Share

7. Selamat Jalan Kakek

Penulis: Reyn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-25 23:08:05

“Bertahanlah, kek! Rafif udah bawa Alea kesini. Kakek harus melihat kami lebih lama lagi,” ucap Rafif lirih.

Tiga puluh menit berlalu, Rafif masih memperhatikan dokter yang sedang menangani kakek dari kaca pintu ruangan. Sambil terus menatap monitor tanda vital yang berada tepat di samping kakek.

‘Tiiiit’ bunyi panjang bersamaan dengan garis di monitor yang perlahan berubah lurus terlihat oleh mata Rafif. 

“Tidak! Kakek..” jerit Rafif. Sambil terduduk lemas.

Tidak berselang lama, seorang dokter keluar dan mengabarkan kalau kakek tidak bisa bertahan.

“Pak, bu. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi, mohon maaf nyawa pasien tidak tertolong,” dokter menjelaskan.

Tangis semua orang pecah.

Alea kemudian menghampiri Rafif dan memeluknya, berbagi sisa tenaga yang dia miliki. Alea juga sama hancurnya dengan Rafif. Tapi dia ada disana untuk menguatkan Rafif.

“Alea,” tangis Rafif pecah dalam pelukan Alea.

“Menangislah kak, menangislah sekarang. Habis ini, kita antar kakek dengan senyuman. Yakinlah, sekarang kakek sudah jauh lebih bahagia.”

Rafif mengeratkan pelukannya, berusaha saling menguatkan.

Setelah lebih tenang, Rafif dan Alea menghampiri ayah dan bundanya yang sudah masuk ke ruangan kakek lebih dulu. Dia berjalan menghampiri jenazah kakek dengan tangan yang mengenggam tangan Alea erat.

“Kek, Rafif sudah bawa Alea ke hadapan kakek. Akan Rafif jaga dan bahagiakan Alea sesuai permintaan kakek. Kakek janji harus lebih bahagia lagi disana ya! Sampaikan salam Rafif untuk nenek dan kakek Abdul,” ucap Rafif pilu.

Mendengar itu Alea semakin mengeratkan genggaman tangannya, berusaha menahan tangis.

Kemudian Rafif bertukar posisi dengan Alea, mempersilahkannya mengucapkan perpisahan.

“Kakek.. Terimakasih sudah bertahan sejauh ini, Alea janji akan bahagia sesuai keinginan kakek,” kalimat Alea terhenti karena tangis yang tak bisa dibendung. Rafif merangkul pundak Alea erat.

“Maafkan Alea baru datang sekarang, semoga kakek selalu bahagia disana. Selamat jalan kakek!” Alea berhasil menyelesaikan kalimatnya meskipun terbata-bata.

Kakek pergi tepat sehari setelah Rafif dan Alea menikah, seolah-olah kakek hanya menunggu pernikahan mereka, lalu pergi dengan tenang.

“Permisi pak, bu. Izinkan kami mengurus jenazah almarhum dulu sebelum dibawa pulang untuk dikebumikan.” Ucap seorang petugas pemakaman dari Rumah Sakit.

Ayah dan Rafif bergegas membantu para petugas, sementara Alea dan bunda menunggu di ruangan kakek sambil membereskan barang bawaan mereka untuk dibawa pulang.

Alea menatap ruangan untuk terakhir kali sebelum meninggalkannya. Ruangan ini menjadi saksi ikatan suci yang di lafalkan Rafif dan Alea.

Setelah semuanya selesai, malam itu juga jenazah dibawa pulang ke rumah.

Di rumah sudah ada Papa, Mama, Azfar dan para tetangga yang sudah membantu segala persiapan. Tangis Alea pecah kembali saat Mama memeluknya.

“Kakek sudah sehat sayang, kakek pasti bahagia sekarang. Kamu harus tabah, nak!” ucap Mama menguatkan.

Ini adalah kali pertama Alea menginjakkan kaki di rumah keluarga Hadiwinata. Sekaligus menjadi hari terakhirnya untuk bertemu kakek.

