Beranda / Romansa / Jodoh di Tangan Kakek / 55. Menentukan Pilihan

Share

55. Menentukan Pilihan

Penulis: Reyn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-24 17:44:31

Azfar sampai di rumahnya setelah perjalanan yang cukup melelahkan hatinya.

“Loh, kamu sudah pulang?” tanya mama heran.

“Sudah ma,” jawab Azfar singkat.

“Gimana hasilnya?” tanya mama lagi.

“Aku istirahat dulu ya ma, nanti aku jelasin,” jawab Azfar.

Mama langsung tahu kalau anaknya sedang tidak baik-baik saja, hanya dengan melihat raut wajahnya. Tetapi mama memilih untuk membiarkan Azfar tenang lebih dulu.

Azfar kemudian mandi dan merebahkan diri di kasur kesayangannya, dia membuka ponselnya dan terdapat beberapa panggilan tak terjawab dari Cindy.

Azfar menghubungi Cindy kembali.

“Halo,” ucap Cindy saat panggilannya tersambung.

“Kamu kemana sih? Kok gak ada kabar?” lanjut Cindy dengan nada panik.

“Aku sudah kembali ke Jakarta,” jawab Azfar singkat.

“Secepat ini? Kenapa kamu ninggalin aku sendirian?” tanya Cindy.

“Bukankah kamu senang dengan calon pilihan bapakmu?” tanya Azfar.

“Apa? Kenapa kamu bilang seperti itu?” Cindy malah bertanya balik.

“Aku melihatmu tersenyum sangat cantik saat
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jodoh di Tangan Kakek   56. Berhenti Untuk Memulai

    Mendengar semua perkataan Azfar, tidak serta merta membuat Cindy tenang.Dia terlanjur berkata pada orang tuanya bahwa dia tidak akan menikahi Azfar maupun Ridwan, karena dia merasa malu dengan sikap bapak.Jauh dalam hatinya, Cindy menyesal pernah berkata demikian.Dalam hal ini Cindy memutuskan untuk berhenti sejenak dari hubungannya dengan Azfar, demi meyakinkan segala perasaannya dan memantapkan hatinya.“Aku pengen kita break dulu sebentar, aku butuh waktu untuk membuat semuanya tenang,” ucap Cindy.“Aku akan menunggumu.” Jawab Azfar.“Berapa lama kamu sanggup menungguku?” tanya Cindy.“Sampai kamu tidak layak lagi untuk aku tunggu,” jawab Azfar.“Maksud kamu?” tanya Cindy.“Jangan terlalu lama, atau aku akan menyerah,” ujar Azfar.Cindy terdiam mencoba mencerna apa maksud dari perkataan Azfar.“Akan aku usahakan.” Ujar Cindy.Mereka mengakhiri pertemuan di café sore itu. Sesuai dengan permintaan Cindy, hubungan mereka harus di akhiri sementara waktu. Demi memastikan semuanya ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Jodoh di Tangan Kakek   57. Prepare

    Setelah pertemuan dengan orang tua Cindy, Azfar membawa kabar baik itu untuk disampaikan pada mama dan papa.Mama dan papa tentu saja menyambut dengan baik apa yang disampaikan Azfar. Mereka cukup sedih saat mengetahui hubungan Azfar dan Cindy merenggang, karena mereka sudah sangat menyukai Cindy sebagai calon menantunya,“Apa kamu sudah benar-benar yakin?” tanya papa.“Azfar yakin sekali pa,” jawab Azfar."Apa orang tua Cindy tidak meminta syarat-syarat tertentu?” tanya mama.“Beliau hanya bilang kalau pernikahan harus di adakan di Surabaya, sebab seluruh keluarga Cindy ada disana,” jelas Azfar.“Kapan kira-kira pernikahan dilaksanakan?” tanya mama.“Mungkin lusa aku mau ajak mama dan papa bertemu dengan orang tua Cindy, untuk menentukan waktu yang tepat,” jawab Azfar.Dalam dua hari pertemuan yang direncanakan Azfar akhirnya terjadi.Mama, papa dan Azfar bertemu dengan Cindy, ibu dan bapak di sebuah restoran.“Maaf pak, bu, kami tidak bisa menyambut kalian dengan baik di rumah kami

