Share

Elera Vasqeuz

Penulis: THANISA
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-05 15:10:55

Maya mondar-mandir di ruang tamu apartemen Elera, wajahnya penuh kekhawatiran dan frustrasi. Ponselnya tergenggam erat di tangan, siap menelepon polisi kapan saja.

Seharusnya mereka sudah berada di Pattaya sekarang, menikmati liburan yang telah direncanakan berbulan-bulan. Tapi nyatanya? Sahabatnya malah menghilang tanpa kabar.

Klik!

Suara kunci berputar.

Maya langsung menoleh ke arah pintu. Begitu pintu terbuka, sosok yang sejak tadi ia tunggu akhirnya muncul.

"ELERA!"

Ia langsung berlari dan memeluk sahabatnya erat, hampir membuat Elera kehilangan keseimbangan.

"Ya Tuhan, kau ke mana saja?! Aku sudah hampir gila!"

Elera tersenyum tipis, membalas pelukan itu dengan tepukan pelan di punggung Maya. "Aku baik-baik saja, Ma."

Namun, Maya langsung menarik diri dan menatapnya penuh selidik.

"Tidak! Kau tidak baik-baik saja! Kau menghilang semalaman, tidak menjawab telepon, lalu tiba-tiba kembali seperti ini?"

Elera membuka mulutnya untuk berbicara, tetapi sebelum ia sempat mengeluarkan satu kata pun, Maya melihat sesuatu di belakangnya.

Matanya membesar, rahangnya menganga, dan ekspresinya berubah dari lega menjadi syok.

"ASTAGA… SIAPA MEREKA?!"

Elera menegang. Ia tahu siapa yang sedang dilihat Maya.

Leon dan Dante.

Dua pria itu berdiri di ambang pintu, mengamati mereka dengan tatapan tenang tetapi tajam.

Maya langsung melangkah mundur, memandang Elera dengan ekspresi tidak percaya. "Elera… siapa mereka? Apa yang sebenarnya terjadi?!"

Elera menelan ludah. Sial.

Leon melangkah masuk, menyandarkan tubuhnya ke dinding dengan santai. Suaranya rendah, dalam, tetapi penuh otoritas.

"Cepat kemasi barangmu."

Maya mendelik. "Apa maksudnya ini?! KAU PERGI DENGAN MEREKA?!"

Elera menghela napas panjang. Ia tahu ini akan jadi sulit.

"Aku… akan menjelaskan nanti, Maya."

Maya mengangkat tangan, menghentikan kalimat Elera.

"Tidak! Jelaskan sekarang juga! Siapa pria ini?! Kenapa dia masuk ke APARTEMENMU?!"

Sial.

Elera berpikir cepat. Maya tidak bisa tahu yang sebenarnya. Dia tidak boleh tahu bahwa Leon adalah mafia yang sedang berperang dengan musuhnya dan bahwa Elera secara tidak sengaja terjebak di tengah-tengahnya.

Jadi, tanpa berpikir panjang, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah—

"Dia… orang yang dijodohkan denganku oleh Om dan Tante."

Hening.

Maya berkedip, wajahnya berubah dari penuh kecurigaan menjadi kebingungan total.

"APA?!"

Dante yang tadinya bersandar santai di pintu langsung membeku, menatap Elera seolah baru saja mendengar lelucon terbaik dalam hidupnya.

Leon, sementara itu, tetap memasang ekspresi datarnya. Namun, tatapannya ke arah Elera jelas mengatakan "Apa-apaan ini?"

Maya, yang tidak bisa diam lama-lama, langsung meledak.

"KAU DIJODOHKAN?! SEJAK KAPAN?! DENGAN DIA?!" Maya menunjuk ke arah Leon dengan dramatis."YA AMPUN, KENAPA KAU TIDAK MENGATAKAN APA-APA?! APA AKU INI BUKAN SAHABATMU?!"

Elera hampir jatuh ke lantai karena Maya mengguncang tubuhnya keras-keras.

