Home / Romansa / Terpaksa Menikahi / Chapter dua - setelah malam itu

Share

Chapter dua - setelah malam itu

Author: Kay
last update Last Updated: 2022-07-15 20:05:10

Bastian mengusap wajahnya, Dia duduk termenung di atas ranjang kamarnya. Bastian menutup sebagian wajahnya yang memerah dengan telapak tangannya.

"Akhirnya aku justru melakukannya dengan wanita asing yang tak kukenal."gumam Bastian heran sendiri.

"Siapa dia?" kenapa dia begitu menggangguku?"

"Aku yang tak suka dengan hal merepotkan seperti wanita, bagaimana bisa terjebak begitu saja pada wanita asing." Gumam Bastian lagi.

"Tadi itu rasanya....." Bastian membekap mulutnya sendiri. Wajahnya merona mengingat hal besar yang baru saja terjadi.

Hening sesaat..

"Aku.... ingin mencobanya lagi..."

Sepuluh menit berlalu. Hp Bastian berdering. Telpon dari asistennya, Fang.

Bastian menempelkan benda pipih itu ke telinganya tanpa mengatakan apapun.

"Nama gadis itu Violeta Govinda. Dua puluh dua tahun. baru saja lulus dari univ X. dan dua bulan bekerja di perusahaan Hongfang sebagai engenering product di wilayah X. Anak tertua di keluarga Hendrawan." ucap Fang diseberang sana, "Perlukah saya menyampaikan lebih detail?"

"Datang kekamarku sekarang." kata Bastian datar menutup sambungan telponnya.

Tak lama Fang masuk saat Bastian selesai membersihkan diri dikamar mandi. Wajah pria itu terlihat sangat segar dan cerah.

"Mulai."

Fang memulai laporannya dengan mendetail.

"Karena saya sudah menyampaikan garis besarnya maka yang itu saya lewati ya tuan Bastian."

"Heeemmm..." dehem Bastian ringan.

"Nona Violita Govinda biasa dipanggil dengan sebutan Vio, hari ini adalah hari pernikahan adik dengan mantan kekasihnya. Acara diselenggarakan di balroom hotel ini, Nona Vio melarikan diri ditengah acara..."

"Tunggu! Lewati saja yang itu tidak penting."

"Baiklah tuan."

"Nona Vio tinggal dikawasan xx dengan seorang ayah dan ibu tiri.."Fang melanjutkan lagi laporannya

"Nona Vio tinggi 167cm berat badan 55kg, berwajah cantik diatas standar, bentuk badan yang....."

"Pas! aku sudah melihatnya."

"Baik tuan."ucap Fang patuh. Ahaa.. rupanya anda sudah melihatnya tuan. sungguh diluar dugaan untuk orang jenis anda. Fang meledek di dalam hati.

"ukuran dalaman L dengan pakaian dalam ukuran B. memiliki hobi tak jelas, suka makanan pedas dan asam. Terutama makanan korea. ukuran sepatu 38. warna favorit.....bla bla bla"

Fang memberi raporan sedetailnya bahkan sampai ukuran pakaian dalamnya juga.

Bastian menyesap gelas anggurnya.

"Kita ke rumahnya malam ini." ucap Bastian mengenakan kemejanya.

"Baik tuan." Jawab Fang tersenyum senang. Sebegitu tak sabarnya ingin bertemu dengan Nona Vio sampai tak bisa menunggu sampai besok pagi. batin Fang kembali meledek didalam hati.

Anda pasti sangat merinduinya tuan. Fang kembali membatin dengan senyum yang masih mengembang.

Disisi lain,

Maria memijit pelipisnya, duduk dikursi balroom dimana acara pernikahan Morena berlangsung.

"Ibu? Kamu nggak papa?"

"Anak sialan itu kabur!"

"Apa?"Morena tersentak kaget, "Ibu gimana sih? Kalau Vio sampai mengacaukan pernikahanku gimana?" rengek Rena kesal.