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Jodoh di Tangan Kakek   58. Surabaya

    Enam bulan akhirnya berlalu. Hari pernikahan Azfar dan Cindy hanya tinggal menghitung hari.Alea tengah mempersiapkan segala hal untuk dibawa ke Surabaya.“Alea, kamu lagi repot gak? Temani aku untuk ambil baju pengantin yuk!” ajak Cindy di sebrang telepon.“Eh enggak kok kak, aku cuma lagi siap-siapin semua keperluan untuk dibawa ke Surabaya. Mau ambil baju jam berapa?” tanya Alea.“Sebentar lagi mungkin, aku jemput kamu ya!” jawab Cindy.“Tapi kita tunggu mama sampai dulu, baru berangkat ya kak,” ujar Alea.“Oke.” Jawab Cindy.Mama datang saat Alea dan Cindy sudah siap untuk pergi, mama selalu datang untuk menjaga Zayn saat Alea perlu pergi keluar sesekali.“Kita pergi dulu ya ma!” pamit Alea dan Cindy.“Kalian hati-hati!” ucap mama mewanti-wanti.“Siap ma,” jawab Alea.Mereka lalu beranjak pergi menuju butik pilihan Cindy demi mengambil baju pengantin pesanannya.“Wah! Cantik banget kak!” puji Alea saat tirai penutup ruang pass dibuka. Cindy terlihat cantik dengan baju pengantin pi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Jodoh di Tangan Kakek   59. Kamar Hotel

    Alea berdiri di depan kamar 2001, tempat Rafif menginap. Dia langsung membuka pintu dengan kartu akses yang dimilikinya.Kamar ini gelap karena tirai yang masih tertutup rapat dan lampu yang padam.Setelah menutup pintu kembali, Alea menyusuri kamar dengan mengendap-ngendap. Dia melihat Rafif tertidur pulas dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya, hanya menyisakan kepalanya saja.Dalam gelap Alea berjalan mendekati jendela dan membuka tirainya sedikit. Membiarkan cahaya masuk ke dalam kamar.Setelah bisa melihat dengan jelas, Alea baru menghampiri Rafif dan berbaring di sampingnya.Alea menciumi wajah suaminya yang masih tertidur.Karena merasa terganggu, Rafif membuka matanya dan mendapati istrinya telah berada dihadapannya.Dengan kesadaran penuh dia menarik Alea dan menindihnya, lalu mengurungnya dengan kedua tangannya.“Mas!” pekik Alea kaget.Rafif mencium bibir Alea tanpa basa-basi, dia tidak membiarkan Alea untuk berontak.Alea merasa sesak karena kehabisan oksigen, akiba

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Jodoh di Tangan Kakek   60. Hari Bahagia

    Pukul 10 pagi semua orang telah berkumpul di aula pernikahan Azfar dan Cindy.Akad nikah dihadiri oleh keluarga besar Cindy, keluarga Azfar dan beberapa kerabat dekat termasuk teman-teman sesama dokter.Acara berjalan lancar dan khidmat, kini Azfar dan Cindy telah resmi menjadi sepasang suami istri. Semua orang sangat bahagia, tidak terkecuali Alea dan Rafif.Setelah Ijab Kabul, semuanya beristirahat sejenak, kemudian nanti bersiap kembali, berganti pakaian dan lanjut resepsi pada pukul 2 siang.“Akhirnya kakak sudah resmi menjadi suami kak Cindy. Selamat ya!” ucap Alea saat mereka berada di ruang ganti. Disana telah ada Alea, Rafif, Azfar, Cindy, mama dan bunda.“Makasih adikku sayang,” jawab Azfar lalu memeluk Alea.“Sabar-sabar ya kak menghadapi kak Azfar yang annoying,” ujar Alea pada Cindy.Cindy tertawa dengan ucapan Alea. Sementara Azfar mencubit pipi Alea karena kesal.“Aduh-duh, Sakit kak!” pekik Alea.“Kamu ini memperlakukan Alea kayak anak kecil terus,” ujar mama.“Memang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Jodoh di Tangan Kakek   61. Insiden