“Kamar kita di atas, ayo istirahat sebentar dan berganti pakaian dulu sebelum banyak tamu yang datang,” ajak Rafif pada Alea.

Alea kemudian mengikuti Rafif dengan membawa paper bag berisi pakaian yang Alea minta pada Mama untuk membawakannya dari rumah.

Rafif membersihkan diri lebih dulu, sementara Alea mengamati ruangan yang sangat minimalis, hanya ada rak buku, meja kerja dan tanpa dekorasi yang menarik. 

‘Kamar ini dingin sekali,’ batin Alea.

Alea berdiri menghadap jendela yang mengarah langsung ke bagian depan rumah. Terlihat dari sana banyak kendaraan yang mulai memadati area sekitar rumah. Membuat Alea semakin merasa kalau kakek sudah benar-benar pergi. Air matanya terus mengalir membasahi wajahnya.

“Kakek benar-benar sudah pergi,” ucap Rafif sambil memeluk Alea dari belakang.

Alea yang terkejut hanya mematung, tiba-tiba saja hatinya merasakan lagi perasaan asing yang menghampirinya akhir-akhir ini.

“Aku bersyukur kita tidak punya penyesalan apapun atas kepergian kakek,” lanjut Rafif, kemudian memutar badan Alea menghadapnya.

“Terimakasih sudah membantuku mewujudkan keinginan terakhir kakek, Alea,” ucap Rafif yang kemudian menyatukan keningnya dengan kening Alea.

Alea merasakan gemuruh di dadanya, karena wajah mereka yang begitu dekat.

Alea tidak berani menarik badannya menjauh, dia tahu Rafif hanya sedang berusaha menguatkan diri. Yang bisa Alea lakukan saat ini hanyalah memejamkan mata.

Setelah merasa cukup, Rafif menarik kepalanya. Lalu dia menatap wajah Alea dalam. Sorot mata Rafif menggambarkan banyak kesedihan. Rafif memegang wajah Alea dengan kedua tangannya, lalu..

Sebuah kecupan medarat di kening Alea, satu kecupan di pipi kanan, satu kecupan lagi di pipi kiri, satu kecupan terakhir mendarat tepat di bibir Alea. Berbeda dari kecupan sebelumnya, Rafif mengecup bibir Alea sangat lama. Meskipun hanya sebatas menempelkan bibir.

Mendapat perlakuan Rafif, Alea tidak bergeming. Dia menutup mata dengan segala perasaannya dan membiarkan saja Rafif untuk melakukannya.

Setelah beberapa waktu akhirnya Rafif melepaskan Alea.

“Terimakasih Alea, sudah berbagi kekuatan denganku,” ucapnya dengan tersenyum.

Wajah Alea memerah, dia hanya merespon Rafif dengan anggukan. Lalu dia pamit pada Rafif untuk mandi dan berganti pakaian.

Setelah mandi, mereka kembali ke bawah dan melihat banyak sekali orang yang memadati ruangan tempat jenazah kakek berada. Mereka bergantian menyolatkan kakek.

Rafif pergi menyapa beberapa tamu, sementara Alea bergabung dengan Bunda, Mama dan ibu-ibu yang sedang membacakan surat Yasin.

Malam semakin larut Alea memutuskan untuk beristirahat.

***

Sekitar pukul 10.00 pagi, pemakaman akhirnya dilaksanakan. Semua orang ikut mengantar kepergian kakek. Banyaknya orang yang ikut mengantar membuktikan kalau kakek orang yang baik. Rafif sangat lega dan bersyukur.

Sepanjang jalan menuju pemakaman, Rafif tidak melepaskan genggaman tangannya pada Alea. Seolah kekuatan terbesar Rafif saat ini hanya datang dari sana.

Proses pemakaman berjalan dengan sangat lancar. Rafif, Alea dan keluarga memutuskan untuk kembali ke rumah.

Di rumah, tamu yang datang bertakziah seolah tidak ada habisnya. Mengingat kakek adalah orang yang berpengaruh, ditambah dengan kolega ayah dan Rafif yang tidak kalah banyak juga ikut berbelasungkawa ke kediaman mereka.

