Share

Suami dan Istri

Author: Chocoday
last update Last Updated: 2024-11-22 21:00:40

"Abis belanja Mas. kan kamu juga suruh beli sabun makanya harus pergi ke sana kemari selain ke pasar," jawab Anna langsung melengos ke dapur dengan kantong belanjaannya.

Setelahnya, Jevano meminta Anna memasak sarapan untuknya. Laki-laki itu akan bersiap sembari menunggu masakan sang istri selesai.

Beberapa waktu berlalu, nasi goreng dengan ceplok telur mata sapi di atasnya sudah tersaji sesuai dengan permintaan Jevano tadi.

"Mas udah selesai nih!" ucap Anna dengan senyuman senangnya.

Jevano duduk pada kursi meja makan. Laki-laki itu mulai mencicipi masakannya bahkan mulai menikmati nasi goreng buatan istrinya.

Anna mengulas senyumannya, bersyukur sang suami sepertinya menyukai nasi goreng yang ia buatkan. Sekalipun tidak ada kata terima kasih sedikitpun keluar dari mulut laki-laki dingin itu.

Bahkan setelah makanannya itu habis, Jevano langsung pergi begitu saja tanpa berpamitan pada Anna.

Anna menghela napasnya berat, "gw harus sabar," gumamnya lalu memilih untuk kembali tertidur sembari menunggu jam makan siang tiba.

Singkat cerita, Anna sudah kembali terbangun. Wanita itu langsung pergi ke dapur dan menyiapkan makan siang untuk suaminya, bahkan dia sendiri yang akan mengantarnya nanti.

Setibanya di Perusahaan milik sang suami, Anna langsung masuk ke lobi dan bertanya keberadaan kantor suaminya.

"Mohon maaf Mbak! Ada keperluan apa ya sama Pak Jevano?" tanya Seorang staff yang berjaga.

"Saya mau antar makan siang Mbak," jawab Anna membuat alis wanita itu bertautan.

"Memangnya Pak Jevano meminta? Dan Mbak ini siapanya?" tanyanya.

"Saya-"

Jevano langsung menarik tangan Anna untuk keluar dari Perusahaan. Ia lempar tubuh Anna hingga sedikit terdorong olehnya.

"Mau apa kamu ke sini?" tanya Jevano dengan wajah dinginnya.

"Ini Anna mau kasih makan siang buat Mas," ucap Anna sembari menjulurkan kotak bekal yang dibawanya.

"Saya gak butuh Anna," ungkapnya sembari melemparkan bungkusannya hingga nasi dan masakan Anna kini berserakan di hadapan Anna sendiri.

"Saya gak pernah minta sama kamu untuk bawakan saya makanan ke sini," ucap Jevano.

"Mas," panggil seseorang membuat Jevano menoleh pada wanita seksi yang berdiri di belakangnya.

"Eh Sayang!" ucap Jevano dengan senyumannya.

"Sayang? Siapa dia Mas?" tanya Anna dengan air mata yang mulai menumpuk di matanya.

"Saya yang harusnya tanya, kamu siapa? Datang-datang bawain bekal calon suami saya dengan masakan kampungan kayak gitu," timpal wanita seksi itu.

"Saya-"

"Udah lah Sayang! Biarin aja dia. Dia cuman anaknya Bi Ani yang suka sama Mas sampe bela-belain bawa bekal makan siang ke sini," ucap Jevano langsung merangkul pinggang wanita itu dengan mesra masuk ke Perusahaannya.

Anna mulai menangis, wanita itu tidak menyangka akan sesakit ini pernikahannya. Dengan wajah sendunya, ia kembali memasukkan makanannya pada kotak bekal sekalipun sudah kotor. Sesekali juga menyeka air matanya yang kini turun tidak terbendung lagi.

Seseorang berjongkok di depannya, "saya bantu ya Mbak!" ucapnya.

"Kenapa masakan sewangi ini bisa jatuh sih Mbak? Sayang banget jadi gak kemakan," tanyanya.

Anna mendongak, rasanya pernah mendengar suara itu, "loh Mas kan yang bantu saya kemarin kan?"