    “Alea, Alea!” suara Rafif kian melemah, sampai akhirnya dia tidak sadarkan diri.Akibat benturan keras, Rafif kehilangan banyak darah di kepalanya.Disisa-sisa kesadarannya dia hanya memanggil nama Alea.Alea hanya melihat dari kejauhan saat ambulan datang membawa Rafif pergi. Dalam hatinya ingin sekali rasanya ikut dalam mobil tersebut dan menemani suaminya.Tetapi karena ada Zayn dan kehamilan yang baru saja dia ketahui pagi tadi membuatnya lemas dan kehilangan tenaganya, bahkan hanya untuk sekedar berdiri.Papa menggendong tubuh Alea ke kamar hotel, agar lebih aman.Sementara Cindy masih memperhatikan keadaan di aula pernikahannya, berharap mendapatkan petunjuk.Keadaan di aula pernikahan sangat kacau. Tidak ada yang mengetahui apa yang terjadi.Yang jelas, Azfar telah meminta bantuan dari berbagai pihak untuk mengusut tuntas mengapa kecelakaan ini bisa terjadi.Selain itu, ayah Rafif juga telah mengerahkan pasukannya untuk menyelidiki kejadian tadi dan jika sampai terjadi kesengaj

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Jodoh di Tangan Kakek   62. Usut Tuntas!

    Setelah mendengar kabar dari ayah Rafif, Tomi bergegas menurunkan pasukan untuk segera mengusut insiden yang terjadi di aula pernikahan Azfar dan Cindy yang menimpa Rafif sampai mengharuskannya mendapat luka di kepala.Tomi menghubungi beberapa pihak, termasuk detektif bayaran yang biasa Rafif pakai jasanya yang bernama Wira.Wira tentu tidak bekerja sendiri, dia memiliki kaki tangan untuk membantunya memecahkan setiap kasus yang datang padanya.Selain itu, Tomi juga datang ke lokasi kejadian. Dia terbang ke Surabaya segera setelah dia baru saja kembali dari Singapura.Tomi bersama dengan Wira mengecek cctv di seluruh penjuru aula.“Sejauh ini gak ada yang aneh,” ujar petugas yang membukakan akses monitor rekaman cctv.“Stop!” kata Tomi.“Tolong putar yang ini,” ujar Tomi sambil menunjuk ke layar.Petugas lalu membukanya untuk Tomi, dalam tangkapan kamera terlihat Alea yang sedang asyik mengambil makanan bertabrakan dengan seorang pria. Lalu Tomi mengawasi gerak-gerik Alea yang mengik

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Jodoh di Tangan Kakek   63. Tidur Panjang

    Tiga hari setelah insiden itu terjadi, Rafif masih belum juga membuka matanya.Alea dengan sabar menunggunya dan merawatanya di ruang vip rumah sakit terbesar di Surabaya.Alea bergantian dengan bunda, menjaga Rafif siang dan malam tanpa kenal lelah. Mereka juga sesekali mengajak Rafif bicara agar segera terbangun dari tidur panjangnya.Namun setelah tiga hari berlalu, Rafif belum menunjukan tanda-tanda akan bangun.“Kak, mas Rafif tidak bangun juga setelah beberapa hari ini. Apa ini wajar?” tanya Alea saat Azfar memeriksa keadaan Rafif.“Semua hasil pemeriksaannya tidak ada masalah, organ vitalnya juga baik, tapi mungkin trauma di kepala Rafif membuat dia membutuhkan waktu sedikit lama untuk kembali sadar. Kamu tenang saja,” jelas Azfar pada Alea lalu mengelus kepala Alea lembut.“Besok, kita pindahkan Rafif ke rumah sakit kita di Jakarta. Kakak dan Cindy harus segera kembali kesana, tentu saja kakak tidak ingin meninggalkan kamu dan Rafif disini,” sambung Azfar.Alea mengangguk, “ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29

