Home / Romansa / Jodoh di Tangan Kakek / 62. Usut Tuntas!

Share

62. Usut Tuntas!

Author: Reyn
last update Last Updated: 2024-12-28 10:24:00

Setelah mendengar kabar dari ayah Rafif, Tomi bergegas menurunkan pasukan untuk segera mengusut insiden yang terjadi di aula pernikahan Azfar dan Cindy yang menimpa Rafif sampai mengharuskannya mendapat luka di kepala.

Tomi menghubungi beberapa pihak, termasuk detektif bayaran yang biasa Rafif pakai jasanya yang bernama Wira.

Wira tentu tidak bekerja sendiri, dia memiliki kaki tangan untuk membantunya memecahkan setiap kasus yang datang padanya.

Selain itu, Tomi juga datang ke lokasi kejadian. Dia terbang ke Surabaya segera setelah dia baru saja kembali dari Singapura.

Tomi bersama dengan Wira mengecek cctv di seluruh penjuru aula.

“Sejauh ini gak ada yang aneh,” ujar petugas yang membukakan akses monitor rekaman cctv.

“Stop!” kata Tomi.

“Tolong putar yang ini,” ujar Tomi sambil menunjuk ke layar.

Petugas lalu membukanya untuk Tomi, dalam tangkapan kamera terlihat Alea yang sedang asyik mengambil makanan bertabrakan dengan seorang pria. Lalu Tomi mengawasi gerak-gerik Alea yang mengik
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Jodoh di Tangan Kakek   63. Tidur Panjang

    Tiga hari setelah insiden itu terjadi, Rafif masih belum juga membuka matanya.Alea dengan sabar menunggunya dan merawatanya di ruang vip rumah sakit terbesar di Surabaya.Alea bergantian dengan bunda, menjaga Rafif siang dan malam tanpa kenal lelah. Mereka juga sesekali mengajak Rafif bicara agar segera terbangun dari tidur panjangnya.Namun setelah tiga hari berlalu, Rafif belum menunjukan tanda-tanda akan bangun.“Kak, mas Rafif tidak bangun juga setelah beberapa hari ini. Apa ini wajar?” tanya Alea saat Azfar memeriksa keadaan Rafif.“Semua hasil pemeriksaannya tidak ada masalah, organ vitalnya juga baik, tapi mungkin trauma di kepala Rafif membuat dia membutuhkan waktu sedikit lama untuk kembali sadar. Kamu tenang saja,” jelas Azfar pada Alea lalu mengelus kepala Alea lembut.“Besok, kita pindahkan Rafif ke rumah sakit kita di Jakarta. Kakak dan Cindy harus segera kembali kesana, tentu saja kakak tidak ingin meninggalkan kamu dan Rafif disini,” sambung Azfar.Alea mengangguk, “ak

    Last Updated : 2024-12-29
  • Jodoh di Tangan Kakek   64. Siapa Kamu?

    “Siapa kamu?” tanya Rafif saat melihat Alea di hadapannya.“Mas,” ujar Alea pelan.Rafif merasakan kepalanya berputar. Lalu dia memejamkan kembali matanya.“Kak,” panggil Alea pada Azfar dengan penuh kekhawatiran.“Kamu tenang dulu,” jawab Azfar.Azfar lalu memeriksa Rafif kembali untuk memastikan apakah ada masalah.Rafif kembali membuka matanya, lalu bertanya pada Azfar.“Dok, saya kenapa?” tanya Rafif.Alea mundur selangkah, dia sadar Rafif berbeda. Apa yang terjadi? Kenapa dia tidak mengenali Alea bahkan dia memanggil Azfar dengan panggilan ‘dok’.“Rafif, ini bunda!” bunda maju dan mendekati Rafif.Rafif memperhatikan wajah bunda dengan seksama, sedetik kemudian dia bertanya.“Kenapa aku disini, bunda?” tanyanya.Bunda lega, karena ternyata Rafif mengenalinya. Itu artinya Rafif tidak apa-apa.Namun keadaan menegang seketika Rafif bertanya pada bunda.“Bunda, siapa wanita ini?” tanya Rafif.Bunda membawa Alea mendekat.“Dia istri kamu! Alea,” jelas bunda.“Istri?” tanya Rafif.Alea