"Diamlah Ibu juga kesal tau, gimana Ibu akan menjelaskan pada direktur Marsal nanti." ucap Mariah lemas masih memijit pelipisnya.

"Bocah tidak tau terima kasih itu."geram Mariah makin kesal,"Awas saja nanti dirumah. Akan ku lempar dia ke kandang babi."

"Ibu, apakah Ibu sudah memberikan dia obatnya?"

"Tentu saja!"sentak Mariah makin kesal anaknya justru sibuk mengintrogasinya. "Karena itu jaga suamimu jangan sampai lepas. Bisa-bisa wanita jalllaaang itu mendatangi Felix, pria itu terlihat sangat terpesona pada Vio tadi, dia bahkan tak berkedip menatap kakak mu itu."

"Ibu! Felix itu suamiku!"

"Tapi dia benar-benar melakukannya."kesal Mariah menyentak."Dimana Felix?"

"Felix sedang bersama mama mertua, bu."

"Pergi sana. Pepet dia terus jangan sampai memberi Vio celah."perintah Mariah tegas.

"Iya Bu. Rena pergi. Rena serahkan urusan Vio pada ibu." Ucap Rena sambil berlari.

"Huuufftt... Dasar!" Mariah mendesah.

"Nyonya Mariah.." panggil seseorang dari belakang Mariah, membuat wanita itu begidig dan menoleh.

Dilihatnya pria separuh baya bertubuh tambun dengan segelas coktail ditangannya. Wajahnya sudah memerah karena mabuk.

"Bagaimana dengan pelayanan khusus yang anda tawarkan?" tanyanya dengan seringai mesum.

"Sialan kenapa si tua Marsal harus datang disaat seperti ini?" gumam Mariah pelan.

"Direktur Marsal!"sapa Mariah dengan senyum dipaksakan dan dibuat riang.

Aku harus mencari alasan. Dari pada dia nanti membatalkan janjinya untuk kesepakatan bisnis dengan perusahaan keluarga Hendrawan. pikir Mariah dengan keringat dingin.

"Saat ini putri ku sedang dalam perjalanan kemari. Tolong bersabarlah, Bagaimana jika kita minum beberapa gelas lagi. Saya punya minuman kelas atas yang mahal." bujuk Mariah dengan merangkul lengan Direktur Marsal.

"Ha-ha-ha , pastikan itu enak nyonya Mariah, atau aku akan membatalkan semua kesepakatan bisnis kita." ancam Direktur Marsal.

"Tenang saja. Duduklah dulu, akan saya panggil suami saya untuk mengambilkan segera minuman itu."

Vio memutuskan kembali kerumahnya. Di kamar, Vio merendam tubuhnya dalam bathtub. Vio meratapi hidupnya. Malam ini keluarganya menginap di hotel tempat pernikahan Rena dan Felix dilaksanakan. Dan beberapa hari didepan,mereka ikut berpiknik, sebagai runtutan acara pernikahan Felix dan Rena.

Keluarga Felix yang memang keluarga terpandang, dan memiliki beberapa perusahaan grup yang cukup besar. Tak ayal pernikahan mereka dilaksanakan dengan meriah dan megah.

Namun, mirisnya, malam ini Vio yang anak sulung di keluarga itu, justru akan digadaikan oleh ibu tirinya sebagai penyambung bisnis keluarga. Memasukkan obat perangsang dan hendak mengirimnya ke direktur Marsal. Pria tua beristri yang gemar memainkan wanita.

Vio menangisi nasibnya. Mencoba membersihkan dirinya. Setelah dia melakukan hubungan terlarang dengan seorang pria asing yang tidak dia kenal.

"Sial! Bekas cupang maniak itu tak juga hilang."gerutu Vio menggosok leher dan bagian dada atas nya.

"Benar-benar maniak. tak ada satupun dari bagian tubuhku yang lepas dari cupangannya. Menjijikkan."Isak nya masih menggosok tubuhnya.

"Brengsekk..." Vio menangisi nasibnya lagi. "Orang tua macam apa yang tega melemparkan anaknya pada predator seks itu."

