Share

Pernikahan Atas Kertas

Author: Chocoday
last update Last Updated: 2024-11-24 21:00:57

Jevano mengedarkan pandangannya, "ya gak baik aja buat reputasi saya kalau semua orang tau kamu adalah istri saya dan dekat-dekat dengan laki-laki lain."

"Tapi kan nyatanya gak ada yang tau kalau Aku istri kamu. Lagipula bukannya aku cuman istri di atas kertas? Kenapa harus kayak gini kalau pernikahan kita aja gak pernah kita inginkan?" tanya Anna, "kamu tenang aja. Aku gak akan pernah membiarkan media tau tentang pernikahan ini."

Anna kembali keluar dari mobil Jevano. Laki-laki itu mengepalkan tangannya dengan wajah kesal.

"Kamu harus buat dia bekerja di Perusahaan saya. Jangan pernah ada Perusahaan yang bisa menerima selain Perusahaan saya," pinta Jevano pada sekretaris sekaligus supirnya itu.

Laki-laki itu hanya mengangguk mengiyakan.

Setibanya di Perusahaan, Jevano langsung masuk ke ruangan kerjanya. Laki-laki itu menatap sinis wanita seksi yang kini duduk di sofa.

"Ngapain kamu di ruangan saya?" tanyanya.

Wanita itu berdiri di hadapan Jevano, sembari memainkan trik menyentuh dada bidang Jevano yang kini menunduk menatapnya.

Jevano menggenggam erat tangan wanita itu, "saya emang menyukai kamu, tapi bukan berarti kamu bebas masuk ke ruangan saya gitu aja."

"Mas kenapa sih? Biasanya lembut sama Aku, tadi juga malah ninggalin Aku di rumah sakit gitu aja," rajuk Elin, wanita seksi yang menjadi model 4 tahun lamanya di Perusahaan Jevano dan mulai memiliki kedekatan bahkan hubungan spesial dengan atasannya sendiri 1 tahun lalu.

"Saya cuman gak suka kamu masuk gitu aja tanpa izin ke ruangan ini. Lebih baik kamu pulang kalau sudah tidak kerjaan, Saya lagi sibuk," ucap Jevano lalu meminta wanita itu untuk keluar dari ruangannya.

Wanita seksi itu mengepalkan tangannya, "awas aja ya Mas!" ungkapnya dalam hati lalu pergi begitu saja.

Sekretaris Jevano yang baru saja duduk di meja kerjanya itu bergidik ngeri melihatnya, "kok bisa Pak Jevano suka sama wanita begitu."

Malamnya, Jevano baru saja pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya yang begitu banyak sekaligus pikirannya harus terbagi dengan kelakuan Anna yang tiba-tiba berubah menjadi acuh padanya.

Padahal waktu pertama kali dirinya dibawa ke rumah Jevano, wanita itu nampak seperti wanita lemah yang bisa ditindas oleh Jevano kapan saja.

Bi Ani menyapanya dengan bungkukan.

"Anna kemana Bi?" tanya Jevano.

"Mbak Anna daritadi belum pulang, Tuan," jawabnya membuat Jevano semakin kesal apalagi setelah mengingat sikap Anna tadi padanya.

"Ya sudah Bi, saya mau naik dulu!" Bi Ani mengangguk mengiyakan.

"Heran banget sama Tuan Jevano, kayanya gak peduli terus pernikahannya juga di atas kertas. Tapi kalau gak ada nanyain terus," ucapnya dalam hati lalu masuk ke kamar.

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, Anna baru saja kembali setelah menemui Ibunya di pemakaman yang cukup jauh dan dia tidak punya uang sama sekali untuk naik kendaraan umum hingga harus berjalan untuk sampai ke rumah Jevano.

Jevano menatapnya sinis di ruang tengah, "abis darimana kamu?" tanyanya.

"Peduli apa kamu Mas?" tanya Anna berdiri dengan kakinya yang sudah pucat karena kedinginan.

Jevano beranjak, "saya peduli karena saya-"

"Suami kamu, Anna."

