Share

Bab 7

Penulis: Dila
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dokter datang dan melihat semua tubuh Raisa membiru. Kebetulan dokter itu adalah teman Gibran. Namanya adalah Simon. Simon geleng-geleng kepala melihat kelakuan Gibran yang menyiksa istri keduanya.

"Dasar sadis" gumam Simon tapi bisa didengar oleh Gibran.

"Aku membayarmu bukan untuk mengataiku tapi untuk memeriksa dirinya" balas Gibran skakmat.

"Iya bawel. Udah tua masih gak tobat-tobat. Anak orang ini jangan kejam amat. Kalau mati gimana? " tanya Simon kesal.

"Terserah aku ngapain dia bukan urusanmu!!" Gibran marah saat Simon mencampuri urusan pribadinya.

"Awas loh kalau kamu jatuh cinta sama dia bakal menyesal seumur hidup sudah menyakiti wanita secantik dan seseksi ini" goda Simon sambil melihat tubuh Raisa yang benar-benar menggairahkan dan mengguncang iman.

"Akan kucongkel matamu jika kamu berani melihat istriku lagi!! " ancam Gibran tak main-main.

"Just kidding bro. Dasar posesif!!" setelah Simon selesai memeriksa dan memberikan obat untuk Raisa, Simon pulang karena sudah diusir oleh Gibran.

"Ngghhh" Raisa terbangun dengan tubuh yang terasa sakit. Dia melihat Gibran tak jauh dari dirinya.

"Itu obat pereda nyeri dan krim untuk mengoles lukamu" setelah mengatakan itu Gibran keluar dari kamar. Dia memilih tidur bersama Ayudia untuk sementara waktu. Tentu saja Ayudia sangat senang. Akhirnya Gibran mau tidur bersamanya lagi.

Selama satu minggu ini Gibran tak terlihat batang hidungnya. Ayudia selalu memamerkan rambutnya yang basah setiap waktu karena seolah menunjukkan jika dia habis bercinta dengan Gibran. Dia bahkan tanpa malu memperlihatkan bekas kissmark di dada dan lehernya.

"Aduh mama capek banget semalam papamu sangat ganas sampe mama gak bisa tidur" ucap Ayudia dengan sengaja membesarkan volume suaranya. Raisa tidak terpengaruh sebab dia tidak merasakan apapun. Dia sibuk berjibaku di dalam dapur.

"Baguslah ma papa lebih memilih mama daripada wanita caper itu. Ma kita jalan yuk ke mall. Vallery suntuk banget dirumah stres banget jaga anak mulu" keluh Vallery.

"Ayo mama juga mau spa, creambath, meni pedi biar papa kamu nambah kesengsem liat mama. Kamu ganti baju sana gih" suruh Ayudia.

"Iya ma tungguin ya" Vallery berlari ke kamarnya untuk berganti pakaian. Setelah bersiap-siap mereka berdua pergi ke mall meninggalkan Kyla bersama baby sitter. Sudah dua jam lamanya mereka belum kembali, Kyla menangis meraung di dalam kamarnya. Baby sitter yang menjaga Kyla terlihat sangat panik sekali. Gibran yang hari itu hanya dirumah karena sedang libur mendengar cucunya menangis keras.

"Ada apa ini?! kenapa Kyla menangis? mana Vallery?! " tanya Gibran bertubi-tubi.

"Nyonya Vallery pergi sama nyonya Ayudia tuan. Kyla seperti tersedak sesuatu tuan" jawab baby sitter itu dengan tubuh yang gemeteran. Dia seperti diintrogasi oleh polisi.

"Gimana sih kerjaan kamu?! masa kamu gak tau Kyla makan apa sampe tersedak!! " Gibran bukannya sigap membantu malah marah-marah.

"Ada apa mas? kenapa Kyla? " tanya Raisa tiba-tiba datang melihat keributan yang terjadi. Wajah Kyla membiru, Dia yang dulunya anggota palang merah remaja sigap mengambil Kyla dari baby sitter itu lalu menepuk-nepuk keras bagian belakang punggungnya.

