Home / Romansa / Terpaksa Menikahi / Chapter tiga - bagaimana semua itu terjadi

Share

Chapter tiga - bagaimana semua itu terjadi

Author: Kay
last update Last Updated: 2022-07-15 20:06:15

Vio bersungut mendekati pintu. Membuka pintu depan dan, tiba-tiba semua menjadi terang, sangat terang hingga membutakan matanya. Dan hilanglah seluruh kesadarannya.

Tangan Bastian sudah menangkap tubuh Vio sebelum menyentuh lantai.

"Wanita? Kau kenapa?" Bastian menepuk-nepuk pipinya.

Panas!? batin Bastian tersentak, wajahnya berubah panik dan khawatir. Apa dia sedang sakit? batinnya lagi.

"Tuan Bastian, sepertinya nona Vio sedang sakit. Wajahnya sangat pucat. Bagaimana jika kita bawa ke rumah sakit dulu?"saran Fang Asistennya.

"Kau benar." Bastian mengangkat tubuh Vio menggendong, dan berbalik.

"Kalian siapa?"pekik seorang wanita dari balik orang-orang pengikut Bastian yang ada belasan itu.

Davi sahabat Vio menerobos dan melihat Vio dalam gendongan Bastian.

"Vio?" pekiknya panik."Apa yang terjadi?" Davi menatap tubuh dan wajah Vio yang pucat dan tak sadarkan diri.

"Maaf! Anda siapa nona?" tanya Asisten Fang menghalangi.

"Aku Davi! sahabat Vio. siapa kalian? Dan mau apa?"seru Davi memberanikan diri.

"Berisik sekali. Vio sakit, aku akan membawanya ke rumah sakit." ucap Bastian datar dan dingin. Berjalan melewati Davi yang terlihat membeku.

"Kau boleh ikut."lanjutnya melirik pada Davi.

Bastian membaringkan Vio di jog belakang, dengan Davi memangku kepala Vio. Bastian mengambil duduk di belakang kemudi.

"Tuan, biar saya saja yang..."

"Duduk! pasang sabuk pengamanmu!"potong Bastian.

Bastian mengemudikan mobilnya dengan kecepatan maximal.

Tuhan... apa ini? cepat sekali? bagaimana jika kami mati? Apa tak ada polisi di jalanan?? batin Davi ketakutan.

Tuan, tidak biasanya. Membawa mobil secepat ini. Apakah gadis itu sangat berarti baginya? Ohoo... sepertinya akan ada kejutan yang menarik. batin Asisten Fang dengan senyum kegembiraan.

###

Sementara itu, di rumah sakit yang dituju.

"Apaa??" pekik ketua yayasan rumah sakit. "Tuan Bastian sedang dalam perjalanan kemari?"

"Kenapa beliau mau kemari? Sakit apa?" ucapnya lagi makin gusar.

"Kami juga tidak tau, tadi hanya telpon tuan Bastian akan kemari." sanggah yang lainnya.

"Haduuuhh.. bagaimana ini jika tuan Bastian tidak senang dengan pelayanan kita bisa-bisa rumah sakit ini besok gulung tikar."gumam Ketua yayasan rumah sakit itu gusar dan gelisah.

"Cepat siapkan dokter dan perawat terbaik dalam waktu 10 menit!"perintah ketua yayasan.

"Apa? sepuluh menit? mana cukup pak ketua?"protes bawahannya.

"Lalu maksudmu tuan Bastian harus menunggu begitu? kau mau jadi gelandangan haahh?" sentak ketua yayasan sangat tidak sabar mencengkram kerah bawahannya itu.

"Baik pak ketua. Akan segera kami siapkan." ucap sang bawahan patuh.

"Bagus!"

Beberapa menit kemudian.

Mobil Bastian sampai di depan rumah sakit, dengan cepat pria itu turun dari mobilnya dan menggotong Vio masuk gedung rumah sakit. Bastian disambut oleh belasan dokter dan perawat. Juga ketua yayasan ikut menyambut.

"Selamat datang tuan Bastian ."berucap serentak.

