Share

Suami dan Istri

Penulis: Chocoday
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-22 21:00:40

"Abis belanja Mas. kan kamu juga suruh beli sabun makanya harus pergi ke sana kemari selain ke pasar," jawab Anna langsung melengos ke dapur dengan kantong belanjaannya.

Setelahnya, Jevano meminta Anna memasak sarapan untuknya. Laki-laki itu akan bersiap sembari menunggu masakan sang istri selesai.

Beberapa waktu berlalu, nasi goreng dengan ceplok telur mata sapi di atasnya sudah tersaji sesuai dengan permintaan Jevano tadi.

"Mas udah selesai nih!" ucap Anna dengan senyuman senangnya.

Jevano duduk pada kursi meja makan. Laki-laki itu mulai mencicipi masakannya bahkan mulai menikmati nasi goreng buatan istrinya.

Anna mengulas senyumannya, bersyukur sang suami sepertinya menyukai nasi goreng yang ia buatkan. Sekalipun tidak ada kata terima kasih sedikitpun keluar dari mulut laki-laki dingin itu.

Bahkan setelah makanannya itu habis, Jevano langsung pergi begitu saja tanpa berpamitan pada Anna.

Anna menghela napasnya berat, "gw harus sabar," gumamnya lalu memilih untuk kembali tertidur sembari menunggu jam makan siang tiba.

Singkat cerita, Anna sudah kembali terbangun. Wanita itu langsung pergi ke dapur dan menyiapkan makan siang untuk suaminya, bahkan dia sendiri yang akan mengantarnya nanti.

Setibanya di Perusahaan milik sang suami, Anna langsung masuk ke lobi dan bertanya keberadaan kantor suaminya.

"Mohon maaf Mbak! Ada keperluan apa ya sama Pak Jevano?" tanya Seorang staff yang berjaga.

"Saya mau antar makan siang Mbak," jawab Anna membuat alis wanita itu bertautan.

"Memangnya Pak Jevano meminta? Dan Mbak ini siapanya?" tanyanya.

"Saya-"

Jevano langsung menarik tangan Anna untuk keluar dari Perusahaan. Ia lempar tubuh Anna hingga sedikit terdorong olehnya.

"Mau apa kamu ke sini?" tanya Jevano dengan wajah dinginnya.

"Ini Anna mau kasih makan siang buat Mas," ucap Anna sembari menjulurkan kotak bekal yang dibawanya.

"Saya gak butuh Anna," ungkapnya sembari melemparkan bungkusannya hingga nasi dan masakan Anna kini berserakan di hadapan Anna sendiri.

"Saya gak pernah minta sama kamu untuk bawakan saya makanan ke sini," ucap Jevano.

"Mas," panggil seseorang membuat Jevano menoleh pada wanita seksi yang berdiri di belakangnya.

"Eh Sayang!" ucap Jevano dengan senyumannya.

"Sayang? Siapa dia Mas?" tanya Anna dengan air mata yang mulai menumpuk di matanya.

"Saya yang harusnya tanya, kamu siapa? Datang-datang bawain bekal calon suami saya dengan masakan kampungan kayak gitu," timpal wanita seksi itu.

"Saya-"

"Udah lah Sayang! Biarin aja dia. Dia cuman anaknya Bi Ani yang suka sama Mas sampe bela-belain bawa bekal makan siang ke sini," ucap Jevano langsung merangkul pinggang wanita itu dengan mesra masuk ke Perusahaannya.

Anna mulai menangis, wanita itu tidak menyangka akan sesakit ini pernikahannya. Dengan wajah sendunya, ia kembali memasukkan makanannya pada kotak bekal sekalipun sudah kotor. Sesekali juga menyeka air matanya yang kini turun tidak terbendung lagi.

Seseorang berjongkok di depannya, "saya bantu ya Mbak!" ucapnya.

"Kenapa masakan sewangi ini bisa jatuh sih Mbak? Sayang banget jadi gak kemakan," tanyanya.

Anna mendongak, rasanya pernah mendengar suara itu, "loh Mas kan yang bantu saya kemarin kan?"