    Last Updated : 2024-12-29
  • Jodoh di Tangan Kakek   65. Asing

    Sinar matahari menerobos masuk melalui celah-celah kecil di dalam kamar.Rafif terbangun karena merasa silau. Dia merasa asing dengan kehadiran Alea dan Zayn di kamarnya, semalam dia memutuskan untuk tidur di kamar yang bersebelahan dengan kamar miliknya yang ditempati Alea dan Zayn.Setelah membuka mata, Rafif langsung bergegas kembali ke kamarnya dan melihat apakah Alea dan bayi kecil itu telah bangun.Dia membuka pintu, lalu melihat Alea yang masih tertidur. Rafif mendekatinya dan memperhatikan wajah cantik Alea. Dia menyibakan rambut yang menutupi wajah Alea.“Alea,” gumamnya. Ada rasa sedih yang menyeruak dalam hati Rafif. Dia tidak mengerti bagaimana hatinya bisa merasakan sedih dan sakit saat menatap Alea, sementara ingatannya tak kunjung kembali.Alea mengerjapkan matanya, telinganya mendengar namanya di sebut oleh pria yang sangat dicintainya.“Mas,” panggil Alea saat mengetahui Rafif sedang menatapnya begitu intens dalam jarak yang sangat dekat.“Apa kamu baik-baik saja?” ta

    Last Updated : 2024-12-30
  • Jodoh di Tangan Kakek   66. Naluri

    Sekembalinya Rafif dari perusahaan, Alea menyambutnya selayaknya dia menyambut Rafif seperti sebelum-sebelumnya.“Gimana dengan perusahaan mas?” tanya Alea.“Semuanya lancar karena dibantu Tomi,” jawab Rafif.“Jadi mas juga tidak lupa dengan Tomi?” tanya Alea menghentikan langkahnya di belakang Rafif.Rafif menyadari jika sikapnya telah sedikit melukai hati Alea.“Aku baru mengingatnya saat bertemu dengannya tadi,” Rafif lalu menyamakan langkahnya dengan Alea.“Zayn dimana?” tanya Rafif.“Di kamar dengan bunda,” jawab Alea singkat.“Ayo ke kamar!” ajak Rafif sambil meraih tangan Alea.Ini adalah genggaman pertama Rafif setelah dia terbangun dari tidur panjangnya. Alea merasakan jantungnya berdetak cepat, akhirnya Rafif mengenggam tangannya lagi setelah sekian lama.“Zayn!” panggil Rafif saat membuka pintu kamar.“Kamu sudah pulang?” tanya bunda.Rafif mengangguk lalu menghampiri Zayn.Zayn begitu senang dengan kedatangan Rafif, bayi berusia satu tahun ini sedang belajar untuk berjalan

    Last Updated : 2024-12-31
  • Jodoh di Tangan Kakek   67. Kamu Berubah

    Kepala Rafif berdenyut hebat tatkala bibirnya mulai bersentuhan dengan bibir Alea.Terlintas dalam ingatannya, potongan-potongan kenangan seperti gambar berjalan.Namun saat Rafif mencoba mempertajam ingatannya, dia limbung dan harus melepaskan tautan bibirnya dari Alea.Rafif merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya, membuat dia harus menjauh dari Alea dan pergi ke lantai dasar untuk menenangkan diri.“Mas!” panggil Alea khawatir.Tapi Rafif tetap mengabaikannya dan pergi begitu saja.Batin Alea berkecamuk, baru saja dia mendapatkan kembali kehangatan yang dia rindukan, tiba-tiba saja Rafif pergi.Alea menangis dalam diamnya. Lalu memilih untuk membiarkan Rafif sampai dia kembali lagi ke kamar.Malam semakin larut, karena Rafif tak kunjung kembali, Alea memutuskan untuk melihatnya di bawah.Baru saja Alea menuruni anak tangga terakhir, dia melihat sebuah kepulan asap dari halaman belakang rumahnya.Karena penasaran, Alea berjalan menuju ke halaman belakang dan melihat apa yang te