Rafif dan Alea yang merasa kelelahan memilih untuk beristirahat dikamar mereka.

Mereka berbaring dengan posisi berhadapan dengan tangan Rafif yang tidak melepaskan genggamannya pada tangan Alea.

“Kak..” panggil Alea lembut.

“Aku lapar, kita belum makan apapun dari kemarin sore,” ucap Alea lagi.

“Astagaa! Maaf Al, aku juga baru sadar,” jawab Rafif.

Respon Rafif yang baru menyadari kalau dia dan Alea belum makan apapun sejak kemarin.

“Kamu mau makan apa? biar aku belikan,” tanya Rafif.

Alea menggeleng, dia tidak tahu apa yang di inginkannya saat ini.

“Kalau begitu, tunggu disini ya,” kata Rafif. Alea mengangguk.

Rafif kemudian pergi dan tidak lama kemudian dia kembali lagi dengan membawa sebuah nampan yang berisi sepiring makanan dan segelas minuman.

Alea segera duduk di ranjang dan menerimanya.

“Kok cuma satu? Buat kamu mana?” tanya Alea heran.

“Mbak sebetulnya masak banyak, tapi hanya ini yang tersisa. Kamu makan saja, nanti kalau kurang kita beli lagi ya,” jawab Rafif.

Alea lalu menarik tangan Rafif untuk duduk disebelahnya.

“Ayo makan bareng. Aku tahu kamu juga lapar,” ajak Alea.

Rafif tersenyum sangat lebar! Dia senang Alea yang sekarang sudah jauh lebih melunak dari pada sejak awal pertemuannya kembali.

Bab terkait

  • Terlahir Sebagai Jodohmu   8. Tentang Waktu yang Hilang

    Selepas kepergian kakek, Alea memilih untuk tinggal di rumah Rafif sementara waktu.Alea berusaha beradaptasi kembali dengan keluarga barunya. Meskipun Alea telah mengenal mereka sejak kecil, Alea tetap merasa asing karena perpisahan sepuluh tahun lalu membuat Alea sedikit lupa tentang mereka.Berbeda dengan di rumahnya, pagi ini Alea bangun lebih cepat. Dia membantu Ibu mertuanya menyiapkan sarapan.“Selamat pagi bunda,” sapa Alea.“Selamat pagi Alea, apa kamu tidur nyenyak?” tanya bunda.“Iya, nyenyak sekali sampai tidak sadar kalau sudah pagi,” jawab Alea di iringi tawa kecil.“Syukurlah, bunda khawatir kamu tidak nyaman. Kamu sudah lihat sendiri kalau kamar Rafif jauh dari kata hangat untuk ditinggali,” ucap bunda.Alea hanya tersenyum menanggapi.“Bunda lagi masak apa? Boleh aku bantu?” Alea menawarkan diri.“Tidak usah, kamu temani saja bunda mengobrol. Sudah lama sekali bunda tidak mendengar ocehanmu. Padahal dulu setiap pagi kamu selalu ribut saat datang untuk menemui Rafif,”

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Terlahir Sebagai Jodohmu   9. Jatuh ke Dasar Hati

    Jantung Alea berdetak kencang, disaat Rafif tiba-tiba menyentuh wajahnya dengan kedua tangannya. Dengan perlahan Rafif semakin mendekatkan wajah mereka, kemudian mengecup bibir Alea pelan.Rafif melepaskannya sebentar, menatap mata Alea dengan tatapan penuh kerinduan. Dengan tanpa keraguan sedikitpun, akhirnya Rafif mendekatkan lagi wajahnya dan mencium bibir Alea lembut.Alea yang terpaku hanya mampu memejamkan mata, menahan segala perasaan yang tiba-tiba bergejolak di dalam hatinya.Rafif terus menciuminya semakin lama, semakin dalam.Merasa kehabisan nafas, Alea lalu menarik dirinya perlahan.“Aku...,” ucap Alea pelan.“Sudah larut, tidurlah,” sahut Rafif sambil mengelus pipi Alea yang memerah. Ada perasaan yang tidak dapat Rafif jelaskan, namun satu hal yang pasti malam itu Rafif bahagia. Karena berhasil membuka satu kunci hati Alea.“Kak,” panggil Alea sambil memegang tangan Rafif.“Iya?” tanya Rafif.“Aku...,” jawab Alea ragu-ragu.“Kenapa?” desak Rafif.“Aku belum siap untuk itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Terlahir Sebagai Jodohmu   10. Sayang

