Share

Menjaminnya Tetap Aman

Penulis: Chocoday
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-28 21:00:03

"Kamu pura-pura gak ngerti kan Mas?" tanya Anna.

Jevano menghela napasnya, "anna, saya sama sekali gak mengerti tentang surat jaminan dan hal yang kamu sebutkan. Kamu tau sendiri kalau kita berdua hanya dijadikan korban atas orang tua kita, kenapa malah jadi nyalahin saya?" tukasnya.

Anna mengangguk lalu keluar dari kamarnya. Ia pergi ke ruangan kerja sang suami, mengambil berkas yang ia baca kemarin lalu melemparkannya pada wajah sang suami.

"Mas baca sendiri! Kalau kamu gak tau hal ini, kenapa berkasnya ada di ruangan kamu, Mas," pungkas Anna.

Dengan wajah mengantuknya, Jevano membuka berkasnya itu. Ia baca setiap kalimat yang tertera sampai tandatangan sang ayah dan mertua yang sekaligus adalah orang bersangkutan dengan hutang dan jaminan yang disiapkan.

"Anna, saya bener-bener gak tau tentang hal ini. Bahkan berkas ini juga saya gak tau ada di ruangan saya. Sepertinya ini terbawa dari rumah Ayah waktu penyerahan berkas kemarin," jelasnya.

"Anna gak mau tau alasan Mas apapun itu. Ini udah siang, lebih baik Mas siap-siap buat kerja. Anna juga mau pergi ke rumah sakit," ucap Anna langsung masuk ke kamar mandi.

Jevano mengusak rambutnya kasar. Ia pergi ke kamarnya lalu bersiap untuk pergi bekerja. Namun sebelum pergi ke Perusahaannya, Jevano meminta Gio untuk pergi ke rumah sang ayah.

Dengan langkah tegapnya, Jevano masuk ke rumah sang ayah. Ia lemparkan berkas jaminan itu di depan Ayahnya yang sedang santai di ruang tengah sembari menikmati kopi hangatnya.

"Apa yang Ayah maksud dengan kata budak di berkas ini?" tanya Jevano.

Ayahnya menyeringai, "kenapa kamu protes? Kan memang Ayah bawa dia ke rumah kamu untuk dijadikan pembantu sekaligus istri kamu biar kamu punya keturunan untuk penerus Perusahaan kita."

"Ayah, orang tua Anna hanya punya hutang sama kita. Kenapa Ayah sedendam ini?" tanya Jevano.

Ayahnya mendengus kesal, "jevano, kamu dengar Ayah gak pernah sekedar meminjamkan uang sama dia. Tapi Ayah juga akan membalas perbuatannya melalui anaknya itu. Dengan menikahkannya sama kamu."

"Kenapa Ayah?" tanyanya.

"Karena Istrinya yang meninggal itu adalah mantan kekasih ayah yang ia rebut dan perkosa agar dia bisa menikahi dan merebutnya dari ayah," jawab Ayahnya.

"Apa Ayah gak pernah mencintai Ibu sedikit pun? Bahkan Ayah juga menikah dan memiliki anak yaitu Aku, Yah,"

Ayahnya menyeringai, "pernikahan Ayah dengan Ibu kamu hanya untuk sebatas penerus Perusahaan aja. Tidak ada yang lainnya, bahkan kamu juga hadir tanpa keinginan Ayah."

Jevano mengepalkan tangannya. Lalu pergi begitu saja dengan emosinya.

"Kita kembali ke rumah," ucap Jevano dengan kesalnya pada Gio.

Gio hanya mengangguk, laki-laki itu tidak berani menanyakan hal apapun pada atasannya.

Sesampainya di rumah, Jevano langsung masuk dan meminta Gio untuk menangani kerjaan hari ini. Ia tidak akan pergi kemanapun setelahnya.

Laki-laki itu masuk ke kamarnya, ia mengambil beberapa minuman beralkohol di lemari penyimpanannya.

Ia meminumnya cukup banyak dengan ingatan-ingatan masa kecilnya itu.