    Last Updated : 2025-01-01
  • Jodoh di Tangan Kakek   68. Berusaha Kuat

    “Alea!” ujar Rafif.Senyum Alea yang semula merekah, hilang seketika. Dia melihat sebuah tangan melingkar di lengan suaminya, dan tangan itu milik seseorang yang sangat dia benci.“Kalian?” tanya Alea dingin.“Sory Yes! Aku harus masuk dulu,” ucap Rafif lalu melepaskan tangan Yesi dari lengannya.“Oh! It’s okay fif! Lagipula aku sudah harus pulang, makasih ya hari ini!” ujar Yesi manis sekali, seperti disengaja karena kehadiran Alea.“Oke, sama-sama!” jawab Rafif lalu masuk ke dalam ruangan, melewati Alea.Alea terpaku menatap interaksi Rafif dan Yesi yang begitu akrab. Yesi bahkan menyeringai ke arahnya dan menaikan sebelah alisnya seolah-olah berkata “aku menang!”“Mas, kamu dari mana?” tanya Alea.“Hanya makan siang saja,” jawab Rafif singkat.“Hanya berdua dengan dia?” tanya Alea lagi.Rafif melirik ke arah Alea, “memangnya kenapa?” tanyanya.“Tapi dia Yesi mas!” pekik Alea.“Iya! Dia memang Yesi! Lalu kenapa? Bukannya seharusnya kamu tahu kalau dia temanku, jika kamu memang istri

    Last Updated : 2025-01-01
  • Jodoh di Tangan Kakek   69. Yesi Lagi

    Hari peluncuran produk baru milik perusahaan Rafif akhirnya tiba. Iklan-iklan yang menampilkan wajah Yesi kini menghiasi seluruh layar kaca.Peluncuran produk baru milik Rafif terbilang cukup sukses, sehingga malam ini Rafif secara khusus mengadakan makan malam bersama seluruh timnya. Termasuk Yesi sebagai bintang iklannya.“Cheers!” ujar Rafif mengangkat sebuah gelas minuman.“Cheers!” sahut tim Rafif menyambut baik uluran Rafif.Mereka lalu menghabiskan malam bersama, sambil merasakan euforia keberhasilan peluncuran produk.“Rafif!” panggil Yesi yang sedikit mabuk.“Hai! Kamu mabuk?” tanya Rafif.“Sepertinya begitu, bisakah kamu antar aku pulang malam ini?” tanya Yesi.“Boleh!” jawab Rafif lalu meraih pinggang Yesi yang telah terhuyung ke arahnya.Yesi lalu mengalungkan lengannya pada leher Rafif dan berjalan berdampingan dengannya.“Aku pergi dulu!” pamit Rafif pada Tomi.“Pak Rafif kenapa? Sekarang kayaknya kok berubah!” ujar Sherly salah satu tim Rafif.Tomi menggeleng, “entah!”

    Last Updated : 2025-01-01
  • Jodoh di Tangan Kakek   70. Mimpi

    Alea menutup pintu kamar dan menguncinya dari dalam.Malam ini Rafif benar-benar telah membuatnya keluar dari batas rasa sabar yang bisa dia toleransi.Lagi-lagi Rafif menyebut nama Yesi di hadapannya. Alea sendiri melihat dengan matanya, bahwa Yesi dengan berani meninggalkan bekas bibirnya di pipi Rafif.Jika Alea terus membiarkannya, mungkin lama-lama Yesi akan menjadi lebih berani. Namun Alea juga tidak tahu harus berbuat apa.“Mas, kapan kamu akan sadar dan mengingat semuanya?” gumam Alea.“Mama!” suara Zayn terdengar memanggilnya.Alea bergegas menghampirinya.“Sayang, kok kamu bangun?” tanya Alea pada Zayn.Lalu Zayn memeluk Alea dan meminta Alea untuk menggendongnya.“Sayang, tidur lagi yuk! Sudah malam,” ajak Alea. Lalu membawa Zayn tidur di dalam pelukan Alea.Zayn seolah-olah mengerti apa yang sedang dirasakan Alea. Dia menatap mamanya dengan hangat, lalu tangannya menempel pada pipi Alea.Tatapan mata Zayn seolah berkata “mama kuat!”.Alea menatap dan mengusap wajah imut Za