"Itu kan yang mau kamu bilang? Suami? Kamu bilang suami Mas?" cecar Anna dengan emosinya.

"Mas sendiri yang bilang kalau kita hidup masing-masing aja. Walaupun serumah, pernikahan kita juga hanya di atas kertas bukan di dalam hati, Mas. Jadi gak usah dan gak perlu pedulikan Aku," sambung Anna lalu berlalu akan masuk ke kamarnya.

Tangan Jevano dengan cepat menarik Anna masuk ke dalam kamarnya itu. Sontak Anna membuka matanya sempurna, ketika Jevano kini merungkuhnya di atas tempat tidur.

"Mas kamu ini apa-apaan sih?" tanya Anna.

"Kamu mau jadi istri saya seutuhnya?" tanya Jevano membuat Anna menautkan alisnya kebingungan.

"HAH? Maksudnya?" tanya Anna.

Jevano mendengus, "gak usah so polos Anna. Saya tau kamu mau jadi istri saya yang diakui semua orang bukan?" tanyanya.

Anna mendorong tubuh kekar suaminya, "gila kamu Mas. Sejak kapan Aku berpikir kayak gitu? Gak sudi aku," ucapnya lalu beranjak dari tempat tidur dan pergi ke ruang tengah.

Wanita itu mengatur napasnya, sedangkan Jevano hanya terkekeh pelan melihat wajah istrinya yang merona.

"Kamu mulai menarik perhatian saya Anna," ungkap Jevano lalu keluar dari kamarnya.

Anna mendelik melihat laki-laki itu keluar dari kamarnya lalu masuk ke kamar Jevano sendiri.

"laki-laki sialan!" kutuk Anna sembari masuk ke kamarnya kembali.

Anna melihat wajahnya yang masih merona pada cermin lemarinya. Hatinya tidak karuan dengan perlakuan Jevano tadi.

Keduanya bahkan tidak bisa tidur malam ini. Jevano berguling kesana-kemari, masih terpikirkan wajah Anna yang begitu cantik bisa ia lihat dari dekat.

"Udah gila gw, ini kenapa sih jadi mikirin dia? Mending gw tidur sekarang," gerutu Jevano lalu mulai memejamkan matanya.

"Mas," panggil Anna dengan lembut sembari menangkup pipi Jevano.

"Sayangku ayo bangun!" panggil Anna lagi.

Jevano membuka matanya perlahan, ia tatap sang istri yang kini berbaring di sampingnya.

"Kamu lagi ngapain di sini?" tanya Jevano dengan wajah terkejutnya.

"Loh kok Mas malah tanya sih, kan Aku istri kamu Mas," jawab Anna.

Anna membuka selimut yang menutupi tubuhnya itu. Jevano terdiam melihat tubuh seksi Anna yang terpampang nyata dengan lingerie yang pakainya.

"Anna kamu-"

"Mas, Anna ingin jadi istri Mas seutuhnya," ucap Anna.

Jevano mendekatkan wajahnya pada Anna.

Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar hingga Jevamo terbangun dari mimpinya tadi. Jantungnya tidak karuan mengingat mimpi yang baru saja dialaminya.

Laki-laki itu melirik jam dinding di kamarnya.

"Tuan sudah bangun?" tanya Bi Ani.

"Sudah Bi," jawab Jevano dengan napasnya yang terengah-engah.

"Kenapa gw mimpiin dia? Kenapa cantik banget," gumam Jevano sembari menaruh tangannya pada dada yang berdegup kencang itu.

Setelahnya dibanding mengurusi mimpi itu, Jevano memilih bersiap untuk pergi bekerja. Laki-laki itu turun setelah memakai setelan kemejanya.

Terlihat Anna sudah menyiapkan sarapan untuknya dan Jevano di meja makan. Wanita itu memakai dress motif bunga dengan rambut yang ia gelung hingga terlihat semakin cantik.

"Kamu mau kemana hari ini?" tanya Jevano sembari duduk pada kursi meja makannya.

Anna menoleh pada Jevano.

"Kalau saya gak boleh tau gak apa-apa," sambung Jevano.