Gio yang masih kepikiran dengan atasannya itu memilih untuk menghubungi Anna.

Anna memilih tidak peduli karena mengingat surat jaminan itu. Hingga akhirnya dia kembali setelah melakukan pekerjaan dihari pertamanya.

Wanita itu celingukan, lalu mendongak pada kamar sang suami yang tertutup. Langkahnya terhenti saat ia akan masuk ke kamarnya.

Sekalipun Jevano mengetahui bahwa Anna dijadikan jaminan ayahnya, tetap saja dia juga korban dari perjodohan ini.

Anna melangkah dengan cepat ke kamar suaminya. Ia ketuk perlahan setelah menghela napas panjang.

"Mas?"

"Mas, kamu mau makan malam gak?" tawar Anna.

"Walaupun kamu udah keterlaluan tentang jaminan itu tapi kamu gak pernah jadikan aku budak kamu setelah beberapa hari menikah. Jadi maaf kalau Aku tadi sempet marah sama kamu," ucap Anna.

"Mas?"

"Aku udah baik loh nawarin kamu makan malam," lanjut Anna.

Jevano masih belum menjawabnya. Anna penasaran dengan hal yang terjadi di kamar suaminya. Ia buka perlahan pintu kamarnya itu.

Bau alkohol menyeruak dari kamarnya, Anna melihat sang suami sedang bersandar di bawah ranjangnya itu.

"Mas? Mas kenapa?" tanya Anna sembari menepuk pipi suaminya.

"Mas mabuk ya? Kamu kenapa sih Mas bergaul sampai sejauh ini? Kamu ini muslim, Mas," ucap Anna.

Jevano menghela napasnya lalu menoleh dengan tatapan lekat pada Anna, "cantik."

"HAH?"

Jevano mencium bibir Anna setelahnya, Anna hanya terdiam membisu karena perlakuan suaminya itu.

Setelah sadar, Anna mendorong tubuh suaminya, "mas kamu keterlaluan."

Jevano hanya terkekeh, "bukannya kamu bilang alkohol itu bikin dosa? Jadi saya cium kamu biar gak dosa."

"Mas udah ya! Kamu lagi mabuk. Ayo naik ke atas kasur, di sini dingin," ajak Anna sembari mengangkat tangan jevano agar pindah berbaring di ranjangnya.

Dengan langkah sempoyongan, Jevano berdiri lalu berbaring di kasurnya. Dengan cepat ia tarik tubuh anna lalu didekapnya dengan erat.

"Mas," protes Anna mencoba melepaskan pelukannya.

"Diem Anna! Saya hanya ingin peluk kamu, saya janji gak bakal ngapa-ngapain kamu," ucap Jevano tepat di hadapan Anna.

Anna menatap wajah suaminya, wanita itu perlahan menangkup pipi suaminya.

"Mas apa yang terjadi?"

"Kata Gio, kamu bertengkar dengan ayah kamu?"

"Apa karena isi surat jaminan itu?" tanya Anna bergumam di hatinya.

Anna mengecup bibir suaminya lalu berbaring sembari memeluk pinggang Jevano.

Hingga keesokan paginya, Jevano bangun lebih dulu. Laki-laki itu mengulas senyumannya, menatap wajah Anna yang begitu cantik dan tentram.

"Anna, sekalipun saya baru beberapa hari tinggal bersama kamu. Kenapa rasanya saya gak mau kehilangan kamu, bahkan saya gak akan berani membuat kamu sedih dan terluka. Tenang Anna, sekalipun tidak ada rasa cinta diantara kita. Saya akan selalu menjamin keselamatan kamu di sisi saya," ungkap Jevano di hatinya.

Ia lepaskan pelukan Anna perlahan, lalu bersiap untuk pergi bekerja setelahnya.

Hari sudah mulai siang, Anna memang bekerja pada shift siang hari ini..Wanita itu melirik jam dinding di kamar Jevano, lalu bergegas untuk turun ke kamarnya.