Vio kembali terisak.

"Tega sekali mereka padaku. Akulah kekasih Felix, akulah yang seharusnya menikah dengannya. Bagaimana bisa mereka mengganti aku dengan Rena?"

Vio menangis lagi. "Felix, beraninya kau menghianatiku! Aku sudah sangat setia kepadamu! Kenapa kau hianati aku?" teriak Vio meluapkan semua kekesalannya.

"Aku memang anak haram! Lantas apa? Kalian berhak memperlakukan seperti ini? Biadab kalian semua!"

Vio meluapkan semua kekesalannya dengan berteriak dikamar mandi. Setelah puas memaki Vio keluar dari kamar mandi. Mencari makanan untuk mengganjal perutnya.

Tubuh Vio terasa panas dan kepalanya serasa mau meledak. Vio mengambil hpnya, menghubungi sahabat karibnya.

"Halo?" suara seorang wanita diseberang sana.

"Davi , apakah kamu bebas malam ini?"tanya Vio memegangi kepalanya.

"Ya, ada apa?"sambut Davi dibalik speaker ponsel Vio.

"Aku sakit, bisakah kamu antar aku ke rumah sakit malam ini? tak ada orang di rumah." pinta Vio bersandar pada tembok disampingnya

"Tentu saja. Tunggulah, aku akan sampai lebih cepat dari kelinci yang berlari di atas aspal yang panas."sambut Davi cepat.

"Terima kasih teman." Vio menutup sambungan telponnya.

Vio kembali melangkahkan kakinya, meraba pada tembok rumahnya.

"Pusing! aku harus makan! Aku tak boleh lemah dan kekurangan tenaga." gumam Vio lemas.

Ting tung.

Suara pintu kediamannya berbunyi.

"Siapa yang bertamu malam-malam begini? Keterlaluan."gumam Vio kesal, "tak mungkin itu Davi kan?"

Vio mencoba mengabaikan."Kemana orang-orang disini?" gumam Vio kesal karena suara bel pintu rumah tak kunjung berhenti membuat kepalanya semakin pusing.

"Sial! Aku lupa! Mereka masih melakukan rangkaian acara resepsi pernikahan Rena." gumam Vio mengumpat-mengumpat.

Vio bersungut mendekati pintu. Membuka pintu depan dan, tiba-tiba semua menjadi terang, sangat terang hingga membutakan matanya. Dan hilanglah seluruh kesadarannya.

Bersambung..

___€€€___

Related chapters

  • Terpaksa Menikahi   Chapter tiga - bagaimana semua itu terjadi

    Vio bersungut mendekati pintu. Membuka pintu depan dan, tiba-tiba semua menjadi terang, sangat terang hingga membutakan matanya. Dan hilanglah seluruh kesadarannya.Tangan Bastian sudah menangkap tubuh Vio sebelum menyentuh lantai."Wanita? Kau kenapa?" Bastian menepuk-nepuk pipinya.Panas!? batin Bastian tersentak, wajahnya berubah panik dan khawatir. Apa dia sedang sakit? batinnya lagi."Tuan Bastian, sepertinya nona Vio sedang sakit. Wajahnya sangat pucat. Bagaimana jika kita bawa ke rumah sakit dulu?"saran Fang Asistennya."Kau benar." Bastian mengangkat tubuh Vio menggendong, dan berbalik."Kalian siapa?"pekik seorang wanita dari balik orang-orang pengikut Bastian yang ada belasan itu.Davi sahabat Vio menerobos dan melihat Vio dalam gendongan Bastian."Vio?" pekiknya panik."Apa yang terjadi?" Davi menatap tubuh dan wajah Vio yang pucat dan tak sadarkan diri."Maaf! Anda siapa nona?" tanya Asisten Fang menghalangi."Aku Davi! sahabat Vio. siapa kalian? Dan mau apa?"seru Davi membe

