Share

Pacarnya Model Pakaian Dewasa

Penulis: Chocoday
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-26 21:00:42

"Kamu masih aja curiga sama Saya. Maunya kamu, saya gimana?" tanya Jevano sembari menikmati makan malamnya.

"Mau Aku, kamu baik Mas," timpal Anna namun dalam hatinya.

"Terserah maunya gimana," jawab Anna.

Jevano hanya manggut-manggut sembari menikmati makan malamnya. Setelahnya meminta Anna untuk menyiapkan kopi tanpa gula dan diantarnya ke ruangan kerja.

Sementara dirinya akan berganti pakaian lebih dulu di kamar.

Anna dengan santainya masuk ke ruangan kerja. Ia taruh kopinya di atas meja kerja sang suami lalu menoleh pada majalah yang ada di meja kerja suaminya.

"ini kan cewek yang Mas Jevano gandeng kemarin di rumah sakit," gumam Anna.

Dengan rasa penasarannya, ia mulai membuka majalah pakaian itu.

"Astaghfirullah!! Pacar Mas Jevano model kayak beginian? Kok bisa?"

Anna masih sibuk dengan obrolannya di dalan hati. Wanita itu hanya tidak menyangka pada wanita yang kini dirumorkan sebagai kekasih suaminya.

Jevano masuk ke ruangan kerjanya, ia berdiri di belakang istrinya, "lagi ngapain kamu?" tanyanya membuat Anna terkejut setengah mati lalu berbalik begitu saja.

Tatapan mereka bertemu, tangan Anna mengepal gugup di meja kerja suaminya. Begitupun dengan Jevano yang terdiam menatap netra istrinya.

Anna mendorong tubuh kekar suaminya lalu keluar dari ruangan itu sembari mengontrol detak jantungnya yang kini masih terdengar memburu.

Wanita itu masuk ke kamarnya, lalu berbaring sembari memikirkan hal yang baru saja terjadi.

"Kalau aja kita menikah dengan cinta, apa tidak akan seperti rumah tangga kita, Mas?"

"Astaghfirullah Anna! Lo berpikir apa? Pernikahan kita ada karena hutang Ayah. Jangan berlebihan deh!" gumam Anna pelan lalu memilih untuk segera tidur.

Tengah malamnya, Anna mendengar suara bising di dapur. Wanita itu terbangun lalu keluar kamar dengan sapu yang ia raih di samping pintu kamarnya.

Anna menghela napasnya ketika melihat sang suami sedang bergulat dengan kompor dan sayuran yang ia keluarkan dari kulkas.

"Lagi ngapain sih tengah malem juga berisik di dapur?" tanya Anna dengan wajah kesalnya.

"Saya lapar, Anna," jawabnya.

Anna membuka mulutnya tidak menyangka, "ini baru 4 jam dari makan malam tadi loh. Udah laper lagi kamu?"

"Ya iya, masa bohong," jawab Jevano.

Anna melirik wajan yang terisi begitu banyak minyak. Wanita itu terkejut ketika Jevano akan menuangkan kocokan telur pada minyak yang sudah panas.

"ehh mau ngapain ini?" tanya Anna menghentikan tangannya.

"Mau dadar telur, Anna," jawabnya.

Anna menahan senyumannya, "dadar telur juga gak bisa?"

Jevano hanya terdiam. Memang benar dirinya tidak bisa sedikitpun memasak. Sejak kecil saja, sudah disiapkan oleh pembantu di rumahnya.

"Minyaknya gak perlu sebanyak ini, kamu mau bikin dadar telur atau goreng wajannya sekalian," ujar Anna sembari menaruh kembali minyaknya pada mangkuk yang disediakan untuk minyak.

Pada akhirnya, Anna yang menyiapkan makanan untuk suaminya. Sekalipun matanya sudah merasa ngantuk sekarang. Ia berulang kali mencuci wajahnya pada wastafel agar mengurangi rasa kantuknya.

Beberapa menit kemudian, Anna menyajikannya di meja makan, lalu kembali ke kamarnya begitu saja karena sudah sangat mengantuk.