"Ma-Maya, tenang! Aku bisa jelaskan!"

Namun, Maya tidak berhenti sampai di situ. Dia malah melihat lebih dekat ke arah Leon dan Dante, lalu mengerjapkan matanya berulang kali.

"Oke, tunggu sebentar. Stop. Aku harus memproses ini."

Ia mengibas-ngibaskan tangannya, seolah meminta semua orang diam sebentar, lalu menatap Leon dan Dante lagi dengan ekspresi penuh penilaian.

"Astaga. Aku harus mengatakannya."

Elera menutup mata, sudah bisa menebak apa yang akan keluar dari mulut Maya.

Dan benar saja—

"KALIAN BERDUA TAMPAN DAN SEKSI BANGET! YA TUHAN, ELERA, KENAPA KAU TIDAK MEMBERITAHUKU KALAU PERJODOHANMU SEBEGINI HOT-NYA?!"

Dante langsung tertawa terbahak-bahak.

Leon hanya mengerutkan kening, sementara Elera menutup wajahnya dengan kedua tangan, ingin menghilang dari dunia ini sekarang juga.

"Maya, AKU MEMOHON, JANGAN SEPERTI INI!"

Namun, tentu saja, Maya tidak peduli. Dia melangkah mendekati Leon dan Dante, menatap mereka dari atas ke bawah seperti sedang menilai barang koleksi mahal.

"Serius, El. Kalau aku tahu kau dijodohkan dengan pria sekeren ini, aku pasti sudah merestuinya sejak awal!"

Dante bertepuk tangan dengan gembira. "Akhirnya! Seseorang yang bisa mengapresiasi keberadaan kami!"

Leon mendengus pelan. "Ini tidak perlu dibesar-besarkan."

Maya langsung menunjuknya dengan mata menyipit curiga. "Oh, oh, oh, tidak. Kau tidak bisa menghancurkan momen ini, Tuan Santiago! Karena aku masih punya pertanyaan!"

Elera mengerang dalam hati. "Tolong hentikan, Maya."

Maya mengabaikannya, malah mendekatkan wajahnya ke Leon dengan ekspresi menyelidik.

"Seberapa banyak kau tahu tentang calon istrimu ini?"

Leon menatap Maya dengan malas, tetapi ia tetap menjawab dengan suara tenang.

"Aku tahu dia keras kepala, terlalu mandiri untuk ukuran seorang wanita, dan tidak mudah tunduk pada siapa pun."

Dante tertawa lebih keras lagi, sementara Maya terdiam sesaat sebelum akhirnya…

"ASTAGA! DIA BENAR-BENAR TAHU KAU, EL!"

Elera ingin menjerit. "Maya, DIAM!"

Namun, Maya tidak mendengarkan. Dia malah melompat kegirangan dan menepuk pundak Elera keras-keras.

"Kau harus segera menikah dengannya, El! Serius, pria ini tipe suami ideal!"

Leon menaikkan satu alis. "Oh?"

Elera menoleh ke arahnya dengan tatapan penuh ancaman. "JANGAN DENGAN SENANG HATI MENERIMA INI!"

Dante benar-benar tidak bisa berhenti tertawa sekarang.

Tetapi sesuatu dalam ekspresinya berubah sedikit saat matanya kembali ke Maya.

Wanita itu tidak takut sedikit pun.

Dan itu… menarik perhatiannya.

Elera menghela napas panjang. Ini sudah cukup buruk.