    Last Updated : 2022-07-15
  • Terpaksa Menikahi   Chapter Empat - Bastian Zoe

    Di lokasi lain, di rumah sakit.Davi menunggu di luar ruangan dimana Vio dirawat. Di luar ruangan itu, ada beberapa orang tegap yang berdiri didepan pintu menjaga.Davi melirik mereka.Apa-apaan mereka ini? Apa Vio tahanan? Kenapa harus dijaga seperti ini. Siapa pria misterius itu? Bagaimana caraku masuk."Permisi!" Davi melangkah hendak memasuki ruangan dimana Vio dirawat. Namun ditahan oleh tangan menjaga yang berdiri didepan pintu."Biarkan aku masuk! Kalian ini siapa? Apa yang dilakukannya didalam sana dengan temanku!"pekik Davi kesal."Maaf nona Davi, mohon duduk tenang. Ini di rumah sakit."ucap Fang dengan senyuman ramah,"Apa kau ingin berada disini sebagai pasien?""A-apa?"Davi sedikit gentar."Ta-tapi temanku....""Tenang saja. Nona Vio baik-baik saja, Tuan Bastian kami menjaganya.""Uuugghh.. Bagaimana ini?" Davi celingukan berharap bisa menerobos masuk."Biarkan aku masuk! Aku mohon."sambungnya memelas.Asisten Fang menghela nafasnya panjang. Fang mengetuk pintu,tak ada sahuta

    Last Updated : 2022-07-15
  • Terpaksa Menikahi   chapter lima - pelarian

    Vio berjalan memasuki rumahnya yang tampak masih sepi. Vio bernafas lega."Sepertinya Ibu dan yang lainnya belum kembali. Syukurlah."gumam Vio pelan.Vio mengendap-endap memasuki rumah dan langsung menuju kamarnya. Vio mengemasi barang-barangnya.Memasukkan bajunya ke dalam koper. Setelah semua terkemas. Vio bersiap keluar dari kamarnya dilantai dua. Perlahan Vio menggeret kopernya yang memang tidak terlalu berat dan kecil itu.Vio menuruni tangga, belum sampai setengah tangga terlewati, terdengar suara mesin mobil. Vio menghentikan langkahnya. Jantung Vio berdegup kencang. Habislah jika itu benar ibu tirinya. Tak lama terdengar suara pintu depan dibuka."Sialan! Ibu sudah datang!"gumamnya pelan dengan kekesalan. Vio bergegas naik kembali ke kamarnya. Vio mengunci pintu kamarnya. Vio berfikir keras, Sudah pasti dia tak akan bisa keluar mengingat perangai Mariah dan kejadian malam terakhir diantara mereka."Pertama sembunyikan dulu kopernya."gumam Vio menyembunyikan koper dikolong temp

    Last Updated : 2022-07-15
  • Terpaksa Menikahi   Chapter enam

    Mobil putih yang Fang kendarai meluncur membelah jalan kota X dengan kecepatan sedang, Dibelakangnya berderet beberapa mobil yang mengiringi. Bastian yang duduk di jog belakang memangku wajahnya menatap keluar jendela. Sesekali Fang melirik tuannya melalui kaca.Apa yang tuan Bastian pikirkan? Dia terlihat sedikit gusar. Apakah dia gugup akan bertemu dengan nona Vio? Ohohoho.... Fang membatin dengan senyum lebar."Berhenti."Fang melirik kebelakang, lalu menghentikan laju mobilnya.Bastian keluar dari mobil dan masuk ke dalam restoran Korea. Fang tertegun, menatap tuannya lalu menatap plang restoran itu.Oohoooo... sengaja berhenti untuk membeli makanan korea kesukaan nona Vio, manis sekali tuan. Fang membatin lagi dengan senyum sumringah.Setelah menunggu sesaat. Bastian kembali dengan beberapa bungkusan ditangannya. Fang mengulas senyum."Hmmmppp......"Fang terkekeh"Apa yang lucu?"Bastian duduk di jog belakang bertanya datar."Tidak ada tuan."jawab Fang menstater mobilnya."kita lan

