Share

BAB 20

Penulis: Licoriece Vin
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-31 08:30:12

Kaluna menatap lobi

salah satu hotel milik Edgar dengan penuh kagum. Ini kali pertama Kaluna mengunjungi lobi

hotel semewah itu.

Sebelumnya ia hanya pernah melihat lobi

hotel-hotel mewah melalui majalah, artikel, dan video review hotel yang banyak ditontonnya di media sosial.

Kalau dipikir-pikir, desain interior hotel ini cukup mirip dengan salah satu hotel bintang lima di dunia Kaluna dulu.

Ah, iya. Cukup mirip dengan The Langham Hotels and Resorts di pusat perkantoran ibu kota. Kaluna ingat dengan hotel itu karena dulu ada salah satu grup idola populer asal Korea Selatan yang pernah menginap di sana dan menyebabkan orang-orang dengan uang berlebih berlomba untuk menginap di sana pula.

Untuk beberapa saat hotel itu ramai dibicarakan dan diliput, sehingga Kaluna lumayan ingat dengan beberapa desain interior hotel yang sering dilihatnya di ponsel.

Hotel milik Edgar ini merupakan salah

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 21

    Rencana Kaluna yang awalnya akan langsung membawa Damian dan Lavanya pulang usai kedua anak itu puas memakan aneka kue di hotel seketika batal. Semua itu karena Damian ternyata sudah terlalu kenyang untuk menemani adiknya menikmati segala jenis dessert yang tersedia di restoran hotel. Saat sampai di hotel pun Lavanya ternyata masih sibuk merajuk dan kembali mengangtuk. Gadis kecil itu baru tenang setelah beberapa saat ditimang Kaluna dalam gendongannya dan kembali tertidur pulas. Akhirnya Kaluna memutuskan untuk menerima tawaran Adelina di awal untuk istirahat di salah satu kamar hotel yang dipesan oleh Edgar. Dan di sinilah dirinya sekarang, bersama Lavanya yang sudah nyenyak di atas ranjang dengan Damian di sampingnya yang juga ikut tertidur. Hal yang tidak disangka oleh Kaluna adalah bahwa Edgar memesan salah satu kamar suite yang super mewah untuk dirinya dan anak-anak beristirahat. Kaluna tahu kalau kamar sui

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05
  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 22

    "Papaaa!" Kedatangan Edgar diloungetempat biasanya sesiafternoon teadilaksanakan disambut oleh pekikan girang anak perempuannya. Lavanya melompat turun dari sofa yang didudukinya dan berlari-lari kecil sambil merentangkan kedua tangannya. Edgar tersenyum melihat tingkah lucu putri kecilnya itu. Ia segera mengangkat Lavanya untuk digendong dan menghadiahkan ciuman di pipi tembam Lavanya. "Papa, mam kue," Lavanya menunjuk pada meja tempat segala hidanganafternoon tea tersaji di depan Kaluna dan Damian yang melihat ke arah mereka dari tempat duduk masing-masing. Edgar melangkah mendekat dan saat hendak duduk di salah satusingle sofa yang berseberangan dengan milik Damian, Lavanya meronta dalam gendongannya. "Miii, Mamiii," anak itu menunjuk sisi sofa yang kosong di samping maminya, tempat ia duduk awalnya. Edgar mengalah dan pindah duduk ke samping Kaluna. Sofa yang m

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-06
  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 23

    Acaraworkshopdi Universitas Aditama berjalan lancar. Saat ini Kaluna sedang menyalami dosen-dosen, Dekan, dan Wakil Dekan yang ikut hadir di acara penutupan. "Bu Kaluna, ini Pak Auriga, beliau adik ipar saya, salah satu dosen dari Fakultas Hukum yang katanya suka sekali dengan karya-karya Bu Kaluna. Makanya saya ajak sekalian di sesi penutupan ini." Pak Galih, Dekan Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya (FBSB) mengenalkan seorang pria sepantaran Edgar saat Kaluna datang menyapa seusai acara. "Halo Bu Kaluna, saya Auriga," pria itu mengulurkan tangan yang yang disambut ramah oleh Kaluna. "Kaluna," kata wanita itu singkat. Ia memang cukup canggung saat berkenalan dengan orang baru. "Pak Auriga ini punya semua buku cerita karya Ibu lho, terakhir saya lihat buku terbarunya Bu Kaluna udah ada di rak buku di rumahnya," Pak Galih mulai bercerita sambil menepuk-nepuk pundak adik iparnya. "Terima kasih Pak Auriga, sudah menyuka

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-07
  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 24