Tapi ia tahu, ini baru awal dari kekacauan yang lebih besar.

~~~~~

Suasana apartemen masih riuh dengan suara perdebatan. Maya terus saja mengomel pada Dante, sementara Elera sibuk mengatur napasnya, berusaha mengendalikan situasi yang semakin absurd.

Namun, di tengah kekacauan itu, pintu apartemen tiba-tiba terbuka lagi.

Suara langkah kaki berat bergema di dalam ruangan.

Seolah udara langsung berubah lebih dingin.

Tanpa perlu melihat, Elera bisa merasakan aura mendominasi yang baru saja masuk ke dalam ruangan.

Ia menoleh—dan seketika tubuhnya menegang.

Seorang pria melangkah masuk dengan tenang, matanya tajam seperti pemangsa yang menilai keadaan, posturnya tegap, dan ekspresinya begitu sulit ditebak.

Leon, yang sejak tadi santai, langsung duduk lebih tegak.

Dante juga langsung diam, sesuatu yang jarang terjadi.

Namun, yang paling mengejutkan adalah Maya, yang semula masih sibuk mengomel, tiba-tiba membatu di tempatnya.

Matanya membesar, seakan ia baru saja melihat sesuatu yang tidak ia duga sama sekali.

"Ayah?" suara Maya nyaris tercekat di tenggorokannya.

Elera membelalak, jantungnya seperti jatuh ke perutnya.

"Om Alvarez?"

Diego Alvarez berdiri di tengah ruangan, matanya menyapu seluruh orang di sana sebelum akhirnya berhenti pada Leon.

Tatapan itu tajam, penuh tekanan, dan jelas membawa sesuatu yang besar.

Hening.

Semua orang menunggu apa yang akan dikatakannya.

Akhirnya, suara beratnya terdengar, terucap dengan nada yang tenang tetapi memiliki kekuatan luar biasa di dalamnya.

"Kita perlu bicara. Sekarang."

Elera menelan ludah, sesuatu dalam dirinya mengatakan bahwa pembicaraan ini tidak akan sederhana.

Leon mengeraskan rahangnya, tetapi tidak menolak.

Maya masih terpaku di tempatnya, matanya beralih dari ayahnya ke Leon dan kembali lagi.

Namun satu hal yang pasti—pertemuan ini akan mengubah segalanya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Rahasia Lain

    Hening.Ketegangan menggantung di udara seperti pisau yang siap menebas kapan saja. Diego Alvarez berdiri tegap di ambang pintu apartemen, tatapannya tajam menusuk langsung ke arah Leon Santiago. Tidak ada yang berbicara, tetapi setiap detik yang berlalu terasa begitu berat, membuat Elera tanpa sadar menggenggam erat koper di tangannya.Leon tetap dalam posisi santainya, kedua tangan dimasukkan ke saku celana, tetapi Elera melihat sesuatu yang berbeda—rahangnya menegang, tatapannya lebih gelap dari biasanya.Maya berdiri di samping Elera, menelan ludah dengan gugup sebelum akhirnya melangkah maju."Ayah…?"Diego akhirnya mengalihkan pandangannya ke putrinya. Wajahnya tetap tenang, tetapi ada ketegasan dalam suaranya."Maya, sayang, aku akan menjelaskan nanti. Sekarang aku perlu bicara dengan Leon."Maya mengernyit, jelas tidak puas dengan jawaban itu, tetapi akhirnya mengangguk. Tatapannya masih penuh tanda tanya, tetapi ia memilih untuk diam… untuk saat ini.Diego kembali menatap Leon

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Awal dari Kekacauan Baru