    Rafif tersenyum, lalu melakukan ciuman itu sekali lagi, semakin lama, semakin dalam. Dia kemudian menggendong Alea ke tempat tidur dan membaringkan Alea disana tanpa melepaskan tautan bibir mereka.Alea mengalungkan tangannya di leher Rafif, membuat Rafif semakin leluasa melancarkan aksinya.“Ah!” desahan kecil keluar dari mulut Alea. Membuat Rafif semakin membara.Mereka terhanyut dalam ciuman panas itu, seolah telah saling menemukan dunia mereka.Rafif melepaskan Alea sebentar untuk mengambil nafas. Kemudian dia mengecup kening Alea lama, lalu berpindah ke pipinya. Rafif menatap mata Alea lagi, setelah itu dia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Alea, menciumnya perlahan, Alea meremang.Rafif terus menciumi leher Alea, sambil tangannya berusaha membuka kancing baju Alea. Setelah berhasil membuka kancingnya, dia menyibakkan baju Alea sehingga bahu Alea terekspos, dan mata Rafif terpana saat dia melihat ke bagian dada Alea yang masih tertutup kain. Dia seperti telah menemukan harta

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Terlahir Sebagai Jodohmu   11. Pertemuan Tak Terduga

    Sesuai dengan yang di bicarakan Alea, hari ini dia berencana untuk meeting dengan para kepala toko offline store-nya untuk membahas evaluasi kerja dan performa tokonya selama satu bulan kebelakang. Ini merupakan agenda rutin yang di adakan Alea setiap akhir bulan. Alea lebih suka mengadakan pertemuan di luar daripada di kantornya sendiri, sebab dia bisa sekalian hangout untuk menghilangkan kejenuhannya. Kali ini dia memilih sebuah restoran chinese food yang berlokasi di sebuah mall tempat salah satu toko Alea beroprasi. “Dengan hasil bulan ini, saya tidak puas. Karena hanya 70% dari toko kita yang berhasil mencapai target bulanan, sementara 30%-nya mengalami penurunan,” kata Alea setelah mendengarkan presentasi Oki, kepala tim penjualan yang biasa menerima dan mengelola laporan dari seluruh toko. “Begini saja, saya minta untuk setiap toko agar bisa menaikan omset sebesar 10% dari target bulanan kita satu bulan kedepan dan jangan sampai ada penurunan di bulan berikutnya. Jika semua

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Terlahir Sebagai Jodohmu   12. Merajuk

    “Aleaaa,” panggil Rafif pelan. Alea tidak bergeming.“Sayang,” panggil Rafif lagi.Kali ini Alea tersenyum kecil sambil menyembunyikan wajahnya.‘Deg’ dadanya berdegup lagi. Tapi dia tidak menoleh ke arah Rafif.Rafif kemudian melepas sabuk pengamannya dan mendekati Alea, lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Alea. Refleks, Alea menutup matanya. Rafif tersenyum gemas.Kemudian Rafif hanya melewatinya, mengambil sabuk pengaman di samping kiri Alea lalu dipasangnya di dekat kemudi.“Sabuknya belum kamu pasang, sayang.”Alea melirik Rafif sekilas kemudian memalingkan kembali wajahnya ke arah lain. Dia kesal dan terlalu malu.Melihat Alea yang tidak bereaksi membuat Rafif semakin gemas. Rafif sadar ini adalah salah satu gelombang emosi Alea yang terjadi dalam siklus bulanannya.Rafif melajukan kendaraannya, kemudian dia mengambil sesuatu di cup holder pintu mobilnya.“Minum dulu Al,” dia menyodorkan satu cup coklat panas pada Alea yang dibelinya dari cafe sebelah restoran steak.Alea masih