"Gak kemana-mana. Cuman mau jalan-jalan aja sekitar rumah ini sama Bi Ani," jawab Anna.

"Sama saya aja, Yuk!" ajaknya membuat Anna mengangkat alisnya bingung.

"Gak usah geer, Saya cuman mau kenal sama tetangga sekitar," sambung Jevano.

"Katanya gak mau ketauan media. Bisa repot kalau ketauan udah punya istri kan? Kenapa sekarang mau nemenin jalan-jalan?" tanya Anna.

Baru saja Jevano membuka mulutnya akan menjawab.

"Mending gak usah deh! Aku gak mau repot ngurusinnya, belum lagi hujatannya, udah lah males," ucapku menolaknya.

Related chapters

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Berubah

    "Yuk Bi!" ajak Anna menggandeng tangan Bi Ani keluar dari rumah. Jevano menghela napasnya sembari menikmati makanan yang disajikan sang istri. Pikirannya terus terbayang Anna saat di mimpinya tadi. Laki-laki itu menggelengkan kepalanya, lalu meraih jas abu-abu tua di kursi dengan tas kerjanya. Setelahnya, ia pergi mengendarai mobilnya. Seharian ini, Anna memilih untuk tidak bepergian kemana-mana, apalagi uangnya saja sudah tidak tersisa. "Mbak kemarin malam kemana?" tanya Bi Ani, "tuan sampe nungguin Mbak loh di ruang tengah." "Dia nungguin saya karena emang mau marahin saya, Bi. Saya kemarin dari makam Ibu saya, udah lama saya gak ke sana," jawab Anna diangguki paham oleh Bi Ani. Siangnya, Jevano kembali ke rumah. Dengan langkah gagahnya ia masuk ke rumah, celingukan mencari seseorang. Langkahnya berhenti di ruang tengah dimana Anna berada. Anna mendelik pada laki-la

    Last Updated : 2024-11-25
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Pacarnya Model Pakaian Dewasa

    "Kamu masih aja curiga sama Saya. Maunya kamu, saya gimana?" tanya Jevano sembari menikmati makan malamnya. "Mau Aku, kamu baik Mas," timpal Anna namun dalam hatinya. "Terserah maunya gimana," jawab Anna. Jevano hanya manggut-manggut sembari menikmati makan malamnya. Setelahnya meminta Anna untuk menyiapkan kopi tanpa gula dan diantarnya ke ruangan kerja. Sementara dirinya akan berganti pakaian lebih dulu di kamar. Anna dengan santainya masuk ke ruangan kerja. Ia taruh kopinya di atas meja kerja sang suami lalu menoleh pada majalah yang ada di meja kerja suaminya. "ini kan cewek yang Mas Jevano gandeng kemarin di rumah sakit," gumam Anna. Dengan rasa penasarannya, ia mulai membuka majalah pakaian itu. "Astaghfirullah!! Pacar Mas Jevano model kayak beginian? Kok bisa?" Anna masih sibuk dengan obrolannya di dalan hati. Wanita itu hanya tidak menyangka pada wanita yang kini dir

    Last Updated : 2024-11-26
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Sebagai Jaminan Hutang

    Anna menoleh lalu menjawab, "baik kok Mas. Keterima kerja juga, jadi besok udah bisa mulai kerja." "Wah selamat ya!" ungkapnya dengan senyuman. "Makasih Mas!" ungkap Anna membuat Arkan mengangguk lalu memintanya untuk menikmati kopi yang ia pesan. Cukup lama Anna mengobrol dengan Arkan ini, apalagi memang Arkan sedang ada waktu sebelum jadwal kerjanya dimulai. Siangnya, Anna mendapat pesan dari sang suami. Laki-laki itu meminta Anna untuk segera pulang dan menyerahkan berkas yang tertinggal di ruangan kerjanya pada Gio yang akan ke rumah. Anna bergegas pulang setelah berpamitan pada Arkan. Sekalipun wanita itu sebenarnya malas untuk segera pulang, tapi hatinya tetap saja tidak bisa menolak jika itu Jevano. Setibanya di rumah, Anna naik ke ruangan kerja suaminya. Ia cari berkas yang dikatakan sang suami itu. Beberapa waktu setelah mencarinya, Anna menemukan berkas dengan map biru yang berad