    Kaluna masuk ke ruang kerja Edgar dengan sebuah mug ukuran sedang yang menguarkan aroma manis dan pahit. Di kursi kerjanya, Edgar menyambut kedatangan Kaluna dengan senyuman kecil.Saat wanita itu meletakkan gelas yang dibawanya ke hadapan Edgar, pria itu mengangkat sebelah alisnya dan mengulum senyum."Jadi menurutmu cokelat panas lebih enak dari kopi?" Edgar menatap Kaluna untuk melihat reaksinya."Mhm," wanita itu mengangguk dengan senyuman bangga."Well, saya tidak yakin minuman manis ini lebih enak dari kopi hitam kesukaan saya," kali ini Edgar menyandarkan punggungnya ke kursi dan bersedekap, terlihat ingin menantang Kaluna."Coba dulu, pasti lebih enak, soalnya ini minuman cokelat buatanku," Kaluna menekan kata 'ku' di akhir untuk meyakinkan Edgar.Tidak lagi membalas, Edgar memilih meraih gelas di ujung meja kerjanya itu dan meneguk sedikit isinya. Dahinya seketika mengerut saat lidahnya merasakan rasa cokelat yang kuat tapi juga terasa lembut secara bersamaan.Sebelum memberi

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 25

    Hari ini, Kaluna berniat menyelesaikan satu lukisan terakhir yang tersisa untuk acara pamerannya. Pekan ini, tepatnya hari Rabu, semua lukisan Kaluna harus sudah diangkut ke Galeri Seni Pratibha milik Cintya.Sepulangnya ia dari mengantar Damian berangkat sekolah, Kaluna berpesan pada Mbak Lala untuk menemani Lavanya bermain sampai Damian pulang nanti karena dirinya benar-benar harus fokus melukis.Menjelang siang, Sarah mengantarkan seteko limun dingin dan beberapa jenis cemilan sebagai pengganjal perut. Kalau Kaluna sedang serius nafsu makannya seolah hilang, kalau tidak diingatkan ia bisa tidak makan apapun seharian.Sepertinya kebiasaan Kaluna yang satu itu sering membuat Elvina khawatir dan akhirnya selalu menyuruh pelayan di rumah untuk mengantarkan minuman segar dan cemilan saat adiknya terlalu larut dalam pekerjaannya.Tugas itu sekarang menjadi tanggung jawab Sarah selaku orang yang diamanahi oleh Edgar untuk memastikan seluruh kebutuhan Kaluna t

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-13
  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 26

    Pintu kamar utama yang ditempati oleh Edgar terbuka perlahan. Pemandangan ruang kamar yang luas dan temaram menyambut Kaluna.Ragu-ragu Kaluna melangkah masuk. Ini pertama kalinya ia masuk ke area paling pribadi milik Edgar. Kaluna rasa dirinya yang dulu bahkan belum pernah memasuki kamar ini.Di luar bayangan, kamar utama ini terlihat seperti kamar pria dewasa pada umumnya, bukan kamar suami-istri kebanyakan. Interior kamar didominasi oleh warna putih dan abu-abu, memberikan kesan suram dan dingin.Kaluna menutup pintu dan berjalan mendekat ke arah ranjang besar di tengah ruangan. Ia yakin ranjang itu dua kali lipat besarnya dari ukuran ranjang di kamarnya.Dilihatnya Edgar sudah terbaring di sisi ranjang sebelah kiri. Kemeja kerjanya tak lagi melekat di badan, digantikan sebuah kaus abu-abu tipis. Edgar tidur dengan posisi badan tertelungkup, wajahnya nayris tenggelam di antara bantal dan lipatan lengannya.Dengan gerakan hati-hati Kaluna meletak

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-14
  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 27

    "Kalau gitu pertemuan kita selanjutnya langsung di lokasi pameran aja, ya," Cintya menyudahi diskusinya bersama Kaluna sambil menutup laptopnya."Lo bisa sekalian periksa persiapan pamerannya sama gue nanti di sana," lanjutnya sambil meneguk habis cortado coffe di cangkirnya."Okay," Kaluna mengangguk setuju dan mengikuti Cintya yang menghabiskan minumannya.Lain dengan Cintya yang sepertinya penggemar kopi sejati, Kaluna yang lebih suka teh atau minuman cokelat memilih memesan segelas teh masala chai dingin.Hari ini, sesuai dengan kesepakatannya dengan Cintya, Kaluna mengantar langsung lukisan-lukisannya yang sudah seratus persen rampung ke Galeri Seni Pratibha. Semua lukisan itu akan disimpan sementara sebelum pameran diselenggarakan.Selesai menaruh seluruh lukisan di ruang penyimpanan, Cintya mengajak Kaluna untuk melakukan meeting kecil di salah satu cafe berkonsep botanical garden yang hanya berjarak lima belas menit dari galeri.Setelah beberapa waktu berdiskusi, Kaluna dan Ci