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Terlahir Sebagai Jodohmu   13. Rumor

    Hadiwinata Grup, perusahaan yang dikelola Rafif merupakan induk dari beberapa cabang yang bergerak di bidang e-commerce dan teknologi industri. Mereka telah beroperasi di beberapa negara di dunia.Semua yang di usahakan kakek dan ayahnya benar-benar dikelola dengan baik oleh Rafif sehingga perusahaan yang awalnya kecil telah berubah menjadi perusahaan raksasa yang dikenal banyak orang.Atas prestasinya yang gemilang, nama Rafif sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat.“CEO muda berusia 28th, memiliki tampang yang rupawan, dan kekayaan yang luar biasa.” Begitulah Rafif dikenal dengan segala citra baiknya.Alea tentu saja mengetahui siapa suaminya, tetapi dia tidak pernah menganggap Rafif sebagai orang yang berbeda dari sepuluh tahun yang lalu. Dia juga tidak pernah berencana untuk memanfaatkan Rafif agar namanya ikut naik agar bisnisnya semakin berkembang.Bagi Alea kehidupan rumah tangganya harus berjalan biasa saja dan tidak mencampur antara kehidupan pribadi dan pekerjaannya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Terlahir Sebagai Jodohmu   14. Hanya Teman

    Rumor tentang Rafif dan Yesi tentu saja terdengar di telinga keluarga Rafif dan Alea. semua orang berusaha menghubungi Alea dan memintanya untuk tetap tenang.Sepanjang hari itu Alea merasa risau, bukan karena dia tidak mempercayai Rafif, tetapi dia merasa orang yang paling ingin dia habisi saat ini adalah Yesi. Tetapi Alea sadar kalau dia tidak boleh gegabah, karena jika salah langkah keadaan akan semakin kacau.Yesika Marlin, saat ini dia sedang tersenyum senang melihat segala kegaduhan di dunia maya. Dia dan pikiran liciknya merasa puas karena orang-orang percaya kalau Rafif dan dirinya adalah pasangan.“Gue pengen tahu, reaksi cewek lo gimana fif!” gumamnya.“Sayang banget gue gak tahu siapa dia. Tapi gue yakin kalo cewek lo sekarang lagi kepanasan sama pandangan orang tentang kita berdua,” tambahnya.Yesi adalah teman Rafif sejak awal kuliah di luar negeri, ketika Rafif mengambil jurusan bisnis, Yesi masuk ke sekolah model disana.Yang membuat mereka dekat adalah ayah Rafif merupa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Terlahir Sebagai Jodohmu   15. Mengungkap Kebenaran

    Hari itu Rafif bertekad akan segera menyelesaikan masalah yang terjadi. Rafif tahu cara agar dia bisa menyelesaikan masalah ini dengan satu langkah.Dalam perjalanan menuju kantor, Rafif mampir ke rumah ayahnya untuk meminta bantuan.“Yah, Rafif butuh bantuan,” ucap Rafif pada ayahnya.“Apa yang bisa ayah lakukan?” tanya ayah.“Tolong ayah hubungi ayahnya Yesi, agar dia bisa mencegah Yesi bertindak lebih jauh,”“Aku sudah memintanya berhenti secara baik-baik kemarin, tetapi sampai pagi ini keadaan semakin panas karena tindakan yang dia lakukan semakin memperburuk keadaan.”“Aku harus segera menghentikan rumor yang beredar, selain demi Alea, keadaan perusahaan saat ini kacau, harga saham mengalami penurunan. Ini juga pasti menimbulkan keresahaan bagi para direksi.”“Untuk itu aku juga minta pada ayah agar bisa membantu mengendalikan mereka di perusahaan. Rencananya, hari ini aku akan menggelar rapat paripurna untuk mengungkap kebenaran dari berita yang beredar dan aku akan mempublikasi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01