"Apa yang kau lakukan?! " Gibran pikir Raisa ingin menyakiti Kyla ternyata tak lama kemudian keluar sesuatu dari dalam mulut Kyla. Itu adalah bandul kalung milik Ayudia yang hilang. Ternyata selama ini Gibran salah menghukum seseorang. Gibran sangat marah karena Ayudia sudah menuduh Raisa.

Oekk oekk oekk

Tangis baby Kyla. Raisa berusaha menenangkannya. Setelah baby Kyla tenang dan kembali tertidur Raisa menaruhnya ke dalam baby box.

"Terima kasih" ucap Gibran saat melihat apa yang dilakukan oleh Raisa pada cucunya. Kalau saja terlambat mungkin nyawa Kyla yang jadi taruhannya.

"Sama-sama mas, mas mau makan? Raisa sudah masak" ajak Raisa. Gibran tidak menjawab tapi dia mengikuti Raisa sampai ke meja makan. Disana sudah tersedia banyak macam lauk. Mulai dari cumi saus padang, kangkung belacan, udang goreng tepung dan masih banyak lagi.

"Banyak sekali siapa yang mau makan? " tanya Gibran. Baunya sungguh menggugah selera hingga Gibran tergoda untuk mencicipinya.

"Iya mas hari ini ulang tahunku. Nanti aku pamit kerumah sakit lagi ya mas mau antar makanan buat Rangga" sebenernya Raisa masih takut pada Gibran hanya saja di butuh izin Gibran untuk pergi.

"Boleh tapi minta pak Ujang yang mengantar, dia juga akan menunggu disana" ucap Gibran.

"Makasih ya mas" balas Raisa sambil tersenyum bahagia. Ia melayani Gibran mulai dari mengisi piring dengan nasi dan lauk yang diinginkan oleh suaminya.

"Kamu jangan lama disana. Setelah pulang kamu mandi dan pakai lingerie yang seksi. Aku akan tidur di kamarmu malam ini. " ucap Gibran membuat pipi Raisa bersemu merah menahan malu. Gibran terlalu terang-terangan mengatakannya.

"Iya mas" jawab Raisa.

***

Malam harinya Raisa sudah menunggu Gibran datang ke kamarnya tapi sudah jam 12 Gibran tak kunjung datang juga. Jadi Raisa pikir Gibran tak jadi menemuinya.

Kriettt...

Gibran masuk ke kamar Raisa. Sebenarnya sedari tadi dia ingin menemui istri keduanya itu. Hanya saja Ayudia menghalangi dan mengajaknya bercinta. Setelah selesai bercinta dan memastikan Ayudia tertidur, Gibran keluar lalu masuk kedalam kamar Raisa.

Miliknya kembali menegang saat melihat tubuh Raisa yang seksi dari belakang. Rasanya dia ingin menghujamnya sampai esok pagi. Tanpa aba-aba apapun Gibran langsung saja memeluk Raisa dari belakang sambil mencumbu tubuhnya. Raisa terbangun saat merasakan ada seseorang yang mencium tengkuk lehernya.

"Mas? ngghhh" Raisa tidak bisa menahan desahannya saat merasakan cumbuan yang diberikan oleh suaminya. Mereka kembali menyesap manisnya madu sampai subuh menjelang. Gibran kecanduan oleh tubuh istri keduanya. Miliknya benar-benar dimanjakan oleh milik Raisa. Setelah mereka mencapai kepuasan bersama Raisa tertidur karena saking lelahnya.

Gibran menatap punggung, tangan, dan kaki Raisa yang masih terlihat luka cambuk yang ia berikan. Rasa bersalah tumbuh di hatinya. Hanya saja rasa gengsinya mengalahkan semua itu. Ia kecup setiap luka yang sudah ia berikan. Gibran membuka laci untuk mencari krim oles buat menghilangkan bekas luka itu. Namun krim itu sudah habis. Dia menelpon Simon subuh-subuh memintanya untuk mengantar krim itu lagi sekarang.