Laki-laki itu mengangguk, "kebetulan lagi ya Mbak. Tapi kali ini saya gak mau sampe kelupaan lagi."

Anna menautkan alisnya bingung.

"Arkan," ucapnya memperkenalkan diri sembari menjulurkan tangannya.

Anna mengulas senyumannya, ia jabat tangan laki-laki yang tampan, tidak kalah dengan suaminya, "saya Anna."

"cantik!" gumamnya.

"HAH?"

"Maksud saya namanya cantik, Mbaknya juga cantik kok." Anna tersenyum malu mendengarnya.

"Makasih ya Mas udah bantuin saya barusan," ucap Anna, "kalau gitu saya permisi dulu!"

Arkan menahan tangan Anna dengan cepat. Laki-laki itu mengajak Anna untuk makan siang sebentar.

Anna memang sempat menolaknya, hanya saja wanita itu juga sudah cukup lapar karena memang tadinya ingin menikmati makan siang bersama sang suami.

Namun kehadirannya sama sekali tidak disambut oleh suaminya. Wanita itu memilih untuk menyetujui ajakan Arkan.

Di sisi yang lain Jevano mengajak wanita seksinya itu untuk makan siang bersama di salah satu restoran terbaru yang sedang banyak diburu orang.

Tanpa sengaja, ia melihat Anna sedang tersenyum mengobrol dengan asik bersama Arkan. Laki-laki itu mengepalkan tangannya dengan tatapan dingin nan kesal.

"Mas ayo!" ajak Wanita seksi itu sembari menarik lengan Jevano masuk.

Jevano duduk pada kursi yang tidak jauh dari Anna. Arkan bahkan melihatnya, namun laki-laki itu memilih untuk diam dan mengobrol kembali bersama Anna.

Setelah makan siang selesai, Anna menghentikan langkahnya ketika Jevano sedang merangkul mesra pinggang wanita seksi itu.

Anna hany sempat melihatnya lalu memalingkan wajahnya begitu saja dan keluar bersama Arkan.

"Na, maaf sebelumnya kalau saya ikut campur. Tapi yang barusan gandeng wanita seksi di restoran suami kamu ya? Pak Jevano?" tanyanya.

"Kok Mas bisa tau?"

"Tadi saya liat pertengkaran kalian dari awal sebenernya," jawab Arkan.

"Kenapa? Lagi marahan?" tanyanya.

Anna malah terkekeh mendengarnya.

"Kok malah ketawa? Atau Saya terlalu kepo sama urusan kamu?"

Anna langsung menggelengkan kepalanya, "enggak Mas. Cuman rasanya mau bilang dia bukan suami saya tapi dia udah ijab kabul sama Ayah saya. Mau bilang iya tapi kelakuannya begitu. Jadi terserah Mas mau anggap dia apa aja."

Arkan hanya terdiam, sesekali ia melirikku yang menatap kosong jalanan depan. Laki-laki itu mengantarku hingga sampai ke rumah mewah dengan nuansa hitam itu.

"Makasih ya Mas!" ungkap Anna lalu masuk ke dalam.

Tidak lama setelah dirinya masuk, Jevano juga masuk dengan wajah kesalnya. Ia tarik tangan kecil Anna, lalu mencengkram rahang wanita itu pada sofa ruang tengah.

"Mas apa-apaan sih kamu?" tanya Anna berusaha untuk santai menghadapi suaminya.

"Kenapa kamu jalan sama dia? Siapa dia?" tanyanya.

Anna tersenyum remeh mendengarnya, "emang Mas perlu tau ya siapa dia?"

"Tentu! Saya suami kamu,"

"Suami? Suami macam apa kamu Mas hm?" lawan Anna.

"Anna jawab saya, darimana kamu kenal laki-laki itu?" tanyanya lagi.

Anna melepaskan tangan suaminya, ia mengelus pipinya yang terasa sakit sekarang.

"gak perlu tau. Toh Mas udah bilang kalau pernikahan kita ini hanya perjodohan bukan, Mas juga mau kita hidup masing-masing kan? Ya udah," ucap Anna.

"Satu lagi, Anna juga bakal cari kerja. Jadi Mas gak perlu repot-repot menafkahi Anna, Anna juga gak sudi dinafkahi suami seperti Mas," sambung Anna lalu pergi ke kamarnya.