Jevano menikmati telur dadar buatan istrinya, ia juga bahkan sampai menambah nasi tanpa sepengetahuan Anna kali ini.

Setelahnya, laki-laki itu mengelus perutnya, belum pernah sebelumnya ia merasakan kenyang seperti ini.

Jevano menghela napasnya, ia taruh piringnya pada wastafel lalu mengambil kotak p3k ke kamar sang istri. Laki-laki itu membuka pintu kamarnya dengan pelan, untungnya Anna tidak pernah mengunci pintunya itu.

Jevano berjongkok di hadapan istrinya, ia keluarkan salep untuk mengobati luka bakar. Dia olesi dengan lembut jari anna yang terlihat memerah sekarang.

Tanpa sadar, senyumannya terulas ketika melihat wajah cantik sang istri sembari menyibak pelan rambut yang menghalangi wajahnya.

Setelahnya, ia kembali ke ruang kerjanya. Takut jika sampai ketahuan oleh istrinya sendiri.

Keesokan paginya, Anna menyiapkan sarapan untuknya dan sang suami. Tidak lupa sembari bersih-bersih di rumah suaminya yang cukup besar ini.

Wanita itu mendongak pada lantai 2 rumahnya, kedua pintu ruangan itu masih terlihat menutup. Langkahnya perlahan membawa diri mungilnya itu ke depan pintu kamar sang suami.

Dengan ragu ia mengetuk pintu lalu sesekali menempelkan telinganya pada pintu kamar.

"Kok dia gak ada jawaban ya?" gumam Anna.

Wanita itu terus mengetuk hingga ada suara langkah kaki yang ia dengar menuju pintu kamar. Pintu kamar itu sontak dibuka langsung oleh Jevano tanpa menyahuti panggilan dari istrinya lebih dulu.

Anna yang masih menempelkan telinganya pada pintu itupun tersungkur pada tubuh jevano yang ada di hadapannya.

Jevano menahan pinggang istrinya agar tidak terjatuh. Netranya menatap lekat sang istri yang masih memasang wajah terkejutnya.

Laki-laki itu mendekatkan wajahnya, ia cium bibir mungil Anna. Hingga Anna kini terbelalak lalu memutus tautannya bersama sang suami.

"Laki-laki gila!" cerca Anna dengan napasnya yang terengah-engah lalu pergi turun ke bawah kembali.

Jevano hanya mendecak dengan senyumannya lalu masuk ke kamar dan memakaikan pakaian kerjanya.

Setelahnya, tidak ada perbincangan diantara mereka. Hanya saling menikmati sarapan yang disiapkan Anna.

"Aku hari ini mau ke rumah sakit, ada panggilan kerja di sana," celetuk Anna seolah meminta izin pada suaminya.

"Saya baru tau kalau kamu lulusan radiologi," ucap Jevano.

"Emangnya perlu tau?"

Jevano mengangguk, "sebelumnya saya gak liat di riwayat hidup kamu."

"Itu udah lama, Aku juga udah lulus lama dan gak sempet kerja. Makanya kamu gak tau," jawab Anna membuat suaminya itu mengangguk.

"Ya sudah saya antar aja ya!" ucapnya.

"Gak usah, Aku juga punya uang dari kamu," tolak Anna lalu menyelesaikan sarapannya.

Jevano menghela napasnya sembari menggelengkan kepala, "dia gak mau gw anter karena takut sama gw atau takut sama media kalau ketahuan?" gumamnya.

Setelah menikmati sarapannya, Jevano pergi dengan Gio yang sudah menunggunya beberapa menit lalu.

"Pak, saya barusan liat Mbak Anna pergi," ucap Gio.

"Iya, dia ada panggilan di rumah sakit buat kerja," jawab Jevano dengan senyumannya.

Gio yang melihat hal aneh itu menautkan alisnya, "bos kenapa sih?" gumamnya di dalam hati.

Jevano melihat ke arah jalanan, ia tatap kosong jalanan yang lumayan penuh itu dengan senyumannya. Bayangan saat mencium istrinya tadi pagi masih terukir di kepalanya.