"Kamu gila?! ini masih subuh bambang!! jangan ganggu tidurku!! " bentak Simon lalu menutup teleponnya.

Keesokan paginya Raisa terbangun dalam pelukan Gibran. Pantas rasanya sedikit sesak. Dia berusaha melelaskan diri karena harus ke dapur untuk membuat sarapan.

"Jangan pergi ma" Gibran sepertinya mengingau. Dia menangis dalam tidurnya. Raisa tidak bergerak lagi dan memperhatikan wajah Gibran yang begitu dekat dengan wajahnya. Tiba-tiba saja mata Gibran terbuka dan melihat wajah Raisa begitu dekat dengannya. Raisa sampai menahan nafas takut nafasnya bau.

"Apa yang kau lihat? " tanya Gibran datar lalu melepaskan pelukkannya lalu ke kamar mandi untuk membersihan diri.

Bab terkait

  • Terpaksa Menikah dengan Hot Opa   Bab 8

    Raisa sedang memasak di dapur. Devan melihat sekitarnya tidak ada siapapun disana. Dengan lancang Devan malah memeluk Raisa dari belakang. "Ahkk Devan lepaskan!! " Raisa kaget saat Devan memeluknya. "Sebentar saja" Devan mencium aroma sampo yang begitu wangi menguar dari rambut Raisa. "Tidak lepaskan!! " Raisa menyikut perut Devan agar melepaskan dirinya. Devan meringis saat perutnya disikut oleh Raisa. Kuat juga tenaga wanita ini. "Apa yang kalian lakukan?" tanya Ayudia curiga. Dia mendengar suara ribut-ribut dari dapur ternyata ada Raisa dan Devan. "Ini ma, Raisa minta bantuin ambil mangkok di atas sana" Devan selalu pintar beralibi. Ayudia masih menatap curiga pada keduanya. Tapi saat melihat Gibran turun Ayudia langsung menghampiri suaminya itu. "Sayang.. " Ayudia ingin memeluk Gibran tapi kali ini Gibran enggan untuk menerima pelukan dari Ayudia. Ayudia merasa heran kenapa Gibran tiba-tiba dingin kepadanya. "Mas kamu... " belum sempat Ayudia bicara Gibran malah menghampiri

  • Terpaksa Menikah dengan Hot Opa   Bab 9

    Gibran berjalan-jalan bersama Ayudia setelah ia selesai meeting bersama rekan bisnisnya. Mereka mampir ke sebuah mall untuk makan disana. Mata Gibran melihat sebuah tas branded berwarna hitam. Seketika dia mengingat Raisa dirumah. Sudah berulang kali Gibran menyuruhnya membeli barang-barang yang diinginkan oleh istri mudanya itu. Tapi sampai saat ini Raisa tidak membeli satupun bahkan tidak ada riwayat pembelian dan penarikan di rekening miliknya. Gibran kira wanita suka uang tapi Raisa berbeda. "Mas kamu mau kemana? kamu mau beliin aku tas? " tanya Ayudia dengan mata berbinar. Gibran tak menjawab, Ayudia mengikutinya dari belakang. Ia senang karena Gibran akan membelikan dia tas mewah. "Mbak saya mau tas ini" Gibran menunjuk tas hitam yang ia lihat tadi lalu membayarnya di kasir. Ayudia senang sekali dan saat ia ingin mengambil tas itu Gibran tak memperbolehkannya. "Ini milik Raisa" ucap Gibran. Wajah Raisa langsung berubah marah. Kenapa suaminya itu repot-repot mau membelikan Rais