Laki-laki itu mengangguk, "kebetulan lagi ya Mbak. Tapi kali ini saya gak mau sampe kelupaan lagi."

Anna menautkan alisnya bingung.

"Arkan," ucapnya memperkenalkan diri sembari menjulurkan tangannya.

Anna mengulas senyumannya, ia jabat tangan laki-laki yang tampan, tidak kalah dengan suaminya, "saya Anna."

"cantik!" gumamnya.

"HAH?"

"Maksud saya namanya cantik, Mbaknya juga cantik kok." Anna tersenyum malu mendengarnya.

"Makasih ya Mas udah bantuin saya barusan," ucap Anna, "kalau gitu saya permisi dulu!"

Arkan menahan tangan Anna dengan cepat. Laki-laki itu mengajak Anna untuk makan siang sebentar.

Anna memang sempat menolaknya, hanya saja wanita itu juga sudah cukup lapar karena memang tadinya ingin menikmati makan siang bersama sang suami.

Namun kehadirannya sama sekali tidak disambut oleh suaminya. Wanita itu memilih untuk menyetujui ajakan Arkan.

Di sisi yang lain Jevano mengajak wanita seksinya itu untuk makan siang bersama di salah satu restoran terbaru yang sedang banyak diburu orang.

Tanpa sengaja, ia melihat Anna sedang tersenyum mengobrol dengan asik bersama Arkan. Laki-laki itu mengepalkan tangannya dengan tatapan dingin nan kesal.

"Mas ayo!" ajak Wanita seksi itu sembari menarik lengan Jevano masuk.

Jevano duduk pada kursi yang tidak jauh dari Anna. Arkan bahkan melihatnya, namun laki-laki itu memilih untuk diam dan mengobrol kembali bersama Anna.

Setelah makan siang selesai, Anna menghentikan langkahnya ketika Jevano sedang merangkul mesra pinggang wanita seksi itu.

Anna hany sempat melihatnya lalu memalingkan wajahnya begitu saja dan keluar bersama Arkan.

"Na, maaf sebelumnya kalau saya ikut campur. Tapi yang barusan gandeng wanita seksi di restoran suami kamu ya? Pak Jevano?" tanyanya.

"Kok Mas bisa tau?"

"Tadi saya liat pertengkaran kalian dari awal sebenernya," jawab Arkan.

"Kenapa? Lagi marahan?" tanyanya.

Anna malah terkekeh mendengarnya.

"Kok malah ketawa? Atau Saya terlalu kepo sama urusan kamu?"

Anna langsung menggelengkan kepalanya, "enggak Mas. Cuman rasanya mau bilang dia bukan suami saya tapi dia udah ijab kabul sama Ayah saya. Mau bilang iya tapi kelakuannya begitu. Jadi terserah Mas mau anggap dia apa aja."

Arkan hanya terdiam, sesekali ia melirikku yang menatap kosong jalanan depan. Laki-laki itu mengantarku hingga sampai ke rumah mewah dengan nuansa hitam itu.

"Makasih ya Mas!" ungkap Anna lalu masuk ke dalam.

Tidak lama setelah dirinya masuk, Jevano juga masuk dengan wajah kesalnya. Ia tarik tangan kecil Anna, lalu mencengkram rahang wanita itu pada sofa ruang tengah.

"Mas apa-apaan sih kamu?" tanya Anna berusaha untuk santai menghadapi suaminya.

"Kenapa kamu jalan sama dia? Siapa dia?" tanyanya.

Anna tersenyum remeh mendengarnya, "emang Mas perlu tau ya siapa dia?"

"Tentu! Saya suami kamu,"

"Suami? Suami macam apa kamu Mas hm?" lawan Anna.

"Anna jawab saya, darimana kamu kenal laki-laki itu?" tanyanya lagi.

Anna melepaskan tangan suaminya, ia mengelus pipinya yang terasa sakit sekarang.

"gak perlu tau. Toh Mas udah bilang kalau pernikahan kita ini hanya perjodohan bukan, Mas juga mau kita hidup masing-masing kan? Ya udah," ucap Anna.