    Hening.Suasana di dalam apartemen semakin menegang saat pintu akhirnya terbuka, dan Diego melangkah masuk dengan ekspresi serius. Maya dan Elera langsung menoleh, ingin tahu apa yang baru saja dibicarakan oleh ayah Maya dan Leon di luar.Di belakang Diego, Leon berjalan masuk dengan langkah santai, tetapi ada sesuatu dalam sorot matanya yang berbeda—lebih dingin, lebih tajam, lebih bertekad.Elera merasakan firasat buruk.Maya menatap ayahnya dengan penuh selidik. "Ayah, kau bicara apa dengan dia?"Diego tidak langsung menjawab, tetapi ia menatap Leon sebelum akhirnya berkata, "Aku sudah mendengar keputusannya. Sekarang, giliran Elera yang memutuskan."Elera mengerutkan kening. "Memutuskan apa?"Leon menyelipkan satu tangan ke dalam saku celana, suara rendahnya terdengar mantap dan tak terbantahkan."Kau akan ikut denganku."Hening.Elera menatapnya dengan tidak percaya, lalu mendengus pelan. "Kau bercanda, kan?"Leon tetap menatapnya tanpa ekspresi. "Tidak. Aku tidak bercanda."Elera

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06
  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Menikahlah Denganku

    Perjalanan menuju rumah baru itu tidak berjalan dengan tenang, sama sekali tidak.Di kursi belakang, Elera duduk dengan tangan terlipat di dada, menatap Leon tajam. Sementara itu, Leon tetap bersikap santai, menanggapi setiap protesnya dengan ekspresi dingin seolah tidak peduli.Di kursi pengemudi, Dante hanya bisa menahan tawa, menikmati pertengkaran kecil yang terjadi di belakangnya."Aku tidak percaya aku harus ikut denganmu!" gerutu Elera, menggerutu untuk kesekian kalinya sejak mereka meninggalkan apartemennya.Leon tetap tenang, matanya tetap lurus ke depan. "Kau tidak punya pilihan, Dokter."Elera mendesis. "Oh, aku punya banyak pilihan, kau saja yang tidak memberikannya padaku!"Leon meliriknya sekilas sebelum kembali menatap jalan. "Kalau begitu, silakan keluar dari mobil ini sekarang juga. Lihat seberapa jauh kau bisa bertahan di luar sana dengan Sergio yang mengincarmu."Elera terdiam sejenak, tetapi bukan karena ia kalah. Lebih karena ia tahu Leon benar.Dante menyeringai d

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06
  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Kebingungan Elera

    Elera menatap kosong ke arah layar ponselnya, jari-jarinya masih ragu untuk mengetik. Setelah percakapan gila dengan Leon tadi, otaknya masih berusaha mencerna kenyataan bahwa pria itu benar-benar baru saja melamarnya.Melamar.Untuk menikah.Dengan dia.Elera memijat pelipisnya, menghela napas panjang. Dia butuh seseorang untuk menertawakan semua ini bersamanya, atau setidaknya, seseorang yang bisa membantunya berpikir lebih jernih.Jadi, tanpa pikir panjang lagi, dia menekan nomor Maya.Dreet. Dreet. Dreet.Panggilan tersambung hanya dalam dua detik."AKHIRNYA KAU MENELPON!" Suara Maya langsung melengking di telinganya.Elera menjauhkan ponsel dari telinganya sejenak sebelum kembali mendekatkannya. "Maya, tolong, jangan berteriak—""JANGAN BERTERIAK?! ELERA VASQUEZ, KAU MENGHILANG SELAMA SEMINGGU DAN SEKARANG BARU MENELPONKU?! APA KAU TAHU SEBERAPA BANYAK PERTANYAAN YANG KUPUNYA?!"Elera menghela napas panjang, berusaha meredam emosi sahabatnya. "Maya, aku tidak punya banyak waktu un

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-07
  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Musuh yang Menemukan Mereka