Jevano memutar melihat istrinya yang kini berubah hanya dalam sehari saja.

"Dia berani sama gw? atau cuman ngetes aja?" tanyanya dalam hati.

Di sisi lain, Anna masuk dan langsung mengunci pintu kamarnya, "wah gw berani banget sama tuh raksasa. Gimana kalau tadi dipukulin."

Anna mengulas senyumannya, "ternyata bener kata Arkan, kalau gw harus ngelawan biar Jevano juga gak berani semena-mena lagi sama gw."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Hidup masing-masing

    Malamnya, Jevano menggedor pintu kamar Anna hingga Anna yang sedang sholat pun terburu-buru bangkit dari sejadah setelah salam. "Ada apa sih? Bisa gak pelan-pelan, kan ini lagi waktunya sholat," ucap Anna dengan wajah kesal. "Bikinin saya makan malam," pintanya lalu melengos begitu saja. Anna mengepal tangannya kuat, "kalau aja Ayah gw gak punya hutang, males banget harus nikah sama dia." "Ayah!! Anna gak akan pernah anggap Ayah sebagai orang tua Anna lagi. Ayah tega banget jual Anna sama laki-laki gak tau diri ini," gerutu Anna dengan kesalnya. Wanita itu emang sudah biasa dengan perilaku sang ayah yang sering mabuk dan judi. Tidak jarang juga Anna sering menjadi pelampiasan emosinya setelah ditinggal sang istri beberapa tahun lalu. Tubuh Anna semakin kurus setelah Ibunya meninggal. Dia juga yang kerja kesana kemari sebagai buruh cuci untuk makan sehari

    Last Updated : 2024-11-23
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Pernikahan Atas Kertas

    Jevano mengedarkan pandangannya, "ya gak baik aja buat reputasi saya kalau semua orang tau kamu adalah istri saya dan dekat-dekat dengan laki-laki lain." "Tapi kan nyatanya gak ada yang tau kalau Aku istri kamu. Lagipula bukannya aku cuman istri di atas kertas? Kenapa harus kayak gini kalau pernikahan kita aja gak pernah kita inginkan?" tanya Anna, "kamu tenang aja. Aku gak akan pernah membiarkan media tau tentang pernikahan ini." Anna kembali keluar dari mobil Jevano. Laki-laki itu mengepalkan tangannya dengan wajah kesal. "Kamu harus buat dia bekerja di Perusahaan saya. Jangan pernah ada Perusahaan yang bisa menerima selain Perusahaan saya," pinta Jevano pada sekretaris sekaligus supirnya itu. Laki-laki itu hanya mengangguk mengiyakan. Setibanya di Perusahaan, Jevano langsung masuk ke ruangan kerjanya. Laki-laki itu menatap sinis wanita seksi yang kini duduk di sofa.

    Last Updated : 2024-11-24
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Berubah

    "Yuk Bi!" ajak Anna menggandeng tangan Bi Ani keluar dari rumah. Jevano menghela napasnya sembari menikmati makanan yang disajikan sang istri. Pikirannya terus terbayang Anna saat di mimpinya tadi. Laki-laki itu menggelengkan kepalanya, lalu meraih jas abu-abu tua di kursi dengan tas kerjanya. Setelahnya, ia pergi mengendarai mobilnya. Seharian ini, Anna memilih untuk tidak bepergian kemana-mana, apalagi uangnya saja sudah tidak tersisa. "Mbak kemarin malam kemana?" tanya Bi Ani, "tuan sampe nungguin Mbak loh di ruang tengah." "Dia nungguin saya karena emang mau marahin saya, Bi. Saya kemarin dari makam Ibu saya, udah lama saya gak ke sana," jawab Anna diangguki paham oleh Bi Ani. Siangnya, Jevano kembali ke rumah. Dengan langkah gagahnya ia masuk ke rumah, celingukan mencari seseorang. Langkahnya berhenti di ruang tengah dimana Anna berada. Anna mendelik pada laki-la

    Last Updated : 2024-11-25
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Pacarnya Model Pakaian Dewasa