Bab terbaru

  • Jodoh di Tangan Kakek   109. Katakan atau Diam

    “Alea…” panggil Rafif begitu tiba di kamar hotel.“Kakak Zayn ayo mandi, habis ini kita pulang!” ujar Alea pada Zayn tanpa menghiraukan panggilan Rafif.“Alea!” suara Rafif mulai meninggi.“Hhhh..” Alea menghela napas berat.“Nanti aja. Aku mau mandikan Zayn!” ujarnya kemudian.Rafif terdiam di ujung tempat tidur hotel. Pikirannya tak tentu arah. Dia tahu dia telah bersalah pada Alea semalam. Sebetulnya mudah saja bagi Rafif untuk berkata jujur. Namun entah kenapa satu sisi hatinya masih terasa berat.Terlebih lagi, semalam dia terlanjur berbohong pada Alea bahwa yang ditemuinya adalah Mario bukan Melissa.Rafif juga bingung sebab mood Alea selalu berubah drastis setiap dia mengandung. Jadi jika dia tidak berhati-hati, bisa dipastikan keributan akan terjadi di antara mereka.Di sisi lain, Alea juga menunggu apakah Rafif akan menjelaskannya lebih dulu? Atau dia akan tetap diam sampai Alea mulai bertanya?Jika Rafif berani mengatakannya lebih dulu maka Alea akan segera memaafkannya, nam

  • Jodoh di Tangan Kakek   108. Diam-diam Curiga

    Jam 23.30 malam..Alea menunggu kedatangan Rafif di kamarnya. Sudah satu setengah jam sejak acara selesai, namun suaminya belum juga tiba di kamar.Alea mencoba menghubunginya berkali-kali namun tidak ada jawaban.“Kemana sih, sudah selarut ini belum juga sampai di kamar?” gumam Alea menatap layar ponselnya.Karena tidak ada jawaban, Alea pun memutuskan untuk menghubungi Azfar dan menanyakan keberadaan Rafif.“Halo kak, kalian masih di ballroom kah?” tanya Alea saat Azfar menjawab teleponnya.“Aku sudah kembali, kenapa?” tanya Azfar.“Mas Rafif kok belum datang?” tanya Alea lagi.“Bukannya Rafif sudah kembali lebih dulu? Tadi aku tidak melihatnya di ballroom.” Jawab Azfar.“Sampai sekarang dia belum kembali kak,” ujar Alea.“Oh! Tadi aku lihat dia ngobrol sama cewek sih. Aku kira habis itu dia kembali,” ujar Azfar polos.“Cewek?” tanya alea dengan nada meninggi karena sedikit terkejut.“Mungkin jurnalis, Al! Jangan terburu-buru menyimpulkan,” sahut Azfar yang merasa bersalah mengataka

  • Jodoh di Tangan Kakek   107. Kepingan Puzzle

    “Kenapa kamu disini?” tanya Rafif dengan suara sedikit bergetar.Dadanya tiba-tiba bergemuruh dan seketika melupakan keadaan sekitar, pandangan dan pikirannya terfokus pada sosok wanita cantik di depan matanya.Dia adalah Melissa. Kepingan puzzle milik Rafif yang telah menghilang lama.Meskipun kini Rafif telah menikah dengan cinta pertamanya, Alea. Bukan berarti masa lalu Rafif tanpa wanita. Apalagi Rafif juga pria normal, dia tetap tumbuh layaknya remaja menuju dewasa seperti orang lain.Ya, bukan Yesika melainkan Melissa. Seseorang yang pernah mengisi hati Rafif saat berkuliah di London.***Saat itu Rafif pertama kali bertemu Melissa di kelas yang sama, karena sama-sama berasal dari Indonesia, mereka cukup cepat mengakrabkan diri.Satu tahun berteman, hubungan Rafif dan Melissa sangat dekat. Mereka akhirnya memutuskan untuk memulai hubungan asmara.Kala itu Rafif sedang bersiap untuk menyusun skripsi, dia sudah melupakan sosok Alea yang dia anggap sebagai adik.Karena jauh dari ke