  • Terpaksa Menikah dengan Hot Opa   Bab 10

    Rangga sudah diperbolehkan pulang oleh dokter hanya saja Raisa bingung apakah dia harus membawa Rangga ke rumah Gibran atau kerumah kontrakannya. Kalau dia membawa Rangga ke kontrakan, disana dia tidak bisa memantau dan menjaga adiknya. Raisa menemui suaminya yang sedang bekerja di ruang kerjanya. Dia membuatkan suaminya itu segelas kopi agar ada alasan untuk masuk kedalam sana. "Mas... Raisa mau ngomong sesuatu" Raisa tampak ragu tapi dia harus secepatnya berbicara. "Apa yang ingin kamu bicarakan? " tanya Gibran dengan mata yang tak lepas dari laptopnya. "Rangga adik saya sudah diperbolehkan pulang. Apakah dia boleh tinggal disini? " tanya Raisa. "Boleh rumah ini kan besar banyak kamar yang kosong. Tapi maaf aku tidak bisa ikut menjemputnya. Banyak pekerjaan yang harus aku urus. Kalau kau mau Devan bisa mengantarmu" saran Gibran. "Tidak aku bisa sendiri mas, makasih ya mas sudah mau mengizinkan Rangga tinggal disini" Raisa senang sekali karena dia bisa tinggal bersama dengan Ra

  • Terpaksa Menikah dengan Hot Opa   Bab 1

    Raisa berlari ke rumah sakit tempat dimana adiknya Rangga dirawat. Rangga harus segera dioperasi sekarang juga kalau tidak nyawanya yang akan menjadi taruhan. Adiknya itu harus mendapatkan donor sumsum tulang belakang karena Leukimia yang dideritanya. Raisa sampai menjual seluruh harta dan aset keluarganya. Orang tua Raisa sudah meninggal 5 tahun yang lalu akibat kecelakaan pesawat. "Kak maafin Rangga ya sudah nyusahin kakak, biar Rangga menyusul mama dan papa di surga agar kak Raisa gak kesusahan mengurus Rangga" ucap Rangga sambil menahan sakitnya."Tidak! kamu harus bertahan Rangga demi kakak!! kakak akan segera membawa uang yang banyak untuk kesembuhan kamu. Kamu harus bertahan sayang" Raisa memeluk adiknya itu sambil menangis. Setelah menjenguk adiknya, Raisa keluar dari rumah sakit untuk mencari uang. Rencananya ia akan meminta bantuan pada Naura sahabatnya. Raisa menelpon Naura tapi saat telepon itu diangkat hanya ada suara desahan yang terdengar dari balik telepon itu. "Ahh

  • Terpaksa Menikah dengan Hot Opa   Bab 2

    Tibalah di hari pernikahan Raisa dan Gibran yang dilaksanakan di apartemen mewah milik Gibran. Ayudia istri pertama Gibran juga ikut hadir dalam acara pernikahan itu. Pernikahannya digelar sederhana dan ala kadarnya. Bukan karena tidak mampu untuk menggelar pesta mewah tapi Gibran tidak ingin orang-orang tau jika dia menikah lagi. Raisa ia nikahi hanya untuk menjadi pemuas nafsunya saja. "Saya nikahkan dan kawinkan engkau Gibran Wijaya bin Hadi Wijaya dengan Raisa Anggraini binti Alm. Reza Ardiansyah dengan mas kawin uang 100 ribu dibayar tunai!! " ucap penghulu. "Saya nikahkan Raisa Anggraini binti Alm. Reza Ardiansyah dengan mas kawin uang 100ribu dibayar tunai!! " ucap Gibran dengan lantang. "Bagaimana para saksi? " tanya penghulu. "SAH!! " seru para saksi yang hadir disana. "Alhamdulillahi rabbil alamin" ucap mereka bersamaan. Raisa mencium tangan Gibran dan Gibran mencium kening Raisa. Hal itu tak luput dari penglihatan Ayudia yang terlihat cemburu dan marah. Tapi dia harus