    Ruangan itu dipenuhi ketegangan saat Diego Alvarez menatap Leon dan Elera tanpa ekspresi. Mata tajamnya menembus mereka, seolah mencoba menilai apa yang sebenarnya terjadi.Maya duduk di sofa dengan tangan disilangkan, jelas menikmati momen ini."Jelaskan," ulang Diego dengan nada lebih dalam.Leon tetap berdiri dengan tenang, ekspresinya tidak berubah sedikit pun. "Kami datang untuk membicarakan sesuatu denganmu."Diego menaikkan satu alis, lalu menatap ke arah Elera yang sejak tadi berdiri canggung di samping Leon."Elera," suaranya lebih lembut saat berbicara padanya. "Apa kau baik-baik saja?"Elera mengangguk cepat, tetapi kemudian menelan ludah sebelum berbicara. "Paman… aku hanya ingin bertanya sesuatu padamu."Diego mengisyaratkan agar mereka duduk. Elera langsung menurut, tetapi Leon tetap berdiri, memilih untuk menyandarkan tubuhnya ke tiang kayu di sisi ruangan."Apa yang ingin kau tanyakan?"Elera menggenggam tangannya sendiri, mencoba mengumpulkan keberanian. "Paman… bagaim

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-07
  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Tidak Aman untuk Elera

    Suasana yang semula tegang langsung berubah menjadi alarm penuh kewaspadaan.Diego bergerak lebih dulu, menekan tombol di arlojinya, dan dalam hitungan detik, pengawal pribadinya sudah bersiaga di sekitar rumah.Leon, tanpa membuang waktu, menarik Elera ke belakang tubuhnya, sementara Maya juga merapat ke sisi ayahnya, ekspresi serius menggantikan kehebohan biasanya."Jangan keluar dulu," kata Diego dingin.Leon mengangkat pistolnya, matanya tajam menyisir ruangan seolah musuh bisa muncul kapan saja. "Dante ada di luar?" tanyanya tanpa menoleh.Diego mengangguk. "Ya. Dan aku yakin dia juga sudah menyadari sesuatu."Elera mengepalkan tangannya, jantungnya masih berdebar cepat. "Apa ini mereka?" bisiknya.Leon menoleh sedikit ke arahnya, sorot matanya penuh peringatan. "Kita tidak akan mengambil risiko untuk menganggap ini bukan mereka."Maya menelan ludah. "Astaga, ini benar-benar seperti film thriller yang kutonton tadi malam," gumamnya.Diego menoleh tajam ke putrinya. "Fokus, Maya."

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08
  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Pertengkaran Manis

    Mobil melaju dengan kecepatan stabil di bawah langit malam yang pekat. Elera duduk di kursi belakang dengan tangan terlipat di dada, matanya menatap kosong ke luar jendela, mencoba memahami semua yang baru saja terjadi. Seharusnya ini hanya malam biasa. Seharusnya ia masih bisa bercanda dengan Maya tentang kasus-kasus aneh di rumah sakit. Seharusnya ia masih bisa pulang ke apartemennya yang nyaman, bukannya ikut seorang pria yang baru dikenalnya beberapa hari lalu ke tempat yang entah di mana.Leon duduk di sebelahnya, tetap dengan ekspresi datar yang sulit ditebak. Tatapannya lurus ke depan, seakan tidak peduli dengan badai yang sedang berkecamuk di dalam kepala Elera. Sementara itu, Dante yang mengemudi malah terlihat menikmati situasi ini."Aku suka keheningan ini," gumam Dante sambil menyeringai. "Tapi aku lebih suka kalau ada sedikit hiburan. Bagaimana kalau kalian bertengkar seperti tadi?"Elera meliriknya tajam. "Tutup mulutmu, Dante."Dante tertawa kecil. "Oh, Dokter. Kau benar

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08
  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Babak Baru

