Share

Terjerat Pesona Pewaris Rahasia
Terjerat Pesona Pewaris Rahasia
Penulis: Ramdani Abdul

01 - Perselingkuhan

“Ethan, Rebecca! Apa yang sedang kalian lakukan di kamarku?”

Caroline berada di rumah sakit selama seminggu karena mengalami kecelakaan. Akan tetapi, ketika memasuki kamarnya, ia justru mendapati kekasihnya dan saudari tirinya tengah berciuman di atas ranjang.

Sebelum memergoki Ethan dan Rebecca, Caroline menampar pipinya berkali-kali untuk memastikan bahwa pria yang tengah bersama Rebecca bukanlah Ethan. Akan tetapi, suara, gestur, hingga wajah pria itu menunjukkan bahwa sosok pria bertelanjang dada itu benar-benar kekasih yang sudah dipacarinya selama dua tahun.

Caroline mengamati Ethan dan Rebecca yang terus berciuman. Mereka berdua menikmati kegiatan itu seolah tidak melihat kehadirannya. Desahan dan erangan mereka membuatnya nyaris gila.

“Hentikan! Apa yang kalian lakukan?” Caroline memekik kencang, berjalan ke arah ranjang. Tubuhnya bergetar hebat dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ia tidak pernah mengira jika kepulangannya akan disambut dengan adegan menjijikkan.

Caroline masih merasakan sakit karena kecelakaan. Kepala dan tangannya bahkan masih terbungkus perban. Dokter mengatakan jika ia masih harus mendapatkan perawatan di rumah sakit. Akan tetapi, ia merindukan ayahnya dan ingin bertemu dengan Ethan karena pria itu tidak menjenguknya selama ia di rumah sakit.

Caroline mengira jika Ethan sangat sibuk dengan pekerjaannya di kantor dan sedang mempersiapkan kejuatan untuknya. Ia ingin mengejutkan Ethan, tetapi pria itu justru mengejutkannya dengan pemandangan yang sangat menjijikkan. Rasa sakit di hatinya jauh berkali-kali lipat dibanding luka karena kecelakaan.

“Caroline.” Ethan terkejut, segera mendorong Rebecca menjauh darinya. Ia bergegas memakai baju, turun dari ranjang. “Caroline, aku bisa menjelaskan semuanya. Ini tidak seperti yang kau bayangkan. Aku dan Rebecca hanya sedang—”

“Hanya sedang berselingkuh di kamarku dan menikmati kedekatan kalian?” Caroline menatap tajam Ethan, menahan amarah sekuat mungkin.

“Caroline, tolong dengarkan penjelasanku dulu. Rebecca terus menggoda dan mendeketiku selama kau berada di rumah sakit. Aku tidak memiliki niatan untuk berselingkuh. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu. Kita bisa membicarakan hal ini secara dewasa.”

Caroline tiba-tiba menamparkan Ethan dengan sangat keras. “Hentikan sandiwaramu, Ethan. Aku bukan wanita bodoh yang bisa kau bohongi seperti anak kecil. Aku melihatmu sejak kau bermesraan dengan Rebecca hingga kau dan dia berada di kamarku. Nyatanya gosip yang beredar itu benar. Kau dan Rebecca memang memiliki hubungan.”

Caroline berusaha menahan tangis. Ia tidak ingin terlihat lemah di depan pengkhianat seperti Ethan maupun wanita gila seperti Rebecca. Ia mencintai Ethan dan menganggap pria itu sebagai dunianya, tetapi peristiwa ini membuatnya membuka mata-mata lebar-lebar jika pria itu hanyalah pria brengsek yang tidak berguna.

Caroline menatap tajam Rebecca, mengepalkan tangan erat-erat. Satu detik kemudian, tangannya melayang dan mendarat di pipi saudari tirinya itu.

Rebecca memekik, menyentuh pipinya yang panas. “Dasar brengsek! Apa yang kau lakukan padaku, Caroline?”

“Caroline, kendalikan dirimu. Kau menyakiti Rebecca.” Ethan menahan tangan Caroline, menarik wanita itu menjauh dari Rebecca.”

Caroline menatap tajam Ethan, melepaskan tangannya dengan satu tarikan kencang. “Apa yang baru saja kau katakan? Aku menyakiti Rebecca? Apa aku tidak salah mendengar?”

Rebecca memutar bola mata, mengelus pipinya yang masih kesakitan.

“Dia dan ibunyalah yang sudah menyakitiku selama ini, Ethan. Mereka masuk ke kehidupanku dan ayahku, lalu menghancurkan hubunganku dengan ayahku. Dan sekarang, Rebecca dan kau sudah menyakitiku dengan berselingkuh di depan mataku sendiri.”

Ethan menatap Caroline saksama. Ia memang merasa bersalah karena sudah mengkhianati wanita itu. Bagaimanapun juga Caroline adalah wanita yang sudah memberinya kesempatan untuk mengubah nasibnya yang hanya seorang petugas kebersihan menjadi seorang manager di perusahaan milik keluarganya.

