan mereka ini? Apa Vio tahanan? Kenapa harus dijaga seperti ini. Siapa pria misterius itu? Bagaimana caraku masuk."Permisi!" Davi melangkah hendak memasuki ruangan dimana Vio dirawat. Namun ditahan oleh tangan menjaga yang berdiri didepan pintu."Biarkan aku masuk! Kalian ini siapa? Apa yang dilakukannya didalam sana dengan temanku!"pekik Davi kesal."Maaf nona Davi, mohon duduk tenang. Ini di rumah sakit."ucap Fang dengan senyuman ramah,"Apa kau ingin berada disini sebagai pasien?""A-apa?"Davi sedikit gentar."Ta-tapi temanku....""Tenang saja. Nona Vio baik-baik saja, Tuan Bastian kami menjaganya.""Uuugghh.. Bagaimana ini?" Davi celingukan berharap bisa menerobos masuk."Biarkan aku masuk! Aku mohon."sambungnya memelas.Asisten Fang menghela nafasnya panjang. Fang mengetuk pintu,tak ada sahuta

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-15
  • Terpaksa Menikahi   chapter lima - pelarian

    Vio berjalan memasuki rumahnya yang tampak masih sepi. Vio bernafas lega."Sepertinya Ibu dan yang lainnya belum kembali. Syukurlah."gumam Vio pelan.Vio mengendap-endap memasuki rumah dan langsung menuju kamarnya. Vio mengemasi barang-barangnya.Memasukkan bajunya ke dalam koper. Setelah semua terkemas. Vio bersiap keluar dari kamarnya dilantai dua. Perlahan Vio menggeret kopernya yang memang tidak terlalu berat dan kecil itu.Vio menuruni tangga, belum sampai setengah tangga terlewati, terdengar suara mesin mobil. Vio menghentikan langkahnya. Jantung Vio berdegup kencang. Habislah jika itu benar ibu tirinya. Tak lama terdengar suara pintu depan dibuka."Sialan! Ibu sudah datang!"gumamnya pelan dengan kekesalan. Vio bergegas naik kembali ke kamarnya. Vio mengunci pintu kamarnya. Vio berfikir keras, Sudah pasti dia tak akan bisa keluar mengingat perangai Mariah dan kejadian malam terakhir diantara mereka."Pertama sembunyikan dulu kopernya."gumam Vio menyembunyikan koper dikolong temp

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-15
  • Terpaksa Menikahi   Chapter enam

    Mobil putih yang Fang kendarai meluncur membelah jalan kota X dengan kecepatan sedang, Dibelakangnya berderet beberapa mobil yang mengiringi. Bastian yang duduk di jog belakang memangku wajahnya menatap keluar jendela. Sesekali Fang melirik tuannya melalui kaca.Apa yang tuan Bastian pikirkan? Dia terlihat sedikit gusar. Apakah dia gugup akan bertemu dengan nona Vio? Ohohoho.... Fang membatin dengan senyum lebar."Berhenti."Fang melirik kebelakang, lalu menghentikan laju mobilnya.Bastian keluar dari mobil dan masuk ke dalam restoran Korea. Fang tertegun, menatap tuannya lalu menatap plang restoran itu.Oohoooo... sengaja berhenti untuk membeli makanan korea kesukaan nona Vio, manis sekali tuan. Fang membatin lagi dengan senyum sumringah.Setelah menunggu sesaat. Bastian kembali dengan beberapa bungkusan ditangannya. Fang mengulas senyum."Hmmmppp......"Fang terkekeh"Apa yang lucu?"Bastian duduk di jog belakang bertanya datar."Tidak ada tuan."jawab Fang menstater mobilnya."kita lan

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-21
  • Terpaksa Menikahi   chapter tujuh

    Makanan dalam bungkusan sudah habis tanpa sisa.Uueeeeeeekkk...Vio bersendawa. Bastian menutup mulutnya."Ahahaha... Biasanya juga aku bersikap sopan tanpa sendawa, dan makanku tidak sebanyak ini. Ini karena aku memang belum makan sejak aku keluar dari rumah sakit." ucap Vio beralasan dengan senyum canggung.Aaaaa.. Tunggu! wajah Vio berubah menjadi tak sedap dipandang. Rumah sakit mengingatkannya pada pria misterius yang membawanya, seperti yang Davi katakan.Kelebatan kehadiran orang disampingnya muncul dibenaknya.Puluhan mobil berderet disekitar rumahnya, Lalu makanan yang dia makan sekarang, juga waktu di dalam mobil.Bayangan wajah Davi dengan apa yang dikatakannya. saat dirumah sakit terlintas dibenaknya."orangnya sangat berpengaruh. Dan punya pengikut." suara Davi."Kupikir dia pacarmu, dia sangat perduli sekali padamu" suara Davi."Namanya Bastian." suara Davi.Dengan wajah canggung dan senyum yang dipaksakan, Vio menoleh ke samping menatap pada pria disampingnya."Namamu B