    Last Updated : 2022-07-21
  • Terpaksa Menikahi   chapter tujuh

    Makanan dalam bungkusan sudah habis tanpa sisa.Uueeeeeeekkk...Vio bersendawa. Bastian menutup mulutnya."Ahahaha... Biasanya juga aku bersikap sopan tanpa sendawa, dan makanku tidak sebanyak ini. Ini karena aku memang belum makan sejak aku keluar dari rumah sakit." ucap Vio beralasan dengan senyum canggung.Aaaaa.. Tunggu! wajah Vio berubah menjadi tak sedap dipandang. Rumah sakit mengingatkannya pada pria misterius yang membawanya, seperti yang Davi katakan.Kelebatan kehadiran orang disampingnya muncul dibenaknya.Puluhan mobil berderet disekitar rumahnya, Lalu makanan yang dia makan sekarang, juga waktu di dalam mobil.Bayangan wajah Davi dengan apa yang dikatakannya. saat dirumah sakit terlintas dibenaknya."orangnya sangat berpengaruh. Dan punya pengikut." suara Davi."Kupikir dia pacarmu, dia sangat perduli sekali padamu" suara Davi."Namanya Bastian." suara Davi.Dengan wajah canggung dan senyum yang dipaksakan, Vio menoleh ke samping menatap pada pria disampingnya."Namamu B

    Last Updated : 2022-09-02
  • Terpaksa Menikahi   chapter delapan

    Morena pagi itu melangkahkan kaki nya memasuki ruangan manager perencanaan. Setelah dia menikah dengan Felix Ferdinan Alexander, Rena langsung dipercaya menjadi manager perencanaan. Rena menangani beberapa project baru.Rena duduk di kursi kerjanya. memeriksa beberapa berkas."Aku harus menarik perhatian Neno Alkatiri agar bisa menang tender." gumam Rena, "bagaimana caranya?""Vio, mungkin aku harus memanfaatkannya." Rena tersenyum licik. "Cukup untuk menyingkirkannya dari Felix. Jika aku bisa membuatnya terlihat sebagai gadis murahan yang menjual tubuhnya pada pria hidung belang.""Hmmmpppp... hihihi... hahahah...."****Vio menatap pantulan diri di cermin. Hari ini hari pertama dia kerja setelah mengambil cuti untuk resepsi acara pernikahan adiknya Rena dengan Felix."Vio? Masih belum siapkah?" seru Davi dari luar kamar mandi."Iya." Vio keluar disusul suara siulan dari Davi.Suuiitt.. suuiitt... Cantiknya engener kita." goda Davi, Vio tersenyum malu."Sudahlah, ayo berangkat. Nanti

    Last Updated : 2022-09-02
  • Terpaksa Menikahi   Chapter sembilan

    "Ingatlah untuk makan malam dengan direktur Marsal besok." tegas Mariah dengan mendominasi."Kalau aku menolak?"tantang Vio dengan tatapan menantang."Kau akan kehilangan Nenekmu! Aku akan hentikan pengobatannya, hingga dia mati perlahan." ancam Mariah dengan mata mendelik penuh ancaman."Coba saja!"Vio menggeretakan gigi. Mariah tersenyum menang. Dia sudah lama menggenggam kelemahan Vio. Yaitu neneknya yang teramat disayanginya. Hanya Neneknyalah yang paling baik padanya. Selalu memberinya kasih sayang. Berbeda dengan anggota keluarga yang lain.Dengan kekesalan penuh Vii keluar dari rumah itu dan pergi ke warung tenda pinggir jalan."Bibi! makgauli dan pajeon."seru Vio yang masih kesal.Tak lama Bibi pemilik warung datang dengan seteko makgauli dan sepiring pajeon.Vio langsung menuang makgauli pesanannya dan meminum habis. Lalu memakan Pajeonnya dengan cepat. Vio menepuk-nepuk dadanya karena sesak yang semakin menghimpit dadanya. Rasa marah masih bergemuruh di sana. Dia ingin menge