"Laki-laki sialan!! Udah suruh nemenin tidur tapi malah pergi gitu aja," gerutu Anna.

Wanita itu menghentikan langkahnya, melihat makanan dengan sebuah note di atas meja makan.

Ia ulaskan senyumannya lalu pergi ke kamar dan segera pergi bekerja sembari memakan sandwich dan susu yang disediakan oleh sang suami, walaupun itu adalah sandwich yang dipesan oleh Jevano tadi pagi.

Sesampainya di rumah sakit, Anna disapa oleh beberapa rekan kerjanya. Wanita itu memulai pekerjaannya kembali sembari beradaptasi dengan pekerjaan barunya.

Di sisi lain, Jevano sedang duduk di ruang meeting bersama dengan beberapa karyawannya. Laki-laki itu sesekali mengulas senyumannya mengingat kejadian semalam.

Gio menyentuh tangan atasannya, "pak, karyawan minta pendapat Bapak!" ucapnya membuat Jevano langsung tersadar.

"Sampai dimana tadi?" tanya Jevano.

Bab terkait

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Protes Panggilan Mas

    Gio menggaruk lehernya yang tidak gatal lalu menoleh pada beberapa rekan kerjanya. "lebih baik kita sudahi dulu meeting nya sampai di sini ya!" ucapnya diangguki oleh rekan-rekannya itu. Berikut Jevano yang memilih untuk masuk ke ruangannya, disusul Gio yang kini membawa banyak berkas untuk ditandatangani oleh atasannya. Jevano terperanjat, "apa-apaan ini? Kamu kenapa bawa banyak berkas seperti ini?" tanyanya. "Ya itu kan salah Bapak tadi gak dengerin meeting nya, jadi berkasnya Bapak baca sendiri aja nanti tinggal bicarain sama yang lain," ucap Gio langsung memilih pergi setelahnya dibanding harus kena marah Jevano yang sudah mengeluarkan tanduknya itu. Jevano menghela napasnya, namun ia sedikit lega juga karena Anna akan pulang malam hari ini. Di tengah-tengah pekerjaannya itu, Jevano mendapatkan sebuah pesan dari seseorang. Namun nampaknya itu bukan dari seseorang yang ia nantikan,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Nasi Goreng Udang

    "Saya mau nonton bola dulu," ucap Jevano sembari melengos pergi ke ruang tengah. Anna menggerutu kesal sembari membersihkan udang yang baru saja dikeluarkan kulkas. Wanita itu mulai memasak nasi gorengnya hingga jarinya terkena wajan yang cukup panas. Ringisannya bahkan terdengar oleh Jevano hingga laki-laki itu berlari ke dapur menghampiri Anna. "Kamu bisa gak sih hati-hati!" omelnya sembari meniup tangan Anna yang mulai memerah. "Ya kan gak sengaja namanya juga Mas," timpal Anna. "Ya udah sini Mas obatin dulu! matiin dulu kompornya," ucap Jevano mematikan kompornya lalu membawa Anna untuk duduk pada kursi meja makan. Jevano membawa kotak p3k-nya, lalu duduk di kursi meja makan tepat di samping sang istri. Ia olesi salep sembari meniupnya perlahan agar Anna tidak terlalu meringis saat diobati. "Mas pelan-pelan ih perih!" protes An

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Cemburu

    "Katanya barusan gak mau balik lagi kan?" tanya Jevano diangguki oleh istrinya, "jadi gak usah kemana-mana kalau kamu gak mau balik. Di sini aja sama saya." "Jadi budak Mas?" tanya Anna. Jevano mendongakkan wajah ramping istrinya, "saya tanya sama kamu, emangnya selama 2 minggu ini kamu tinggal sama saya, saya jadikan kamu budak?" tanyanya. Anna menggelengkan kepalanya. "Jadi tidak usah pergi kemana-mana dan juga kamu tenang saja, selama kamu di pihak saya. Saya gak akan menyakiti kamu ataupun rela kamu disakiti," ucap Jevano lalu meraih jas abunya dan keluar dari kamarnya. Sedangkan Anna masih mencerna omongan suaminya. Pikiran dan hatinya benar-benar berpacu aneh pada sang suami. Apalagi ketika Jevano berucap menjamin keselamatan dirinya. Anna mengulas senyumannya lalu menyusul Jevano turun untuk sarapan bersama suaminya. "Kamu kerja bagian shift apa sekarang?" tanya Jevano. "Bagian pagi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Bingung

