Share

Berubah

Penulis: Chocoday
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-25 21:00:44

"Yuk Bi!" ajak Anna menggandeng tangan Bi Ani keluar dari rumah.

Jevano menghela napasnya sembari menikmati makanan yang disajikan sang istri. Pikirannya terus terbayang Anna saat di mimpinya tadi.

Laki-laki itu menggelengkan kepalanya, lalu meraih jas abu-abu tua di kursi dengan tas kerjanya. Setelahnya, ia pergi mengendarai mobilnya.

Seharian ini, Anna memilih untuk tidak bepergian kemana-mana, apalagi uangnya saja sudah tidak tersisa.

"Mbak kemarin malam kemana?" tanya Bi Ani, "tuan sampe nungguin Mbak loh di ruang tengah."

"Dia nungguin saya karena emang mau marahin saya, Bi. Saya kemarin dari makam Ibu saya, udah lama saya gak ke sana," jawab Anna diangguki paham oleh Bi Ani.

Siangnya, Jevano kembali ke rumah. Dengan langkah gagahnya ia masuk ke rumah, celingukan mencari seseorang. Langkahnya berhenti di ruang tengah dimana Anna berada.

Anna mendelik pada laki-laki kekar di hadapannya itu, "kenapa?" tanyanya.

"Buatin saya sandwich kayak kemarin," pintanya.

"Minta aja sama Bi Ani, kenapa sama aku? Lagian tanggung juga ini lagi liat film," tolak Anna sembari fokus pada tontonannya.

Jevano membuka kancing jasnya, ia lepas dan ia lemparkan sembarang. Perlahan langkahnya mulai mendekat pada sang istri. Laki-laki itu juga melonggarkan dasi abu yang tersemat pada kerah kemejanya.

Sontak Anna terkejut ketika Jevano dengan tajamnya menatap Anna di sofa ruang tengah.

"Kenapa sih?" tanya Anna, "kalau mau makan siang bikin sendiri sana. Aku lagi males masak."

"Kamu nolak permintaan saya?"

"Gak usah nanya lagi, kan emang Aku nolak dari tadi," jawab Anna.

"Yakin kamu?" tanya Jevano dengan tatapan lekatnya.

Wajahnya semakin mendekat hingga Anna bahkan mendengar deru napas Jevano. Wanita itu mulai tidak bisa mengontrol degupan jantungnya, pipinya mulai merona melihat wajah tampan sang suami yang begitu dekat.

Anna langsung mendorong tubuh Jevano, "iya, iya, Aku bikinin. Tunggu!"

Wanita itu mengalah, dibanding jantungnya nanti berpindah tempat. Anna langsung pergi ke dapur, menyiapkan bahan-bahannya.

Sembari menggerutu, Anna tetap menyiapkannya dengan baik. Bahkan sandwich buatannya sungguh mampu menggugah perut lapar Jevano.

Setelah selesai, Anna menaruhnya di meja makan. Ia kembali ke ruang tengah duduk pada sofa yang agak berjauhan dengan sang suami.

"Udah selesai tuh!" ucap Anna tanpa menoleh sedikitpun pada Jevano.

"Bawain ke sini. Saya mau makan di sini," pinta Jevano membuat Anna menatapnya tajam lalu beranjak mengambil piringnya.

Ia taruh begitu saja piring itu di meja cukup kasar hingga terdengar bunyi. Jevano menahan senyumannya diam-diam melihat ekspresi istrinya yang ditekuk.

Laki-laki itu mengeluarkan kartu ATM-nya, "di situ uangnya ada 50 juta. Kamu bisa pakai dan gunakan buat keperluan kamu. Kalau sudah habis tinggal bilang sama saya."

"Kenapa tiba-tiba kasih uang?" tanya Anna.

"Kamu ya! Saya baik salah, saya jahat juga salah. Maunya gimana?" tanya Jevano.

"Lagian kamu juga istri saya, walaupun kita hidup masing-masing kamu juga belum ada penghasilan kan? Uang darimana kamu?" sambung Jevano.

"Tapi kalau gak mau ya udah!" ucapnya akan mengambil kembali kartunya.