"Satu lagi, Anna juga bakal cari kerja. Jadi Mas gak perlu repot-repot menafkahi Anna, Anna juga gak sudi dinafkahi suami seperti Mas," sambung Anna lalu pergi ke kamarnya.

Jevano memutar melihat istrinya yang kini berubah hanya dalam sehari saja.

"Dia berani sama gw? atau cuman ngetes aja?" tanyanya dalam hati.

Di sisi lain, Anna masuk dan langsung mengunci pintu kamarnya, "wah gw berani banget sama tuh raksasa. Gimana kalau tadi dipukulin."

Anna mengulas senyumannya, "ternyata bener kata Arkan, kalau gw harus ngelawan biar Jevano juga gak berani semena-mena lagi sama gw."

Bab terkait

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Hidup masing-masing

    Malamnya, Jevano menggedor pintu kamar Anna hingga Anna yang sedang sholat pun terburu-buru bangkit dari sejadah setelah salam. "Ada apa sih? Bisa gak pelan-pelan, kan ini lagi waktunya sholat," ucap Anna dengan wajah kesal. "Bikinin saya makan malam," pintanya lalu melengos begitu saja. Anna mengepal tangannya kuat, "kalau aja Ayah gw gak punya hutang, males banget harus nikah sama dia." "Ayah!! Anna gak akan pernah anggap Ayah sebagai orang tua Anna lagi. Ayah tega banget jual Anna sama laki-laki gak tau diri ini," gerutu Anna dengan kesalnya. Wanita itu emang sudah biasa dengan perilaku sang ayah yang sering mabuk dan judi. Tidak jarang juga Anna sering menjadi pelampiasan emosinya setelah ditinggal sang istri beberapa tahun lalu. Tubuh Anna semakin kurus setelah Ibunya meninggal. Dia juga yang kerja kesana kemari sebagai buruh cuci untuk makan sehari

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Pernikahan Atas Kertas

    Jevano mengedarkan pandangannya, "ya gak baik aja buat reputasi saya kalau semua orang tau kamu adalah istri saya dan dekat-dekat dengan laki-laki lain." "Tapi kan nyatanya gak ada yang tau kalau Aku istri kamu. Lagipula bukannya aku cuman istri di atas kertas? Kenapa harus kayak gini kalau pernikahan kita aja gak pernah kita inginkan?" tanya Anna, "kamu tenang aja. Aku gak akan pernah membiarkan media tau tentang pernikahan ini." Anna kembali keluar dari mobil Jevano. Laki-laki itu mengepalkan tangannya dengan wajah kesal. "Kamu harus buat dia bekerja di Perusahaan saya. Jangan pernah ada Perusahaan yang bisa menerima selain Perusahaan saya," pinta Jevano pada sekretaris sekaligus supirnya itu. Laki-laki itu hanya mengangguk mengiyakan. Setibanya di Perusahaan, Jevano langsung masuk ke ruangan kerjanya. Laki-laki itu menatap sinis wanita seksi yang kini duduk di sofa.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Berubah

    "Yuk Bi!" ajak Anna menggandeng tangan Bi Ani keluar dari rumah. Jevano menghela napasnya sembari menikmati makanan yang disajikan sang istri. Pikirannya terus terbayang Anna saat di mimpinya tadi. Laki-laki itu menggelengkan kepalanya, lalu meraih jas abu-abu tua di kursi dengan tas kerjanya. Setelahnya, ia pergi mengendarai mobilnya. Seharian ini, Anna memilih untuk tidak bepergian kemana-mana, apalagi uangnya saja sudah tidak tersisa. "Mbak kemarin malam kemana?" tanya Bi Ani, "tuan sampe nungguin Mbak loh di ruang tengah." "Dia nungguin saya karena emang mau marahin saya, Bi. Saya kemarin dari makam Ibu saya, udah lama saya gak ke sana," jawab Anna diangguki paham oleh Bi Ani. Siangnya, Jevano kembali ke rumah. Dengan langkah gagahnya ia masuk ke rumah, celingukan mencari seseorang. Langkahnya berhenti di ruang tengah dimana Anna berada. Anna mendelik pada laki-la