    Last Updated : 2025-01-01

Latest chapter

  • Jodoh di Tangan Kakek   109. Katakan atau Diam

    “Alea…” panggil Rafif begitu tiba di kamar hotel.“Kakak Zayn ayo mandi, habis ini kita pulang!” ujar Alea pada Zayn tanpa menghiraukan panggilan Rafif.“Alea!” suara Rafif mulai meninggi.“Hhhh..” Alea menghela napas berat.“Nanti aja. Aku mau mandikan Zayn!” ujarnya kemudian.Rafif terdiam di ujung tempat tidur hotel. Pikirannya tak tentu arah. Dia tahu dia telah bersalah pada Alea semalam. Sebetulnya mudah saja bagi Rafif untuk berkata jujur. Namun entah kenapa satu sisi hatinya masih terasa berat.Terlebih lagi, semalam dia terlanjur berbohong pada Alea bahwa yang ditemuinya adalah Mario bukan Melissa.Rafif juga bingung sebab mood Alea selalu berubah drastis setiap dia mengandung. Jadi jika dia tidak berhati-hati, bisa dipastikan keributan akan terjadi di antara mereka.Di sisi lain, Alea juga menunggu apakah Rafif akan menjelaskannya lebih dulu? Atau dia akan tetap diam sampai Alea mulai bertanya?Jika Rafif berani mengatakannya lebih dulu maka Alea akan segera memaafkannya, nam

  • Jodoh di Tangan Kakek   108. Diam-diam Curiga

    Jam 23.30 malam..Alea menunggu kedatangan Rafif di kamarnya. Sudah satu setengah jam sejak acara selesai, namun suaminya belum juga tiba di kamar.Alea mencoba menghubunginya berkali-kali namun tidak ada jawaban.“Kemana sih, sudah selarut ini belum juga sampai di kamar?” gumam Alea menatap layar ponselnya.Karena tidak ada jawaban, Alea pun memutuskan untuk menghubungi Azfar dan menanyakan keberadaan Rafif.“Halo kak, kalian masih di ballroom kah?” tanya Alea saat Azfar menjawab teleponnya.“Aku sudah kembali, kenapa?” tanya Azfar.“Mas Rafif kok belum datang?” tanya Alea lagi.“Bukannya Rafif sudah kembali lebih dulu? Tadi aku tidak melihatnya di ballroom.” Jawab Azfar.“Sampai sekarang dia belum kembali kak,” ujar Alea.“Oh! Tadi aku lihat dia ngobrol sama cewek sih. Aku kira habis itu dia kembali,” ujar Azfar polos.“Cewek?” tanya alea dengan nada meninggi karena sedikit terkejut.“Mungkin jurnalis, Al! Jangan terburu-buru menyimpulkan,” sahut Azfar yang merasa bersalah mengataka

  • Jodoh di Tangan Kakek   107. Kepingan Puzzle

    “Kenapa kamu disini?” tanya Rafif dengan suara sedikit bergetar.Dadanya tiba-tiba bergemuruh dan seketika melupakan keadaan sekitar, pandangan dan pikirannya terfokus pada sosok wanita cantik di depan matanya.Dia adalah Melissa. Kepingan puzzle milik Rafif yang telah menghilang lama.Meskipun kini Rafif telah menikah dengan cinta pertamanya, Alea. Bukan berarti masa lalu Rafif tanpa wanita. Apalagi Rafif juga pria normal, dia tetap tumbuh layaknya remaja menuju dewasa seperti orang lain.Ya, bukan Yesika melainkan Melissa. Seseorang yang pernah mengisi hati Rafif saat berkuliah di London.***Saat itu Rafif pertama kali bertemu Melissa di kelas yang sama, karena sama-sama berasal dari Indonesia, mereka cukup cepat mengakrabkan diri.Satu tahun berteman, hubungan Rafif dan Melissa sangat dekat. Mereka akhirnya memutuskan untuk memulai hubungan asmara.Kala itu Rafif sedang bersiap untuk menyusun skripsi, dia sudah melupakan sosok Alea yang dia anggap sebagai adik.Karena jauh dari ke