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02
  • Terpaksa Menikahi   chapter delapan

    Morena pagi itu melangkahkan kaki nya memasuki ruangan manager perencanaan. Setelah dia menikah dengan Felix Ferdinan Alexander, Rena langsung dipercaya menjadi manager perencanaan. Rena menangani beberapa project baru.Rena duduk di kursi kerjanya. memeriksa beberapa berkas."Aku harus menarik perhatian Neno Alkatiri agar bisa menang tender." gumam Rena, "bagaimana caranya?""Vio, mungkin aku harus memanfaatkannya." Rena tersenyum licik. "Cukup untuk menyingkirkannya dari Felix. Jika aku bisa membuatnya terlihat sebagai gadis murahan yang menjual tubuhnya pada pria hidung belang.""Hmmmpppp... hihihi... hahahah...."****Vio menatap pantulan diri di cermin. Hari ini hari pertama dia kerja setelah mengambil cuti untuk resepsi acara pernikahan adiknya Rena dengan Felix."Vio? Masih belum siapkah?" seru Davi dari luar kamar mandi."Iya." Vio keluar disusul suara siulan dari Davi.Suuiitt.. suuiitt... Cantiknya engener kita." goda Davi, Vio tersenyum malu."Sudahlah, ayo berangkat. Nanti

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02
  • Terpaksa Menikahi   Chapter sembilan

    "Ingatlah untuk makan malam dengan direktur Marsal besok." tegas Mariah dengan mendominasi."Kalau aku menolak?"tantang Vio dengan tatapan menantang."Kau akan kehilangan Nenekmu! Aku akan hentikan pengobatannya, hingga dia mati perlahan." ancam Mariah dengan mata mendelik penuh ancaman."Coba saja!"Vio menggeretakan gigi. Mariah tersenyum menang. Dia sudah lama menggenggam kelemahan Vio. Yaitu neneknya yang teramat disayanginya. Hanya Neneknyalah yang paling baik padanya. Selalu memberinya kasih sayang. Berbeda dengan anggota keluarga yang lain.Dengan kekesalan penuh Vii keluar dari rumah itu dan pergi ke warung tenda pinggir jalan."Bibi! makgauli dan pajeon."seru Vio yang masih kesal.Tak lama Bibi pemilik warung datang dengan seteko makgauli dan sepiring pajeon.Vio langsung menuang makgauli pesanannya dan meminum habis. Lalu memakan Pajeonnya dengan cepat. Vio menepuk-nepuk dadanya karena sesak yang semakin menghimpit dadanya. Rasa marah masih bergemuruh di sana. Dia ingin menge

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikahi   bab 77

    Setelah Vio sadar, beberapa saat kemudian, bayi-bayi vio dibawa keruangan an vip. sang dokter juga mengarahkan bagaimana cara menyusui bayi kembar juga berlatih duduk dan bergerak pasca oprasi caesar."Sayang! Lihat! Doble J lucu sekali." Ucap Vio sambil menyusui keduanya.Bastian menelan ludahnya. Didalam ruangan itu hanya ada Bastian dan Vio dan satu dokter wanita satu perawat wanita. Tentu saja Fang dan laki laki tak di ijinkan melihat Vio menyusui. Mau mati apa mereka?Setelah beberapa hari dirumah sakit, Vio pun di ijinkan pulang. Di vila pribadi Bastian, mobil yang membawa Vio dan dan doble J berhenti dihalaman. Bastian dengan sigap memapah istrinya. menuntun wanita itu untuk masuk kediamannya.Didepan pintu, keluarga kecil itu disambut oleh bibi Ana dan para pelayan. Vio tersenyum haru. Mungkin, inilah keluarga yang selama ini dia impikan. Yang tidak dia dapatkan dari keluarga Tan.Vio mwnatap satu persatu wajah-wajah yang menyambu