    "Kamu masih aja curiga sama Saya. Maunya kamu, saya gimana?" tanya Jevano sembari menikmati makan malamnya. "Mau Aku, kamu baik Mas," timpal Anna namun dalam hatinya. "Terserah maunya gimana," jawab Anna. Jevano hanya manggut-manggut sembari menikmati makan malamnya. Setelahnya meminta Anna untuk menyiapkan kopi tanpa gula dan diantarnya ke ruangan kerja. Sementara dirinya akan berganti pakaian lebih dulu di kamar. Anna dengan santainya masuk ke ruangan kerja. Ia taruh kopinya di atas meja kerja sang suami lalu menoleh pada majalah yang ada di meja kerja suaminya. "ini kan cewek yang Mas Jevano gandeng kemarin di rumah sakit," gumam Anna. Dengan rasa penasarannya, ia mulai membuka majalah pakaian itu. "Astaghfirullah!! Pacar Mas Jevano model kayak beginian? Kok bisa?" Anna masih sibuk dengan obrolannya di dalan hati. Wanita itu hanya tidak menyangka pada wanita yang kini dir

    Last Updated : 2024-11-26
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Sebagai Jaminan Hutang

    Anna menoleh lalu menjawab, "baik kok Mas. Keterima kerja juga, jadi besok udah bisa mulai kerja." "Wah selamat ya!" ungkapnya dengan senyuman. "Makasih Mas!" ungkap Anna membuat Arkan mengangguk lalu memintanya untuk menikmati kopi yang ia pesan. Cukup lama Anna mengobrol dengan Arkan ini, apalagi memang Arkan sedang ada waktu sebelum jadwal kerjanya dimulai. Siangnya, Anna mendapat pesan dari sang suami. Laki-laki itu meminta Anna untuk segera pulang dan menyerahkan berkas yang tertinggal di ruangan kerjanya pada Gio yang akan ke rumah. Anna bergegas pulang setelah berpamitan pada Arkan. Sekalipun wanita itu sebenarnya malas untuk segera pulang, tapi hatinya tetap saja tidak bisa menolak jika itu Jevano. Setibanya di rumah, Anna naik ke ruangan kerja suaminya. Ia cari berkas yang dikatakan sang suami itu. Beberapa waktu setelah mencarinya, Anna menemukan berkas dengan map biru yang berad

    Last Updated : 2024-11-27
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Menjaminnya Tetap Aman

    "Kamu pura-pura gak ngerti kan Mas?" tanya Anna. Jevano menghela napasnya, "anna, saya sama sekali gak mengerti tentang surat jaminan dan hal yang kamu sebutkan. Kamu tau sendiri kalau kita berdua hanya dijadikan korban atas orang tua kita, kenapa malah jadi nyalahin saya?" tukasnya. Anna mengangguk lalu keluar dari kamarnya. Ia pergi ke ruangan kerja sang suami, mengambil berkas yang ia baca kemarin lalu melemparkannya pada wajah sang suami. "Mas baca sendiri! Kalau kamu gak tau hal ini, kenapa berkasnya ada di ruangan kamu, Mas," pungkas Anna. Dengan wajah mengantuknya, Jevano membuka berkasnya itu. Ia baca setiap kalimat yang tertera sampai tandatangan sang ayah dan mertua yang sekaligus adalah orang bersangkutan dengan hutang dan jaminan yang disiapkan. "Anna, saya bener-bener gak tau tentang hal ini. Bahkan berkas ini juga saya gak tau ada di ruangan saya. Sepertinya ini terbawa dari rumah Ayah w

    Last Updated : 2024-11-28
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Protes Panggilan Mas