Bab terbaru

  • Terlahir Sebagai Jodohmu   56. Berhenti Untuk Memulai

    Mendengar semua perkataan Azfar, tidak serta merta membuat Cindy tenang.Dia terlanjur berkata pada orang tuanya bahwa dia tidak akan menikahi Azfar maupun Ridwan, karena dia merasa malu dengan sikap bapak.Jauh dalam hatinya, Cindy menyesal pernah berkata demikian.Dalam hal ini Cindy memutuskan untuk berhenti sejenak dari hubungannya dengan Azfar, demi meyakinkan segala perasaannya dan memantapkan hatinya.“Aku pengen kita break dulu sebentar, aku butuh waktu untuk membuat semuanya tenang,” ucap Cindy.“Aku akan menunggumu.” Jawab Azfar.“Berapa lama kamu sanggup menungguku?” tanya Cindy.“Sampai kamu tidak layak lagi untuk aku tunggu,” jawab Azfar.“Maksud kamu?” tanya Cindy.“Jangan terlalu lama, atau aku akan menyerah,” ujar Azfar.Cindy terdiam mencoba mencerna apa maksud dari perkataan Azfar.“Akan aku usahakan.” Ujar Cindy.Mereka mengakhiri pertemuan di café sore itu. Sesuai dengan permintaan Cindy, hubungan mereka harus di akhiri sementara waktu. Demi memastikan semuanya ter

  • Terlahir Sebagai Jodohmu   55. Menentukan Pilihan

    Azfar sampai di rumahnya setelah perjalanan yang cukup melelahkan hatinya.“Loh, kamu sudah pulang?” tanya mama heran.“Sudah ma,” jawab Azfar singkat.“Gimana hasilnya?” tanya mama lagi.“Aku istirahat dulu ya ma, nanti aku jelasin,” jawab Azfar.Mama langsung tahu kalau anaknya sedang tidak baik-baik saja, hanya dengan melihat raut wajahnya. Tetapi mama memilih untuk membiarkan Azfar tenang lebih dulu.Azfar kemudian mandi dan merebahkan diri di kasur kesayangannya, dia membuka ponselnya dan terdapat beberapa panggilan tak terjawab dari Cindy.Azfar menghubungi Cindy kembali.“Halo,” ucap Cindy saat panggilannya tersambung.“Kamu kemana sih? Kok gak ada kabar?” lanjut Cindy dengan nada panik.“Aku sudah kembali ke Jakarta,” jawab Azfar singkat.“Secepat ini? Kenapa kamu ninggalin aku sendirian?” tanya Cindy.“Bukankah kamu senang dengan calon pilihan bapakmu?” tanya Azfar.“Apa? Kenapa kamu bilang seperti itu?” Cindy malah bertanya balik.“Aku melihatmu tersenyum sangat cantik saat

  • Terlahir Sebagai Jodohmu   54. Dilema

    Cindy menangis melihat kenyataan di depan mata.Disaat dia berhasil memantapkan hati untuk memulai bahtera rumah tangga, ujian datang dari orang tuanya yang tidak memberikan restu untuk dirinya dan Azfar.“Kenapa sih bu?” tanyanya pada ibu yang menemaninya di kamar.“Maafkan ibu nduk, ini semua keputusan bapak,” jawab ibu.“Tapi Cindy sudah punya pilihan sendiri bu,” ucap Cindy lirih.“Pilihan bapak sudah pasti yang terbaik,” ujar bapak yang tiba-tiba berdiri di ambang pintu.“Terbaik buat siapa? Buat bapak?” tanya Cindy marah.“Dia pejabat di kota kita. Berbeda sama temanmu, paling dia hanya dokter biasa seperti kamu kan?” bapak membandingkan Azfar dengan calon pilihannya.“Bapak gak tahu apa-apa tentang dia!” ucap Cindy marah.“Bapak gak perlu tahu! Bapak cuma pengen kamu menuruti keinginan bapak,” ujar bapak.“Gak! Aku gak mau!” tolak Cindy dengan tegas.“Nduk, tidak baik bicara seperti itu pada bapakmu!” ucap ibu menyela.“Selama ini kamu tidak pernah menggubris apa kata bapak dan