Anna langsung merebutnya kembali, "nanti Aku kembalikan kalau sudah punya uang."

"Terserah kamu!" jawab Jevano sembari menikmati makan siangnya.

Setelah makan siang, Jevano melirik jam di tangannya. Laki-laki itu menghela napasnya ketika melihat sang istri sudah tertidur di sofa.

"Katanya mau nonton film tapi malah tidur, gimana sih!" gumam Jevano.

Jevano mengangkat tubuh istrinya, ia baringkan pada kasur yang tertata rapih itu. Setelahnya, ia raih jas abu yang ada di sofa lalu pergi kembali ke kantornya.

Sekretaris Jevano ikut masuk ke ruangan pribadi atasannya itu. Ia membawa beberapa berkas yang perlu di tandatangani oleh CEO-nya itu.

"Pak, saya boleh tanya sesuatu?" tanya Sekretarisnya terdengar sedikit ragu.

"Tanya apa? Gak usah ragu kayak gitu,"

"Bapak kenapa masih pacaran Elin kalau udah menikah?" tanya Sekretarisnya.

Jevano terdiam mendengarnya.

"Pak, Bapak tau sendiri kan Elin itu bukan wanita yang baik. Selama ini juga saya sempat beberapa kali ketemu Elin sedang bermesraan bersama laki-laki lain," sambung sekretarisnya.

"Bukan bermaksud ikut campur urusan Bapak. Tapi saya liat, Mbak Anna lebih perhatian sama Bapak dibanding Elin yang bahkan udah lama kenal sama Bapak," lanjutnya.

"Saya mengerti maksud kamu, makasih sudah bicara seperti itu ya!" ucap Jevano membuat sekretarisnya sedikit heran.

Laki-laki itu hanya terdiam di hadapan Jevano, hingga atasannya mendongak heran, "kamu mau bengong aja seharian di situ?" tanya Jevano.

"HAH.... Enggak Pak, saya permisi!" pamitnya.

Sekretarisnya itu kembali berbalik, "emmm... Pak! Untuk pekerjaan Mbak Anna. sepertinya tidak bisa."

"Kenapa?" tanya Jevano.

"Dia kerja di bagian radiologi, sedangkan perusahaan kita gak ada kaitannya dengan hal itu," jawab Sekretarisnya.

"Oh jadi dia kemarin ke rumah sakit karena melamar kerjaan ke sana?" batin Jevano.

"Ya sudah, kamu bisa kembali kerja lagi." Laki-laki itu mengangguk mengiyakan lalu keluar dari ruangan Jevano.

Beberapa jam kemudian, Jevano sudah selesai dengan pekerjaannya. Ia langsung mengemas barang-barangnya dan segera pulang.

Di parkiran, Elin sudah menunggu dengan pakaian seksinya.

"Anna emang gak pernah berpakaian terbuka seperti dia. Gw juga gak perlu khawatir dia menggoda laki-laki lain. Tapi-"

"Jevano kenapa Lo jadi mikirin Anna?"

"Tapi perkataan Gio juga ada benarnya, kalau Elin bisa saja cuman manfaatin gw buat kontrak kerja panjang untuk jadi model,"

Gio, sekretarisnya itu menoleh pada Jevano, "pak kenapa berhenti?" tanyanya.

"Kamu bawa mobil saya aja! Bilang sama Elin kalau saya ada keperluan mendadak dan gak bisa pulang sama kamu," ucap Jevano lalu pergi melawan arah parkiran.

Sedangkan Gio hanya mengulas senyumannya, "semoga mata Lo terbuka Jevano."

Jevano kembali menggunakan taksi. Sesampainya di rumah, ia lihat masakan makan malam sudah tersaji di atas meja makan. Namun kemana istrinya? Bi Ani juga tidak terlihat dari siang tadi.

Anna keluar dari kamarnya, ia menggunakan daster berwarna krem dengan santainya mengambil air minum di meja makan.

"Bi Ani kemana?" tanya Jevano.

"Dia dibawa pindah sama Ayah kamu ke rumahnya," jawab Anna.

"Jadi ini masakan kamu?"