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Pacarnya Model Pakaian Dewasa

    "Kamu masih aja curiga sama Saya. Maunya kamu, saya gimana?" tanya Jevano sembari menikmati makan malamnya. "Mau Aku, kamu baik Mas," timpal Anna namun dalam hatinya. "Terserah maunya gimana," jawab Anna. Jevano hanya manggut-manggut sembari menikmati makan malamnya. Setelahnya meminta Anna untuk menyiapkan kopi tanpa gula dan diantarnya ke ruangan kerja. Sementara dirinya akan berganti pakaian lebih dulu di kamar. Anna dengan santainya masuk ke ruangan kerja. Ia taruh kopinya di atas meja kerja sang suami lalu menoleh pada majalah yang ada di meja kerja suaminya. "ini kan cewek yang Mas Jevano gandeng kemarin di rumah sakit," gumam Anna. Dengan rasa penasarannya, ia mulai membuka majalah pakaian itu. "Astaghfirullah!! Pacar Mas Jevano model kayak beginian? Kok bisa?" Anna masih sibuk dengan obrolannya di dalan hati. Wanita itu hanya tidak menyangka pada wanita yang kini dir

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Sebagai Jaminan Hutang

    Anna menoleh lalu menjawab, "baik kok Mas. Keterima kerja juga, jadi besok udah bisa mulai kerja." "Wah selamat ya!" ungkapnya dengan senyuman. "Makasih Mas!" ungkap Anna membuat Arkan mengangguk lalu memintanya untuk menikmati kopi yang ia pesan. Cukup lama Anna mengobrol dengan Arkan ini, apalagi memang Arkan sedang ada waktu sebelum jadwal kerjanya dimulai. Siangnya, Anna mendapat pesan dari sang suami. Laki-laki itu meminta Anna untuk segera pulang dan menyerahkan berkas yang tertinggal di ruangan kerjanya pada Gio yang akan ke rumah. Anna bergegas pulang setelah berpamitan pada Arkan. Sekalipun wanita itu sebenarnya malas untuk segera pulang, tapi hatinya tetap saja tidak bisa menolak jika itu Jevano. Setibanya di rumah, Anna naik ke ruangan kerja suaminya. Ia cari berkas yang dikatakan sang suami itu. Beberapa waktu setelah mencarinya, Anna menemukan berkas dengan map biru yang berad

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Menjaminnya Tetap Aman

    "Kamu pura-pura gak ngerti kan Mas?" tanya Anna. Jevano menghela napasnya, "anna, saya sama sekali gak mengerti tentang surat jaminan dan hal yang kamu sebutkan. Kamu tau sendiri kalau kita berdua hanya dijadikan korban atas orang tua kita, kenapa malah jadi nyalahin saya?" tukasnya. Anna mengangguk lalu keluar dari kamarnya. Ia pergi ke ruangan kerja sang suami, mengambil berkas yang ia baca kemarin lalu melemparkannya pada wajah sang suami. "Mas baca sendiri! Kalau kamu gak tau hal ini, kenapa berkasnya ada di ruangan kamu, Mas," pungkas Anna. Dengan wajah mengantuknya, Jevano membuka berkasnya itu. Ia baca setiap kalimat yang tertera sampai tandatangan sang ayah dan mertua yang sekaligus adalah orang bersangkutan dengan hutang dan jaminan yang disiapkan. "Anna, saya bener-bener gak tau tentang hal ini. Bahkan berkas ini juga saya gak tau ada di ruangan saya. Sepertinya ini terbawa dari rumah Ayah w

