Caroline melewati setiap hari dengan latihan beladiri dan belajar. Ia tidak ingin Eric menganggapnya sebagai tukang tidur dan tukang makan. Ia belajar banyak keterampilan, seperti berkuda, memanah, dan penggunaan senjata api.Langit sudah berubah jingga. Kawanan burung terbang melintasi rumah. Angin sepoi-sepoi berembus pelan, menggoyangkan dedaunan dan bunga yang hampir bermekaran.Caroline tengah duduk di rerumputan, mengendalikan napas yang terengah-engah. “Astaga, latihan ini semakin sulit dari hari ke hari. Namun, aku tidak memiliki pilihan lain selain melakukannya. Aku tidak ingin Eric terus meledekku.”Caroline menatap sinis Eric yang tengah mengawasi di sisi halaman. “Pertemuan keluarga akan berlangsung besok. Aku … sejujurnya cukup tegang. Eric tampaknya juga tegang dan tertekan. Keadaannya memang menjadi sumber olok-olokan orang lain.”“Nona, minumlah,” ujar Layla seraya memberikan sebotol miuman dingin.Caroline meneguk minuman hingga tersisa setengah. “Layla, apakah Eric b
Caroline dan Eric mengunjungi tempat-tempat menarik kota Emerald, salah satunya adalah pusat perbelanjaan. Caroline yang awalnya menolak justru sangat antusias membeli beberapa pakaian dan aksesoris hingg satu jam lamanya.Setelah cukup lelah dan lapar, Eric mengajak Caroline mengunjungi restoran paling terkenal di kota Emerald. Mereka memesan ruangan VVIP di rooftop gedung.“Astaga, ini sungguh luar biasa.” Caroline tersenyum ketika melihat pemandangan kota yang sangat luar biasa. “Ini seperti mimpi bagiku.”“Aku sangat yakin kau pasti menyukai tempat ini, terutama hidangan lezatnya.” Eric tersenyum, mengamati ponsel sesaat.Caroline memutar bola mata, duduk di depan Eric. “Kau membuat suasana tempat ini menjadi hancur. Kau sangat menyebalkan.”Eric tertawa. “Aku bahkan tidak melakukan apa pun selain duduk di kursi roda.”“Jangan tertawa. Kau membuatku sangat ketakutan.” Caroline memotret dirinya dengan gaya sebaik mungkin. “A-aku hanya ingin mengabadikan momenku di tempat ini. Aku ti
“Ja-jangan berpikir macam-macam.” Caorline menyilangkan kedua tangan di depan dada, merasa semakin tegang. “Kau bisa menganggapnya sebagai ucapan terima kasih dariku karena kau sudah membantuku mempermalukan Rebecca, Ethan, dan Susan tempo har.”“Baiklah, aku harap aku melihat pertunjukan menarik lagi,” ujar Eric.“Mari kita lihat apakah kau hanya bisa menjadi penonton, atau kau bisa menjadi pelakon dalam drama nanti. Aku tidak suka melihat pria yang hanya menjadi penonton.”“Baiklah, aku menerima tantanganmu.”Suasana menjadi sangat hening. Caroline dan Eric tenggelam dalam pikiran masing-masing. Mobil semakin dekat dengan lokasi pertemuan keluarga.Caroline nyatanya masih terkagum-kagum dengan rumah-rumah bak istana yang dilihatnya sepanjang jalan. Ia membayangkan jika seandainya dirinya tinggal di istana seperti itu.Di saat yang sama, Rebecca baru selesai membersihkan diri. Ia memeriksa ponselnya dan terkejut ketika mendapatkan kiriman banyak foto dan video dari Caroline.Rebecca
Para penjaga nyatanya tidak menjawab pertanyaan Caroline.Caroline tahu jika para penjaga mengawasinya dengan ketat. Tatapan mereka seringkali tertuju padanya. Ia bisa menebak bagaimana sikap orang-orang di dalam sana. “Mereka tampaknya sekumpulan orang-orang yang sangat sombong. Eric tertekan karena mereka menjadikan kekurangannya sebagai olok-olokan.”“Kalian bisa memasuki rumah sekarang.” Pemimpin penjaga menepuk-nepuk tangannya seperti baru selesai memegang kotoran.“Menyingkir dari jalan kami sekarang juga,” ujar Caroline dingin.Pemimpin penjaga memberi tanda untuk menjauh dari pintu. Ia menatap sinis Caroline, tersenyum saat bertatapan dengan Alan.Caroline, Eric, dan para pengawal berjalan menuju pintu.“Kau membuka pertunjukkan dengan cukup bangus.” Eric tertawa. “Mereka terkadang memang sangat menjengkelkan.”“Seekor anjing memang harus mematuhi perintah dari majikannya, bukan?” Caroline menatap sinis para penjaga.“Kau berhasil menebak sikap keluargaku hanya dengan melihat
Semua anggota keluarga Stormind sontak terkejut, termasuk Eric. Suasana menjadi sangat hening. Para pelayan dengan cepat menjauh dari lokasi pertemuan, menyaksikan dari kejauhan, berbisik-bisik.Daisy memebuka mata dan mulut lebar-lebar, menatap tak percaya apa yang sebenarnya terjadi. Tidak pernah ada siapa pun yang berani melakukan tidak seperti ini padanya, termasuk ayah dan ibunya. Sialnya, sosok wanita asing yang dibawa Eric justru dengan angkuh melakukannya tanpa rasa bersalah sedikit pun. ia bisa melihat senyum melintang di wajah menyebalkannya.Caroline tersenyum lebar ketika melihat ekspresi Daisy. Wanita sombong sepertinya memang harus mendapatkan pelajaran yang sangat berharga. Tidak boleh ada yang menghina dirinya dan Eric di depannya.Eric berusaha menahan senyum. Ia terkejut ketika Caroline menyiram Daisy. Sebuah pertunjukkan lucu dan cukup menegangkan.“Daisy.” Darius menatap tajam Caroline. “Dasar brengsek! Berani sekali kau melakukan tindakan tidak terpuji pada Daisy!