"Kira-kira kalau bukan masakan Aku masakan siapa lagi?" tanya balik Anna lalu langsung berbalik ke kamarnya.

Jevano mendengus kesal, ia duduk pada meja makan lalu bersiap akan menikmati makan malamnya.

Laki-laki itu kembali beranjak dari kursinya, ia berjalan ke kamar sang istri lalu mengetuknya dengan santai kali ini.

Anna membuka pintunya kembali, sontak Jevano menelan ludahnya lalu mengedarkan pandangan.

"Kenapa?" tanya Anna.

"Temenin saya makan malem," ajak Jevano tanpa menoleh pada sang istri.

"Kenapa pake ditemenin? Biasanya juga sendiri. Udah untung aku masakin," protes Anna.

Jevano menarik tangan istrinya langsung, ia tarik kursi meja makan untuk duduk istrinya.

"Makannya gak enak kalau sendiri," celetuk Jevano.

"Kamu kenapa tiba-tiba berubah? Aneh banget, jadi curiga Aku," tanya Anna menyelidik.

Bab terkait

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Pacarnya Model Pakaian Dewasa

    "Kamu masih aja curiga sama Saya. Maunya kamu, saya gimana?" tanya Jevano sembari menikmati makan malamnya. "Mau Aku, kamu baik Mas," timpal Anna namun dalam hatinya. "Terserah maunya gimana," jawab Anna. Jevano hanya manggut-manggut sembari menikmati makan malamnya. Setelahnya meminta Anna untuk menyiapkan kopi tanpa gula dan diantarnya ke ruangan kerja. Sementara dirinya akan berganti pakaian lebih dulu di kamar. Anna dengan santainya masuk ke ruangan kerja. Ia taruh kopinya di atas meja kerja sang suami lalu menoleh pada majalah yang ada di meja kerja suaminya. "ini kan cewek yang Mas Jevano gandeng kemarin di rumah sakit," gumam Anna. Dengan rasa penasarannya, ia mulai membuka majalah pakaian itu. "Astaghfirullah!! Pacar Mas Jevano model kayak beginian? Kok bisa?" Anna masih sibuk dengan obrolannya di dalan hati. Wanita itu hanya tidak menyangka pada wanita yang kini dir

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Sebagai Jaminan Hutang

    Anna menoleh lalu menjawab, "baik kok Mas. Keterima kerja juga, jadi besok udah bisa mulai kerja." "Wah selamat ya!" ungkapnya dengan senyuman. "Makasih Mas!" ungkap Anna membuat Arkan mengangguk lalu memintanya untuk menikmati kopi yang ia pesan. Cukup lama Anna mengobrol dengan Arkan ini, apalagi memang Arkan sedang ada waktu sebelum jadwal kerjanya dimulai. Siangnya, Anna mendapat pesan dari sang suami. Laki-laki itu meminta Anna untuk segera pulang dan menyerahkan berkas yang tertinggal di ruangan kerjanya pada Gio yang akan ke rumah. Anna bergegas pulang setelah berpamitan pada Arkan. Sekalipun wanita itu sebenarnya malas untuk segera pulang, tapi hatinya tetap saja tidak bisa menolak jika itu Jevano. Setibanya di rumah, Anna naik ke ruangan kerja suaminya. Ia cari berkas yang dikatakan sang suami itu. Beberapa waktu setelah mencarinya, Anna menemukan berkas dengan map biru yang berad

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Menjaminnya Tetap Aman

    "Kamu pura-pura gak ngerti kan Mas?" tanya Anna. Jevano menghela napasnya, "anna, saya sama sekali gak mengerti tentang surat jaminan dan hal yang kamu sebutkan. Kamu tau sendiri kalau kita berdua hanya dijadikan korban atas orang tua kita, kenapa malah jadi nyalahin saya?" tukasnya. Anna mengangguk lalu keluar dari kamarnya. Ia pergi ke ruangan kerja sang suami, mengambil berkas yang ia baca kemarin lalu melemparkannya pada wajah sang suami. "Mas baca sendiri! Kalau kamu gak tau hal ini, kenapa berkasnya ada di ruangan kamu, Mas," pungkas Anna. Dengan wajah mengantuknya, Jevano membuka berkasnya itu. Ia baca setiap kalimat yang tertera sampai tandatangan sang ayah dan mertua yang sekaligus adalah orang bersangkutan dengan hutang dan jaminan yang disiapkan. "Anna, saya bener-bener gak tau tentang hal ini. Bahkan berkas ini juga saya gak tau ada di ruangan saya. Sepertinya ini terbawa dari rumah Ayah w