  • Jodoh di Tangan Kakek   106. Gala Dinner

    Beberapa bulan kemudian..Cindy sudah semakin terbiasa dengan kehamilannya, dia juga aktif kembali sebagai dokter spesialis kandungan. Selain memastikan kehamilannya aman, dia juga selalu memastikan kandungan setiap pasiennya aman.Begitu juga dengan Alea, di kehamilan ketiganya ini dia memilih untuk lebih banyak diam di rumah. Sekalipun keadaan memaksanya keluar rumah, dia akan menunggu sampai Rafif bisa menemaninya.Bukan apa, Alea masih cukup trauma atas kejadian beberapa tahun lalu saat hamil anak keduanya. Mengalami penculikan sampai harus merasakan kehilangan anak adalah hal yang sangat menyedihkan.Kali ini, dia tidak akan membiarkan sesuatu terjadi. Karenanya, dia memilih untuk menjalani keseharian di rumah. Jika merasa bosan, maka saatnya dia memanggil seluruh anggota keluarganya untuk datang.Sementara itu Rafif dan Azfar disibukan dengan pekerjaan mereka, kebetulan beberapa bulan terakhir Rafif berhasil mengembangkan kembali bisnis barunya yaitu sebuah aplikasi yang berhubu

  • Jodoh di Tangan Kakek   105. Dua Kabar Baik

    “Apakah program mereka tidak berhasil?” gumam Alea.“Kenapa sayang?” tanya Rafif yang tiba-tiba berdiri disamping Alea.“Mas, menurut kamu kak Azfar dan kak Cindy kenapa ya?” tanya Alea.Rafif memperhatikan Azfar dan Cindy sejenak, “mereka lagi lelah aja paling?” ujar Rafif.Alea mengangkat bahu tak mengerti. Namun hatinya berharap semoga apa yang dia khawatirkan tidak terjadi.“Ayo semuanya mendekat!” ujar papa.Lalu semua orang mendekat mengelilingi mama dan papa yang berdiri di tempat yang telah disiapkan di halaman rumah.Disana terdapat sebuah kue tart besar dan beberapa kado. Halaman rumah di hias dengan tema warna putih, serasi dengan pakaian yang dikenakan mama dan papa serta semua yang hadir.Mama mengenakan gaun warna putih panjang lengkap dengan veil warna serupa, papa memakai satu set jas putih senada, mereka benar-benar seperti pengantin.Di belakang mama dan papa ada sebuah layar yang sengaja dipasang untuk menampilkan rangkuman foto-foto sejak mama dan papa pertama kali

  • Jodoh di Tangan Kakek   104. Program

    Setelah mempertimbangkan banyak hal, Azfar dan Cindy akhirnya memutuskan untuk memulai kembali perjuangan mereka untuk mendapatkan buah hati.Butuh kesiapan mental, fisik dan materi untuk memulai perjalanan panjang ini.Mereka mulai dengan kembali memeriksakan kesehatan organ mereka ke dokter kandungan, yang bernama Leo. Dia adalah teman seperjuangan Cindy dan bekerja di rumah sakit yang sama dengan mereka.“Akhirnya kalian kembali!” ujar Leo.Sebelumnya, Cindy dan Azfar juga sempat memeriksakan kondisi mereka satu tahun lalu. Namun karena kesibukan Cindy dan Azfar, mereka memutuskan untuk menunda dulu program hamil yang harus dilakukan.“Apa kalian udah siap sekarang?” tanya Leo.“Untuk saat ini, aku jauh lebih siap!” ujar Cindy.“Oke, kita mulai lagi dari awal ya?” Leo kemudian kembali menjelaskan prosedur untuk melakukan program Hamill.Cindy tentu sangat memahami langkah demi langkah untuk melakukan program hamil, tapi bagaimanapun dia tetap butuh dokter lain untuk membantunya mem