    Jevano menoleh pada istrinya, "saya mau putusin hubungan sama Elin." "Kenapa?" tanya Anna membuat Jevano menoleh padanya, "udah cinta sama saya? Sebulan juga belum loh Mas!" ledek Anna. "Anna lama-lama kamu kurang ajar ya! Harus saya berikan hukuman," ucap Jevano dengan tatapan lekatnya. Anna langsung melipat kedua tangannya di dada, "mas jangan kurang ajar ya!" Jevano terkekeh melihat wajah merah istrinya sekarang. Anna langsung masuk ke kamarnya karena gugup melihat tatapan suaminya. "Jevano udah gila." "Tapi dia beneran suka sama gw?" "Masa cuman 2 minggu udah bisa bikin luluh hatinya?" "Atau dia sengaja bikin gw baper biar bisa dimanfaatin?" "Iya pasti kayak gitu." Anna memilih untuk mengganti pakaiannya lalu beralih ke dapur untuk memasak sembari menunggu adzan Maghrib berkumandang. Tidak butuh waktu lama, masakannya sud

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Makan Malam

    Sesampainya di Perusahaan, Jevano langsung masuk ke ruangannya, membawa kotak bekal yang diberikan Anna tadi. Laki-laki itu mengulas senyumannya, sungguh tampan jika dilihat oleh siapapun. Seseorang mengetuk pintu ruangannya, Jevano langsung merubah ekspresinya kembali. Padahal itu hanya karyawannya yang memerlukan tandatangan darinya. Setelahnya Jevano menyantap sandwich yang menjadi kesukaannya setelah menikah dengan Anna. Di sisi lain, Karyawan yang baru saja keluar dari ruangan atasannya itu mulai bergosip dengan rekan-rekannya termasuk Gio yang ikut mendengarkan. Laki-laki yang usianya lebih muda dibanding Jevano itu ikut tersenyum mendengarnya. Tentu saja, dia lebih mendukung atasannya dengan Anna dibanding dengan model yang seperti wanita jalang itu. Seharian itu, Jevano lebih menikmati harinya. Entah mengapa suasana menjadi lebih baik sekalipun pekerjaannya masih cukup banyak untuk ia selesaik

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Salah Paham

    "Mas lagi ngapain?" tanya Anna, "jangan kurang ajar ya Mas!" "Terserah kamu kayak gimanapun, saya bakalan tetep peluk kamu kayak begini," timpalnya sembari mengeratkan pelukan. Anna menghela napasnya, melepaskan tangan sang suami lalu berbalik menghadapnya. "Minta maaf buat apa?" tanya Anna. "Minta maaf karena buat kamu nunggu dan kecewa karena kelakuan saya. Padahal saya kemarin sudah bilang akan meninggalkan Elin tapi nyatanya malah makan malam sama dia dan membiarkan kamu di sini sendirian," jelasnya. Anna mengedarkan pandangannya, "mas gak perlu minta maaf. Anna yang salah udah berharap jauh sama Mas. Padahal Mas juga udah punya pacar yang lama dan lebih mengenal Mas." Jevano menggelengkan kepalanya. Ia angkat tubuh istrinya pada tempat di samping kompor. Tatapannya begitu lekat pada Anna kali ini. "Kenapa? Anna salah bicara?" tanya Anna. Jevano mal