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Protes Panggilan Mas

    Gio menggaruk lehernya yang tidak gatal lalu menoleh pada beberapa rekan kerjanya. "lebih baik kita sudahi dulu meeting nya sampai di sini ya!" ucapnya diangguki oleh rekan-rekannya itu. Berikut Jevano yang memilih untuk masuk ke ruangannya, disusul Gio yang kini membawa banyak berkas untuk ditandatangani oleh atasannya. Jevano terperanjat, "apa-apaan ini? Kamu kenapa bawa banyak berkas seperti ini?" tanyanya. "Ya itu kan salah Bapak tadi gak dengerin meeting nya, jadi berkasnya Bapak baca sendiri aja nanti tinggal bicarain sama yang lain," ucap Gio langsung memilih pergi setelahnya dibanding harus kena marah Jevano yang sudah mengeluarkan tanduknya itu. Jevano menghela napasnya, namun ia sedikit lega juga karena Anna akan pulang malam hari ini. Di tengah-tengah pekerjaannya itu, Jevano mendapatkan sebuah pesan dari seseorang. Namun nampaknya itu bukan dari seseorang yang ia nantikan,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Nasi Goreng Udang

    "Saya mau nonton bola dulu," ucap Jevano sembari melengos pergi ke ruang tengah. Anna menggerutu kesal sembari membersihkan udang yang baru saja dikeluarkan kulkas. Wanita itu mulai memasak nasi gorengnya hingga jarinya terkena wajan yang cukup panas. Ringisannya bahkan terdengar oleh Jevano hingga laki-laki itu berlari ke dapur menghampiri Anna. "Kamu bisa gak sih hati-hati!" omelnya sembari meniup tangan Anna yang mulai memerah. "Ya kan gak sengaja namanya juga Mas," timpal Anna. "Ya udah sini Mas obatin dulu! matiin dulu kompornya," ucap Jevano mematikan kompornya lalu membawa Anna untuk duduk pada kursi meja makan. Jevano membawa kotak p3k-nya, lalu duduk di kursi meja makan tepat di samping sang istri. Ia olesi salep sembari meniupnya perlahan agar Anna tidak terlalu meringis saat diobati. "Mas pelan-pelan ih perih!" protes An

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Cemburu

    "Katanya barusan gak mau balik lagi kan?" tanya Jevano diangguki oleh istrinya, "jadi gak usah kemana-mana kalau kamu gak mau balik. Di sini aja sama saya." "Jadi budak Mas?" tanya Anna. Jevano mendongakkan wajah ramping istrinya, "saya tanya sama kamu, emangnya selama 2 minggu ini kamu tinggal sama saya, saya jadikan kamu budak?" tanyanya. Anna menggelengkan kepalanya. "Jadi tidak usah pergi kemana-mana dan juga kamu tenang saja, selama kamu di pihak saya. Saya gak akan menyakiti kamu ataupun rela kamu disakiti," ucap Jevano lalu meraih jas abunya dan keluar dari kamarnya. Sedangkan Anna masih mencerna omongan suaminya. Pikiran dan hatinya benar-benar berpacu aneh pada sang suami. Apalagi ketika Jevano berucap menjamin keselamatan dirinya. Anna mengulas senyumannya lalu menyusul Jevano turun untuk sarapan bersama suaminya. "Kamu kerja bagian shift apa sekarang?" tanya Jevano. "Bagian pagi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Bingung