    Dada Elera naik-turun, napasnya tertahan dalam ketegangan yang mendominasi udara di antara mereka. Kata-kata Leon masih menggema di benaknya, seolah mengukir dirinya sendiri di dalam pikirannya. Menikah?Elera ingin tertawa, ingin meneriakkan protesnya, ingin mengatakan bahwa ini konyol. Namun, saat ia menatap mata Leon—mata yang tajam, penuh keyakinan, sekaligus bahaya—suara itu tertahan di tenggorokannya."Tidak." Elera akhirnya menemukan suaranya, meskipun terdengar lebih lemah dari yang ia inginkan. "Aku tidak akan menikah hanya karena kau berpikir ini adalah cara terbaik untuk melindungiku."Leon tetap diam, hanya menatapnya seolah membaca setiap inci keraguannya. "Ini bukan hanya tentang melindungimu, Elera," suaranya datar, tapi ada sesuatu yang berbahaya terselip di dalamnya. "Ini juga tentang memastikan kau tidak bisa disentuh oleh siapa pun yang berniat menyakitimu."Elera mengatupkan rahangnya. "Jadi aku harus menerima begitu saja? Menikah denganmu hanya karena itu membuat s

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08

Bab terbaru

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Menyerah dalam Dekapan Singa

    Elera tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Leon.Pria itu terlihat begitu santai, begitu percaya diri—tetapi ada sesuatu dalam tatapannya yang lebih berbahaya dari biasanya.Seolah-olah dia tahu persis apa yang sedang terjadi dalam kepala Elera.Seolah-olah dia menikmati bagaimana pertahanannya perlahan runtuh.Dan sialnya, dia benar.Elera meneguk anggur merahnya dengan gugup, tetapi bahkan itu tidak bisa menenangkan degup jantungnya."Kau terlalu diam," suara Leon rendah, penuh nada menggoda.Elera menghela napas panjang. "Kau terlalu menyebalkan."Leon menyeringai. "Tapi kau tetap di sini."Sial.Dia benar lagi.Elera meletakkan gelasnya dengan hati-hati di meja, lalu menatap Leon dengan ekspresi serius."Jadi, bagaimana ini akan berakhir?" katanya pelan.Leon mencondongkan tubuhnya, membiarkan wajahnya semakin dekat dengan Elera."Sayang…" bisiknya, "ini tidak akan berakhir. Ini baru saja dimulai."Elera kehilangan kata-kata.Karena dalam detik berikutnya, Leon sudah berdiri d

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Tatapan Berbahaya

    Di tengah keramaian yang masih berlangsung, sebuah suara berat memecah kehebohan."Apa yang begitu lucu?"Semua orang terdiam.Mereka menoleh secara bersamaan, dan di sana, berdiri Leon Santiago—dengan tatapan yang sama sekali tidak bisa dianggap main-main.Elera mendadak merasa jantungnya berhenti sesaat.Tatapan itu… berbeda.Bukan hanya sekadar godaan atau keisengan biasa.Ada sesuatu dalam sorot mata abu-abu itu—sesuatu yang lebih dalam, lebih gelap, lebih mengancam ketenangannya.Mata Leon menelusuri tubuhnya perlahan, dari kepala hingga ujung kaki, seolah ingin mengingat setiap detailnya.Dan saat tatapan mereka bertemu…Elera merasa napasnya tersangkut di tenggorokan."Astaga…" bisik Maya tanpa sadar, sebelum menoleh ke yang lain. "Aku tidak tahu apakah aku harus merasa iri atau takut sekarang."Dante menyeringai kecil. "Kurasa kita harus mundur sebelum Leon benar-benar lupa bahwa kita ada di sini."Kai bersiul pelan. "Lihat itu… pria ini sudah kalah total."Tapi Leon tidak men

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Babak Baru Dalam Pernikahan

    Pagi itu, cahaya matahari masuk melalui celah tirai, menghangatkan kamar mereka dengan sinar keemasan.Elera terbangun perlahan, tubuhnya masih terasa nyaman dalam kehangatan selimut.Dia hendak berbalik, tetapi sesuatu menahannya. Lebih tepatnya, seseorang.Leon.Lengan pria itu melingkari pinggangnya, membawanya lebih dekat ke tubuhnya yang hangat.Elera mengerjap pelan, merasakan napas tenang Leon di tengkuknya.Pria ini benar-benar tidur dengan nyenyak.Biasanya, Leon selalu bangun lebih awal darinya.Tapi kali ini, mungkin karena semua ketegangan di antara mereka sudah menghilang, dia terlihat jauh lebih rileks.Elera tersenyum kecil.Siapa sangka pria yang begitu dingin dan menakutkan bagi dunia luar bisa tidur seperti ini di sisinya?Dia menyentuh jemari Leon yang masih melingkar di pinggangnya, menyadari betapa kuatnya genggaman itu.Seolah dia tidak ingin kehilangannya lagi.Dan mungkin… Elera juga merasakan hal yang sama.Tapi tentu saja, momen ini tidak berlangsung lama.Ka