Setibanya di perusahaan, Jevano menghela napasnya ketika melihat Elin yang sudah menunggunya di Lobi perusahaan.

Wanita seksi itu menggandeng tangan Jevano yang baru saja keluar dari mobil. Sontak fotonya langsung tersebar dengan gosip-gosip aneh.

Anna yang melihatnya itu meremas kuat ponselnya, "tadi pagi cium gw sekarang malah mesra-mesraan sama cewek seksi itu? Awas kamu, Mas," gerutu Anna dalam hatinya.

"Anna gimana kerjaan kamu?" tanya Arkan yang baru saja menemui Anna setelah wawancara ke-2 selesai.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Sebagai Jaminan Hutang

    Anna menoleh lalu menjawab, "baik kok Mas. Keterima kerja juga, jadi besok udah bisa mulai kerja." "Wah selamat ya!" ungkapnya dengan senyuman. "Makasih Mas!" ungkap Anna membuat Arkan mengangguk lalu memintanya untuk menikmati kopi yang ia pesan. Cukup lama Anna mengobrol dengan Arkan ini, apalagi memang Arkan sedang ada waktu sebelum jadwal kerjanya dimulai. Siangnya, Anna mendapat pesan dari sang suami. Laki-laki itu meminta Anna untuk segera pulang dan menyerahkan berkas yang tertinggal di ruangan kerjanya pada Gio yang akan ke rumah. Anna bergegas pulang setelah berpamitan pada Arkan. Sekalipun wanita itu sebenarnya malas untuk segera pulang, tapi hatinya tetap saja tidak bisa menolak jika itu Jevano. Setibanya di rumah, Anna naik ke ruangan kerja suaminya. Ia cari berkas yang dikatakan sang suami itu. Beberapa waktu setelah mencarinya, Anna menemukan berkas dengan map biru yang berad

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Menjaminnya Tetap Aman

    "Kamu pura-pura gak ngerti kan Mas?" tanya Anna. Jevano menghela napasnya, "anna, saya sama sekali gak mengerti tentang surat jaminan dan hal yang kamu sebutkan. Kamu tau sendiri kalau kita berdua hanya dijadikan korban atas orang tua kita, kenapa malah jadi nyalahin saya?" tukasnya. Anna mengangguk lalu keluar dari kamarnya. Ia pergi ke ruangan kerja sang suami, mengambil berkas yang ia baca kemarin lalu melemparkannya pada wajah sang suami. "Mas baca sendiri! Kalau kamu gak tau hal ini, kenapa berkasnya ada di ruangan kamu, Mas," pungkas Anna. Dengan wajah mengantuknya, Jevano membuka berkasnya itu. Ia baca setiap kalimat yang tertera sampai tandatangan sang ayah dan mertua yang sekaligus adalah orang bersangkutan dengan hutang dan jaminan yang disiapkan. "Anna, saya bener-bener gak tau tentang hal ini. Bahkan berkas ini juga saya gak tau ada di ruangan saya. Sepertinya ini terbawa dari rumah Ayah w

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Protes Panggilan Mas

    Gio menggaruk lehernya yang tidak gatal lalu menoleh pada beberapa rekan kerjanya. "lebih baik kita sudahi dulu meeting nya sampai di sini ya!" ucapnya diangguki oleh rekan-rekannya itu. Berikut Jevano yang memilih untuk masuk ke ruangannya, disusul Gio yang kini membawa banyak berkas untuk ditandatangani oleh atasannya. Jevano terperanjat, "apa-apaan ini? Kamu kenapa bawa banyak berkas seperti ini?" tanyanya. "Ya itu kan salah Bapak tadi gak dengerin meeting nya, jadi berkasnya Bapak baca sendiri aja nanti tinggal bicarain sama yang lain," ucap Gio langsung memilih pergi setelahnya dibanding harus kena marah Jevano yang sudah mengeluarkan tanduknya itu. Jevano menghela napasnya, namun ia sedikit lega juga karena Anna akan pulang malam hari ini. Di tengah-tengah pekerjaannya itu, Jevano mendapatkan sebuah pesan dari seseorang. Namun nampaknya itu bukan dari seseorang yang ia nantikan,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Nasi Goreng Udang