    Jevano menoleh pada istrinya, "saya mau putusin hubungan sama Elin." "Kenapa?" tanya Anna membuat Jevano menoleh padanya, "udah cinta sama saya? Sebulan juga belum loh Mas!" ledek Anna. "Anna lama-lama kamu kurang ajar ya! Harus saya berikan hukuman," ucap Jevano dengan tatapan lekatnya. Anna langsung melipat kedua tangannya di dada, "mas jangan kurang ajar ya!" Jevano terkekeh melihat wajah merah istrinya sekarang. Anna langsung masuk ke kamarnya karena gugup melihat tatapan suaminya. "Jevano udah gila." "Tapi dia beneran suka sama gw?" "Masa cuman 2 minggu udah bisa bikin luluh hatinya?" "Atau dia sengaja bikin gw baper biar bisa dimanfaatin?" "Iya pasti kayak gitu." Anna memilih untuk mengganti pakaiannya lalu beralih ke dapur untuk memasak sembari menunggu adzan Maghrib berkumandang. Tidak butuh waktu lama, masakannya sud

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Makan Malam

    Sesampainya di Perusahaan, Jevano langsung masuk ke ruangannya, membawa kotak bekal yang diberikan Anna tadi. Laki-laki itu mengulas senyumannya, sungguh tampan jika dilihat oleh siapapun. Seseorang mengetuk pintu ruangannya, Jevano langsung merubah ekspresinya kembali. Padahal itu hanya karyawannya yang memerlukan tandatangan darinya. Setelahnya Jevano menyantap sandwich yang menjadi kesukaannya setelah menikah dengan Anna. Di sisi lain, Karyawan yang baru saja keluar dari ruangan atasannya itu mulai bergosip dengan rekan-rekannya termasuk Gio yang ikut mendengarkan. Laki-laki yang usianya lebih muda dibanding Jevano itu ikut tersenyum mendengarnya. Tentu saja, dia lebih mendukung atasannya dengan Anna dibanding dengan model yang seperti wanita jalang itu. Seharian itu, Jevano lebih menikmati harinya. Entah mengapa suasana menjadi lebih baik sekalipun pekerjaannya masih cukup banyak untuk ia selesaik

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Sang Ayah

    "Anna pengen tidur sambil peluk Mas," jawab Anna membuat suaminya itu dengan semangat memakai baju santainya lalu berbaring di samping sang istri. Ia dekap dengan hangat tubuh anna. Perlahan istrinya itu kembali terlelap hingga keesokan paginya rasa mual kembali menyeruak dari perutnya itu. Anna melepaskan pelukan suaminya lalu berlari ke kamar mandi. Jevano yang ikut terbangun menyusulnya, memijat leher sang istri sembari sesekali mengelus punggungnya lembut. Jevano memapah istrinya untuk duduk pada tepian kasur. Ia tatap dengan lekat istrinya yang sedang meminum air yang memang sengaja disediakan di kamar oleh Jevano. "Mas kenapa liatin Aku kayak gitu?" tanya Anna heran. Jevano menggelengkan kepalanya, "mas cuman gak tega liat kamu tiap kali muntah, mau makan susah, mood cepet berubah, sensitif juga," jelasnya. Anna mengulas senyumannya, "anna kuat kok Mas, percaya aja kalau kita berdua bakalan baik-baik aja. Kan Mas sela

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Masa Ngidam

    "Maaf Pak! Saya sebelumnya tidak tau dan main nyelonong masuk aja ke ruangan Bapak," ungkap pegawainya itu. Jevano menatapnya dengan tajam, "apa yang kamu ambil dari ruangan saya waktu itu?" Gadis itu nampak semakin gugup, ia bahkan memainkan jemarinya menunduk di hadapan Jevano. Anna yang melihatnya langsung menggenggam tangan sang suami, memberikannya isyarat untuk tidak terlalu memarahinya. "Jawab pertanyaan saya, kamu bukan anak kecil lagi yang bisa saya maklumi. Kalau gagal dalam pekerjaan saya bisa ampuni kamu, tapi kamu mengambil berkas secara di meja saya itu untuk apa?" tegas Jevano mempertanyakannya. Pegawainya itu menelan ludah kuat-kuat, "saya minta maaf Pak!" "Minta maaf saja gak cukup untuk saat ini," timpal Jevano, "kamu tau tidak? Semua pekerja saya jadi sibuk kembali gegara kelakuan kamu." "Dibayar berapa kamu sama dia?" tanya langsung Jevano.