  • Jodoh di Tangan Kakek   106. Gala Dinner

    Beberapa bulan kemudian..Cindy sudah semakin terbiasa dengan kehamilannya, dia juga aktif kembali sebagai dokter spesialis kandungan. Selain memastikan kehamilannya aman, dia juga selalu memastikan kandungan setiap pasiennya aman.Begitu juga dengan Alea, di kehamilan ketiganya ini dia memilih untuk lebih banyak diam di rumah. Sekalipun keadaan memaksanya keluar rumah, dia akan menunggu sampai Rafif bisa menemaninya.Bukan apa, Alea masih cukup trauma atas kejadian beberapa tahun lalu saat hamil anak keduanya. Mengalami penculikan sampai harus merasakan kehilangan anak adalah hal yang sangat menyedihkan.Kali ini, dia tidak akan membiarkan sesuatu terjadi. Karenanya, dia memilih untuk menjalani keseharian di rumah. Jika merasa bosan, maka saatnya dia memanggil seluruh anggota keluarganya untuk datang.Sementara itu Rafif dan Azfar disibukan dengan pekerjaan mereka, kebetulan beberapa bulan terakhir Rafif berhasil mengembangkan kembali bisnis barunya yaitu sebuah aplikasi yang berhubu

  • Jodoh di Tangan Kakek   105. Dua Kabar Baik

    “Apakah program mereka tidak berhasil?” gumam Alea.“Kenapa sayang?” tanya Rafif yang tiba-tiba berdiri disamping Alea.“Mas, menurut kamu kak Azfar dan kak Cindy kenapa ya?” tanya Alea.Rafif memperhatikan Azfar dan Cindy sejenak, “mereka lagi lelah aja paling?” ujar Rafif.Alea mengangkat bahu tak mengerti. Namun hatinya berharap semoga apa yang dia khawatirkan tidak terjadi.“Ayo semuanya mendekat!” ujar papa.Lalu semua orang mendekat mengelilingi mama dan papa yang berdiri di tempat yang telah disiapkan di halaman rumah.Disana terdapat sebuah kue tart besar dan beberapa kado. Halaman rumah di hias dengan tema warna putih, serasi dengan pakaian yang dikenakan mama dan papa serta semua yang hadir.Mama mengenakan gaun warna putih panjang lengkap dengan veil warna serupa, papa memakai satu set jas putih senada, mereka benar-benar seperti pengantin.Di belakang mama dan papa ada sebuah layar yang sengaja dipasang untuk menampilkan rangkuman foto-foto sejak mama dan papa pertama kali

  • Jodoh di Tangan Kakek   104. Program

    Setelah mempertimbangkan banyak hal, Azfar dan Cindy akhirnya memutuskan untuk memulai kembali perjuangan mereka untuk mendapatkan buah hati.Butuh kesiapan mental, fisik dan materi untuk memulai perjalanan panjang ini.Mereka mulai dengan kembali memeriksakan kesehatan organ mereka ke dokter kandungan, yang bernama Leo. Dia adalah teman seperjuangan Cindy dan bekerja di rumah sakit yang sama dengan mereka.“Akhirnya kalian kembali!” ujar Leo.Sebelumnya, Cindy dan Azfar juga sempat memeriksakan kondisi mereka satu tahun lalu. Namun karena kesibukan Cindy dan Azfar, mereka memutuskan untuk menunda dulu program hamil yang harus dilakukan.“Apa kalian udah siap sekarang?” tanya Leo.“Untuk saat ini, aku jauh lebih siap!” ujar Cindy.“Oke, kita mulai lagi dari awal ya?” Leo kemudian kembali menjelaskan prosedur untuk melakukan program Hamill.Cindy tentu sangat memahami langkah demi langkah untuk melakukan program hamil, tapi bagaimanapun dia tetap butuh dokter lain untuk membantunya mem

