Chapter: Suami dan Ayah yang Baik"Mau main apa emangnya?" tanya Jevano sembari turun dari tangganya. Anak laki-laki itu tersenyum pada ayahnya lalu menghampirinya sembari membawa bola untuk mengajak sang ayah bermain bola di halaman depan. "Masih panas Sayang. Masa mau main bola," ucap Anna menahan anaknya. Rezkiano menekuk wajahnya, memasang wajah memelas pada sang ayah. Jevano tersenyum lalu menoleh pada sang istri, "udahlah gak apa-apa, Sayang. Biarin aja, mumpung Mas juga ada di rumah, kan biasanya gak bisa main sama sekali sama dia." Jevano mengusak rambut anaknya, memintanya untuk membawa topi miliknya agar tidak terlalu kepanasan. Sehabis itu, keduanya pergi ke depan disusul oleh Anna yang membawa cemilan manis yang dibelikan suaminya beberapa hari lalu. Tidak lupa meminta Bi Ani untuk membawakan minum juga untuk suami dan anaknya nanti. Rezkiano terlihat begitu senang, memang Jevano jarang bermain dengan anaknya karena pekerjaan yang cukup padat ap
Terakhir Diperbarui: 2025-04-15
Chapter: Masakan IstriKali ini, Jevano yang melahap bubur buatannya. Tapi ekspresinya berubah setelah menelannya, "kok rasanya beda ya? Apa yang kurang?" tanyanya beruntun, "rasanya beda sama buatan kamu." Anna mengulas senyumannya, "mas ini enak kok. Kenapa beda karena beda tangan pasti beda rasa walaupun resepnya sama." "Emang kayak gitu ngaruh ya Sayang?" tanya Jevano. Anna mengangguk, "awalnya Anna juga gak percaya, tapi kata Ibu, mau bagaimanapun nikmatnya masakan di luar tidak akan sama dengan masakan yang kamu suka dari orang yang kamu suka juga. Terus masakan itu akan beda rasanya ketika dimasak oleh orang lain," jelasnya membuat Anna mengangguk. Wanita itu menghadap pada suaminya, "mas tau gak? Satu hal yang buat Anna selalu inget sama kata-kata ibu dan bertekad buat jadi istri yang selalu memasak untuk suami dan anaknya." "Apa kata Ibu kamu?" tanyanya. "Kata Ibu, mau makan di restoran mahal pun masakan istri akan selalu membuat rindu s
Terakhir Diperbarui: 2025-04-14
Chapter: Bubur Buatan Jevano Jevano mengulas senyumnya pada sang istri yang menghampiri. Tangannya sibuk mencari bahan masakan yang sudah berserakan di dekat kompor. Anna berdiri di samping laki-laki gagahnya itu, ia tatap wajah suaminya dengan senyuman. Jevano terlihat begitu sangat tampan ketika fokus, apalagi saat masak, bahunya terlihat lebih tampan dibanding wajahnya. Anna beralih memeluk suaminya dari belakang, sontak Jevano terkekeh pelan ketika tangan mungil istrinya melingkar begitu saja. "Sayang, nanti kecipratan air panasnya loh!" tegur Jevano. Anna sedikit melirik suaminya, "abisnya Mas ditanya gak jawab." Jevano terkekeh, "mas cuman lagi fokus aja takut ada yang kelewat." "Emang Mas lagi bikin apa sih?" tanya Anna lagi, "sampe dapur jadi berantakan begini." Jevano terkekeh, ia lepaskan tangan mungil sang istri lalu memintanya untuk berdiri di samping. Matanya menunjuk buku catatan dengan sebuah resep bubur yang sangat ia sukai.
Terakhir Diperbarui: 2025-04-13
Chapter: Kecelakaan sang anakAnna terkekeh mendengarnya, "ah gak ada yang spesial Bu. Cuman rasa sayang aja." "Ah bisa aja. Tapi kalian emang serasi sih, keliatan banget saling sayangnya," ucap ibunya lagi membuat Anna tersenyum lalu mengangguk dengan rasa syukurnya. Rezkiano masuk ke kelasnya, sedangkan Anna bergabung dengan Ibu-ibu yang lainnya. "Bu Anna ini lagi hamil lagi ya?" tanya salah satu ibunya. Anna mengangguk, "iya Bu." Anna mengobrol cukup lama dengan ibu-ibu yang lainnya, tentang kehamilan dan pertumbuhan anak. Apalagi Anna disini terhitung paling muda karena baru memiliki Rezkiano sebagai anak terbesarnya. Sedangkan Ibu yang lain sudah memiliki anak yang lebih besar dibanding sebaya Rezkiano. Begitupun dengan Ibu yang duduk di samping Anna sekarang. Wanita itu sudah termasuk paru baya bahkan hampir sebaya dengan ibu anna. Setelah mengobrol cukup lama, Rezkiano keluar dengan wajah kesalnya, membuat Anna yang melihatnya itu heran
Terakhir Diperbarui: 2025-04-12
Chapter: Sayang SuamiJevano mengangguk, tapi ekspresi anaknya itu terlihat kebingungan. "Terus mayatnya diapain nanti Ayah?" tanya Rezkiano lagi. "Ditanya sama Malaikat," jawab Jevano membuat Anna terkekeh.Jevano menoleh pada istrinya, "kenapa?" "Ya kamu jawabnya langsung ditanya sama Malaikat, dia mana ngerti. Maksudnya Rezki itu kalau abis dibakar nanti mayatnya digimanain," jelas Anna. Jevano mengangguk paham sembari cengengesan, "nanti abunya ada yang disimpan, ada juga yang ditabur ke laut." Rezkiano memang anak yang cukup pintar, sekalipun dirinya masih ingin bertanya-tanya tentang hal itu. Namun Jevano sudah tidak ingin menjelaskannya lagi pada sang anak, hingga laki-laki itu memilih untuk mengajak anaknya memasak makan siang bersama. Jujur saja mungkin ini memang kematian mertuanya, harusnya ia berkabung dengan istrinya yang kini beristirahat di kamar. Tapi rasanya ia sudah tidak ingin sedih lagi, sudah cukup ia kehilangan aya
Terakhir Diperbarui: 2025-04-11
Chapter: Pemakaman Sang AyahDokter itu menunduk, "saya turut berduka cita Bu, Pak. Kita juga sudah melakukan yang terbaik untuk pasien tapi tuhan lebih sayang sama dia. Kita juga sudah membicarakan tentang donor ginjal dan akan mencarikannya, namun pasien menolak, dia bilang kalau dia tidak ingin sembuh tapi dia hanya ingin meminta maaf dan menebus kesalahannya pada sang anak." Anna bersimpuh, wanita itu menangis mendengar ucapan dokter tentang sang ayah. Begitupun dengan Jevano yang menenangkan istrinya, laki-laki itu juga sudah kebingungan untuk berbicara. Jevano memutuskan untuk memberikan Gio kepercayaan mengurus pemakaman ayah mertuanya. Sedangkan ia akan menemani Anna yang kini masih menatap kosong ruangan ICU. Wajahnya memucat, serta tangan yang gemetar. Jevano tentu semakin panik, laki-laki itu mengelus punggung istrinya, "sayang jangan melamun terus. Mas gak mau kamu kenapa-napa," pintanya. Anna menoleh pada suaminya dengan wajah yang pucat itu, "mas... Anna ter
Terakhir Diperbarui: 2025-04-10