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Mulai Dari Awal

    Malamnya Jevano kembali lebih awal dari biasanya. Ia ulaskan senyuman pada sang istri yang sudah menunggunya di meja makan. ."Mas mau bersih-bersih dulu atau makan malam dulu?" tanya Anna. "Mau bersih-bersih dulu deh, gerah. Tunggu ya!" jawabnya diangguki Anna dengan cepat. Tidak butuh waktu lama, Jevano kembali dengan piyamanya. Laki-laki itu duduk kembali di kursi meja makan samping istrinya. "Mas mau makan sama apa?" tanya Anna dengan ramah. "Sama ikan, sama sayurnya dikit," jawabnya diangguki Anna. Sembari menikmati hidangan makan malamnya, Jevano bertanya, "anna tadi kamu bilang mau bicarakan sesuatu sama saya, apa?" Anna beralih menoleh pada suaminya, "anna... Mau minta maaf sama Mas tentang yang tadi pagi." "Anna mau coba percaya sama Mas," sambung Anna membuat Jevano tersenyum. Laki-laki itu menaruh sendoknya, lalu mencium sang istri dengan rasa senangnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Mengakhiri Hubungan Dengan Elin

    "Tinggal Mas hapus sebelum sampe ke Perusahaan," jawabnya. "Udah ah! Anna nanti telat kalau terus debat sama Mas," ucap Anna lalu turun dari mobil suaminya itu. Jevano terkekeh pelan, begitupun dengan Gio yang menahan senyuman melihat wajah sumringah atasannya. "Saya senang Bapak sumringah kayak begini," ucap Gio. Sedangkan Jevano menahan senyumannya pada sang sekretaris. Setibanya di Perusahaan, Jevano langsung masuk ke ruangannya, disusul Gio yang membawa beberapa berkas dengan kotak bekal yang dibawakan Anna untuk suaminya tadi. Jevano memulai pekerjaannya, mengerjakan beberapa berkas yang sudah menumpuk di atas meja kerja lalu rapat dengan beberapa karyawannya. Karyawan Jevano dan juga Gio nampak lebih santai kali ini. Wajah dingin Jevano bahkan terlihat hilang sejak tadi pagi. Setelah selesai dengan rapatnya, Jevano keluar lebih awal. Sementara tangan Gio ditahan oleh rekan-reka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Panggilan Sayang Untuk Istri

    "Memangnya gak apa-apa Ayah?" tanya Jevano merasa tidak enak, "ayah kan sudah ingin menikmati masa tua sejak kemarin. Tapi Jevano harus kembali membebani Ayah sekarang." Sang Ayah tersenyum mendengarnya, "kamu udah benar-benar berubah sekarang. Ayah suka Jevano yang seperti ini, gak sia-sia Ayah ambil dia dari Ayahnya." "Makasih ya Ayah atas bantuannya," ungkap Jevano. Sang Ayah mengangguk, "sekarang kamu fokus dengan kesembuhan menantu ayah, biar Ayah sama Gio yang menangani kerjaan kamu di kantor." Jevano mengangguk mengiyakan mendengarnya. Keesokan paginya, Anna terbangun dengan rasa pusing pada kepalanya. Wanita itu menoleh pada samping ranjang, dimana sang suami tertidur dengan tumpuan tangannya pada ranjang pasien. Anna mengulas senyumannya. Wanita itu perlahan beranjak dari posisi berbaringnya, menatap sang suami yang wajah tampannya itu tersorot matahari sekarang.

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Kecelakaan Anna

    Jevano menatap istrinya dengan lekat, "tapi kamu diem di jalan masuknya Sayang. Atau emang mau mandi lagi bareng Mas?" godanya. Anna menyunggingkan bibirnya, "enggak ya!" tolaknya langsung pergi menjauh dari sang suami. Jevano terkekeh mendengarnya. Hari sudah mulai siang, Jevano sendiri yang mengantar istrinya ke rumah sakit karena dirinya memutuskan untuk tidak pergi ke Perusahaan di hari libur ini. Laki-laki itu menoleh pada istrinya setelah sampai di parkiran rumah sakit, melepaskan sabuk pengamannya pada sang istri. "Mas jangan sedih gitu dong!" bujuk Anna, "nanti Anna gak bisa konsen kerjanya." "Ya abisnya masa Mas nanti di rumah berduaan sama Ayah. Kayak bujang sama duda aja," jawabnya membuat Anna terkekeh pelan. "Iya sabar ya!" ucap Anna dengan senyumannya lalu mengecup pipi sang suami. Jevano masih meneku