Daisy tersenyum ketika mendengar rencana Dorothy. “Kau memang jenius, Dorothy.”“Aku membenci wanita itu dari pertama kali aku melihatnya.” Dorothy menatap sinis Caroline. “Aku sangat penasaran dari mana si cacat Eric itu mendapatkan wanita sialan itu. Apa wanita itu sebenarnya adalah wanita sewaan?”“Kita akan tahu sebentar lagi, Dorothy.” Daisy menghubungi asistennya, menatap tajam Caroline. “Kau sudah mencari musuh yang salah, wanita gila. Siapa pun yang sudah berurusan denganku akan hancur sehancur-hancurnya.”Caroline mengabaikan tatapan sinis dan bisikan-bisikan dari keluarga Stormind. “Mereka sangat menyebalkan. Mereka bertingkah kasar dan berbuat seenaknya, tapi mereka marah ketika aku bersikap seperti mereka. Mereka tidak berbeda dengan orang-orang kaya menyebalkan yang merasa memiliki semuanya.”Eric tertawa. “Mereka selalu bersemangat untuk mempermainkan seseorang. Kau membuat acara ini semakin menarik.”“Mereka pasti mencibir dan memperlakukanmu dengan buruk selama ini. Ka
“Dasar brengsek!” pekik Darius, “kau pikir siapa dirimu sampai kau berani memerintahku dan keluargaku untuk berbuat baik padamu! Meski si pria cacat itu masih bagian dari keluarga ini, aku dan keluargaku tidak sudi untuk bersikap padanya, apalagi pada wanita gila murahan sepertimu!”“Dasar wanita gila! Kau semakin menambah alasanku tidak menyukai si pria cacat itu!” teriak Daisy dengan tangan terkenap erat.“Pergilah dan jangan pernah menginjakkan kami ke tempat ini lagi! Kalian tidak akan diterima sampai kapan pun meski kalian bersujud sekalipun!” ujar Dorothy.Caroline mengembus napas panjang. Ia merasa jengkel dengan cibiran dan penghinaan itu, tetapi ia masih berusaha bersabar.Eric tertawa. “Suara mereka sangat sumbang!”“Bahkan suara kentut kuda pun lebih merdu dibandingkan suara mereka.” Caroline tertawa. “Dasar orang-orang menjengkelkan!”“Apa katamu?” Darius semakin emosi. Ia mengambil gelas dan melemparkannya pada Caroline dan Eric.Caroline menyadari lemparan dari arah Layl
Daisy tersenyum lebar meski sedikit menyesalkan kakaknya datang setelah kejadian. Andai saja Delta melihat semua tindakan Caroline padanya dan keluarganya, pria itu pastilah sangat murka hingga menyiksa Caroline dan Eric. Keluarga Stormind sangat membenci Eric sehingga kalaupun pria itu mati tidak akan ada yang menangisinya.“Di mana ayah dan yang lain?” tanya Delta dengan tatapan geram. “Aku akan mengadukan tindakan pria cacat dan wanita sialan itu padanya. Jika ayah memerintahkanku untuk menghabisi dua manusia sialan itu, aku dengan senang hari melakukannya.”“Mereka akan tiba beberapa menit lagi, Delta.” Daisy bergelayut manja di tangan Delta. “Kau harus membalas penghinaan mereka, Delta. Si cacat Eric tampaknya bosan karena selama ini menjadi olok-olokan kita bahkan kakek pun tidak ingin membelanya.”“Ke mana dua orang sialan itu? Kenapa mereka tidak kunjung datang? Padahal aku memerintahkan para penjaga untuk tidak menghalangi kedatangan mereka.” Darius berdecak, menoleh pada pin