    Last Updated : 2022-09-02
  • Terpaksa Menikahi   Bab sepuluh

    Vio duduk dimeja makan. sendirian. mengunyah makanan dengan perasaan dongkol."Apa-apaan ini? kenapa aku sampai mabuk segala? sudah sesiang ini tak mungkin aku kerja." gedumelnya sambil menjejalkan makanan kemulutnya."Mana hp ku mati lagi."lanjutnya bergedumel pelan."Tunggu, mungkin aku bisa minta bantuan bibi Ana.""Eeehhheeemmm!" Dehem Vio melirik sekilas pada bibi Ana."Ada apa Nona ?" tanya Ana yang cepat tanggap."Hp ku mati..""Biar saya uruskan." bibi Ana menengadahkan tangannya."Mohon bantuannya bibi Ana." Vio tersenyum menyerahkan hpnya."Suatu kehormatan melayani anda Nona Vio."tersenyum ramah"Bibi Ana,""Iya nona.""Dimana orang itu?""Siapa orang itu?""Yah, itu, tuan mu." Vio sedikit memainkan kepalanya. "Bastian.""Ohoho... Anda sudah kangen yaaa?" goda bibi Ana dengan kekehan kecil."Siapa yang kangen?" kesal Vio dengan mulut monyong kedepan lalu melanjutkan makannya."Tuan Bastian sedang bekerja. Mari saya antar berkeliling jika anda bosan"tawar bibi Ana."Biar anda t

    Last Updated : 2022-09-02

Latest chapter

  • Terpaksa Menikahi   bab 77

    Setelah Vio sadar, beberapa saat kemudian, bayi-bayi vio dibawa keruangan an vip. sang dokter juga mengarahkan bagaimana cara menyusui bayi kembar juga berlatih duduk dan bergerak pasca oprasi caesar."Sayang! Lihat! Doble J lucu sekali." Ucap Vio sambil menyusui keduanya.Bastian menelan ludahnya. Didalam ruangan itu hanya ada Bastian dan Vio dan satu dokter wanita satu perawat wanita. Tentu saja Fang dan laki laki tak di ijinkan melihat Vio menyusui. Mau mati apa mereka?Setelah beberapa hari dirumah sakit, Vio pun di ijinkan pulang. Di vila pribadi Bastian, mobil yang membawa Vio dan dan doble J berhenti dihalaman. Bastian dengan sigap memapah istrinya. menuntun wanita itu untuk masuk kediamannya.Didepan pintu, keluarga kecil itu disambut oleh bibi Ana dan para pelayan. Vio tersenyum haru. Mungkin, inilah keluarga yang selama ini dia impikan. Yang tidak dia dapatkan dari keluarga Tan.Vio mwnatap satu persatu wajah-wajah yang menyambu

  • Terpaksa Menikahi   bab 76

    "Bagaimana dokter?" Bastian sangat tak sabar dan cemas.Sang dokter tersenyum maklum."Semuanya selamat dan berjalan dengan lancar. Selama beberapa jam kedepan pasien akan ditempatkan diruang isolasi dulu. Mohon bersabar."Bastian bernafas lega, tubuhnya lemas dan merosot kebawah, seolah dia sudah tak punya tulang lagi."Ba-bagaimana dengan bayi nya?""Sangat sehat dan sempurna. Sementara kami akan menempatkannya di ruang khusus. Anda bisa melihatnya nanti.""Fang! Apa yang harus aku lakukan? Aku sangat bahagia, juga bersyukur.""Lakukan seperti biasanya tuan. Saya bisa menyiapkan segalanya."Fang ikut berjongkok disamping tuannya yang terduduk lemas dilantai."Tapi aku, seperti tak bertulang.""Apa anda mau saya menggantikannya untuk anda tuan?"Bastian tersentak menatap Fang."kau mau?""Tidak!" jawab Fang yakin dengan gelengan kepala mantap."Sialan kau!""