    Gio menggaruk lehernya yang tidak gatal lalu menoleh pada beberapa rekan kerjanya. "lebih baik kita sudahi dulu meeting nya sampai di sini ya!" ucapnya diangguki oleh rekan-rekannya itu. Berikut Jevano yang memilih untuk masuk ke ruangannya, disusul Gio yang kini membawa banyak berkas untuk ditandatangani oleh atasannya. Jevano terperanjat, "apa-apaan ini? Kamu kenapa bawa banyak berkas seperti ini?" tanyanya. "Ya itu kan salah Bapak tadi gak dengerin meeting nya, jadi berkasnya Bapak baca sendiri aja nanti tinggal bicarain sama yang lain," ucap Gio langsung memilih pergi setelahnya dibanding harus kena marah Jevano yang sudah mengeluarkan tanduknya itu. Jevano menghela napasnya, namun ia sedikit lega juga karena Anna akan pulang malam hari ini. Di tengah-tengah pekerjaannya itu, Jevano mendapatkan sebuah pesan dari seseorang. Namun nampaknya itu bukan dari seseorang yang ia nantikan,

    Last Updated : 2024-11-29
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Nasi Goreng Udang

    "Saya mau nonton bola dulu," ucap Jevano sembari melengos pergi ke ruang tengah. Anna menggerutu kesal sembari membersihkan udang yang baru saja dikeluarkan kulkas. Wanita itu mulai memasak nasi gorengnya hingga jarinya terkena wajan yang cukup panas. Ringisannya bahkan terdengar oleh Jevano hingga laki-laki itu berlari ke dapur menghampiri Anna. "Kamu bisa gak sih hati-hati!" omelnya sembari meniup tangan Anna yang mulai memerah. "Ya kan gak sengaja namanya juga Mas," timpal Anna. "Ya udah sini Mas obatin dulu! matiin dulu kompornya," ucap Jevano mematikan kompornya lalu membawa Anna untuk duduk pada kursi meja makan. Jevano membawa kotak p3k-nya, lalu duduk di kursi meja makan tepat di samping sang istri. Ia olesi salep sembari meniupnya perlahan agar Anna tidak terlalu meringis saat diobati. "Mas pelan-pelan ih perih!" protes An

    Last Updated : 2024-11-30

Latest chapter

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Suami dan Ayah yang Baik

    "Mau main apa emangnya?" tanya Jevano sembari turun dari tangganya. Anak laki-laki itu tersenyum pada ayahnya lalu menghampirinya sembari membawa bola untuk mengajak sang ayah bermain bola di halaman depan. "Masih panas Sayang. Masa mau main bola," ucap Anna menahan anaknya. Rezkiano menekuk wajahnya, memasang wajah memelas pada sang ayah. Jevano tersenyum lalu menoleh pada sang istri, "udahlah gak apa-apa, Sayang. Biarin aja, mumpung Mas juga ada di rumah, kan biasanya gak bisa main sama sekali sama dia." Jevano mengusak rambut anaknya, memintanya untuk membawa topi miliknya agar tidak terlalu kepanasan. Sehabis itu, keduanya pergi ke depan disusul oleh Anna yang membawa cemilan manis yang dibelikan suaminya beberapa hari lalu. Tidak lupa meminta Bi Ani untuk membawakan minum juga untuk suami dan anaknya nanti. Rezkiano terlihat begitu senang, memang Jevano jarang bermain dengan anaknya karena pekerjaan yang cukup padat ap

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Masakan Istri

    Kali ini, Jevano yang melahap bubur buatannya. Tapi ekspresinya berubah setelah menelannya, "kok rasanya beda ya? Apa yang kurang?" tanyanya beruntun, "rasanya beda sama buatan kamu." Anna mengulas senyumannya, "mas ini enak kok. Kenapa beda karena beda tangan pasti beda rasa walaupun resepnya sama." "Emang kayak gitu ngaruh ya Sayang?" tanya Jevano. Anna mengangguk, "awalnya Anna juga gak percaya, tapi kata Ibu, mau bagaimanapun nikmatnya masakan di luar tidak akan sama dengan masakan yang kamu suka dari orang yang kamu suka juga. Terus masakan itu akan beda rasanya ketika dimasak oleh orang lain," jelasnya membuat Anna mengangguk. Wanita itu menghadap pada suaminya, "mas tau gak? Satu hal yang buat Anna selalu inget sama kata-kata ibu dan bertekad buat jadi istri yang selalu memasak untuk suami dan anaknya." "Apa kata Ibu kamu?" tanyanya. "Kata Ibu, mau makan di restoran mahal pun masakan istri akan selalu membuat rindu s