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Rumah Tangga Seutuhnya

    Anna terkekeh ketika tangan suaminya itu langsung terlepas karena terkejut dengan teriakan Bi Ani pada ambang pintu kamarnya. "Tuh kan apa Aku bilang, jadinya ketauan sama orang lain. Malu kan kamu?" ledek Anna sembari menahan senyumannya melihat ekspresi sang suami kali ini. "Bibi sejak kapan ada di sini?" tanya Jevano, "perasaan tadi belum ada." "Bibi baru dateng kok Tuan," jawabnya dengan senyuman. Jevano mengangguk paham lalu kembali menoleh pada asisten rumah tangganya, "bibi panggilnya Mas aja. Kan sama istri saya aja manggilnya Mbak." "Saya makin gak enak Tuan kalau gitu," tolak Bi Ani canggung. Jevano menghela napasnya, "ya udah Bi gak apa-apa, seenaknya bibi aja lah." Setelah mengangguk paham, Bi Ani memilih untuk kembali masuk dan membereskan barang yang dibawanya. Karena Anna yang memasak makan malam hari ini. Beberapa waktu kemudian, Anna sudah menyajikan masakannya di meja maka

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Pengantin Baru

    Anna mendelik dengan tatapan sinisnya, "gak usah modus," tukasnya lalu masuk ke kamar mandi. Jevano hanya menggelengkan kepalanya sembari terkekeh dengan kelakuan sang istri. Beberapa menit kemudian, Anna keluar dengan pakaian dinasnya. Sedangkan Jevano entah kemana dia karena tidak ada di kamar saat ini. Anna asik berdandan di kamar suaminya. Tidak lama setelah itu, Jevano membawa nampan dengan isi roti panggang dan susu cokelat kesukaan sang istri. "Mas darimana?" tanya Anna sembari menoleh pada sang suami yang baru saja masuk ke kamar. "Abis siapin ini buat kamu," jawabnya dengan menaruh nampan pada meja rias di hadapan sang istri. Anna mengulas senyumannya, "kok dibawa ke sini?" "Ya kan takutnya kamu mogok makan karena ada Ayah di sini," timpalnya membuat Ann

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Hidup Berumah Tangga Ala Anna dan Jevano

    "Ceritanya Ibu masih gadis atau enggak?" tanya Jevano dengan gurauannya. Anna memukul dada bidang suaminya, "ih tau ah Aku marah beneran," ucapnya. Jevano terkekeh mendengarnya, "iya, iya bercanda Sayangku." "Mas pilih kamu," sambungnya. Anna mendongak pada suaminya. Dengan cepat Jevano mengecup bibir mungil istrinya itu, "udah ayo tidur udah malem tuh!" ajaknya langsung, sebelum istrinya itu protes kembali. Jevano terlihat begitu nyenyak sembari mendekap istrinya. Namun tidak dengan Anna, tengah malamnya Jevano terbangun mendengar igauan sang istri. Tangisan dari Anna bahkan membuatnya bertanya-tanya dengan kejadian sesakit apa setelah sepeninggal ibunya. "Anna ini Mas, Sayang," ucap Jevano membangunkan istrinya. Dengan wajah penuh keringat, wanita itu terbangun lalu menangis sembari memeluk suaminya dengan erat. Piyama Jevano bahkan digenggam erat oleh tangan mungilnya.