Semua orang di sana membungkuk menyambut Bastian. Asisten Fang berjalan dibelakangnya, diikuti oleh Davi. Gadis itu merasa aneh dan heran dengan sambutan berlebihan dari para dokter dan perawat itu.

Bahkan ketua rumah sakit pun ikut turun menyambutnya. Siapa sebenarnya pria ini? Bagaimana Vio bisa mengenalnya? batin Davi

"Tangani dia."ucap Bastian dingin dan datar, namun beraura tajam membunuh. Membuat bergidik orang orang di sana.

Vio mendapat perawatan khusus di IGD. Setelah melakukan beberapa pengecekan, dokter yang bertugas berbalik dan berkata.

"Tu-tuan Bastian,"

Dokter itu semakin gugup mendapati Bastian menatapnya tajam dengan aura yang mengerikan. Dokter itu menelan ludahnya dengan keras.

"No-nona Vio hanya demam biasa. Setelah mendapat obat, akan segera membaik."ujar Dokter itu makin gugup.

Bastian tak mengatakan apapun. Hanya menatap dengan aura mengerikan.

"Sa-saya akan memberinya cairan infus." ucap Dokter itu makin gugup dan gusar.

Setelah memberikan suntikan dan memasang infus, dokter itu pamit undur diri dengan perasaan lega, karena terbebas dari beban tatapan tajam Bastian.

Vio ditempatkan diruang VVIP. Davi yang masih menunggu di luar ruangan itu, menatap pintu dimana Vio dan pria misterius yang sepertinya memiliki pengaruh besar itu berada. Dengan dijaga ketat oleh orang-orang berjas hitam.

Bastian berdiri di samping brankar rumah sakit, dimana Vio terbaring dengan lelap. Netra nya lekat menatap Vio.

"Malam pertama yang merubah segalanya. Jangan menyebutku Bastian Argantara jika tidak bisa mendapatkan mu." gumamnya.

***

####

Di lokasi lain, Felix menatap hamparan lampu kota dibawah kakinya, melalui jendela kaca gedung bertingkat itu. Pikirannya masih tersimpan rasa bersalah pada mantan kekasihnya Vio. Walau dia juga dengan rasa sadar melakukan hubungan dengan sang adik, Rena.

Rena beberapa kali dengan sengaja menggodanya. Hingga pertahanan Felix yang masih seorang pria normal pun tergoda juga. Melakukan hubungan intim dengan Rena. Tak hanya sekali, bahkan berkali-kali dengan sangat sadar. Jika Vio dengan tegas menolak ketika Felix mulia mengrayangi tubuhnya, namun, Rena justru menawarkan dengan suka rela.

Flash Back on.

Malam itu, beberapa bulan yang lalu. Saat Felix baru pulang dari mengantar Vio berkencan.

Rena sudah menunggunya di depan pintu rumah. Gadis itu tersenyum dengan nakal pada Felix, dengan sorot matanya, Felix menyuruh Rena diam agar tak ketahuan Vio. Walau bagaimanapun Felix mencintai Vio, Felix hanya menggunakan Rena sebagai bahan pelampiasan napsu nya saja.

"Mampirlah dulu disini, Felix." tawar Maria ibu Rena yang mengetahui hubungan segitiga diantara anaknya."Kami menyiapkan beberapa makanan. Makanlah dulu."

Felix melirik Vio seolah menanyakan pendapat, bolehkah. Vio hanya tersenyum tipis.

"Aku mengantuk. Jika kamu mau mampir silahkan. Tapi aku tak bisa temani."ucap Vio langsung masuk tanpa memperdulikan ibu tirinya.

"Tidak apa-apa. masuklah."

Felix menatap Vio yang berlalu menaiki tangga dengan mata sayu.

"Ayolah."Maria menarik lengan Felix memaksanya untuk mampir. Akhirnya karena merasa tak enak hati, Felix pun mengikuti juga.

Seperti yang sudah Vio katakan. Dia benar-benar masuk ke dalam kamarnya, tanpa menemani Felix yang akhirnya memilih mampir ke rumah ajakan Ibu tirinya.

"Duduklah dulu Felix."ucap Maria mempersilahkan Felix duduk di ruang keluarga.

"Maaf merepotkan tante."