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Bubur Buatan Jevano

    Jevano mengulas senyumnya pada sang istri yang menghampiri. Tangannya sibuk mencari bahan masakan yang sudah berserakan di dekat kompor. Anna berdiri di samping laki-laki gagahnya itu, ia tatap wajah suaminya dengan senyuman. Jevano terlihat begitu sangat tampan ketika fokus, apalagi saat masak, bahunya terlihat lebih tampan dibanding wajahnya. Anna beralih memeluk suaminya dari belakang, sontak Jevano terkekeh pelan ketika tangan mungil istrinya melingkar begitu saja. "Sayang, nanti kecipratan air panasnya loh!" tegur Jevano. Anna sedikit melirik suaminya, "abisnya Mas ditanya gak jawab." Jevano terkekeh, "mas cuman lagi fokus aja takut ada yang kelewat." "Emang Mas lagi bikin apa sih?" tanya Anna lagi, "sampe dapur jadi berantakan begini." Jevano terkekeh, ia lepaskan tangan mungil sang istri lalu memintanya untuk berdiri di samping. Matanya menunjuk buku catatan dengan sebuah resep bubur yang sangat ia sukai.

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Kecelakaan sang anak

    Anna terkekeh mendengarnya, "ah gak ada yang spesial Bu. Cuman rasa sayang aja." "Ah bisa aja. Tapi kalian emang serasi sih, keliatan banget saling sayangnya," ucap ibunya lagi membuat Anna tersenyum lalu mengangguk dengan rasa syukurnya. Rezkiano masuk ke kelasnya, sedangkan Anna bergabung dengan Ibu-ibu yang lainnya. "Bu Anna ini lagi hamil lagi ya?" tanya salah satu ibunya. Anna mengangguk, "iya Bu." Anna mengobrol cukup lama dengan ibu-ibu yang lainnya, tentang kehamilan dan pertumbuhan anak. Apalagi Anna disini terhitung paling muda karena baru memiliki Rezkiano sebagai anak terbesarnya. Sedangkan Ibu yang lain sudah memiliki anak yang lebih besar dibanding sebaya Rezkiano. Begitupun dengan Ibu yang duduk di samping Anna sekarang. Wanita itu sudah termasuk paru baya bahkan hampir sebaya dengan ibu anna. Setelah mengobrol cukup lama, Rezkiano keluar dengan wajah kesalnya, membuat Anna yang melihatnya itu heran

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Sayang Suami

    Jevano mengangguk, tapi ekspresi anaknya itu terlihat kebingungan. "Terus mayatnya diapain nanti Ayah?" tanya Rezkiano lagi. "Ditanya sama Malaikat," jawab Jevano membuat Anna terkekeh.Jevano menoleh pada istrinya, "kenapa?" "Ya kamu jawabnya langsung ditanya sama Malaikat, dia mana ngerti. Maksudnya Rezki itu kalau abis dibakar nanti mayatnya digimanain," jelas Anna. Jevano mengangguk paham sembari cengengesan, "nanti abunya ada yang disimpan, ada juga yang ditabur ke laut." Rezkiano memang anak yang cukup pintar, sekalipun dirinya masih ingin bertanya-tanya tentang hal itu. Namun Jevano sudah tidak ingin menjelaskannya lagi pada sang anak, hingga laki-laki itu memilih untuk mengajak anaknya memasak makan siang bersama. Jujur saja mungkin ini memang kematian mertuanya, harusnya ia berkabung dengan istrinya yang kini beristirahat di kamar. Tapi rasanya ia sudah tidak ingin sedih lagi, sudah cukup ia kehilangan aya

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Pemakaman Sang Ayah

    Dokter itu menunduk, "saya turut berduka cita Bu, Pak. Kita juga sudah melakukan yang terbaik untuk pasien tapi tuhan lebih sayang sama dia. Kita juga sudah membicarakan tentang donor ginjal dan akan mencarikannya, namun pasien menolak, dia bilang kalau dia tidak ingin sembuh tapi dia hanya ingin meminta maaf dan menebus kesalahannya pada sang anak." Anna bersimpuh, wanita itu menangis mendengar ucapan dokter tentang sang ayah. Begitupun dengan Jevano yang menenangkan istrinya, laki-laki itu juga sudah kebingungan untuk berbicara. Jevano memutuskan untuk memberikan Gio kepercayaan mengurus pemakaman ayah mertuanya. Sedangkan ia akan menemani Anna yang kini masih menatap kosong ruangan ICU. Wajahnya memucat, serta tangan yang gemetar. Jevano tentu semakin panik, laki-laki itu mengelus punggung istrinya, "sayang jangan melamun terus. Mas gak mau kamu kenapa-napa," pintanya. Anna menoleh pada suaminya dengan wajah yang pucat itu, "mas... Anna ter