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Plagiarisme

    Anna terbangun tepat setelah sang suami menidurkan dirinya di kasur. Wanita itu menahan tangan sang suami, memintanya untuk duduk pada tepian kasur di sampingnya. "Kok bangun lagi?" tanya Jevano. Dengan mata kantuknya, Anna menatap sang suami lalu berkata, "mas kayaknya Anna pernah liat juga deh Bapak-bapak yang dimaksud Pak Satpam barusan." "Kamu kenal gak Sayang?" tanyanya.Anna menggelengkan kepalanya, "tapi Anna ngerasa bapak-bapak itu gak asing, Mas. Anna yakin pernah liat Bapak-bapak itu tapi gak tau dimana," jelasnya. "Ya udah sekarang kamu lanjutin bobonya ya! Mas mau ganti baju dulu," ucap Jevano diangguki oleh sang istri. Keesokan paginya, Anna baru saja keluar bersama sang suami yang sudah siap dengan pakaian kerjanya. Jevano merangkul pinggang istrinya keluar dari rumah. Ia berbalik dengan wajah sendunya, sebenarnya laki-laki itu tidak ingin meninggalkan sang istri sendirian di rumah. Anna men

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Kehamilan Kedua

    Dokter itu mengangguk, "mbak kayaknya belum tau ya kalau lagi hamil?" tanyanya. Anna menggelengkan kepalanya, "tadi saya sempet mual terus akhir-akhir ini juga gak terlalu napsu makan." "Ya sudah kalau gitu Mbak istirahat dulu di sini, saya akan minta suami mbak untuk masuk. Sebentar ya!" Anna mengangguk mengiyakan dengan senyumannya. Tidak lama setelah itu, Jevano masuk menghampiri sang istri yang memang masih terlihat lemas. Laki-laki itu menggengam tangan istrinya dengan haru, "sayang, Mas bakal jadi Ayah lagi?" tanyanya. Anna mengangguk, "selamat ya Mas!" Jevano mengecup kening istrinya, lalu mengecup punggung tangan sang istri dengan rasa haru karena masih tidak menyangka akan diberikan anugerah kembali setelah istrinya keguguran kemarin. "Mulai sekarang, kamu gak boleh pergi sendirian. Kalau perlu harus sama Mas kemana-mana," ucap Jevano membuat istrinya terkekeh.

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Kembali Celaka

    Jevano meminta sekretarisnya untuk mengikuti mobil sang ayah yang baru saja keluar dari rumahnya. "Pak emangnya kenapa kita ngikutin bos besar?" tanya Gio yang sering merubah-rubah panggilannya itu pada ayah atasannya. "Dia mau ketemu pacarnya," jawab Jevano membuat Gio langsung menginjak rem mobil sekuat tenaga. Jevano terdorong ke depan hingga keningnya hampir sama terpentok dashboard mobil. Laki-laki itu menatap sinis sekretarisnya, "kalau rem mobil jangan mendadak bisa gak?""Ya maaf Pak. Namanya juga kaget saya," pungkas Gio sembari melajukan kembali mobilnya."Tuan punya pacar Pak?" tanya Gio. Jevano menggelengkan kepalanya, "gak tau." Gio sedikit menoleh pada atasannya lalu kembali menoleh pada jalanan yang masih cukup ramai. Keduanya mengikuti sang ayah hingga tiba di restoran yang cukup terkenal di daerah itu. Jevano turun bersama dengan Gio yang memilih mengikuti atasannya itu. Langkahnya terhent