"Tidak usah sungkan, kamu kan anak keluarga Alexander tentu saja aku akan memperlakukan mu dengan baik."ucap Maria.

Rena yang memang sedari tadi ada di teras mengikuti masuk dan duduk di seberang Felix.

"Aku akan mengambilkan kue brownies dan minuman juga untuk mu." Mariah melirik Rena seolah mengkode agar segera melancar aksinya untuk menggoda Felix.

Setelah Maria pergi, Rena pun mendekat dan duduk dipangkuan Felix. Pria itu menatapnya tajam.

"Rena hentikan! Bagaimana jika ada yang melihat?"

"Memangnya kenapa?"

"Aku tidak ingin ada yang tau hubungan kita."

"Kau kejam sekali Felix."

Rena tanpa malu melummat bibir pria didepan, Felixpun tergoda membalas ciuman Rena dengan sangat bernafsu. Dalam bayangannya dia sedang bercumbu dengan Vio. Hingga suara dehemman membuat Felix menjauhkan diri dari Rena. Mariah tersenyum dan mendekat, meletakkan nampan berisi kue dan minuman.

Felix merasa kikuk, jelas saja dia baru saja ketahuan sedang bermesraan dengan Rena. Felix mengambil kue dan menyeruput tehnya, untuk menghilangkan kegugupan nya. Maria mengedipkan sebelah matanya pada anaknya.

Felix tiba-tiba merasa tak nyaman dengan tubuhnya, ditambah seperti ada dorong didalam dirinya yang tak biasa.

"Aku harus kembali," ucap Felix yang merasakan hawa panas ditubuhnya. Dia merasa ada yang tak beres ditubuhnya.

"Loh, kok sudah mau kembali, baru sebentar." ucap Mariah dengan senyum licik.

"Aku tak mau pulang kemalaman." alasan Felix beranjak dari duduknya.

"Aahh, kalau begitu, bisakah kau hantarkan Rena ke rumah temannya?"tanya Mariah, "kebetulan arahnya sama dengan rumahnya."

"Baiklah."

Akhirnya, Felix dan Rena hanya berdua saja di dalam mobil. Selama di dalam mobil Felix terus tak tenang, tubuhnya terasa panas, dan tak nyaman. Felix melirik Rena. Wanita itu memakai pakaian yang menunjukkan belahan dadanya, membuat Felix ingin menerkamnya saja. Pada dasarnya mereka memang pernah beberapa kali melakukannya. Hanya kali ini Felix tak ingin menghianati Vio lagi.

Uuugghhh, kenapa denganku ini? pikir Felix menepis keinginan dan dorong dalam dirinya.

Selama didalam mobil Rena terus menggoda Felix. Hingga pria itu tak sabar dan menepikan mobilnya, Napsunya sudah sangat memuncak, hingga akhirnya kedua insan itu bergelut didalam mobil yang bergoyang.

Setelah puas melepas kecebongnya, Felix pun pulang. Tanpa dia tau, Rena telah merekam aksi mereka beberapa kali untuk menjerat Felix agar menikah dengannya.

Flash back Off.

"Aku memang bersalah, telah menghianati mu Vio. Aku mencintaimu, tapi, aku juga yang menghianati mu."gumamnya.

Bersambung....

___€€€___

Related chapters

  • Terpaksa Menikahi   Chapter Empat - Bastian Zoe

    Di lokasi lain, di rumah sakit.Davi menunggu di luar ruangan dimana Vio dirawat. Di luar ruangan itu, ada beberapa orang tegap yang berdiri didepan pintu menjaga.Davi melirik mereka.Apa-apaan mereka ini? Apa Vio tahanan? Kenapa harus dijaga seperti ini. Siapa pria misterius itu? Bagaimana caraku masuk."Permisi!" Davi melangkah hendak memasuki ruangan dimana Vio dirawat. Namun ditahan oleh tangan menjaga yang berdiri didepan pintu."Biarkan aku masuk! Kalian ini siapa? Apa yang dilakukannya didalam sana dengan temanku!"pekik Davi kesal."Maaf nona Davi, mohon duduk tenang. Ini di rumah sakit."ucap Fang dengan senyuman ramah,"Apa kau ingin berada disini sebagai pasien?""A-apa?"Davi sedikit gentar."Ta-tapi temanku....""Tenang saja. Nona Vio baik-baik saja, Tuan Bastian kami menjaganya.""Uuugghh.. Bagaimana ini?" Davi celingukan berharap bisa menerobos masuk."Biarkan aku masuk! Aku mohon."sambungnya memelas.Asisten Fang menghela nafasnya panjang. Fang mengetuk pintu,tak ada sahuta