    Last Updated : 2024-11-27
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Menjaminnya Tetap Aman

    "Kamu pura-pura gak ngerti kan Mas?" tanya Anna. Jevano menghela napasnya, "anna, saya sama sekali gak mengerti tentang surat jaminan dan hal yang kamu sebutkan. Kamu tau sendiri kalau kita berdua hanya dijadikan korban atas orang tua kita, kenapa malah jadi nyalahin saya?" tukasnya. Anna mengangguk lalu keluar dari kamarnya. Ia pergi ke ruangan kerja sang suami, mengambil berkas yang ia baca kemarin lalu melemparkannya pada wajah sang suami. "Mas baca sendiri! Kalau kamu gak tau hal ini, kenapa berkasnya ada di ruangan kamu, Mas," pungkas Anna. Dengan wajah mengantuknya, Jevano membuka berkasnya itu. Ia baca setiap kalimat yang tertera sampai tandatangan sang ayah dan mertua yang sekaligus adalah orang bersangkutan dengan hutang dan jaminan yang disiapkan. "Anna, saya bener-bener gak tau tentang hal ini. Bahkan berkas ini juga saya gak tau ada di ruangan saya. Sepertinya ini terbawa dari rumah Ayah w

    Last Updated : 2024-11-28
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Protes Panggilan Mas

    Gio menggaruk lehernya yang tidak gatal lalu menoleh pada beberapa rekan kerjanya. "lebih baik kita sudahi dulu meeting nya sampai di sini ya!" ucapnya diangguki oleh rekan-rekannya itu. Berikut Jevano yang memilih untuk masuk ke ruangannya, disusul Gio yang kini membawa banyak berkas untuk ditandatangani oleh atasannya. Jevano terperanjat, "apa-apaan ini? Kamu kenapa bawa banyak berkas seperti ini?" tanyanya. "Ya itu kan salah Bapak tadi gak dengerin meeting nya, jadi berkasnya Bapak baca sendiri aja nanti tinggal bicarain sama yang lain," ucap Gio langsung memilih pergi setelahnya dibanding harus kena marah Jevano yang sudah mengeluarkan tanduknya itu. Jevano menghela napasnya, namun ia sedikit lega juga karena Anna akan pulang malam hari ini. Di tengah-tengah pekerjaannya itu, Jevano mendapatkan sebuah pesan dari seseorang. Namun nampaknya itu bukan dari seseorang yang ia nantikan,

    Last Updated : 2024-11-29
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Nasi Goreng Udang

    "Saya mau nonton bola dulu," ucap Jevano sembari melengos pergi ke ruang tengah. Anna menggerutu kesal sembari membersihkan udang yang baru saja dikeluarkan kulkas. Wanita itu mulai memasak nasi gorengnya hingga jarinya terkena wajan yang cukup panas. Ringisannya bahkan terdengar oleh Jevano hingga laki-laki itu berlari ke dapur menghampiri Anna. "Kamu bisa gak sih hati-hati!" omelnya sembari meniup tangan Anna yang mulai memerah. "Ya kan gak sengaja namanya juga Mas," timpal Anna. "Ya udah sini Mas obatin dulu! matiin dulu kompornya," ucap Jevano mematikan kompornya lalu membawa Anna untuk duduk pada kursi meja makan. Jevano membawa kotak p3k-nya, lalu duduk di kursi meja makan tepat di samping sang istri. Ia olesi salep sembari meniupnya perlahan agar Anna tidak terlalu meringis saat diobati. "Mas pelan-pelan ih perih!" protes An

    Last Updated : 2024-11-30
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Cemburu