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Kebenaran yang Tersembunyi

    Elera tidak pernah menyangka bahwa kebahagiaannya bisa berubah begitu cepat.Baru tadi malam, dia akhirnya menyerah pada perasaannya terhadap Leon.Namun pagi ini, dia menemukan sesuatu yang mengubah segalanya.Sebuah dokumen.Sebuah dokumen lama di ruang kerja Leon yang tidak sengaja jatuh saat dia mencari sesuatu.Dan di sanalah dia melihatnya.Nama ayahnya.Rodrigo Vasquez.Dan nama Leon Santiago.Mata Elera menelusuri isi dokumen itu dengan cepat, semakin membaca, semakin hatinya mencelos.Mereka sudah saling mengenal.Sejak lama.Dan lebih buruknya, ini bukan sekadar perkenalan biasa.Ini adalah sesuatu yang sudah direncanakan.Tangannya gemetar saat dia menutup dokumen itu, otaknya berusaha mencari penjelasan.Tapi satu hal jelas.Leon sudah mengenal ayahnya sebelum mengenalnya.Dan itu berarti…Apakah semua ini jebakan?Apakah pernikahan ini benar-benar sebuah kebetulan?Atau sejak awal… Leon memang menginginkannya di dalam jaringannya?Langkah kaki terdengar dari belakang, dan

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Kejutan Tak Terduga

    Setelah interogasi tanpa akhir dari Maya dan para dokter lainnya, Elera akhirnya bisa menghela napas lega begitu dia melangkah masuk ke ruang operasi.Di sini, tidak ada yang bisa mengganggunya.Tidak ada yang bisa menanyakan hal-hal memalukan.Tidak ada yang bisa menyindirnya tentang suami mafianya.Hanya dia, pasiennya, dan pekerjaannya.Elera mengenakan sarung tangan sterilnya, mengabaikan senyuman penuh arti dari salah satu perawat yang pasti juga sudah mendengar gosip yang beredar."Ayo mulai," katanya dengan nada profesional.Seperti biasa, begitu dia menyentuh pisau bedah, semua hal di luar operasi menghilang dari pikirannya.Namun, kedamaian itu tidak berlangsung lama.Begitu dia selesai dengan operasinya yang berlangsung selama beberapa jam, Elera melepas sarung tangannya dan keluar dari ruang operasi.Dan di situlah kejutan itu menunggunya.Leon bersandar di dinding luar ruang operasi dengan tangan dimasukkan ke dalam saku jasnya.Matanya yang tajam langsung menatap Elera be

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Pagi yang "Cepat"

    Elera tidak tahu bagaimana dia bisa sampai di sini.Satu detik dia masih mengomel di tempat tidur, detik berikutnya, dia sudah terperangkap di bawah pancuran air hangat—bersama Leon.Dan masalahnya?Pria itu tidak hanya berhenti pada niat ‘membantu’ seperti yang dikatakannya.Sekarang, dia menyadari bahwa bantuan ala Leon Santiago sangat berbahaya.Sangat, sangat berbahaya."Aku BENAR-BENAR harus ke rumah sakit," gumamnya dengan napas masih terengah.Leon, yang masih menekan tubuhnya ke dinding kaca kamar mandi, hanya tersenyum puas. "Aku tahu."Elera memelototinya. "KAU TIDAK TERLIHAT SEPERTI SESEORANG YANG PEDULI."Leon tertawa kecil, jari-jarinya masih menelusuri kulitnya dengan santai."Aku hanya memastikan kau rileks sebelum pergi," katanya santai.Elera ingin menendangnya kalau saja dia punya tenaga.Masalahnya, dia juga menikmatinya.Dan itulah yang membuatnya semakin frustasi."Aku benci kau," gumamnya lemah.Leon mengecup bahunya sebelum berbisik, "Tapi kau tetap menikmatinya