    Last Updated : 2022-07-15
  • Terpaksa Menikahi   chapter lima - pelarian

    Vio berjalan memasuki rumahnya yang tampak masih sepi. Vio bernafas lega."Sepertinya Ibu dan yang lainnya belum kembali. Syukurlah."gumam Vio pelan.Vio mengendap-endap memasuki rumah dan langsung menuju kamarnya. Vio mengemasi barang-barangnya.Memasukkan bajunya ke dalam koper. Setelah semua terkemas. Vio bersiap keluar dari kamarnya dilantai dua. Perlahan Vio menggeret kopernya yang memang tidak terlalu berat dan kecil itu.Vio menuruni tangga, belum sampai setengah tangga terlewati, terdengar suara mesin mobil. Vio menghentikan langkahnya. Jantung Vio berdegup kencang. Habislah jika itu benar ibu tirinya. Tak lama terdengar suara pintu depan dibuka."Sialan! Ibu sudah datang!"gumamnya pelan dengan kekesalan. Vio bergegas naik kembali ke kamarnya. Vio mengunci pintu kamarnya. Vio berfikir keras, Sudah pasti dia tak akan bisa keluar mengingat perangai Mariah dan kejadian malam terakhir diantara mereka."Pertama sembunyikan dulu kopernya."gumam Vio menyembunyikan koper dikolong temp

    Last Updated : 2022-07-15
  • Terpaksa Menikahi   Chapter enam

    Mobil putih yang Fang kendarai meluncur membelah jalan kota X dengan kecepatan sedang, Dibelakangnya berderet beberapa mobil yang mengiringi. Bastian yang duduk di jog belakang memangku wajahnya menatap keluar jendela. Sesekali Fang melirik tuannya melalui kaca.Apa yang tuan Bastian pikirkan? Dia terlihat sedikit gusar. Apakah dia gugup akan bertemu dengan nona Vio? Ohohoho.... Fang membatin dengan senyum lebar."Berhenti."Fang melirik kebelakang, lalu menghentikan laju mobilnya.Bastian keluar dari mobil dan masuk ke dalam restoran Korea. Fang tertegun, menatap tuannya lalu menatap plang restoran itu.Oohoooo... sengaja berhenti untuk membeli makanan korea kesukaan nona Vio, manis sekali tuan. Fang membatin lagi dengan senyum sumringah.Setelah menunggu sesaat. Bastian kembali dengan beberapa bungkusan ditangannya. Fang mengulas senyum."Hmmmppp......"Fang terkekeh"Apa yang lucu?"Bastian duduk di jog belakang bertanya datar."Tidak ada tuan."jawab Fang menstater mobilnya."kita lan

    Last Updated : 2022-07-21
  • Terpaksa Menikahi   chapter tujuh

    Makanan dalam bungkusan sudah habis tanpa sisa.Uueeeeeeekkk...Vio bersendawa. Bastian menutup mulutnya."Ahahaha... Biasanya juga aku bersikap sopan tanpa sendawa, dan makanku tidak sebanyak ini. Ini karena aku memang belum makan sejak aku keluar dari rumah sakit." ucap Vio beralasan dengan senyum canggung.Aaaaa.. Tunggu! wajah Vio berubah menjadi tak sedap dipandang. Rumah sakit mengingatkannya pada pria misterius yang membawanya, seperti yang Davi katakan.Kelebatan kehadiran orang disampingnya muncul dibenaknya.Puluhan mobil berderet disekitar rumahnya, Lalu makanan yang dia makan sekarang, juga waktu di dalam mobil.Bayangan wajah Davi dengan apa yang dikatakannya. saat dirumah sakit terlintas dibenaknya."orangnya sangat berpengaruh. Dan punya pengikut." suara Davi."Kupikir dia pacarmu, dia sangat perduli sekali padamu" suara Davi."Namanya Bastian." suara Davi.Dengan wajah canggung dan senyum yang dipaksakan, Vio menoleh ke samping menatap pada pria disampingnya."Namamu B

