Daisy tersenyum ketika mendengar rencana Dorothy. “Kau memang jenius, Dorothy.”“Aku membenci wanita itu dari pertama kali aku melihatnya.” Dorothy menatap sinis Caroline. “Aku sangat penasaran dari mana si cacat Eric itu mendapatkan wanita sialan itu. Apa wanita itu sebenarnya adalah wanita sewaan?”“Kita akan tahu sebentar lagi, Dorothy.” Daisy menghubungi asistennya, menatap tajam Caroline. “Kau sudah mencari musuh yang salah, wanita gila. Siapa pun yang sudah berurusan denganku akan hancur sehancur-hancurnya.”Caroline mengabaikan tatapan sinis dan bisikan-bisikan dari keluarga Stormind. “Mereka sangat menyebalkan. Mereka bertingkah kasar dan berbuat seenaknya, tapi mereka marah ketika aku bersikap seperti mereka. Mereka tidak berbeda dengan orang-orang kaya menyebalkan yang merasa memiliki semuanya.”Eric tertawa. “Mereka selalu bersemangat untuk mempermainkan seseorang. Kau membuat acara ini semakin menarik.”“Mereka pasti mencibir dan memperlakukanmu dengan buruk selama ini. Ka
“Dasar brengsek!” pekik Darius, “kau pikir siapa dirimu sampai kau berani memerintahku dan keluargaku untuk berbuat baik padamu! Meski si pria cacat itu masih bagian dari keluarga ini, aku dan keluargaku tidak sudi untuk bersikap padanya, apalagi pada wanita gila murahan sepertimu!”“Dasar wanita gila! Kau semakin menambah alasanku tidak menyukai si pria cacat itu!” teriak Daisy dengan tangan terkenap erat.“Pergilah dan jangan pernah menginjakkan kami ke tempat ini lagi! Kalian tidak akan diterima sampai kapan pun meski kalian bersujud sekalipun!” ujar Dorothy.Caroline mengembus napas panjang. Ia merasa jengkel dengan cibiran dan penghinaan itu, tetapi ia masih berusaha bersabar.Eric tertawa. “Suara mereka sangat sumbang!”“Bahkan suara kentut kuda pun lebih merdu dibandingkan suara mereka.” Caroline tertawa. “Dasar orang-orang menjengkelkan!”“Apa katamu?” Darius semakin emosi. Ia mengambil gelas dan melemparkannya pada Caroline dan Eric.Caroline menyadari lemparan dari arah Layl
Daisy tersenyum lebar meski sedikit menyesalkan kakaknya datang setelah kejadian. Andai saja Delta melihat semua tindakan Caroline padanya dan keluarganya, pria itu pastilah sangat murka hingga menyiksa Caroline dan Eric. Keluarga Stormind sangat membenci Eric sehingga kalaupun pria itu mati tidak akan ada yang menangisinya.“Di mana ayah dan yang lain?” tanya Delta dengan tatapan geram. “Aku akan mengadukan tindakan pria cacat dan wanita sialan itu padanya. Jika ayah memerintahkanku untuk menghabisi dua manusia sialan itu, aku dengan senang hari melakukannya.”“Mereka akan tiba beberapa menit lagi, Delta.” Daisy bergelayut manja di tangan Delta. “Kau harus membalas penghinaan mereka, Delta. Si cacat Eric tampaknya bosan karena selama ini menjadi olok-olokan kita bahkan kakek pun tidak ingin membelanya.”“Ke mana dua orang sialan itu? Kenapa mereka tidak kunjung datang? Padahal aku memerintahkan para penjaga untuk tidak menghalangi kedatangan mereka.” Darius berdecak, menoleh pada pin
Semua anggota keluarga Stormind sontak membungkuk, memberi hormat pada pemimpin keluarga Stormind. Sementara itu, Caroline dan Eric masih berada di dalam mobil.Caroline mengamati semua anggota keluarga Stormind membungkuk, kecuali Eric yang tampak tidak berkedip dengan tangan mengepal kuat. “Eric,” gumamnya.Pria tua itu menuruni tangga bersama para pengawalnya. Kerutan di kulitnya hanya menunjukkan tubuh yang renta, tetapi tidak dengan karisma yang dimiliki pria itu.“Evan Stormind, pemimpin keluarga Stormind.” Caroline menggigit bibir untuk meredakan gugup. Ia bisa meresakan ketegangan yang semakin menguat dalam dirinya. “Aku tidak boleh terlihat lemah di hadapan siapa pun.”“Si cacat Eric dan wanita gila itu akan berakhir sebentar lagi. Kakek sangat jarang sekali membentak siapa pun,” bisik Darius.“Kau benar.” Daisy menyahut, tersenyum lebar.Evan dan para pengawal tiba di lantai bawah. Anggota keluarga Stormind mengangkat kepala mereka kembali.Evan mengamati beberapa mobil yang