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Protes Panggilan Mas

    Gio menggaruk lehernya yang tidak gatal lalu menoleh pada beberapa rekan kerjanya. "lebih baik kita sudahi dulu meeting nya sampai di sini ya!" ucapnya diangguki oleh rekan-rekannya itu. Berikut Jevano yang memilih untuk masuk ke ruangannya, disusul Gio yang kini membawa banyak berkas untuk ditandatangani oleh atasannya. Jevano terperanjat, "apa-apaan ini? Kamu kenapa bawa banyak berkas seperti ini?" tanyanya. "Ya itu kan salah Bapak tadi gak dengerin meeting nya, jadi berkasnya Bapak baca sendiri aja nanti tinggal bicarain sama yang lain," ucap Gio langsung memilih pergi setelahnya dibanding harus kena marah Jevano yang sudah mengeluarkan tanduknya itu. Jevano menghela napasnya, namun ia sedikit lega juga karena Anna akan pulang malam hari ini. Di tengah-tengah pekerjaannya itu, Jevano mendapatkan sebuah pesan dari seseorang. Namun nampaknya itu bukan dari seseorang yang ia nantikan,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Nasi Goreng Udang

    "Saya mau nonton bola dulu," ucap Jevano sembari melengos pergi ke ruang tengah. Anna menggerutu kesal sembari membersihkan udang yang baru saja dikeluarkan kulkas. Wanita itu mulai memasak nasi gorengnya hingga jarinya terkena wajan yang cukup panas. Ringisannya bahkan terdengar oleh Jevano hingga laki-laki itu berlari ke dapur menghampiri Anna. "Kamu bisa gak sih hati-hati!" omelnya sembari meniup tangan Anna yang mulai memerah. "Ya kan gak sengaja namanya juga Mas," timpal Anna. "Ya udah sini Mas obatin dulu! matiin dulu kompornya," ucap Jevano mematikan kompornya lalu membawa Anna untuk duduk pada kursi meja makan. Jevano membawa kotak p3k-nya, lalu duduk di kursi meja makan tepat di samping sang istri. Ia olesi salep sembari meniupnya perlahan agar Anna tidak terlalu meringis saat diobati. "Mas pelan-pelan ih perih!" protes An

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Sang Ayah

    "Anna pengen tidur sambil peluk Mas," jawab Anna membuat suaminya itu dengan semangat memakai baju santainya lalu berbaring di samping sang istri. Ia dekap dengan hangat tubuh anna. Perlahan istrinya itu kembali terlelap hingga keesokan paginya rasa mual kembali menyeruak dari perutnya itu. Anna melepaskan pelukan suaminya lalu berlari ke kamar mandi. Jevano yang ikut terbangun menyusulnya, memijat leher sang istri sembari sesekali mengelus punggungnya lembut. Jevano memapah istrinya untuk duduk pada tepian kasur. Ia tatap dengan lekat istrinya yang sedang meminum air yang memang sengaja disediakan di kamar oleh Jevano. "Mas kenapa liatin Aku kayak gitu?" tanya Anna heran. Jevano menggelengkan kepalanya, "mas cuman gak tega liat kamu tiap kali muntah, mau makan susah, mood cepet berubah, sensitif juga," jelasnya. Anna mengulas senyumannya, "anna kuat kok Mas, percaya aja kalau kita berdua bakalan baik-baik aja. Kan Mas sela

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Masa Ngidam

    "Maaf Pak! Saya sebelumnya tidak tau dan main nyelonong masuk aja ke ruangan Bapak," ungkap pegawainya itu. Jevano menatapnya dengan tajam, "apa yang kamu ambil dari ruangan saya waktu itu?" Gadis itu nampak semakin gugup, ia bahkan memainkan jemarinya menunduk di hadapan Jevano. Anna yang melihatnya langsung menggenggam tangan sang suami, memberikannya isyarat untuk tidak terlalu memarahinya. "Jawab pertanyaan saya, kamu bukan anak kecil lagi yang bisa saya maklumi. Kalau gagal dalam pekerjaan saya bisa ampuni kamu, tapi kamu mengambil berkas secara di meja saya itu untuk apa?" tegas Jevano mempertanyakannya. Pegawainya itu menelan ludah kuat-kuat, "saya minta maaf Pak!" "Minta maaf saja gak cukup untuk saat ini," timpal Jevano, "kamu tau tidak? Semua pekerja saya jadi sibuk kembali gegara kelakuan kamu." "Dibayar berapa kamu sama dia?" tanya langsung Jevano.