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Menyerah di Pelukan Pemenang

    Elera tidak tahu kapan tepatnya dia mulai menyerah. Mungkin setelah sekian banyak serangan licik yang Leon lancarkan. Mungkin setelah setiap sentuhan halusnya yang menghangatkan hatinya tanpa ia sadari. Atau mungkin, dia sudah jatuh lebih dulu, jauh sebelum permainan ini dimulai. Yang jelas, saat ini dia tidak ingin melawan lagi. Saat Leon menariknya ke dalam pelukannya, dia tidak lagi berusaha melepaskan diri. Saat pria itu menyentuh wajahnya dengan lembut, dia tidak lagi menepisnya. Dan saat Leon menatapnya dengan mata abu-abu yang menyala penuh ketulusan, dia akhirnya membiarkan dirinya tenggelam dalam momen ini. "Akhirnya menyerah?" suara Leon terdengar lembut, tetapi juga penuh kemenangan. Elera menghela napas panjang. "Kau menang, Santiago." Leon tersenyum kecil, jari-jarinya menyusuri rahangnya dengan lembut. "Aku tahu aku akan menang sejak awal." Elera ingin membantah, tetapi dia tidak bisa. Dia terlalu lelah untuk berpura-pura, terlalu muak dengan penya

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Perang dimulai

    Sejak taruhan dimulai, Elera merasa hidupnya berubah menjadi neraka pribadi.Bukan karena teman-temannya yang terus mengolok-oloknya. Bukan juga karena Maya yang setiap saat siap menyaksikan kejatuhannya.Tapi karena Leon.Pria itu tidak bermain adil.Sejak pagi, Leon tidak melewatkan satu kesempatan pun untuk menggoda dan menyusup ke dalam pikirannya.Dimulai saat sarapan.Elera hanya ingin makan dengan tenang, tetapi Leon malah menarik kursinya lebih dekat—terlalu dekat."Ada sesuatu di bibirmu," kata Leon, suaranya santai.Elera mengerutkan kening. "Apa?"Sebelum dia sempat merespons, Leon mengangkat tangannya, menyeka sudut bibirnya dengan ibu jarinya.Elera langsung membeku.Sial. Dia bisa merasakan tatapan semua orang di meja makan.Dan lebih buruknya lagi—Leon tidak melepas tatapan intens itu dari dirinya."Sudah bersih," katanya akhirnya, senyum kecil terbentuk di sudut bibirnya.Dante menahan tawa, sementara Gabriel menyeringai puas.Kai bersiul pelan. "Wow. Itu serangan yang

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Pesta atau Interogasi?

    Elera menatap pantulan dirinya di cermin dengan ekspresi setengah frustasi, setengah pasrah.Gaun berwarna merah marun yang dipilih Maya untuknya terlihat terlalu elegan untuk sesuatu yang disebut sebagai "pesta kecil." Ditambah lagi, teman-temannya pasti tidak akan melewatkan satu pun kesempatan untuk mengolok-oloknya malam ini.Sialan.Kenapa dia merasa akan diseret ke dalam jebakan di tengah pesta itu?"Dongak sedikit," suara Maya terdengar di belakangnya.Elera mendengus. "Aku masih bisa kabur kalau aku mau."Maya langsung memutar matanya. "Tentu saja tidak. Aku sudah menunggu momen ini terlalu lama. Kau pikir aku akan membiarkanmu lolos begitu saja?"Elera merintih pelan. "Aku benci kalian semua."Maya tersenyum lebar. "Kami juga mencintaimu, sayang."Sementara itu, di sisi lain mansion, Leon juga tidak bisa lepas dari gangguan teman-temannya."Jadi?" Gabriel menyandarkan diri ke meja bar, menatap Leon dengan penuh arti. "Bagaimana rasanya akhirnya menikah?"Leon menyesap wiski d

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status