    "Saya mau nonton bola dulu," ucap Jevano sembari melengos pergi ke ruang tengah. Anna menggerutu kesal sembari membersihkan udang yang baru saja dikeluarkan kulkas. Wanita itu mulai memasak nasi gorengnya hingga jarinya terkena wajan yang cukup panas. Ringisannya bahkan terdengar oleh Jevano hingga laki-laki itu berlari ke dapur menghampiri Anna. "Kamu bisa gak sih hati-hati!" omelnya sembari meniup tangan Anna yang mulai memerah. "Ya kan gak sengaja namanya juga Mas," timpal Anna. "Ya udah sini Mas obatin dulu! matiin dulu kompornya," ucap Jevano mematikan kompornya lalu membawa Anna untuk duduk pada kursi meja makan. Jevano membawa kotak p3k-nya, lalu duduk di kursi meja makan tepat di samping sang istri. Ia olesi salep sembari meniupnya perlahan agar Anna tidak terlalu meringis saat diobati. "Mas pelan-pelan ih perih!" protes An

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Cemburu

    "Katanya barusan gak mau balik lagi kan?" tanya Jevano diangguki oleh istrinya, "jadi gak usah kemana-mana kalau kamu gak mau balik. Di sini aja sama saya." "Jadi budak Mas?" tanya Anna. Jevano mendongakkan wajah ramping istrinya, "saya tanya sama kamu, emangnya selama 2 minggu ini kamu tinggal sama saya, saya jadikan kamu budak?" tanyanya. Anna menggelengkan kepalanya. "Jadi tidak usah pergi kemana-mana dan juga kamu tenang saja, selama kamu di pihak saya. Saya gak akan menyakiti kamu ataupun rela kamu disakiti," ucap Jevano lalu meraih jas abunya dan keluar dari kamarnya. Sedangkan Anna masih mencerna omongan suaminya. Pikiran dan hatinya benar-benar berpacu aneh pada sang suami. Apalagi ketika Jevano berucap menjamin keselamatan dirinya. Anna mengulas senyumannya lalu menyusul Jevano turun untuk sarapan bersama suaminya. "Kamu kerja bagian shift apa sekarang?" tanya Jevano. "Bagian pagi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Bingung

    Jevano menoleh pada istrinya, "saya mau putusin hubungan sama Elin." "Kenapa?" tanya Anna membuat Jevano menoleh padanya, "udah cinta sama saya? Sebulan juga belum loh Mas!" ledek Anna. "Anna lama-lama kamu kurang ajar ya! Harus saya berikan hukuman," ucap Jevano dengan tatapan lekatnya. Anna langsung melipat kedua tangannya di dada, "mas jangan kurang ajar ya!" Jevano terkekeh melihat wajah merah istrinya sekarang. Anna langsung masuk ke kamarnya karena gugup melihat tatapan suaminya. "Jevano udah gila." "Tapi dia beneran suka sama gw?" "Masa cuman 2 minggu udah bisa bikin luluh hatinya?" "Atau dia sengaja bikin gw baper biar bisa dimanfaatin?" "Iya pasti kayak gitu." Anna memilih untuk mengganti pakaiannya lalu beralih ke dapur untuk memasak sembari menunggu adzan Maghrib berkumandang. Tidak butuh waktu lama, masakannya sud

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Makan Malam

    Sesampainya di Perusahaan, Jevano langsung masuk ke ruangannya, membawa kotak bekal yang diberikan Anna tadi. Laki-laki itu mengulas senyumannya, sungguh tampan jika dilihat oleh siapapun. Seseorang mengetuk pintu ruangannya, Jevano langsung merubah ekspresinya kembali. Padahal itu hanya karyawannya yang memerlukan tandatangan darinya. Setelahnya Jevano menyantap sandwich yang menjadi kesukaannya setelah menikah dengan Anna. Di sisi lain, Karyawan yang baru saja keluar dari ruangan atasannya itu mulai bergosip dengan rekan-rekannya termasuk Gio yang ikut mendengarkan. Laki-laki yang usianya lebih muda dibanding Jevano itu ikut tersenyum mendengarnya. Tentu saja, dia lebih mendukung atasannya dengan Anna dibanding dengan model yang seperti wanita jalang itu. Seharian itu, Jevano lebih menikmati harinya. Entah mengapa suasana menjadi lebih baik sekalipun pekerjaannya masih cukup banyak untuk ia selesaik