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Bertemu Sang Ayah

    Anna menggelengkan kepalanya, "anna lagi gak pengen apa-apa, Anna juga gak lagi banyak pikiran kemarin. Emangnya kenapa?" tanyanya balik. "Kata Bi Ani kemarin kamu muntah parah banget sampe pucet, terus katanya biasanya kalau muntah-muntah sampe parah begitu suka lagi kepengen sesuatu tapi dipendem," jelas Jevano. Anna mengulas senyumannya, "tapi Anna gak kepikiran kepengen apa kemarin, lagi santai-santai aja."Jevano memutar matanya, "masa karena Mas.""Emang Mas lagi kepengen apa kemarin?" tanya Anna. "Mas lagi kepengen lapis legit tapi males keluar kantor terus Gio juga lagi banyak kerjaan, jadi gak tega. Makanya gak jadi aja walaupun kebayang sampe pulang kerja," jawabnya. "Masa iya Aku yang hamil kamu yang ngidam terus kalau gak keturutan aku yang mual," protes Anna membuat Jevano terkekeh pelan. "Ya kan itu baru dugaan aja Sayang. Semoga aja bukan karena itu, repot banget kalau kayak gitu kasian kamunya," timp

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Mual Yang Parah

    Laki-laki itu menghela napasnya berat, kebingungan untuk menyampaikannya darimana. Apalagi ia juga harus pintar-pintar menyampaikan berita ini pada istrinya agar tidak terjadi sesuatu pada ibu hamilnya ini. "Mas ..." Jevano duduk berhadapan dengan istrinya kali ini. Ia menatap wajah istrinya dengan sendu. "Mas mau bilang apa sih?" tanya Anna penasaran. "Sayang maaf ya sebelumnya Mas gak bilang sama kamu karena takut kamu kenapa-napa," ungkapnya. Anna semakin menautkan alisnya bingung, "ya emangnya kenapa Mas?" tanyanya, "mas mau bilang apa?" Jevano sempat terdiam, "sebenernya waktu temen dokter kamu kemarin ke sini bukan cuman pamitan sama kamu ataupun Mas." "Terus?" "Dia bilang sesuatu tentang Ayah," "Ayah?" Jevano mengangguk, "ayah dirawat di rumah sakit," jawabnya. Anna mengedarkan pandangannya, jelas wanita itu tidak mau mendengar kabar apapun lagi tentang iblis di kehid

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Keadaan Sang Ayah Mertua

    "Mertua Bapak-"Jevano langsung membisukan panggilan videonya. Laki-laki itu juga tidak akan memberitahu istrinya tentang kabar sang ayah. Terdengar egois tapi jika itu tidak darurat, Jevano tidak akan memberitahunya. Sudah cukup istrinya itu disakiti selama ini, ia tidak ingin melihat Anna kembali merasakan sakit, apalagi wanitanya itu sedang hamil sekarang. Jevano menoleh pada Gio, "kamu tunggu dulu, jangan bicara apapun sama saya. Saya matikan dulu teleponnya." Gio mengangguk paham. Jevano kembali mengaktifkan suaranya, "sayang, maaf ya! Mas kayaknya harus balik kerja dulu." "Tapi barusan Gio bilang mertua, kenapa Mas?" tanya Anna heran. "Itu calon mertuanya ngundang dia ke rumah katanya, terus harus bawa apa. Mas takut dia malu kalau didenger kamu, makanya Mas tutup dulu barusan," "Oh gitu," jawab Anna dengan anggukan pahamnya. Jevano hanya mengangguk lalu menghela napasnya lega setelah dima

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status