  • Terpaksa Menikah dengan Hot Opa   Bab 3

    Setelah puas berbulan madu di hotel, Gibran memboyong Raisa kerumahnya. Raisa hanya membawa beberapa potong baju didalam tasnya yang sudah usang. Gibran melirik tas itu begitu kusam dan hampir putus talinya. "Apa kau semiskin itu hingga tas plastik saja tidak punya? " cemooh Gibran membuat Raisa malu dan menyembunyikan tali tasnya yang penuh peniti yang hampir putus itu. "Tas ini berharga bagi saya tuan. Ini kado pemberian papa saya dulu saat saya berulang tahun" Raisa tidak memiliki banyak uang untuk membeli tas baru. Dia sering dibully dan diejek oleh teman-temannya. Semua yang dipakai Raisa sudah kusam dan kebanyakan dikasih orang. Raisa hanya memikirkan bagaimana bisa makan sehari-hari dan bayar kontrakan. Ia juga kerja paruh waktu di sebuah cafe menjadi seorang pelayan dan kadang pagi-pagi dia menjadi penjual koran. Apapun pekerjaannya yang penting halal dan bisa menyambung hidupnya. Sejak Rangga sakit, Raisa berhenti kuliah. Dia bekerja dari pagi sampai tengah malam untuk me

  • Terpaksa Menikah dengan Hot Opa   Bab 4

    Devan sangat terkejut karena Raisa adalah mantan kekasihnya dulu saat kuliah. Dulu dia mencampakkan Raisa karena dia hanya menjadikan Raisa sebagai bahan taruhan bersama teman-temannya. Flashback On"Kalian tau cewek cantik yang duduk sendirian disana? namanya Raisa Anggraini anak fakultas sastra. Dia terkenal cantik dan dingin. Semua yang nembak dia selalu ditolak. Siapa yang bisa menaklukkan dirinya maka akan mendapatkan uang 100 juta dariku dan bisa kencan dengan Naura adikku." tantang Rio teman dekat Devan. Devan awalnya tidak mau ikut tapi karena dia naksir sama Naura makanya dia mau ikutan. "Serius kamu jadikan Naura hadiah taruhan ini? " tanya Aldo tak pecaya. Aldo juga naksir dengan Naura dan selama ini Naura acuh padanya. "Serius!! jadi waktunya hanya sebulan jika kalian kalah kalian tidak akan dapat hadiahnya. Mulai hari ini kalian coba dekati gadis sombong itu" ucap Rio yang menyimpan kekesalan pada Raisa karena wanita itu menolak dirinya minggu lalu. "Oke siapa takut"

  • Terpaksa Menikah dengan Hot Opa   Bab 5

    Setelah selesai makan bersama Raisa disuruh untuk mencuci piring oleh Ayudia. Padahal dirumah ini sudah ada pembantu. Bi ijah berulang kali meminta Raisa untuk duduk saja tapi Raisa masih bersikeras mau membereskan ini semua. Setelah mencuci piring tangan Raisa ditarik oleh Devan yang sedari tadi menunggunya. Devan membawa Raisa ke kamarnya. Raisa berulang kali memberontak tapi tenaga Devan lebih kuat darinya. "Lepaskan!! lepaskan Devan!!" seru Raisa marah. Devan memasukkan Raisa ke kamarnya dan mengunci pintunya dengan cepat. Dia dekati Raisa hingga tubuh Raisa membentur dinding di belakangnya. "Kenapa kamu menikah dengan papaku?!! " tanya Devan dengan mata memerah. Dia marah sekali saat tau Raisa adalah mama tirinya. "Bukan urusan kamu!! " Raisa enggan memberitahu Devan mengapa dia sampai menikah dengan Gibran. "Aku tau kau menikah dengan papaku hanya demi uang kan?!! untung dulu aku sudah meninggalkanmu. Kau ternyata hanya wanita murahan!! " hina Devan membuat Raisa naik pita

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikah dengan Hot Opa   Bab 10