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Salah Paham

    "Mas lagi ngapain?" tanya Anna, "jangan kurang ajar ya Mas!" "Terserah kamu kayak gimanapun, saya bakalan tetep peluk kamu kayak begini," timpalnya sembari mengeratkan pelukan. Anna menghela napasnya, melepaskan tangan sang suami lalu berbalik menghadapnya. "Minta maaf buat apa?" tanya Anna. "Minta maaf karena buat kamu nunggu dan kecewa karena kelakuan saya. Padahal saya kemarin sudah bilang akan meninggalkan Elin tapi nyatanya malah makan malam sama dia dan membiarkan kamu di sini sendirian," jelasnya. Anna mengedarkan pandangannya, "mas gak perlu minta maaf. Anna yang salah udah berharap jauh sama Mas. Padahal Mas juga udah punya pacar yang lama dan lebih mengenal Mas." Jevano menggelengkan kepalanya. Ia angkat tubuh istrinya pada tempat di samping kompor. Tatapannya begitu lekat pada Anna kali ini. "Kenapa? Anna salah bicara?" tanya Anna. Jevano mal

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Suami dan Ayah yang Baik

    "Mau main apa emangnya?" tanya Jevano sembari turun dari tangganya. Anak laki-laki itu tersenyum pada ayahnya lalu menghampirinya sembari membawa bola untuk mengajak sang ayah bermain bola di halaman depan. "Masih panas Sayang. Masa mau main bola," ucap Anna menahan anaknya. Rezkiano menekuk wajahnya, memasang wajah memelas pada sang ayah. Jevano tersenyum lalu menoleh pada sang istri, "udahlah gak apa-apa, Sayang. Biarin aja, mumpung Mas juga ada di rumah, kan biasanya gak bisa main sama sekali sama dia." Jevano mengusak rambut anaknya, memintanya untuk membawa topi miliknya agar tidak terlalu kepanasan. Sehabis itu, keduanya pergi ke depan disusul oleh Anna yang membawa cemilan manis yang dibelikan suaminya beberapa hari lalu. Tidak lupa meminta Bi Ani untuk membawakan minum juga untuk suami dan anaknya nanti. Rezkiano terlihat begitu senang, memang Jevano jarang bermain dengan anaknya karena pekerjaan yang cukup padat ap

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Masakan Istri

    Kali ini, Jevano yang melahap bubur buatannya. Tapi ekspresinya berubah setelah menelannya, "kok rasanya beda ya? Apa yang kurang?" tanyanya beruntun, "rasanya beda sama buatan kamu." Anna mengulas senyumannya, "mas ini enak kok. Kenapa beda karena beda tangan pasti beda rasa walaupun resepnya sama." "Emang kayak gitu ngaruh ya Sayang?" tanya Jevano. Anna mengangguk, "awalnya Anna juga gak percaya, tapi kata Ibu, mau bagaimanapun nikmatnya masakan di luar tidak akan sama dengan masakan yang kamu suka dari orang yang kamu suka juga. Terus masakan itu akan beda rasanya ketika dimasak oleh orang lain," jelasnya membuat Anna mengangguk. Wanita itu menghadap pada suaminya, "mas tau gak? Satu hal yang buat Anna selalu inget sama kata-kata ibu dan bertekad buat jadi istri yang selalu memasak untuk suami dan anaknya." "Apa kata Ibu kamu?" tanyanya. "Kata Ibu, mau makan di restoran mahal pun masakan istri akan selalu membuat rindu s