    "Katanya barusan gak mau balik lagi kan?" tanya Jevano diangguki oleh istrinya, "jadi gak usah kemana-mana kalau kamu gak mau balik. Di sini aja sama saya." "Jadi budak Mas?" tanya Anna. Jevano mendongakkan wajah ramping istrinya, "saya tanya sama kamu, emangnya selama 2 minggu ini kamu tinggal sama saya, saya jadikan kamu budak?" tanyanya. Anna menggelengkan kepalanya. "Jadi tidak usah pergi kemana-mana dan juga kamu tenang saja, selama kamu di pihak saya. Saya gak akan menyakiti kamu ataupun rela kamu disakiti," ucap Jevano lalu meraih jas abunya dan keluar dari kamarnya. Sedangkan Anna masih mencerna omongan suaminya. Pikiran dan hatinya benar-benar berpacu aneh pada sang suami. Apalagi ketika Jevano berucap menjamin keselamatan dirinya. Anna mengulas senyumannya lalu menyusul Jevano turun untuk sarapan bersama suaminya. "Kamu kerja bagian shift apa sekarang?" tanya Jevano. "Bagian pagi

    Last Updated : 2024-12-01
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Bingung

    Jevano menoleh pada istrinya, "saya mau putusin hubungan sama Elin." "Kenapa?" tanya Anna membuat Jevano menoleh padanya, "udah cinta sama saya? Sebulan juga belum loh Mas!" ledek Anna. "Anna lama-lama kamu kurang ajar ya! Harus saya berikan hukuman," ucap Jevano dengan tatapan lekatnya. Anna langsung melipat kedua tangannya di dada, "mas jangan kurang ajar ya!" Jevano terkekeh melihat wajah merah istrinya sekarang. Anna langsung masuk ke kamarnya karena gugup melihat tatapan suaminya. "Jevano udah gila." "Tapi dia beneran suka sama gw?" "Masa cuman 2 minggu udah bisa bikin luluh hatinya?" "Atau dia sengaja bikin gw baper biar bisa dimanfaatin?" "Iya pasti kayak gitu." Anna memilih untuk mengganti pakaiannya lalu beralih ke dapur untuk memasak sembari menunggu adzan Maghrib berkumandang. Tidak butuh waktu lama, masakannya sud

    Last Updated : 2024-12-02

Latest chapter

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Panggilan Sayang Untuk Istri

    "Memangnya gak apa-apa Ayah?" tanya Jevano merasa tidak enak, "ayah kan sudah ingin menikmati masa tua sejak kemarin. Tapi Jevano harus kembali membebani Ayah sekarang." Sang Ayah tersenyum mendengarnya, "kamu udah benar-benar berubah sekarang. Ayah suka Jevano yang seperti ini, gak sia-sia Ayah ambil dia dari Ayahnya." "Makasih ya Ayah atas bantuannya," ungkap Jevano. Sang Ayah mengangguk, "sekarang kamu fokus dengan kesembuhan menantu ayah, biar Ayah sama Gio yang menangani kerjaan kamu di kantor." Jevano mengangguk mengiyakan mendengarnya. Keesokan paginya, Anna terbangun dengan rasa pusing pada kepalanya. Wanita itu menoleh pada samping ranjang, dimana sang suami tertidur dengan tumpuan tangannya pada ranjang pasien. Anna mengulas senyumannya. Wanita itu perlahan beranjak dari posisi berbaringnya, menatap sang suami yang wajah tampannya itu tersorot matahari sekarang.

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Kecelakaan Anna

    Jevano menatap istrinya dengan lekat, "tapi kamu diem di jalan masuknya Sayang. Atau emang mau mandi lagi bareng Mas?" godanya. Anna menyunggingkan bibirnya, "enggak ya!" tolaknya langsung pergi menjauh dari sang suami. Jevano terkekeh mendengarnya. Hari sudah mulai siang, Jevano sendiri yang mengantar istrinya ke rumah sakit karena dirinya memutuskan untuk tidak pergi ke Perusahaan di hari libur ini. Laki-laki itu menoleh pada istrinya setelah sampai di parkiran rumah sakit, melepaskan sabuk pengamannya pada sang istri. "Mas jangan sedih gitu dong!" bujuk Anna, "nanti Anna gak bisa konsen kerjanya." "Ya abisnya masa Mas nanti di rumah berduaan sama Ayah. Kayak bujang sama duda aja," jawabnya membuat Anna terkekeh pelan. "Iya sabar ya!" ucap Anna dengan senyumannya lalu mengecup pipi sang suami. Jevano masih meneku