  • Terlahir Sebagai Jodohmu   54. Calon untuk Cindy

    Rafif dan Alea tertidur begitu pulas. Mereka terbangun saat cahaya matahari menerobos masuk melalui celah-celah jendela kamar mereka.“Aaaa!” teriak Alea saat terbangun. Dia melihat dirinya yang hanya terbalut selimut.“Alea! Kenapa sih?” tanya Rafif kaget.“Mas, kita semalam?” tanya Alea.“Apa kamu mabuk sampai tidak sadar apa yang terjadi semalam?” tanya Rafif sambil membalikan badan membelakangi Alea hendak tidur lagi.“Mas! Kita gak pakai pengaman, gimana kalo aku langsung hamil lagi?” tanya Alea yang baru saja menyadari.Rafif yang telah memejamkan mata langsung melotot sempurna. Dia juga sama, melupakan hal sepenting itu.“Ya sudah sayang, mau gimana lagi? Sudah terlanjur. Berharap saja gak langsung jadi Zayn yang kedua,” ucap Rafif.“Maaas,” panggil Alea dengan wajah yang cemberut karena kesal.Rafif lalu bangkit dan memeluk Alea mencoba menenangkannya.“Kalau jadi juga gak apa-apa sayang, kan ada aku suami kamu!” ujar Rafif.“Ya bukan gitu mas!” pekik Alea.Alea merasa belum s

  • Terlahir Sebagai Jodohmu   52. Insecure

    “Sayang, aku pergi dulu!” teriak Rafif dari ruang tamu.“Hati-hati mas!” jawab Alea dari lantai dua.Dua bulan telah berhasil mereka lalui sebagai orang tua, kini Rafif telah kembali ke perusahaan.Zayn sudah semakin besar, Alea memutuskan untuk berhenti total dari pekerjaannya dan memilih fokus pada putranya. Saat ini semua urusan perusahaannya berada dibawah pengawasan Rafif, suaminya.Alea menatap putranya yang sedang terlelap, dia mengenggam tangan Zayn penuh cinta.Setelah puas menatap Zayn, Alea beralih melihat pantulan dirinya di cermin. Dia menghembuskan nafas berat.“Jelek banget aku sekarang,” gumamnya.Berat badannya setelah hamil dan melahirkan memang tidak mengalami penurunan yang signifikan membuat lengan, perut, pinggul dan dadanya semakin terlihat lebar.Dia melihat wajahnya yang kusam karena kurang perawatan.Dia mencurahkan semua waktu hanya untuk Zayn, sampai dia melupakan diri sendiri.“Kalau kayak gini, mas Rafif masih suka aku gak sih?” tanyanya pada diri sendiri

  • Terlahir Sebagai Jodohmu   51. Melangkah Maju

    Setelah beberapa waktu sejak kelahiran Zayn, Alea dan Rafif menggelar sebuah acara syukuran di rumah mereka.Mereka mengundang para sahabat dekat mereka.Acara di adakan di sore hari, berlatar di halaman rumah mereka.Banyak tamu yang datang seperti Tomi dan kekasihnya, beberapa teman Alea saat berkuliah, teman-teman mereka dari Bandung, tidak ketinggalan Najwa dan David yang datang bersamaan.“Kalian kesini bareng?” tanya Alea saat Najwa dan David datang bersama.Najwa dan David tersenyum malu.“Jangan bilang kalian?!” tanya Alea menduga-duga.“Iya, kita coba memulai Al!” jawab Najwa.Alea senang sekali akhirnya Najwa ada kemauan untuk menjalin sebuah hubungan baru, dia nyaris tidak pernah membuka hatinya selama bertahun-tahun setelah dikhianati mantan kekasihnya.“Syukurlah, semoga kalian langgeng!” ucap Alea.David hanya malu-malu di belakang Najwa. ‘Aku tidak bisa mendapatkanmu Alea, jadi aku dengan sahabatmu saja,’ batin David.Najwa beralih melihat Zayn di pangkuan Rafif.“Ya am