  • Terpaksa Menikahi   bab 75

    Davi meniup luka di wajah Jil. Dia mengobati bekas pukulan Andi. Davi menatap pria yang terus memperhatikannya itu."Kenapa?" tanya Davi masih mengolesi luka di wajah Jil."Seorang dokter tidak boleh terlihat memiliki memar seperti ini." ucap Davi lagi."Aku sangat bersyukur pria itu memukulku sampai seperti ini."Davi menghentikan pergerakan tangannya,"Dengan begitu aku bisa sedekat ini denganmu."Davi terkekeh kecil."Jangan menggombal." cibir Davi masih terkekeh."Harusnya kau yang menghajar dia. bukan bersikap sok gagah seperti tadi, tapi justru kena pukul lebih banyak." Ejek Davi dengan senyum geli."Sudah kubilang aku ini dokter. Mana boleh dokter menambah jumlah pasien rumah sakit dengan tangannya yang berharga ini."Davi tergelak."Jangan kau samakan dokter dengan ganster macam duo macan FB."Davi terdiam sejenak mendengar duo macan FB."Siapa duo macan FB?""

  • Terpaksa Menikahi   bab 74

    Fang berjalan dalam gang sempit di sekitar kosan Davi. Pria itu mengenakan jaket dan sepatu boot kulit. Fang berhenti tepat di ujung gang, di mana dari sana dia dapat melihat kosan Davi dengan lebih penuh dan leluasa.Fang menggigit batang rokok di mulutnya, menyalakan memantik dan menyulut rokok. Api telah padam. Bara tembakau dari rokok menyala-nyala oleh kuatnya isapan dari mulut Fang. Dia menjepit batang rokok dengan jarinya, dan menyemburkan asap ke udara.Mata elangnya tak lepas menatap bangunan tua itu dalam pekatnya malam.***Pagi yang cerah, menggantikan malam yang dingin dan gelap. Membawa hari baru yang lebih ceria, suara riang burung gereja yang hinggap di dahan pohon di samping Vila Bastian membangunkan Vio yang masih terlelap dalam pelukan hangat suaminya.Vio mengangkat lengan Bastian dari atas perutnya dengan hati-hati. Vio perlahan turun dari ranjangnya, berjinjit menuju kamar mandi, guna membersihkan diri.Pagi

  • Terpaksa Menikahi   bab 73

    Davi meremas-remas tangannya. Jantung gadis cantik itu berdetak lebih kencang dari biasanya. Dari wajahnya terlihat sekali dia sangat tegang.Jil melirik Davi dari ekor matanya. Sementara dia masih menyetir."Kenapa?""Bagaimana jika ayah dan ibumu menolak ku?" tanya Davi masih sangat gelisah.Jil tersenyum maklum."Mereka bukan orang yang kolot.""Tapi... Aku hanya gadis biasa. Aku bahkan tak punya orang tua...""Itu bukan masalah bagi mereka.""Tapii...""Percaya padaku, dan tegakkan dada mu. Heeemm?"Davi membuang nafasnya. Masih ada kekhawatiran di dirinya. Jil tersenyum gemas melihat Davi yang masih gelisah tak kunjung tenang. Pria itu menghentikan laju mobilnya dan menepi. Davi menatapnya dengan tatapan tanya."Sepertinya wanitaku ini masih butuh penyemangat dan energi positif."Jil mendekatkan wajahnya, mengecup ringan bibir ranum Davi. Gadis itupun membalasnya. Dengan

  • Terpaksa Menikahi   bab 72

    "Suamiku?"Vio, mengeratkan pelukannya pada tubuh Bastian.. Sehabis pertempuran malam itu."Apa Fang sungguhan tak punya pacar?"Bastian menghela nafasnya dengan sabar."Kenapa menanyakannya lagi?""Aku hanya ingin tau.""Kau menanyakannya berulang. Dan aku juga sudah menjawabnya sampai lelah.""Bagaimana kalau kita dekatkan Davi dan Fang?""Tidak usah.""Kenapa?" Vio memukul dada bidang suaminya itu dengan sedikit mengangkat tubuhnya menjauh dari suaminya."Fang tidak tertarik pada wanita."Bastian menarik kembali lengan Vio dan mendekapnya."Jangan terlalu jauh dariku. Aku bisa kangen.""Apa sih? Orang masih disini juga.""Tubuhku kanngen. Jika tidak menempel di kulit mu.""Iiiisshhh.." Vio mencubit perut Bastian."Auuu.. sakit sayang." Bastian mengusap perutnya."Oo iya, kapan USG lagi? Aku sangat ingin melihat doble J laki-laki