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Bubur Buatan Jevano

    Jevano mengulas senyumnya pada sang istri yang menghampiri. Tangannya sibuk mencari bahan masakan yang sudah berserakan di dekat kompor. Anna berdiri di samping laki-laki gagahnya itu, ia tatap wajah suaminya dengan senyuman. Jevano terlihat begitu sangat tampan ketika fokus, apalagi saat masak, bahunya terlihat lebih tampan dibanding wajahnya. Anna beralih memeluk suaminya dari belakang, sontak Jevano terkekeh pelan ketika tangan mungil istrinya melingkar begitu saja. "Sayang, nanti kecipratan air panasnya loh!" tegur Jevano. Anna sedikit melirik suaminya, "abisnya Mas ditanya gak jawab." Jevano terkekeh, "mas cuman lagi fokus aja takut ada yang kelewat." "Emang Mas lagi bikin apa sih?" tanya Anna lagi, "sampe dapur jadi berantakan begini." Jevano terkekeh, ia lepaskan tangan mungil sang istri lalu memintanya untuk berdiri di samping. Matanya menunjuk buku catatan dengan sebuah resep bubur yang sangat ia sukai.

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Kecelakaan sang anak

    Anna terkekeh mendengarnya, "ah gak ada yang spesial Bu. Cuman rasa sayang aja." "Ah bisa aja. Tapi kalian emang serasi sih, keliatan banget saling sayangnya," ucap ibunya lagi membuat Anna tersenyum lalu mengangguk dengan rasa syukurnya. Rezkiano masuk ke kelasnya, sedangkan Anna bergabung dengan Ibu-ibu yang lainnya. "Bu Anna ini lagi hamil lagi ya?" tanya salah satu ibunya. Anna mengangguk, "iya Bu." Anna mengobrol cukup lama dengan ibu-ibu yang lainnya, tentang kehamilan dan pertumbuhan anak. Apalagi Anna disini terhitung paling muda karena baru memiliki Rezkiano sebagai anak terbesarnya. Sedangkan Ibu yang lain sudah memiliki anak yang lebih besar dibanding sebaya Rezkiano. Begitupun dengan Ibu yang duduk di samping Anna sekarang. Wanita itu sudah termasuk paru baya bahkan hampir sebaya dengan ibu anna. Setelah mengobrol cukup lama, Rezkiano keluar dengan wajah kesalnya, membuat Anna yang melihatnya itu heran

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Sayang Suami

    Jevano mengangguk, tapi ekspresi anaknya itu terlihat kebingungan. "Terus mayatnya diapain nanti Ayah?" tanya Rezkiano lagi. "Ditanya sama Malaikat," jawab Jevano membuat Anna terkekeh.Jevano menoleh pada istrinya, "kenapa?" "Ya kamu jawabnya langsung ditanya sama Malaikat, dia mana ngerti. Maksudnya Rezki itu kalau abis dibakar nanti mayatnya digimanain," jelas Anna. Jevano mengangguk paham sembari cengengesan, "nanti abunya ada yang disimpan, ada juga yang ditabur ke laut." Rezkiano memang anak yang cukup pintar, sekalipun dirinya masih ingin bertanya-tanya tentang hal itu. Namun Jevano sudah tidak ingin menjelaskannya lagi pada sang anak, hingga laki-laki itu memilih untuk mengajak anaknya memasak makan siang bersama. Jujur saja mungkin ini memang kematian mertuanya, harusnya ia berkabung dengan istrinya yang kini beristirahat di kamar. Tapi rasanya ia sudah tidak ingin sedih lagi, sudah cukup ia kehilangan aya

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Pemakaman Sang Ayah

    Dokter itu menunduk, "saya turut berduka cita Bu, Pak. Kita juga sudah melakukan yang terbaik untuk pasien tapi tuhan lebih sayang sama dia. Kita juga sudah membicarakan tentang donor ginjal dan akan mencarikannya, namun pasien menolak, dia bilang kalau dia tidak ingin sembuh tapi dia hanya ingin meminta maaf dan menebus kesalahannya pada sang anak." Anna bersimpuh, wanita itu menangis mendengar ucapan dokter tentang sang ayah. Begitupun dengan Jevano yang menenangkan istrinya, laki-laki itu juga sudah kebingungan untuk berbicara. Jevano memutuskan untuk memberikan Gio kepercayaan mengurus pemakaman ayah mertuanya. Sedangkan ia akan menemani Anna yang kini masih menatap kosong ruangan ICU. Wajahnya memucat, serta tangan yang gemetar. Jevano tentu semakin panik, laki-laki itu mengelus punggung istrinya, "sayang jangan melamun terus. Mas gak mau kamu kenapa-napa," pintanya. Anna menoleh pada suaminya dengan wajah yang pucat itu, "mas... Anna ter