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Plagiarisme

    Anna terbangun tepat setelah sang suami menidurkan dirinya di kasur. Wanita itu menahan tangan sang suami, memintanya untuk duduk pada tepian kasur di sampingnya. "Kok bangun lagi?" tanya Jevano. Dengan mata kantuknya, Anna menatap sang suami lalu berkata, "mas kayaknya Anna pernah liat juga deh Bapak-bapak yang dimaksud Pak Satpam barusan." "Kamu kenal gak Sayang?" tanyanya.Anna menggelengkan kepalanya, "tapi Anna ngerasa bapak-bapak itu gak asing, Mas. Anna yakin pernah liat Bapak-bapak itu tapi gak tau dimana," jelasnya. "Ya udah sekarang kamu lanjutin bobonya ya! Mas mau ganti baju dulu," ucap Jevano diangguki oleh sang istri. Keesokan paginya, Anna baru saja keluar bersama sang suami yang sudah siap dengan pakaian kerjanya. Jevano merangkul pinggang istrinya keluar dari rumah. Ia berbalik dengan wajah sendunya, sebenarnya laki-laki itu tidak ingin meninggalkan sang istri sendirian di rumah. Anna men

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Kehamilan Kedua

    Dokter itu mengangguk, "mbak kayaknya belum tau ya kalau lagi hamil?" tanyanya. Anna menggelengkan kepalanya, "tadi saya sempet mual terus akhir-akhir ini juga gak terlalu napsu makan." "Ya sudah kalau gitu Mbak istirahat dulu di sini, saya akan minta suami mbak untuk masuk. Sebentar ya!" Anna mengangguk mengiyakan dengan senyumannya. Tidak lama setelah itu, Jevano masuk menghampiri sang istri yang memang masih terlihat lemas. Laki-laki itu menggengam tangan istrinya dengan haru, "sayang, Mas bakal jadi Ayah lagi?" tanyanya. Anna mengangguk, "selamat ya Mas!" Jevano mengecup kening istrinya, lalu mengecup punggung tangan sang istri dengan rasa haru karena masih tidak menyangka akan diberikan anugerah kembali setelah istrinya keguguran kemarin. "Mulai sekarang, kamu gak boleh pergi sendirian. Kalau perlu harus sama Mas kemana-mana," ucap Jevano membuat istrinya terkekeh.

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Kembali Celaka

    Jevano meminta sekretarisnya untuk mengikuti mobil sang ayah yang baru saja keluar dari rumahnya. "Pak emangnya kenapa kita ngikutin bos besar?" tanya Gio yang sering merubah-rubah panggilannya itu pada ayah atasannya. "Dia mau ketemu pacarnya," jawab Jevano membuat Gio langsung menginjak rem mobil sekuat tenaga. Jevano terdorong ke depan hingga keningnya hampir sama terpentok dashboard mobil. Laki-laki itu menatap sinis sekretarisnya, "kalau rem mobil jangan mendadak bisa gak?""Ya maaf Pak. Namanya juga kaget saya," pungkas Gio sembari melajukan kembali mobilnya."Tuan punya pacar Pak?" tanya Gio. Jevano menggelengkan kepalanya, "gak tau." Gio sedikit menoleh pada atasannya lalu kembali menoleh pada jalanan yang masih cukup ramai. Keduanya mengikuti sang ayah hingga tiba di restoran yang cukup terkenal di daerah itu. Jevano turun bersama dengan Gio yang memilih mengikuti atasannya itu. Langkahnya terhent