  • Terpaksa Menikahi   bab 76

    "Bagaimana dokter?" Bastian sangat tak sabar dan cemas.Sang dokter tersenyum maklum."Semuanya selamat dan berjalan dengan lancar. Selama beberapa jam kedepan pasien akan ditempatkan diruang isolasi dulu. Mohon bersabar."Bastian bernafas lega, tubuhnya lemas dan merosot kebawah, seolah dia sudah tak punya tulang lagi."Ba-bagaimana dengan bayi nya?""Sangat sehat dan sempurna. Sementara kami akan menempatkannya di ruang khusus. Anda bisa melihatnya nanti.""Fang! Apa yang harus aku lakukan? Aku sangat bahagia, juga bersyukur.""Lakukan seperti biasanya tuan. Saya bisa menyiapkan segalanya."Fang ikut berjongkok disamping tuannya yang terduduk lemas dilantai."Tapi aku, seperti tak bertulang.""Apa anda mau saya menggantikannya untuk anda tuan?"Bastian tersentak menatap Fang."kau mau?""Tidak!" jawab Fang yakin dengan gelengan kepala mantap."Sialan kau!""

  • Terpaksa Menikahi   bab 75

    Davi meniup luka di wajah Jil. Dia mengobati bekas pukulan Andi. Davi menatap pria yang terus memperhatikannya itu."Kenapa?" tanya Davi masih mengolesi luka di wajah Jil."Seorang dokter tidak boleh terlihat memiliki memar seperti ini." ucap Davi lagi."Aku sangat bersyukur pria itu memukulku sampai seperti ini."Davi menghentikan pergerakan tangannya,"Dengan begitu aku bisa sedekat ini denganmu."Davi terkekeh kecil."Jangan menggombal." cibir Davi masih terkekeh."Harusnya kau yang menghajar dia. bukan bersikap sok gagah seperti tadi, tapi justru kena pukul lebih banyak." Ejek Davi dengan senyum geli."Sudah kubilang aku ini dokter. Mana boleh dokter menambah jumlah pasien rumah sakit dengan tangannya yang berharga ini."Davi tergelak."Jangan kau samakan dokter dengan ganster macam duo macan FB."Davi terdiam sejenak mendengar duo macan FB."Siapa duo macan FB?""

  • Terpaksa Menikahi   bab 74

    Fang berjalan dalam gang sempit di sekitar kosan Davi. Pria itu mengenakan jaket dan sepatu boot kulit. Fang berhenti tepat di ujung gang, di mana dari sana dia dapat melihat kosan Davi dengan lebih penuh dan leluasa.Fang menggigit batang rokok di mulutnya, menyalakan memantik dan menyulut rokok. Api telah padam. Bara tembakau dari rokok menyala-nyala oleh kuatnya isapan dari mulut Fang. Dia menjepit batang rokok dengan jarinya, dan menyemburkan asap ke udara.Mata elangnya tak lepas menatap bangunan tua itu dalam pekatnya malam.***Pagi yang cerah, menggantikan malam yang dingin dan gelap. Membawa hari baru yang lebih ceria, suara riang burung gereja yang hinggap di dahan pohon di samping Vila Bastian membangunkan Vio yang masih terlelap dalam pelukan hangat suaminya.Vio mengangkat lengan Bastian dari atas perutnya dengan hati-hati. Vio perlahan turun dari ranjangnya, berjinjit menuju kamar mandi, guna membersihkan diri.Pagi

  • Terpaksa Menikahi   bab 73

    Davi meremas-remas tangannya. Jantung gadis cantik itu berdetak lebih kencang dari biasanya. Dari wajahnya terlihat sekali dia sangat tegang.Jil melirik Davi dari ekor matanya. Sementara dia masih menyetir."Kenapa?""Bagaimana jika ayah dan ibumu menolak ku?" tanya Davi masih sangat gelisah.Jil tersenyum maklum."Mereka bukan orang yang kolot.""Tapi... Aku hanya gadis biasa. Aku bahkan tak punya orang tua...""Itu bukan masalah bagi mereka.""Tapii...""Percaya padaku, dan tegakkan dada mu. Heeemm?"Davi membuang nafasnya. Masih ada kekhawatiran di dirinya. Jil tersenyum gemas melihat Davi yang masih gelisah tak kunjung tenang. Pria itu menghentikan laju mobilnya dan menepi. Davi menatapnya dengan tatapan tanya."Sepertinya wanitaku ini masih butuh penyemangat dan energi positif."Jil mendekatkan wajahnya, mengecup ringan bibir ranum Davi. Gadis itupun membalasnya. Dengan