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Bertemu Sang Ayah

    Anna menggelengkan kepalanya, "anna lagi gak pengen apa-apa, Anna juga gak lagi banyak pikiran kemarin. Emangnya kenapa?" tanyanya balik. "Kata Bi Ani kemarin kamu muntah parah banget sampe pucet, terus katanya biasanya kalau muntah-muntah sampe parah begitu suka lagi kepengen sesuatu tapi dipendem," jelas Jevano. Anna mengulas senyumannya, "tapi Anna gak kepikiran kepengen apa kemarin, lagi santai-santai aja."Jevano memutar matanya, "masa karena Mas.""Emang Mas lagi kepengen apa kemarin?" tanya Anna. "Mas lagi kepengen lapis legit tapi males keluar kantor terus Gio juga lagi banyak kerjaan, jadi gak tega. Makanya gak jadi aja walaupun kebayang sampe pulang kerja," jawabnya. "Masa iya Aku yang hamil kamu yang ngidam terus kalau gak keturutan aku yang mual," protes Anna membuat Jevano terkekeh pelan. "Ya kan itu baru dugaan aja Sayang. Semoga aja bukan karena itu, repot banget kalau kayak gitu kasian kamunya," timp

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Mual Yang Parah

    Laki-laki itu menghela napasnya berat, kebingungan untuk menyampaikannya darimana. Apalagi ia juga harus pintar-pintar menyampaikan berita ini pada istrinya agar tidak terjadi sesuatu pada ibu hamilnya ini. "Mas ..." Jevano duduk berhadapan dengan istrinya kali ini. Ia menatap wajah istrinya dengan sendu. "Mas mau bilang apa sih?" tanya Anna penasaran. "Sayang maaf ya sebelumnya Mas gak bilang sama kamu karena takut kamu kenapa-napa," ungkapnya. Anna semakin menautkan alisnya bingung, "ya emangnya kenapa Mas?" tanyanya, "mas mau bilang apa?" Jevano sempat terdiam, "sebenernya waktu temen dokter kamu kemarin ke sini bukan cuman pamitan sama kamu ataupun Mas." "Terus?" "Dia bilang sesuatu tentang Ayah," "Ayah?" Jevano mengangguk, "ayah dirawat di rumah sakit," jawabnya. Anna mengedarkan pandangannya, jelas wanita itu tidak mau mendengar kabar apapun lagi tentang iblis di kehid

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Keadaan Sang Ayah Mertua

    "Mertua Bapak-"Jevano langsung membisukan panggilan videonya. Laki-laki itu juga tidak akan memberitahu istrinya tentang kabar sang ayah. Terdengar egois tapi jika itu tidak darurat, Jevano tidak akan memberitahunya. Sudah cukup istrinya itu disakiti selama ini, ia tidak ingin melihat Anna kembali merasakan sakit, apalagi wanitanya itu sedang hamil sekarang. Jevano menoleh pada Gio, "kamu tunggu dulu, jangan bicara apapun sama saya. Saya matikan dulu teleponnya." Gio mengangguk paham. Jevano kembali mengaktifkan suaranya, "sayang, maaf ya! Mas kayaknya harus balik kerja dulu." "Tapi barusan Gio bilang mertua, kenapa Mas?" tanya Anna heran. "Itu calon mertuanya ngundang dia ke rumah katanya, terus harus bawa apa. Mas takut dia malu kalau didenger kamu, makanya Mas tutup dulu barusan," "Oh gitu," jawab Anna dengan anggukan pahamnya. Jevano hanya mengangguk lalu menghela napasnya lega setelah dima

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status