“Eric,” gumam Caroline dengan senyum lebar. Ah, jantungnya kembali berdetak sangat kencang. Bukan hanya ketampanan pria itu saja yang membuatnya tegang, tetapi sikap dan pendiriannya yang membuatnya mabuk kepayang.Caroline merasakan pipinya yang sangat panas. “Tidak, aku tidak menyukai Eric. A-aku … aku hanya terkejut saja. Eric biasanya tidak pernah bertindak seperti ini.”“Jadi, kau memilih membangkangku, Eric?” tanya Evan.“Menuruti perintahmu atau membangkang tidak akan mengubah apa pun, bukan? Aku hanya akan menuruti perintahmu jika perintahmu tidak merugikanku,” ujar Eric.“Dasar makhluk sialan! Berani sekali kau bertindak kurang ajar pada Ayah. Kau seharusnya bisa bersikap sopan pada kakekmu sendiri, Eric!” Daniel mendekat, bersiap melesatkan tamparan.Eric bergerak cepat menahan tangan Daniel, mencengkeram tangan Daniel sekuat mungkin.“Lepaskan tanganku! Kau menyakitiku!” pekik Daniel.“Eric, apa yang kau lakukan pada ayahku?” Darius mendekat.Eric dengan cepat melepas cengk
Satu jam kemudian, seluruh anggota keluarga Stormind berkumpul di meja makan, termasuk Eric dan Caroline. Beragam hidangan lezat menggugah selera sudah tersaji di atas meja. Para pelayan tampak hilir mudik menyiapkan segala sesuatunya.Caroline menatap sajian, tersenyum. Ia sejujurnya sangat lapar sekarang. Bermain bersama keluarga Stormind membuat tenaganya terkuras. “Aku tidak boleh sampai mempermalukan Eric dan diriku sendiri. Eric menyebutku sebagai tukang makan, dan aku tidak ingin keluarga kurang ajar ini menghinaku dengan kata-kata yang membuatku kesal.”Daisy tersenyum sinis ketika melihat Caroline. “Aku sejujurnya tidak berselera dengan makan malam ini. andai saja kakek tidak memintaku, aku lebih memilih makan di restoran.”“Suasana makan malam ini sangat berbeda.” Darius menatap ketus Caroline.“Astaga, kita tidak seharusnya menerima orang asing dalam makan malam ini. Itu membuatku sangat jengkel.” Dorothy memutar bola mata.Delta menatap tajam Caroline dan Eric, melirik per
Suasana masih sangat hening sampai Evan menghilang bersama para pengawalnya. Anggota keluarga Stormind menatap tajam Eric dan Caroline.Daniel menggebrak meja. “Dasar brengsek! Jangan mengira kalian bisa berbuat seenaknya di rumah ini. Kalian hanyalah—”“Sebaiknya kita bersiap-siap,” kata Eric seraya memundurkan kursi rodanya, mengabaikan tatapan seluruh anggota keluarganya.“Aku mengerti.” Caroline tersneyum tipis ketika melihat wajah jengkel keluarga Stormind, terutama Daniel, Donald, dan Dennis.Caroline dan Eric meninggalkan meja makan, mengabaikan tatapan dan cibiran.“Dasar sialan! Berani sekali kalian mengabaikanku!” teriak Daniel seraya berdiri.Caroline dan Eric bergabung bersama para pengawal.“Tenangkan dirimu, Ayah,” ujar Darius seraya membantu Daniel duduk. “Kita memiliki waktu untuk menghukum dua makhluk sialan itu.”Daniel mengembus napas panjang, meneguk minuman hingga habis. “Lalu, apa rencanamu, Darius? Aku tidak ingin mendengar omong kosong.”Darius tersenyum pada D
Eric, Leon, dan beberapa pengawal keluar dari ruangan.Eric mendapati Daniel, Donald, dan Dennis berada di dekat kamar Evan. Ia mengabaikan tatapan kebencian mereka. Hal itu tidak akan lagi menyakitinya lagi.“Kau sama menyedihkannya dengan ayahmu, Eric. Kau membuat kami semua kesulitan,” ujar Daniel dengan tatapan tajam.Donald menimpali, “Kau sebaiknya tidak menganggu ayahmu lebih dari ini. Andai dia tidak melihatmu sebagai cucunya yang cacat, dia pasti sudah membuangmu jauh-jauh hari.”“Pergilah dari rumah ini setelah kau bertemu dengan kakekmu, Eric. Kau dan wanita gila itu hanya membuat masalah.” Dennis menambahkan.Eric tersenyum. “Kalian sama sekali tidak berubah. Kebencian kalian pada ayahku membuat kalian menjadi gila, padahal ayahku adalah saudara kandung kalian.”“Dasar brengsek! Kau memang harus menerima pelajaran sopan santun!” Daniel melesatkan tamparan pada Eric.Eric segera menepis tangan Daniel hingga pamannya itu terdorong mundur dan menabrak Donald dan Dennis. “Aku