  • Terpaksa Menikahi   bab 71

    Pagi itu, daun- daun basah oleh embun, tetesannya jatuh dan membias tak tapak di tanah. Sinar kekuningan menghangatkan hawa sejuk dan menyibak kabut perlahan.Dalam ruang yang begitu rapi dan manly, netra Davi mengerjab, melihat sekeliling dengan pandangan yang sedikit berkabut, lalu terang oleh biasnya warna pagi itu.Davi merasa berada di tempat yang asing. Di manakah dia? Dia tak pernah berada di sana sebelumnya. Davi bangun terduduk dengan wajah bingungnya.Davi mencoba mengingat-ingat."Aahh,, benar! Aku bersama dokter Jil."Davi pun tersentak, sekilat ingatannya timbul, Dia sempat minum saat masih berada didalam pesta. Lalu dokter Jil mengantarnya, Mereka sempat terlibat percakapan kecil. Lalu tiba-tiba Dokter Jil menciumnya. Lalu berlanjut hingga akhirnya Dokter itu membawa Davi ke Apartemennya."Astaga!" Davi menutup mulutnya tak percaya. "Apa yang sudah kulakukan? Kami bahkan melakukannya lebih dari sekali."CEK

  • Terpaksa Menikahi   bab 70

    "Fang!""Iya Nyonya?""Duduklah."Fang melihat sekitar."Bastian sedang mandi. Biasanya lama."Dengan ragu duduk di sofa yang lain disisi sofa yang Vio duduki."Mmmm... Kau bisa menyelidiki apapun kan?" tanya Vio."Apa anda punya tugas untuk saya?""Mmm... Kau tau, Davi memiliki seorang pacar. Kalau tidak salah, namanya Andi. Tapi dia tidak terlihat sama sekali di pemakaman ibu Davi. Apa kau tau kenapa?""Aaahh, pria brengsek itu sudah putus dengan Nona Davi, nyonya.""Benarkah?" Vio tampak sangat terkejut"Heem.."Vio merasa menyayangkan karena Davi bahkan tidak bercerita padanya. Vii menghela nafasnya. Tak lama Bastian ikut bergabung."Ada apa?""Nyonya hanya menanyakan tentang nona Davi, tuan."Bastian manggut-manggut."Besok kita datangi keluarga Hendrawan.""Baiklah""Kenapa begitu lesu?""Sebenarnya aku sudah

  • Terpaksa Menikahi   bab 69

    "Nona Lyn." Jil mendekat dan berhenti tepat didepan Lyn. Tangan nya menengadah, Lyn meletakkan tangannya pada tangan Jin."Selamat ulang tahun." ucap Jil sambil mencium tangan Lyn.Tentu saja itu membuat Lyn tersipu malu. Sedangkan Andi jadi marah dan kesal. Di pisahkannya tangan keduanya segera. Lalu merangkul pinggang Lyn."Dia pacarku! Jangan sembarangan menyentuhnya."Jil tercengang, begitupun dengan orang-orang disekitarnya."Sayang sekali kau sudah punya pacar." oceh Jil lembut dengan memasang wajah sedih."Ya ampuunn... Tangkapan besar lepas demi ikan teri.""Sayang sekali ya, padahal Jil terlihat begitu berharap.""Aku tidak menyangka selera Lyn begitu rendah dengan memilih pria yang tak ada apa-apanya itu."Gumaman-gumaman teman Lyn sangat menggelitik telinga Andi. Tentu saja dia sangat kesal dengan ocehan teman-teman Lyn."Tidak!" Lyn segera melepaskan tangan Andi dari pingg

DMCA.com Protection Status