    Last Updated : 2022-09-02
  • Terpaksa Menikahi   chapter delapan

    Morena pagi itu melangkahkan kaki nya memasuki ruangan manager perencanaan. Setelah dia menikah dengan Felix Ferdinan Alexander, Rena langsung dipercaya menjadi manager perencanaan. Rena menangani beberapa project baru.Rena duduk di kursi kerjanya. memeriksa beberapa berkas."Aku harus menarik perhatian Neno Alkatiri agar bisa menang tender." gumam Rena, "bagaimana caranya?""Vio, mungkin aku harus memanfaatkannya." Rena tersenyum licik. "Cukup untuk menyingkirkannya dari Felix. Jika aku bisa membuatnya terlihat sebagai gadis murahan yang menjual tubuhnya pada pria hidung belang.""Hmmmpppp... hihihi... hahahah...."****Vio menatap pantulan diri di cermin. Hari ini hari pertama dia kerja setelah mengambil cuti untuk resepsi acara pernikahan adiknya Rena dengan Felix."Vio? Masih belum siapkah?" seru Davi dari luar kamar mandi."Iya." Vio keluar disusul suara siulan dari Davi.Suuiitt.. suuiitt... Cantiknya engener kita." goda Davi, Vio tersenyum malu."Sudahlah, ayo berangkat. Nanti

    Last Updated : 2022-09-02
  • Terpaksa Menikahi   Chapter sembilan

    "Ingatlah untuk makan malam dengan direktur Marsal besok." tegas Mariah dengan mendominasi."Kalau aku menolak?"tantang Vio dengan tatapan menantang."Kau akan kehilangan Nenekmu! Aku akan hentikan pengobatannya, hingga dia mati perlahan." ancam Mariah dengan mata mendelik penuh ancaman."Coba saja!"Vio menggeretakan gigi. Mariah tersenyum menang. Dia sudah lama menggenggam kelemahan Vio. Yaitu neneknya yang teramat disayanginya. Hanya Neneknyalah yang paling baik padanya. Selalu memberinya kasih sayang. Berbeda dengan anggota keluarga yang lain.Dengan kekesalan penuh Vii keluar dari rumah itu dan pergi ke warung tenda pinggir jalan."Bibi! makgauli dan pajeon."seru Vio yang masih kesal.Tak lama Bibi pemilik warung datang dengan seteko makgauli dan sepiring pajeon.Vio langsung menuang makgauli pesanannya dan meminum habis. Lalu memakan Pajeonnya dengan cepat. Vio menepuk-nepuk dadanya karena sesak yang semakin menghimpit dadanya. Rasa marah masih bergemuruh di sana. Dia ingin menge

    Last Updated : 2022-09-02
  • Terpaksa Menikahi   Bab sepuluh

    Vio duduk dimeja makan. sendirian. mengunyah makanan dengan perasaan dongkol."Apa-apaan ini? kenapa aku sampai mabuk segala? sudah sesiang ini tak mungkin aku kerja." gedumelnya sambil menjejalkan makanan kemulutnya."Mana hp ku mati lagi."lanjutnya bergedumel pelan."Tunggu, mungkin aku bisa minta bantuan bibi Ana.""Eeehhheeemmm!" Dehem Vio melirik sekilas pada bibi Ana."Ada apa Nona ?" tanya Ana yang cepat tanggap."Hp ku mati..""Biar saya uruskan." bibi Ana menengadahkan tangannya."Mohon bantuannya bibi Ana." Vio tersenyum menyerahkan hpnya."Suatu kehormatan melayani anda Nona Vio."tersenyum ramah"Bibi Ana,""Iya nona.""Dimana orang itu?""Siapa orang itu?""Yah, itu, tuan mu." Vio sedikit memainkan kepalanya. "Bastian.""Ohoho... Anda sudah kangen yaaa?" goda bibi Ana dengan kekehan kecil."Siapa yang kangen?" kesal Vio dengan mulut monyong kedepan lalu melanjutkan makannya."Tuan Bastian sedang bekerja. Mari saya antar berkeliling jika anda bosan"tawar bibi Ana."Biar anda t