    Rangga sudah diperbolehkan pulang oleh dokter hanya saja Raisa bingung apakah dia harus membawa Rangga ke rumah Gibran atau kerumah kontrakannya. Kalau dia membawa Rangga ke kontrakan, disana dia tidak bisa memantau dan menjaga adiknya. Raisa menemui suaminya yang sedang bekerja di ruang kerjanya. Dia membuatkan suaminya itu segelas kopi agar ada alasan untuk masuk kedalam sana. "Mas... Raisa mau ngomong sesuatu" Raisa tampak ragu tapi dia harus secepatnya berbicara. "Apa yang ingin kamu bicarakan? " tanya Gibran dengan mata yang tak lepas dari laptopnya. "Rangga adik saya sudah diperbolehkan pulang. Apakah dia boleh tinggal disini? " tanya Raisa. "Boleh rumah ini kan besar banyak kamar yang kosong. Tapi maaf aku tidak bisa ikut menjemputnya. Banyak pekerjaan yang harus aku urus. Kalau kau mau Devan bisa mengantarmu" saran Gibran. "Tidak aku bisa sendiri mas, makasih ya mas sudah mau mengizinkan Rangga tinggal disini" Raisa senang sekali karena dia bisa tinggal bersama dengan Ra

  • Terpaksa Menikah dengan Hot Opa   Bab 9

    Gibran berjalan-jalan bersama Ayudia setelah ia selesai meeting bersama rekan bisnisnya. Mereka mampir ke sebuah mall untuk makan disana. Mata Gibran melihat sebuah tas branded berwarna hitam. Seketika dia mengingat Raisa dirumah. Sudah berulang kali Gibran menyuruhnya membeli barang-barang yang diinginkan oleh istri mudanya itu. Tapi sampai saat ini Raisa tidak membeli satupun bahkan tidak ada riwayat pembelian dan penarikan di rekening miliknya. Gibran kira wanita suka uang tapi Raisa berbeda. "Mas kamu mau kemana? kamu mau beliin aku tas? " tanya Ayudia dengan mata berbinar. Gibran tak menjawab, Ayudia mengikutinya dari belakang. Ia senang karena Gibran akan membelikan dia tas mewah. "Mbak saya mau tas ini" Gibran menunjuk tas hitam yang ia lihat tadi lalu membayarnya di kasir. Ayudia senang sekali dan saat ia ingin mengambil tas itu Gibran tak memperbolehkannya. "Ini milik Raisa" ucap Gibran. Wajah Raisa langsung berubah marah. Kenapa suaminya itu repot-repot mau membelikan Rais

  • Terpaksa Menikah dengan Hot Opa   Bab 8

    Raisa sedang memasak di dapur. Devan melihat sekitarnya tidak ada siapapun disana. Dengan lancang Devan malah memeluk Raisa dari belakang. "Ahkk Devan lepaskan!! " Raisa kaget saat Devan memeluknya. "Sebentar saja" Devan mencium aroma sampo yang begitu wangi menguar dari rambut Raisa. "Tidak lepaskan!! " Raisa menyikut perut Devan agar melepaskan dirinya. Devan meringis saat perutnya disikut oleh Raisa. Kuat juga tenaga wanita ini. "Apa yang kalian lakukan?" tanya Ayudia curiga. Dia mendengar suara ribut-ribut dari dapur ternyata ada Raisa dan Devan. "Ini ma, Raisa minta bantuin ambil mangkok di atas sana" Devan selalu pintar beralibi. Ayudia masih menatap curiga pada keduanya. Tapi saat melihat Gibran turun Ayudia langsung menghampiri suaminya itu. "Sayang.. " Ayudia ingin memeluk Gibran tapi kali ini Gibran enggan untuk menerima pelukan dari Ayudia. Ayudia merasa heran kenapa Gibran tiba-tiba dingin kepadanya. "Mas kamu... " belum sempat Ayudia bicara Gibran malah menghampiri