Caroline adalah wanita yang cantik dan baik. Apa yang ada pada wanita itu hanyalah kesempurnaan. Sayangnya, hal itu membuatnya tidak percaya diri untuk bersanding dengannya. Di saat yang sama, Rebecca hadir dan menawarkan sesuatu yang tidak pernah Caroline berikan padanya.

“Sudahlah, Ethan.” Rebecca memeluk Ethan dari samping. “Kau tidak perlu menyesali tindakan kita, apalagi menyesal sudah menyakiti wanita gila itu. Bukankah kau sangat menyukai permainan kita selama setahun ini? Aku masih ingat saat kau mengatakan jika aku adalah wanita nakal yang membuatmu tergila-gila.”

Caroline mengepalkan tangan erat-erat, menatap tajam Ethan. Hatinya sesak karena perang antara cinta dan kebencian. Ia mempercayai Ethan dan memberikan semua hal terbaik yang bisa ia berikan pada pria itu, tetapi Ethan justru memberikannya luka pengkhianatan.

“Lihatlah wanita itu sekarang, Ethan. Caroline tidak memiliki apa pun.” Rebecca mengecup pipi Ethan. “Dia hanya wanita bodoh yang tidak berguna seperti mendiang ibunya. Dibandingkan dengannya, aku jauh lebih baik dari segi apa pun.”

“Tutup mulutmu, Rebecca!” Caroline mencengkeram wajah Rebecca. “Jangan menyebut nama ibuku dengan mulut kotormu! Jika kau mengatakan satu kata lagi soal ibuku, aku akan merobek mulutmu hingga hancur!”

Caroline menampar Rebecca hingga wanita itu terbaring di ranjang.

“Kau!” Rebecca mendengkus kesal, menyeka darah di sudut bibirnya.

“Rebecca.” Ethan segera menolong Rebecca. “Apa yang sudah kau lakukan pada kekasihku, wanita sialan?”

Ethan menampar Caroline dengan sangat keras.

Caroline seketika ambruk di lantai, tercengang hingga ia hanya mematung selama beberapa waktu, menatap Ethan dan Rebecca. Air matanya mendadak turun.

Ethan tiba-tiba tersenyum, mengecup Rebecca. “Kau benar, Rebecca. Wanita gila itu tidak memiliki apa pun lagi sekarang. Dibandingkan dengannya, kau adalah wanita yang jauh lebih baik. Kau adalah wanita sempurna.”

Caroline memejamkan mata erat-erat, berusaha untuk duduk. Dadanya sesak karena amarah yang sudah mencapai puncak.

Caroline segera berdiri, menatap tajam Rebecca dan Ethan yang meneruskan tindakan gila mereka yang sempat terhenti. “Aku tidak menerima semua ini. Aku akan—”

“Apa yang akan kau lakukan, Caroline?” Seorang wanita tiba-tiba menjambak wanita Caroline dengan kencang.

Caroline menoleh ke belakang, segera menyikut perut ibu tirinya sekeras mungkin. Begitu tarikan di rambutnya terlepas, ia segera menampar Susan dengan kencang. “Jangan menyentuhku dengan tangan sialanmu!”

Susan terdorong beberapa langkah hingga nyaris terjatuh, mengelus pipinya yang memerah. Ia mendadak tertawa terbahak-bahak. “Aku pikir aku bisa menghabisimu dalam kecelakaan beberapa hari lalu, Caroline. Nyatanya kau masih hidup dan menjijikan seperti biasanya. Aku terlalu meremehkanmu.”

“Jadi, kau memang pelakunya? Aku pasti akan membalasmu, Susan.”

Susan menepuk tangan beberapa kali. Dua pria bertampang seram tiba-tiba memasuki ruangan, mencengkeram tangan Caroline.

“Lepaskan aku!” Caroline berontak sekuat tenaga.

Susan mencengkeram wajah Caroline. “Aku kesal karena kau masih hidup, tapi setelah aku pikir-pikir aku masih bisa menggunakanmu untuk membayar hutangku pada seseorang.”

“Apa maksudmu? Kau menjualku pada orang lain?”

“Bawa wanita sialan ini dari hadapanku dan pastikan dia berada di rumah si rentenir tua itu secepatnya!”

“Dasar wanita sialan!” Caroline kembali memberontak. “Apa yang sebenarnya kau rencanakan? Lepaskan aku!”

Susan mencengkeram wajah Caroline, menamparnya berkali-kali. Suara tamparan itu terdengar sangat nyaring. “Jika kau terus bertingkah, aku akan menghabisi ayahmu.”

“Apa yang katakan? Berani sekali kau mengancamku dan berniat mencelakai ayahku!”

“Jangan terus memancing amarahku Caroline. Aku serius dengan ucapanku. Jika aku bisa meracuni ayahmu selama ini, maka aku bisa menghabisinya.

Caroline berontak. “Dasar wanita gila! Aku pasti akan membalas semua perbuatan kalian! Aku pasti— ”

Caroline tiba-tiba tidak sadarkan diri ketika seorang pria memukul lehernya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status