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Kemesraan Sang Suami

    "Kira-kira apa yang kamu suka?" tanya Jevano. "Anna suka Mas," jawab Anna dengan senyumannya membuat sang suami terkekeh sembari mengusak rambutnya pelan. "Selain Mas?" tanyanya, "yang menurut kamu, kamu akan selalu senang ketika melakukannya." Anna terlihat berpikir, "sebenernya Anna dulu suka bikin kue sama Ibu." "Nah itu kan ada kesukaan kamu dibanding kamu harus terpaksa mengikuti pekerjaan Mas," jawab Jevano. "Anna gak terpaksa," timpal Anna. "Tapi pikiran dan tubuh kamu terpaksa Sayang. Daripada menyiksa, lebih baik berjalan beriringan. Gimana?" tanya Jevano. Anna menautkan alisnya kebingungan, "maksud Mas?" "Iya misalnya kamu buka toko kue atau restoran atau catering, Mas butik gaun. Kan masih bisa selaras, iya kan?" tanya Jevano. Anna mengulas senyumannya, "emangnya Anna bisa ya jalani nya?" tanyanya. Jevano membawa istrinya pada pelukan, "sayang kalau gak coba kamu gak bakal

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Rumah untuk Pulang

    Jevano menghela napasnya, "bukan gitu Sayang. Mas ngerasa bersalah aja." "Mas sih kata Aku juga gak perlu bicara sama mereka tetep ngeyel tadi," timpal Anna membuat suaminya itu mendekat lalu tersenyum. Jevano menarik istrinya agar bisa ia dekap, "maaf ya Sayang!" Anna mengangguk, "mas jangan pernah percaya lagi sama mereka. Mau ngobrol tentang apapun." Laki-laki itu mengangguk mengiyakan. Jevano menunduk menatap istrinya, "sayang?""hm?""Kamu gak luka kan?" tanyanya setelah sadar ia dibawah pengaruh obat tadi. Anna mengulas senyumannya, ia menggelengkan kepala, "anna baik kok Mas. Gak usah khawatir." Jevano menghela napasnya lega, lalu memeluk istrinya sembari mengelus punggungnya dengan lembut. Keduanya kembali terlelap setelah aktivitas keduanya tadi. Jika saja tadi Anna tidak meminta Gio untuk mengikuti Elin yang membawa suaminya itu ke hotel. Mungkin Anna akan kembali ke

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Kerjasama Antara Ayah mertua dan Mantan kekasih

    "Bukan lah Mas. Ya kali hamil, kan Aku belum diapa-apain lagi sama kamu semenjak keguguran kemarin," ucap Anna membuat suaminya itu terkekeh. "Iya, iya maaf Sayangku. Mas cuman bercanda, itu mual karena mabuk semalem kayaknya," ungkap Jevano diangguki istrinya setuju. "Mas sarapan yuk! Anna laper banget," ajak istrinya dengan manja membuat Jevano mengulas senyuman lalu mengangguk setuju. Laki-laki itu menggandeng tangan sang istri turun ke lantai paling bawah lalu masuk ke restoran yang memang tersedia di sana. "Kamu mau makan sama apa?" tanya Jevano sembari menyamping menoleh pada sang istri yang fokus dengan menu masakannya. "Sama beef teriyaki aja Mas," jawab Anna diangguki suaminya. Jevano memanggil pelayannya, lalu memesan makanan yang diinginkan sang istri dengan beberapa tambahan lainnya. Setelah beberapa saat menunggu, pesanannya sudah tersaji di atas meja. Anna me

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Suami Pengertian

    "Iya, Anna pengen belajar tentang pekerjaan Mas. Maksudnya pengen belajar desain gaun boleh gak?" tanya Anna. Jevano mengulas senyumannya, "boleh dong Sayang. Mas justru senang kalau kamu ada di sisi Mas." Anna mendecak, "bukan di sisi Mas. Anna cuman tertarik aja sama gaun-gaun yang dibuat Mas. Kayaknya Anna pengen berkecimpung pada hal yang sama kayak suami anna." Jevano mengangguk, "kamu mau belajar apapun bilang sama Mas. Nanti Mas usahain kamu belajar sama guru yang tepat." Anna mengangguk mengiyakan dengan senyumannya lalu menggandeng tangan sang suami, "makasih ya Mas!" "Sama-sama Sayang." Malam sudah mulai larut, Jevano mengajak sang istri untuk kembali ke hotelnya dan beristirahat. "Mas gak mau mandi dulu?" tanya Anna melihat suaminya masih dengan pakaian yang sama sedang bersandar pada ranjang kasur. "Enggak ah. Besok aja mandinya," jawabnya la

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status