  • Terpaksa Menikah dengan Hot Opa   Bab 7

    Dokter datang dan melihat semua tubuh Raisa membiru. Kebetulan dokter itu adalah teman Gibran. Namanya adalah Simon. Simon geleng-geleng kepala melihat kelakuan Gibran yang menyiksa istri keduanya. "Dasar sadis" gumam Simon tapi bisa didengar oleh Gibran. "Aku membayarmu bukan untuk mengataiku tapi untuk memeriksa dirinya" balas Gibran skakmat. "Iya bawel. Udah tua masih gak tobat-tobat. Anak orang ini jangan kejam amat. Kalau mati gimana? " tanya Simon kesal. "Terserah aku ngapain dia bukan urusanmu!!" Gibran marah saat Simon mencampuri urusan pribadinya. "Awas loh kalau kamu jatuh cinta sama dia bakal menyesal seumur hidup sudah menyakiti wanita secantik dan seseksi ini" goda Simon sambil melihat tubuh Raisa yang benar-benar menggairahkan dan mengguncang iman. "Akan kucongkel matamu jika kamu berani melihat istriku lagi!! " ancam Gibran tak main-main. "Just kidding bro. Dasar posesif!!" setelah Simon selesai memeriksa dan memberikan obat untuk Raisa, Simon pulang karena sudah

  • Terpaksa Menikah dengan Hot Opa   Bab 6

    Raisa rencananya akan mengunjungi adiknya Rangga di rumah sakit. Kondisi Rangga sekarang sudah semakin membaik. Dia meminta izin pada Gibran untuk mengizinkannya keluar rumah karena bagaimanapun Gibran adalah suaminya. "Mas aku boleh kerumah sakit? " tanya Raisa saat mereka ada di meja makan. "Boleh tapi ingat jangan pulang larut malam" jawab Gibran. Raisa senang karena dia bisa mengunjungi Rangga. Dia sudah memasak makanan kesukaan Rangga yaitu ayam goreng lengkuas dan sayur sop ayam. Tak lupa Raisa juga memberikan bekal pada suaminya. "Apa ini? " tanya Gibran menatap kotak makan yang diberikan oleh Raisa. "Bekal makan siang mas" jawab Raisa. Selama ini Gibran tak pernah membawa bekal karena Ayudia istrinya tidak pandai memasak. Gibran lebih suka membelinya di restoran yang sudah memiliki sertifikasi. Dengan ragu Gibran membawanya. Devan menatap tidak suka saat Raisa hanya perhatian pada papanya. Sama halnya dengan Ayudia dan Vallery mereka berpikir jika Raisa hanya caper pada G

  • Terpaksa Menikah dengan Hot Opa   Bab 5

    Setelah selesai makan bersama Raisa disuruh untuk mencuci piring oleh Ayudia. Padahal dirumah ini sudah ada pembantu. Bi ijah berulang kali meminta Raisa untuk duduk saja tapi Raisa masih bersikeras mau membereskan ini semua. Setelah mencuci piring tangan Raisa ditarik oleh Devan yang sedari tadi menunggunya. Devan membawa Raisa ke kamarnya. Raisa berulang kali memberontak tapi tenaga Devan lebih kuat darinya. "Lepaskan!! lepaskan Devan!!" seru Raisa marah. Devan memasukkan Raisa ke kamarnya dan mengunci pintunya dengan cepat. Dia dekati Raisa hingga tubuh Raisa membentur dinding di belakangnya. "Kenapa kamu menikah dengan papaku?!! " tanya Devan dengan mata memerah. Dia marah sekali saat tau Raisa adalah mama tirinya. "Bukan urusan kamu!! " Raisa enggan memberitahu Devan mengapa dia sampai menikah dengan Gibran. "Aku tau kau menikah dengan papaku hanya demi uang kan?!! untung dulu aku sudah meninggalkanmu. Kau ternyata hanya wanita murahan!! " hina Devan membuat Raisa naik pita