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Cemburu

    Anna masuk ke mobil suaminya, "mas tau gak?" tanyanya dengan semangat. Jevano malah mendekat pada istrinya, memasangkan sabuk pengaman lalu mengecup bibir istrinya ketika wanita itu memundurkan wajahnya dengan tutupan mata. "Enggak Anna, apa memangnya?" tanya Jevano sembari melajukan mobilnya dengan santai keluar dari parkiran rumah sakit. Anna mendelik pada suaminya, "mas pasangin sabuknya sambil modus." Jevano terkekeh, "abisnya suruh siapa merem gitu." "Ya kan Aku kira kamu ngapain," timpalnya. "Tuh kan kamu juga udah berpikiran ke sana, sekalian aja kalau gitu," ucap Jevano. Anna menekuk wajahnya sembari mengedarkan pandangannya dari sang suami yang sangat tampan ketika menyetir dengan lengan kemejanya yang ia gulung. Jevano terkekeh, "barusan mau kasih tau apa? Kok kayaknya semangat banget," tanya Jevano

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Belum Siap Menjadi Seutuhnya

    Jevano membuka pintu kamar mandinya ketika mendengar sang istri sudah menangis. Laki-laki itu membawa Anna pada pelukan hangatnya. "Anna sudah ya!" bujuknya, "saya gak marah sama kamu. Saya tadi hanya berusaha mengontrol napsu saya." Anna mendongak dengan wajah merah dan sisa air mata pada wajahnya, "beneran?" Jevano terkekeh lalu menghapus air mata di wajah istrinya, "iya Anna." "Sekarang kita tidur aja ya! Mas udah ngantuk pengen peluk Anna," ajaknya membuat Anna terkejut kembali. Anna mendongak setelah Jevano mendekapnya, "bukannya Mas dingin ya? Kok malah clingy kayak gini?" tanyanya. "Ya emangnya kenapa? Saya dingin sama yang lain, beda lagi kalau sama istri," jawabnya. "Dulu Mas dingin tuh, sampe suruh Anna tidur di gudang sama bekal makan siang Anna sampe tumpah di depan perusahaan," ujar Anna mengungkitnya. Jevano menunduk menatap istrinya,

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Memutuskan Untuk Bersama

    "Kamu gak bisa baca?" tanya Jevano. "Saya mau memutuskan kontrak kerjasama dengan kamu," "Kenapa?" tanya Elin. Jevano mendecak dengan senyuman remehnya, "kenapa, kamu bilang? Harusnya saya gak perlu jelasin hal ini lagi." "Tapi Mas, Aku merasa dirugikan dengan pembatalan ini," protes Elin. Jevano manggut-manggut lalu mengambil berkas di meja kerjanya, "kamu bisa lihat kerugian yang saya tanggung karena berita yang tidak benar itu. Kamu mau ganti rugi? Atau kamu terima saja pembatalan kontrak kita?" tanyanya menggunakan pilihan. Elin menatap Jevano dengan kepalan tangannya kesal. Tidak ingin berlama-lama mengurusi Elin, Jevano meminta Gio untuk menyiapkan surat pemutusan kontrak kerjasama antara perusahaan dan Elin sebagai modelnya. Dengan kesalnya, Elin terpaksa menandatangani surat itu dibanding hartanya akan terkuras untuk mengganti kerugian yang Jevano tanggung. Wanita

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Berita Tentang Jevano 2

    Gio menggelengkan kepalanya, "masih dalam proses Pak. Apalagi memang beritanya sudah tersebar luas," jawabnya. "Ya sudah kalian tangani hal ini sampai besok, saya akan mengupayakan agar saham tidak turun lebih banyak," ucap Jevano langsung keluar dari ruangan begitu saja. Laki-laki itu kembali ke ruangannya. Ia tatap sang istri yang sudah tertidur pada sofanya itu. Jevano duduk pada lantai di hadapan istrinya. Ia benarkan rambut Anna yang menghalangi wajahnya, "anna terima kasih sudah percaya sama saya. Mau bagaimanapun hasilnya nanti, saya tidak akan pernah melepaskan kamu." Selepasnya, Jevano memasangkan jas miliknya untuk menutup tubuh Anna. Sedangkan ia akan kembali sibuk dengan pekerjaannya. Keesokan paginya, Anna baru saja terbangun dari tidurnya. Wanita itu langsung menoleh pada sang suami yang masih sibuk dengan kerjaannya.

DMCA.com Protection Status