  • Terlahir Sebagai Jodohmu   50. New Born

    Setelah Zayn lahir, hari-hari Alea dan Rafif menjadi lebih berwarna.Banyak hal yang berubah di antara mereka, termasuk siang jadi malam, malam jadi siang.Seperti bayi pada umumnya, Zayn juga termasuk anak yang sering rewel di malam hari. Hingga tak jarang membuat Rafif dan Alea begadang di malam hari.Sepanjang kehamilan sampai melahirkan, bisa dibilang mulus tanpa banyak hambatan. Tetapi ujian mereka di mulai saat Zayn lahir.Mereka benar-benar dibuat kelelahan sampai kurang tidur, kadang sampai lupa makan karena Zayn.Untungnya, Rafif semakin peka. Dia tidak membiarkan Alea melewatinya sendirian. Juga, support dari keluarga membuat mereka bisa mengatasi semuanya.Dini hari ini, Rafif sedang sibuk menggendong Zayn yang menangis. Sementara Alea yang sudah kelelahan tertidur dengan sangat pulas.“Tidur yuk sayang, Papa sudah mengantuk,” Rafif mengajak Zayn bicara seolah-olah bayi itu mengerti.Setelah berhasil menidurkan Zayn, Rafif meletakannya pada box bayi. Kemudian dia tidur meri

  • Terlahir Sebagai Jodohmu   49. Dear, Zayn!

    “Bayi laki-laki, berat 3,8 kg dan panjang 51 cm. Lahir dengan sempurna dan tampan seperti Papanya! Selamat Alea dan Rafif, kalian telah resmi menjadi orang tua,” ucap Cindy sambil meletakan bayi mungil di atas tubuh Alea.Alea memeluk bayinya dengan senyuman yang tidak pernah pudar, sementara Rafif memandangi dan mengusapnya dengan penuh kasih sayang.“Maaf bu, apakah sudah ada nama untuk bayi ini?” tanya asisten Cindy.Alea dan Rafif saling bertatapan, “Zayn Haris Hadiwinata” ucap mereka bersamaan.Cindy tersenyum lagi, dia melihat mereka berdua sebagai pasangan yang tidak akan terpisahkan.Setelah semuanya selesai, Cindy mengantar Alea dan bayinya kembali ke ruangan mereka.Alea duduk di kursi roda dengan Rafif dibelakangnya, sementara Cindy mendorong kereta bayi. Dia ingin mengantarkan calon ponakannya secara khusus.Di ruangannya telah hadir semua anggota keluarga Alea dan Rafif. Semua orang menyambut kedatangan mereka.Setelah Alea memposisikan diri di ranjang rumah sakit, mereka

  • Terlahir Sebagai Jodohmu   48. Perjuangan Hidup dan Mati

    Pagi hari di sebuah taman di kawasan Jakarta.Alea melakukan aktivitas jalan pagi sebagaimana di anjurkan oleh Cindy.Selama satu bulan ke belakang dia hanya jalan-jalan sendiri di komplek perumahannya. Namun kali ini dia ditemani oleh suami tercintanya.Setelah banyaknya prahara rumah tangga yang datang silih berganti, Alea lagi-lagi memilih untuk menerima dan memaafkan apa yang terjadi.Saat ini dia hanya ingin fokus terhadap kehamilan dan persiapan persalinannya.Rafif berjalan sambil mengenggam tangan Alea, dia ikuti langah demi langkah istrinya.“Aku capek,” keluh Alea karena merasa kelelahan.“Ayo istirahat dulu,” ajak Rafif sambil menuntun Alea untuk duduk di sebuah kursi.“Kamu tunggu disini sebentar,” ucap Rafif lalu meninggalkan Alea.Alea mengikuti kemana Rafif pergi, ternyata dia berlari mengejar tukang dagang asongan yang menjajakan air mineral dan beberapa camilan.Tidak lama kemudian, Rafif kembali dengan sebotol air mineral.“Minum dulu,” ucapnya sambil menyerahkan bot

DMCA.com Protection Status