  • Jodoh di Tangan Kakek   103. Keresahan Hati

    Selama perjalanan pulang dari Bandung menuju Jakarta, Cindy lebih banyak terdiam dan merenung.Dia memikirkan semua nasehat nenek padanya, hal yang ketika diucapkan sangat bisa membuatnya tenang. Namun ketika dia kembali pada kenyataan, rasanya sulit sekali untuk menemukan kebahagiaan.Rumah tangga tanpa anak, memang bukan satu-satunya sumber kebahagiaan. Namun, akan lebih sempurna kebahagiaan itu ketika hadir seorang malaikat kecil di antara mereka.Hal inilah yang sampai saat ini masih diusahakan Cindy dan Azfar selama dua tahun lebih pernikahannya.“Kamu kenapa?” tanya Azfar yang melihat Cindy hanya melamun dan menatap ke arah luar jendela.“Gak apa-apa!” jawab Cindy singkat.Mereka, bukan tidak berusaha. Mengingat mereka lebih paham tentang situasi mereka karena profesinya sebagai dokter. Namun, apapun yang mereka usahakan akan tetap sia-sia ketika Tuhan belum mengizinkan.”Apa selama di Bandung, ada hal yang menyinggungmu?” tanya Azfar pelan.“Hmm gak ada kok!” jawab Cindy.“Teru

  • Jodoh di Tangan Kakek   102. Kemah

    Hari ini, Alea dan Rafif berencana untuk menghabiskan waktu bersama keluarga di Bandung, sebelum mereka kembali ke Jakarta.Selama sehari penuh mereka semua berkumpul di rumah nenek, makan masakan nenek, bermain bersama para sepupu dan bercerita tentang masa lalu.Semua terlihat sangat menikmati momen kebersamaan itu.Papa sebetulnya hanya anak tunggal, tetapi semasa kakek Abdul hidup, beliau sempat mengadopsi anak perempuan dari keluarga nenek yang mereka beri nama Ayu.Saat ini, tante Ayu lah yang tinggal bersama nenek di rumah ini, sehingga nenek tidak pernah kesepian.Beberapa kali papa juga mengajak nenek untuk tinggal bersama di Jakarta, namun nenek bersikeras untuk tetap tinggal di Bandung.Katanya, rumah ini penuh dengan kenangan semasa hidup bersama kakek Abdul. Dan hanya saat tinggal disini, nenek merasa kakek Abdul masih ada bersama mereka.“Kak, kenapa bengong?” tanya Alea pada Cindy yang terlihat sedang memandang kosong ke arah Zayn dan Nizam putra bungsu tante Ayu yang s

  • Jodoh di Tangan Kakek   101. Kota Kenangan

    Alea dan Rafif duduk di ujung tempat tidur sambil menikmati pemandangan malam kota Bandung dari kaca jendela besar kamar mereka yang berada di lantai 22.Tubuh mereka masih sama-sama polos setelah selesai saling memanjakan.Tangan Rafif merangkul bahu Alea dengan kepala yang saling menopang. Mereka mulai mengenang masa lalu mereka tentang kota ini.Bandung, merupakan kota kelahiran dua anak manusia yang sekarang saling mencintai ini. Mereka di takdirkan bertemu karena pertemanan kakek mereka yang berlangsung begitu lama.Kelahiran Rafif di keluarga Hadiwinata adalah hal yang membahagiakan, sebab ayah dan bunda terbilang cukup lama menanti kehadiran buah hati.Empat tahun berselang, Alea lahir di keluarga Haris.Kelahiran Alea disambut bahagia oleh dua keluarga, sebab kakek Hadiwinata dan kakek Abdul Haris telah berniat untuk menjodohkan cucu mereka kelak agar persahabatan mereka tidak terputus dan berlanjut sampai anak keturunannya.“Kalau dipikir-pikir, ternyata aku sudah jatuh cinta

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status