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Kemesraan Sang Suami

    "Kira-kira apa yang kamu suka?" tanya Jevano. "Anna suka Mas," jawab Anna dengan senyumannya membuat sang suami terkekeh sembari mengusak rambutnya pelan. "Selain Mas?" tanyanya, "yang menurut kamu, kamu akan selalu senang ketika melakukannya." Anna terlihat berpikir, "sebenernya Anna dulu suka bikin kue sama Ibu." "Nah itu kan ada kesukaan kamu dibanding kamu harus terpaksa mengikuti pekerjaan Mas," jawab Jevano. "Anna gak terpaksa," timpal Anna. "Tapi pikiran dan tubuh kamu terpaksa Sayang. Daripada menyiksa, lebih baik berjalan beriringan. Gimana?" tanya Jevano. Anna menautkan alisnya kebingungan, "maksud Mas?" "Iya misalnya kamu buka toko kue atau restoran atau catering, Mas butik gaun. Kan masih bisa selaras, iya kan?" tanya Jevano. Anna mengulas senyumannya, "emangnya Anna bisa ya jalani nya?" tanyanya. Jevano membawa istrinya pada pelukan, "sayang kalau gak coba kamu gak bakal

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Rumah untuk Pulang

    Jevano menghela napasnya, "bukan gitu Sayang. Mas ngerasa bersalah aja." "Mas sih kata Aku juga gak perlu bicara sama mereka tetep ngeyel tadi," timpal Anna membuat suaminya itu mendekat lalu tersenyum. Jevano menarik istrinya agar bisa ia dekap, "maaf ya Sayang!" Anna mengangguk, "mas jangan pernah percaya lagi sama mereka. Mau ngobrol tentang apapun." Laki-laki itu mengangguk mengiyakan. Jevano menunduk menatap istrinya, "sayang?""hm?""Kamu gak luka kan?" tanyanya setelah sadar ia dibawah pengaruh obat tadi. Anna mengulas senyumannya, ia menggelengkan kepala, "anna baik kok Mas. Gak usah khawatir." Jevano menghela napasnya lega, lalu memeluk istrinya sembari mengelus punggungnya dengan lembut. Keduanya kembali terlelap setelah aktivitas keduanya tadi. Jika saja tadi Anna tidak meminta Gio untuk mengikuti Elin yang membawa suaminya itu ke hotel. Mungkin Anna akan kembali ke

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Kerjasama Antara Ayah mertua dan Mantan kekasih

    "Bukan lah Mas. Ya kali hamil, kan Aku belum diapa-apain lagi sama kamu semenjak keguguran kemarin," ucap Anna membuat suaminya itu terkekeh. "Iya, iya maaf Sayangku. Mas cuman bercanda, itu mual karena mabuk semalem kayaknya," ungkap Jevano diangguki istrinya setuju. "Mas sarapan yuk! Anna laper banget," ajak istrinya dengan manja membuat Jevano mengulas senyuman lalu mengangguk setuju. Laki-laki itu menggandeng tangan sang istri turun ke lantai paling bawah lalu masuk ke restoran yang memang tersedia di sana. "Kamu mau makan sama apa?" tanya Jevano sembari menyamping menoleh pada sang istri yang fokus dengan menu masakannya. "Sama beef teriyaki aja Mas," jawab Anna diangguki suaminya. Jevano memanggil pelayannya, lalu memesan makanan yang diinginkan sang istri dengan beberapa tambahan lainnya. Setelah beberapa saat menunggu, pesanannya sudah tersaji di atas meja. Anna me

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Suami Pengertian

    "Iya, Anna pengen belajar tentang pekerjaan Mas. Maksudnya pengen belajar desain gaun boleh gak?" tanya Anna. Jevano mengulas senyumannya, "boleh dong Sayang. Mas justru senang kalau kamu ada di sisi Mas." Anna mendecak, "bukan di sisi Mas. Anna cuman tertarik aja sama gaun-gaun yang dibuat Mas. Kayaknya Anna pengen berkecimpung pada hal yang sama kayak suami anna." Jevano mengangguk, "kamu mau belajar apapun bilang sama Mas. Nanti Mas usahain kamu belajar sama guru yang tepat." Anna mengangguk mengiyakan dengan senyumannya lalu menggandeng tangan sang suami, "makasih ya Mas!" "Sama-sama Sayang." Malam sudah mulai larut, Jevano mengajak sang istri untuk kembali ke hotelnya dan beristirahat. "Mas gak mau mandi dulu?" tanya Anna melihat suaminya masih dengan pakaian yang sama sedang bersandar pada ranjang kasur. "Enggak ah. Besok aja mandinya," jawabnya la

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status