    Last Updated : 2022-09-02
  • Terpaksa Menikahi   Chapter sebelas

    Bastian memasuki vilanya..."Ribut ribut apa ini?""Bas!" Alexa berlari dan memeluk lengan Bastian dengan antusias. dan manja.Huuuuhhh, dasar sampah batin. Vio yang melihatnya. Trikmu terbongkar Haah?"Bibi Ana dimana hp ku?"tanya Vio beralih pada Bibi Ana."Sebentar Nona Vio, saya ambilkan." bibi Ana berlalu."Bas, aku sudah menunggu dari tadi."Manja Alexa."Bibi Ana sangat tidak ramah padaku. Kau harus memecatnya."Vio tersenyum geli sekaligus muak."Menjijikkan! Dia yang bersalah bisa bisa nya mengadu." gumam Vio sedikit kesalSesaat kemudian bibi Ana kembali."Ini nona."menyerahkan hp vio."Siapa jalllaaang itu Sayang? Kenapa dia sampai ada dirumahmu?" Alexa menatap manja pada Bastian."Nona Alexa.." geram bibi Ana."Sudahlah Bi,Jangan buang tenaga meladeni orang gila. Nanti ketularan." Vio melangkah keluar pintu utama vila."Nona Xia."panggil Bibi Ana."Kamu... Kembali.." Suara Bastian hendak mengejar. Namun lengannya ditahan oleh Alexa ."Bas! Apa-apaan kamu? Aku ini calon istrim

    Last Updated : 2022-09-12

Latest chapter

  • Terpaksa Menikahi   bab 77

    Setelah Vio sadar, beberapa saat kemudian, bayi-bayi vio dibawa keruangan an vip. sang dokter juga mengarahkan bagaimana cara menyusui bayi kembar juga berlatih duduk dan bergerak pasca oprasi caesar."Sayang! Lihat! Doble J lucu sekali." Ucap Vio sambil menyusui keduanya.Bastian menelan ludahnya. Didalam ruangan itu hanya ada Bastian dan Vio dan satu dokter wanita satu perawat wanita. Tentu saja Fang dan laki laki tak di ijinkan melihat Vio menyusui. Mau mati apa mereka?Setelah beberapa hari dirumah sakit, Vio pun di ijinkan pulang. Di vila pribadi Bastian, mobil yang membawa Vio dan dan doble J berhenti dihalaman. Bastian dengan sigap memapah istrinya. menuntun wanita itu untuk masuk kediamannya.Didepan pintu, keluarga kecil itu disambut oleh bibi Ana dan para pelayan. Vio tersenyum haru. Mungkin, inilah keluarga yang selama ini dia impikan. Yang tidak dia dapatkan dari keluarga Tan.Vio mwnatap satu persatu wajah-wajah yang menyambu

  • Terpaksa Menikahi   bab 76

    "Bagaimana dokter?" Bastian sangat tak sabar dan cemas.Sang dokter tersenyum maklum."Semuanya selamat dan berjalan dengan lancar. Selama beberapa jam kedepan pasien akan ditempatkan diruang isolasi dulu. Mohon bersabar."Bastian bernafas lega, tubuhnya lemas dan merosot kebawah, seolah dia sudah tak punya tulang lagi."Ba-bagaimana dengan bayi nya?""Sangat sehat dan sempurna. Sementara kami akan menempatkannya di ruang khusus. Anda bisa melihatnya nanti.""Fang! Apa yang harus aku lakukan? Aku sangat bahagia, juga bersyukur.""Lakukan seperti biasanya tuan. Saya bisa menyiapkan segalanya."Fang ikut berjongkok disamping tuannya yang terduduk lemas dilantai."Tapi aku, seperti tak bertulang.""Apa anda mau saya menggantikannya untuk anda tuan?"Bastian tersentak menatap Fang."kau mau?""Tidak!" jawab Fang yakin dengan gelengan kepala mantap."Sialan kau!""