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Rumah Tangga Seutuhnya

    Anna terkekeh ketika tangan suaminya itu langsung terlepas karena terkejut dengan teriakan Bi Ani pada ambang pintu kamarnya. "Tuh kan apa Aku bilang, jadinya ketauan sama orang lain. Malu kan kamu?" ledek Anna sembari menahan senyumannya melihat ekspresi sang suami kali ini. "Bibi sejak kapan ada di sini?" tanya Jevano, "perasaan tadi belum ada." "Bibi baru dateng kok Tuan," jawabnya dengan senyuman. Jevano mengangguk paham lalu kembali menoleh pada asisten rumah tangganya, "bibi panggilnya Mas aja. Kan sama istri saya aja manggilnya Mbak." "Saya makin gak enak Tuan kalau gitu," tolak Bi Ani canggung. Jevano menghela napasnya, "ya udah Bi gak apa-apa, seenaknya bibi aja lah." Setelah mengangguk paham, Bi Ani memilih untuk kembali masuk dan membereskan barang yang dibawanya. Karena Anna yang memasak makan malam hari ini. Beberapa waktu kemudian, Anna sudah menyajikan masakannya di meja maka

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Pengantin Baru

    Anna mendelik dengan tatapan sinisnya, "gak usah modus," tukasnya lalu masuk ke kamar mandi. Jevano hanya menggelengkan kepalanya sembari terkekeh dengan kelakuan sang istri. Beberapa menit kemudian, Anna keluar dengan pakaian dinasnya. Sedangkan Jevano entah kemana dia karena tidak ada di kamar saat ini. Anna asik berdandan di kamar suaminya. Tidak lama setelah itu, Jevano membawa nampan dengan isi roti panggang dan susu cokelat kesukaan sang istri. "Mas darimana?" tanya Anna sembari menoleh pada sang suami yang baru saja masuk ke kamar. "Abis siapin ini buat kamu," jawabnya dengan menaruh nampan pada meja rias di hadapan sang istri. Anna mengulas senyumannya, "kok dibawa ke sini?" "Ya kan takutnya kamu mogok makan karena ada Ayah di sini," timpalnya membuat Ann

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Hidup Berumah Tangga Ala Anna dan Jevano

    "Ceritanya Ibu masih gadis atau enggak?" tanya Jevano dengan gurauannya. Anna memukul dada bidang suaminya, "ih tau ah Aku marah beneran," ucapnya. Jevano terkekeh mendengarnya, "iya, iya bercanda Sayangku." "Mas pilih kamu," sambungnya. Anna mendongak pada suaminya. Dengan cepat Jevano mengecup bibir mungil istrinya itu, "udah ayo tidur udah malem tuh!" ajaknya langsung, sebelum istrinya itu protes kembali. Jevano terlihat begitu nyenyak sembari mendekap istrinya. Namun tidak dengan Anna, tengah malamnya Jevano terbangun mendengar igauan sang istri. Tangisan dari Anna bahkan membuatnya bertanya-tanya dengan kejadian sesakit apa setelah sepeninggal ibunya. "Anna ini Mas, Sayang," ucap Jevano membangunkan istrinya. Dengan wajah penuh keringat, wanita itu terbangun lalu menangis sembari memeluk suaminya dengan erat. Piyama Jevano bahkan digenggam erat oleh tangan mungilnya.