  • Jodoh di Tangan Kakek   103. Keresahan Hati

    Selama perjalanan pulang dari Bandung menuju Jakarta, Cindy lebih banyak terdiam dan merenung.Dia memikirkan semua nasehat nenek padanya, hal yang ketika diucapkan sangat bisa membuatnya tenang. Namun ketika dia kembali pada kenyataan, rasanya sulit sekali untuk menemukan kebahagiaan.Rumah tangga tanpa anak, memang bukan satu-satunya sumber kebahagiaan. Namun, akan lebih sempurna kebahagiaan itu ketika hadir seorang malaikat kecil di antara mereka.Hal inilah yang sampai saat ini masih diusahakan Cindy dan Azfar selama dua tahun lebih pernikahannya.“Kamu kenapa?” tanya Azfar yang melihat Cindy hanya melamun dan menatap ke arah luar jendela.“Gak apa-apa!” jawab Cindy singkat.Mereka, bukan tidak berusaha. Mengingat mereka lebih paham tentang situasi mereka karena profesinya sebagai dokter. Namun, apapun yang mereka usahakan akan tetap sia-sia ketika Tuhan belum mengizinkan.”Apa selama di Bandung, ada hal yang menyinggungmu?” tanya Azfar pelan.“Hmm gak ada kok!” jawab Cindy.“Teru

  • Jodoh di Tangan Kakek   102. Kemah

    Hari ini, Alea dan Rafif berencana untuk menghabiskan waktu bersama keluarga di Bandung, sebelum mereka kembali ke Jakarta.Selama sehari penuh mereka semua berkumpul di rumah nenek, makan masakan nenek, bermain bersama para sepupu dan bercerita tentang masa lalu.Semua terlihat sangat menikmati momen kebersamaan itu.Papa sebetulnya hanya anak tunggal, tetapi semasa kakek Abdul hidup, beliau sempat mengadopsi anak perempuan dari keluarga nenek yang mereka beri nama Ayu.Saat ini, tante Ayu lah yang tinggal bersama nenek di rumah ini, sehingga nenek tidak pernah kesepian.Beberapa kali papa juga mengajak nenek untuk tinggal bersama di Jakarta, namun nenek bersikeras untuk tetap tinggal di Bandung.Katanya, rumah ini penuh dengan kenangan semasa hidup bersama kakek Abdul. Dan hanya saat tinggal disini, nenek merasa kakek Abdul masih ada bersama mereka.“Kak, kenapa bengong?” tanya Alea pada Cindy yang terlihat sedang memandang kosong ke arah Zayn dan Nizam putra bungsu tante Ayu yang s

  • Jodoh di Tangan Kakek   101. Kota Kenangan

    Alea dan Rafif duduk di ujung tempat tidur sambil menikmati pemandangan malam kota Bandung dari kaca jendela besar kamar mereka yang berada di lantai 22.Tubuh mereka masih sama-sama polos setelah selesai saling memanjakan.Tangan Rafif merangkul bahu Alea dengan kepala yang saling menopang. Mereka mulai mengenang masa lalu mereka tentang kota ini.Bandung, merupakan kota kelahiran dua anak manusia yang sekarang saling mencintai ini. Mereka di takdirkan bertemu karena pertemanan kakek mereka yang berlangsung begitu lama.Kelahiran Rafif di keluarga Hadiwinata adalah hal yang membahagiakan, sebab ayah dan bunda terbilang cukup lama menanti kehadiran buah hati.Empat tahun berselang, Alea lahir di keluarga Haris.Kelahiran Alea disambut bahagia oleh dua keluarga, sebab kakek Hadiwinata dan kakek Abdul Haris telah berniat untuk menjodohkan cucu mereka kelak agar persahabatan mereka tidak terputus dan berlanjut sampai anak keturunannya.“Kalau dipikir-pikir, ternyata aku sudah jatuh cinta

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status