  • Terpaksa Menikahi   bab 75

    Davi meniup luka di wajah Jil. Dia mengobati bekas pukulan Andi. Davi menatap pria yang terus memperhatikannya itu."Kenapa?" tanya Davi masih mengolesi luka di wajah Jil."Seorang dokter tidak boleh terlihat memiliki memar seperti ini." ucap Davi lagi."Aku sangat bersyukur pria itu memukulku sampai seperti ini."Davi menghentikan pergerakan tangannya,"Dengan begitu aku bisa sedekat ini denganmu."Davi terkekeh kecil."Jangan menggombal." cibir Davi masih terkekeh."Harusnya kau yang menghajar dia. bukan bersikap sok gagah seperti tadi, tapi justru kena pukul lebih banyak." Ejek Davi dengan senyum geli."Sudah kubilang aku ini dokter. Mana boleh dokter menambah jumlah pasien rumah sakit dengan tangannya yang berharga ini."Davi tergelak."Jangan kau samakan dokter dengan ganster macam duo macan FB."Davi terdiam sejenak mendengar duo macan FB."Siapa duo macan FB?""

  • Terpaksa Menikahi   bab 74

    Fang berjalan dalam gang sempit di sekitar kosan Davi. Pria itu mengenakan jaket dan sepatu boot kulit. Fang berhenti tepat di ujung gang, di mana dari sana dia dapat melihat kosan Davi dengan lebih penuh dan leluasa.Fang menggigit batang rokok di mulutnya, menyalakan memantik dan menyulut rokok. Api telah padam. Bara tembakau dari rokok menyala-nyala oleh kuatnya isapan dari mulut Fang. Dia menjepit batang rokok dengan jarinya, dan menyemburkan asap ke udara.Mata elangnya tak lepas menatap bangunan tua itu dalam pekatnya malam.***Pagi yang cerah, menggantikan malam yang dingin dan gelap. Membawa hari baru yang lebih ceria, suara riang burung gereja yang hinggap di dahan pohon di samping Vila Bastian membangunkan Vio yang masih terlelap dalam pelukan hangat suaminya.Vio mengangkat lengan Bastian dari atas perutnya dengan hati-hati. Vio perlahan turun dari ranjangnya, berjinjit menuju kamar mandi, guna membersihkan diri.Pagi

  • Terpaksa Menikahi   bab 73

    Davi meremas-remas tangannya. Jantung gadis cantik itu berdetak lebih kencang dari biasanya. Dari wajahnya terlihat sekali dia sangat tegang.Jil melirik Davi dari ekor matanya. Sementara dia masih menyetir."Kenapa?""Bagaimana jika ayah dan ibumu menolak ku?" tanya Davi masih sangat gelisah.Jil tersenyum maklum."Mereka bukan orang yang kolot.""Tapi... Aku hanya gadis biasa. Aku bahkan tak punya orang tua...""Itu bukan masalah bagi mereka.""Tapii...""Percaya padaku, dan tegakkan dada mu. Heeemm?"Davi membuang nafasnya. Masih ada kekhawatiran di dirinya. Jil tersenyum gemas melihat Davi yang masih gelisah tak kunjung tenang. Pria itu menghentikan laju mobilnya dan menepi. Davi menatapnya dengan tatapan tanya."Sepertinya wanitaku ini masih butuh penyemangat dan energi positif."Jil mendekatkan wajahnya, mengecup ringan bibir ranum Davi. Gadis itupun membalasnya. Dengan

  • Terpaksa Menikahi   bab 72

    "Suamiku?"Vio, mengeratkan pelukannya pada tubuh Bastian.. Sehabis pertempuran malam itu."Apa Fang sungguhan tak punya pacar?"Bastian menghela nafasnya dengan sabar."Kenapa menanyakannya lagi?""Aku hanya ingin tau.""Kau menanyakannya berulang. Dan aku juga sudah menjawabnya sampai lelah.""Bagaimana kalau kita dekatkan Davi dan Fang?""Tidak usah.""Kenapa?" Vio memukul dada bidang suaminya itu dengan sedikit mengangkat tubuhnya menjauh dari suaminya."Fang tidak tertarik pada wanita."Bastian menarik kembali lengan Vio dan mendekapnya."Jangan terlalu jauh dariku. Aku bisa kangen.""Apa sih? Orang masih disini juga.""Tubuhku kanngen. Jika tidak menempel di kulit mu.""Iiiisshhh.." Vio mencubit perut Bastian."Auuu.. sakit sayang." Bastian mengusap perutnya."Oo iya, kapan USG lagi? Aku sangat ingin melihat doble J laki-laki