  • Terpaksa Menikah dengan Hot Opa   Bab 4

    Devan sangat terkejut karena Raisa adalah mantan kekasihnya dulu saat kuliah. Dulu dia mencampakkan Raisa karena dia hanya menjadikan Raisa sebagai bahan taruhan bersama teman-temannya. Flashback On"Kalian tau cewek cantik yang duduk sendirian disana? namanya Raisa Anggraini anak fakultas sastra. Dia terkenal cantik dan dingin. Semua yang nembak dia selalu ditolak. Siapa yang bisa menaklukkan dirinya maka akan mendapatkan uang 100 juta dariku dan bisa kencan dengan Naura adikku." tantang Rio teman dekat Devan. Devan awalnya tidak mau ikut tapi karena dia naksir sama Naura makanya dia mau ikutan. "Serius kamu jadikan Naura hadiah taruhan ini? " tanya Aldo tak pecaya. Aldo juga naksir dengan Naura dan selama ini Naura acuh padanya. "Serius!! jadi waktunya hanya sebulan jika kalian kalah kalian tidak akan dapat hadiahnya. Mulai hari ini kalian coba dekati gadis sombong itu" ucap Rio yang menyimpan kekesalan pada Raisa karena wanita itu menolak dirinya minggu lalu. "Oke siapa takut"

  • Terpaksa Menikah dengan Hot Opa   Bab 3

    Setelah puas berbulan madu di hotel, Gibran memboyong Raisa kerumahnya. Raisa hanya membawa beberapa potong baju didalam tasnya yang sudah usang. Gibran melirik tas itu begitu kusam dan hampir putus talinya. "Apa kau semiskin itu hingga tas plastik saja tidak punya? " cemooh Gibran membuat Raisa malu dan menyembunyikan tali tasnya yang penuh peniti yang hampir putus itu. "Tas ini berharga bagi saya tuan. Ini kado pemberian papa saya dulu saat saya berulang tahun" Raisa tidak memiliki banyak uang untuk membeli tas baru. Dia sering dibully dan diejek oleh teman-temannya. Semua yang dipakai Raisa sudah kusam dan kebanyakan dikasih orang. Raisa hanya memikirkan bagaimana bisa makan sehari-hari dan bayar kontrakan. Ia juga kerja paruh waktu di sebuah cafe menjadi seorang pelayan dan kadang pagi-pagi dia menjadi penjual koran. Apapun pekerjaannya yang penting halal dan bisa menyambung hidupnya. Sejak Rangga sakit, Raisa berhenti kuliah. Dia bekerja dari pagi sampai tengah malam untuk me

  • Terpaksa Menikah dengan Hot Opa   Bab 2

    Tibalah di hari pernikahan Raisa dan Gibran yang dilaksanakan di apartemen mewah milik Gibran. Ayudia istri pertama Gibran juga ikut hadir dalam acara pernikahan itu. Pernikahannya digelar sederhana dan ala kadarnya. Bukan karena tidak mampu untuk menggelar pesta mewah tapi Gibran tidak ingin orang-orang tau jika dia menikah lagi. Raisa ia nikahi hanya untuk menjadi pemuas nafsunya saja. "Saya nikahkan dan kawinkan engkau Gibran Wijaya bin Hadi Wijaya dengan Raisa Anggraini binti Alm. Reza Ardiansyah dengan mas kawin uang 100 ribu dibayar tunai!! " ucap penghulu. "Saya nikahkan Raisa Anggraini binti Alm. Reza Ardiansyah dengan mas kawin uang 100ribu dibayar tunai!! " ucap Gibran dengan lantang. "Bagaimana para saksi? " tanya penghulu. "SAH!! " seru para saksi yang hadir disana. "Alhamdulillahi rabbil alamin" ucap mereka bersamaan. Raisa mencium tangan Gibran dan Gibran mencium kening Raisa. Hal itu tak luput dari penglihatan Ayudia yang terlihat cemburu dan marah. Tapi dia harus

DMCA.com Protection Status