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Cemburu

    Anna masuk ke mobil suaminya, "mas tau gak?" tanyanya dengan semangat. Jevano malah mendekat pada istrinya, memasangkan sabuk pengaman lalu mengecup bibir istrinya ketika wanita itu memundurkan wajahnya dengan tutupan mata. "Enggak Anna, apa memangnya?" tanya Jevano sembari melajukan mobilnya dengan santai keluar dari parkiran rumah sakit. Anna mendelik pada suaminya, "mas pasangin sabuknya sambil modus." Jevano terkekeh, "abisnya suruh siapa merem gitu." "Ya kan Aku kira kamu ngapain," timpalnya. "Tuh kan kamu juga udah berpikiran ke sana, sekalian aja kalau gitu," ucap Jevano. Anna menekuk wajahnya sembari mengedarkan pandangannya dari sang suami yang sangat tampan ketika menyetir dengan lengan kemejanya yang ia gulung. Jevano terkekeh, "barusan mau kasih tau apa? Kok kayaknya semangat banget," tanya Jevano

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Belum Siap Menjadi Seutuhnya

    Jevano membuka pintu kamar mandinya ketika mendengar sang istri sudah menangis. Laki-laki itu membawa Anna pada pelukan hangatnya. "Anna sudah ya!" bujuknya, "saya gak marah sama kamu. Saya tadi hanya berusaha mengontrol napsu saya." Anna mendongak dengan wajah merah dan sisa air mata pada wajahnya, "beneran?" Jevano terkekeh lalu menghapus air mata di wajah istrinya, "iya Anna." "Sekarang kita tidur aja ya! Mas udah ngantuk pengen peluk Anna," ajaknya membuat Anna terkejut kembali. Anna mendongak setelah Jevano mendekapnya, "bukannya Mas dingin ya? Kok malah clingy kayak gini?" tanyanya. "Ya emangnya kenapa? Saya dingin sama yang lain, beda lagi kalau sama istri," jawabnya. "Dulu Mas dingin tuh, sampe suruh Anna tidur di gudang sama bekal makan siang Anna sampe tumpah di depan perusahaan," ujar Anna mengungkitnya. Jevano menunduk menatap istrinya,

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Memutuskan Untuk Bersama

    "Kamu gak bisa baca?" tanya Jevano. "Saya mau memutuskan kontrak kerjasama dengan kamu," "Kenapa?" tanya Elin. Jevano mendecak dengan senyuman remehnya, "kenapa, kamu bilang? Harusnya saya gak perlu jelasin hal ini lagi." "Tapi Mas, Aku merasa dirugikan dengan pembatalan ini," protes Elin. Jevano manggut-manggut lalu mengambil berkas di meja kerjanya, "kamu bisa lihat kerugian yang saya tanggung karena berita yang tidak benar itu. Kamu mau ganti rugi? Atau kamu terima saja pembatalan kontrak kita?" tanyanya menggunakan pilihan. Elin menatap Jevano dengan kepalan tangannya kesal. Tidak ingin berlama-lama mengurusi Elin, Jevano meminta Gio untuk menyiapkan surat pemutusan kontrak kerjasama antara perusahaan dan Elin sebagai modelnya. Dengan kesalnya, Elin terpaksa menandatangani surat itu dibanding hartanya akan terkuras untuk mengganti kerugian yang Jevano tanggung. Wanita

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Berita Tentang Jevano 2

    Gio menggelengkan kepalanya, "masih dalam proses Pak. Apalagi memang beritanya sudah tersebar luas," jawabnya. "Ya sudah kalian tangani hal ini sampai besok, saya akan mengupayakan agar saham tidak turun lebih banyak," ucap Jevano langsung keluar dari ruangan begitu saja. Laki-laki itu kembali ke ruangannya. Ia tatap sang istri yang sudah tertidur pada sofanya itu. Jevano duduk pada lantai di hadapan istrinya. Ia benarkan rambut Anna yang menghalangi wajahnya, "anna terima kasih sudah percaya sama saya. Mau bagaimanapun hasilnya nanti, saya tidak akan pernah melepaskan kamu." Selepasnya, Jevano memasangkan jas miliknya untuk menutup tubuh Anna. Sedangkan ia akan kembali sibuk dengan pekerjaannya. Keesokan paginya, Anna baru saja terbangun dari tidurnya. Wanita itu langsung menoleh pada sang suami yang masih sibuk dengan kerjaannya.

DMCA.com Protection Status