  • Terpaksa Menikahi   bab 71

    Pagi itu, daun- daun basah oleh embun, tetesannya jatuh dan membias tak tapak di tanah. Sinar kekuningan menghangatkan hawa sejuk dan menyibak kabut perlahan.Dalam ruang yang begitu rapi dan manly, netra Davi mengerjab, melihat sekeliling dengan pandangan yang sedikit berkabut, lalu terang oleh biasnya warna pagi itu.Davi merasa berada di tempat yang asing. Di manakah dia? Dia tak pernah berada di sana sebelumnya. Davi bangun terduduk dengan wajah bingungnya.Davi mencoba mengingat-ingat."Aahh,, benar! Aku bersama dokter Jil."Davi pun tersentak, sekilat ingatannya timbul, Dia sempat minum saat masih berada didalam pesta. Lalu dokter Jil mengantarnya, Mereka sempat terlibat percakapan kecil. Lalu tiba-tiba Dokter Jil menciumnya. Lalu berlanjut hingga akhirnya Dokter itu membawa Davi ke Apartemennya."Astaga!" Davi menutup mulutnya tak percaya. "Apa yang sudah kulakukan? Kami bahkan melakukannya lebih dari sekali."CEK

  • Terpaksa Menikahi   bab 70

    "Fang!""Iya Nyonya?""Duduklah."Fang melihat sekitar."Bastian sedang mandi. Biasanya lama."Dengan ragu duduk di sofa yang lain disisi sofa yang Vio duduki."Mmmm... Kau bisa menyelidiki apapun kan?" tanya Vio."Apa anda punya tugas untuk saya?""Mmm... Kau tau, Davi memiliki seorang pacar. Kalau tidak salah, namanya Andi. Tapi dia tidak terlihat sama sekali di pemakaman ibu Davi. Apa kau tau kenapa?""Aaahh, pria brengsek itu sudah putus dengan Nona Davi, nyonya.""Benarkah?" Vio tampak sangat terkejut"Heem.."Vio merasa menyayangkan karena Davi bahkan tidak bercerita padanya. Vii menghela nafasnya. Tak lama Bastian ikut bergabung."Ada apa?""Nyonya hanya menanyakan tentang nona Davi, tuan."Bastian manggut-manggut."Besok kita datangi keluarga Hendrawan.""Baiklah""Kenapa begitu lesu?""Sebenarnya aku sudah

  • Terpaksa Menikahi   bab 69

    "Nona Lyn." Jil mendekat dan berhenti tepat didepan Lyn. Tangan nya menengadah, Lyn meletakkan tangannya pada tangan Jin."Selamat ulang tahun." ucap Jil sambil mencium tangan Lyn.Tentu saja itu membuat Lyn tersipu malu. Sedangkan Andi jadi marah dan kesal. Di pisahkannya tangan keduanya segera. Lalu merangkul pinggang Lyn."Dia pacarku! Jangan sembarangan menyentuhnya."Jil tercengang, begitupun dengan orang-orang disekitarnya."Sayang sekali kau sudah punya pacar." oceh Jil lembut dengan memasang wajah sedih."Ya ampuunn... Tangkapan besar lepas demi ikan teri.""Sayang sekali ya, padahal Jil terlihat begitu berharap.""Aku tidak menyangka selera Lyn begitu rendah dengan memilih pria yang tak ada apa-apanya itu."Gumaman-gumaman teman Lyn sangat menggelitik telinga Andi. Tentu saja dia sangat kesal dengan ocehan teman-teman Lyn."Tidak!" Lyn segera melepaskan tangan Andi dari pingg

DMCA.com Protection Status