  • Terpaksa Menikahi   bab 72

    "Suamiku?"Vio, mengeratkan pelukannya pada tubuh Bastian.. Sehabis pertempuran malam itu."Apa Fang sungguhan tak punya pacar?"Bastian menghela nafasnya dengan sabar."Kenapa menanyakannya lagi?""Aku hanya ingin tau.""Kau menanyakannya berulang. Dan aku juga sudah menjawabnya sampai lelah.""Bagaimana kalau kita dekatkan Davi dan Fang?""Tidak usah.""Kenapa?" Vio memukul dada bidang suaminya itu dengan sedikit mengangkat tubuhnya menjauh dari suaminya."Fang tidak tertarik pada wanita."Bastian menarik kembali lengan Vio dan mendekapnya."Jangan terlalu jauh dariku. Aku bisa kangen.""Apa sih? Orang masih disini juga.""Tubuhku kanngen. Jika tidak menempel di kulit mu.""Iiiisshhh.." Vio mencubit perut Bastian."Auuu.. sakit sayang." Bastian mengusap perutnya."Oo iya, kapan USG lagi? Aku sangat ingin melihat doble J laki-laki

  • Terpaksa Menikahi   bab 71

    Pagi itu, daun- daun basah oleh embun, tetesannya jatuh dan membias tak tapak di tanah. Sinar kekuningan menghangatkan hawa sejuk dan menyibak kabut perlahan.Dalam ruang yang begitu rapi dan manly, netra Davi mengerjab, melihat sekeliling dengan pandangan yang sedikit berkabut, lalu terang oleh biasnya warna pagi itu.Davi merasa berada di tempat yang asing. Di manakah dia? Dia tak pernah berada di sana sebelumnya. Davi bangun terduduk dengan wajah bingungnya.Davi mencoba mengingat-ingat."Aahh,, benar! Aku bersama dokter Jil."Davi pun tersentak, sekilat ingatannya timbul, Dia sempat minum saat masih berada didalam pesta. Lalu dokter Jil mengantarnya, Mereka sempat terlibat percakapan kecil. Lalu tiba-tiba Dokter Jil menciumnya. Lalu berlanjut hingga akhirnya Dokter itu membawa Davi ke Apartemennya."Astaga!" Davi menutup mulutnya tak percaya. "Apa yang sudah kulakukan? Kami bahkan melakukannya lebih dari sekali."CEK

  • Terpaksa Menikahi   bab 70

    "Fang!""Iya Nyonya?""Duduklah."Fang melihat sekitar."Bastian sedang mandi. Biasanya lama."Dengan ragu duduk di sofa yang lain disisi sofa yang Vio duduki."Mmmm... Kau bisa menyelidiki apapun kan?" tanya Vio."Apa anda punya tugas untuk saya?""Mmm... Kau tau, Davi memiliki seorang pacar. Kalau tidak salah, namanya Andi. Tapi dia tidak terlihat sama sekali di pemakaman ibu Davi. Apa kau tau kenapa?""Aaahh, pria brengsek itu sudah putus dengan Nona Davi, nyonya.""Benarkah?" Vio tampak sangat terkejut"Heem.."Vio merasa menyayangkan karena Davi bahkan tidak bercerita padanya. Vii menghela nafasnya. Tak lama Bastian ikut bergabung."Ada apa?""Nyonya hanya menanyakan tentang nona Davi, tuan."Bastian manggut-manggut."Besok kita datangi keluarga Hendrawan.""Baiklah""Kenapa begitu lesu?""Sebenarnya aku sudah

  • Terpaksa Menikahi   bab 69

    "Nona Lyn." Jil mendekat dan berhenti tepat didepan Lyn. Tangan nya menengadah, Lyn meletakkan tangannya pada tangan Jin."Selamat ulang tahun." ucap Jil sambil mencium tangan Lyn.Tentu saja itu membuat Lyn tersipu malu. Sedangkan Andi jadi marah dan kesal. Di pisahkannya tangan keduanya segera. Lalu merangkul pinggang Lyn."Dia pacarku! Jangan sembarangan menyentuhnya."Jil tercengang, begitupun dengan orang-orang disekitarnya."Sayang sekali kau sudah punya pacar." oceh Jil lembut dengan memasang wajah sedih."Ya ampuunn... Tangkapan besar lepas demi ikan teri.""Sayang sekali ya, padahal Jil terlihat begitu berharap.""Aku tidak menyangka selera Lyn begitu rendah dengan memilih pria yang tak ada apa-apanya itu."Gumaman-gumaman teman Lyn sangat menggelitik telinga Andi. Tentu saja dia sangat kesal dengan ocehan teman-teman Lyn."Tidak!" Lyn segera melepaskan tangan Andi dari pingg

DMCA.com Protection Status