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 28

    Cklek. Edgar membuka pintu kamar anak sulungnya perlahan. Ia masuk dengan langkah pelan dan menutup kembali pintu kamar hati-hati. Di pinggir tempat tidur Damian, tampak Kaluna yang duduk setengah menyamping dan bersandar di kepala ranjang. Wanita itu terlelap dalam posisi duduk, tangan kanannya terkulai dekat kepala Damian, sepertinya ia jatuh tertidur saat sedang mengusap-usap kepala Damian. Edgar duduk di kursi kecil yang sebelumnya diduduki oleh Sarah. Kaki kursi yang pendek membuatnya cukup kesulitan untuk duduk karena badannya yang tinggi besar, kakinya bahkan harus tertekuk tinggi. Tapi Edgar tidak terlalu mempermasalahkannya. Dicondongkannya tubuhnya sedikit ke depan, mendekat pada Kaluna. Diraihnya tangan kiri sang wanita untuk digenggam. Edgar mengusap-usap punggung tangan Kaluna sambil menatap wajah pulas Damian dengan plester pereda demam yang menempel di dahinya. Kepala Kaluna bergerak kecil, matanya perlahan terbuka. Wajah Edgar yang tersenyum tipis menyambutnya. Kal

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-21

Bab terbaru

  • Terjerat Pesona Antagonis   EPILOG

    "Abang, Kak Lava, tolong bantu Arlo cari sepatu yang udah Mami siapin kemarin, ya. Mami mau urus Adek Sean dulu," Kaluna melongok ke ruang bersantai di lantai dua tempat Damian dan Lavanya berada."Okay, Mam," Damian meninggalkan tabletnya di atas sofa dan menarik tangan Lavanya yang masih asyik menonton tayangan televisi di depan."Abang! Nanggung ini, bentar lagi selesai acaranya!" Lavanya bersungut, berusaha menarik tangannya dari tarikan Damian."Mami udah capek-capek ke sini buat minta tolong, lho, Va," Damian tetap tidak melepaskan tangan sang adik dan semakin berusaha menariknya, meski tidak kuat. "Ayo, ah. Itu tontonan besok juga bisa diulang lagi."Akhirnya dengan ogah-ogahan Lavanya bangkit dari posisi nyamannya dan mengikuti sang abang menuju kamar adik mereka di lantai yang sama."Arlooo," Lavanya memanggil saat Damian membuka pintu kamar Arlo di samping kamar orang tua mereka.Tampak seorang anak laki-laki berusia empat tahun yang sudah rapi dengan setelan tuxedo-nya sedan

  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 85

    "Kau yakin tidak ingin tinggal di sini saja, Dear?" Benedict menatap Kaluna penuh harapan.Sudah beberapa hari berlalu sejak lamaran tidak romantis Edgar pada Kaluna. Setelah itu mereka berdiskusi dengan serius tentang rencana kepulangan Kaluna dan anak-anak. Sebagai seseorang yang paling memahami tentang kondisi Damian juga Lavanya, Kaluna mengajukan beberapa pertimbangan pada Edgar.Meski selama satu tahun ini terapi Damian dan Lavanya berjalan baik di tangan Luca, tapi tidak menutup kemungkinan trauma mereka dapat muncul kembali saat dihadapkan dengan situasi atau lokasi tertentu. Seperti kolam renang di rumah mereka misalnya.Kaluna tidak ingin kepulangan mereka berbalik menjadi hal yang menyulitkan bagi Damian maupun Lavanya. Dengan segala kekhawatiran tersebut, Kaluna jadi banyak berpikir ulang tentang kembalinya mereka.Di tengah dilemma yang melanda, Edgar menggenggam kedua tangan Kaluna dan meyakinkan wanita itu, bahwa semua akan baik-baik saja. Edgar berjanji akan mengurus s

  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 84

    Langit sudah gelap meski jam dinding masih menunjuk pada pukul setengah lima petang. Udara di luar menjadi jauh lebih dingin dari siang tadi. Rumah Kaluna sudah temaram, suasana yang sebelumnya ramai kini berubah tenang.Di kamar utama, Damian juga Lavanya sudah lelap dalam tidur. Bergelung nyaman di balik selimut tebal yang membungkus tubuh keduanya. Sisa hari ini mereka habiskan untuk bermain, bercerita, dan menempel pada sang papa.Selepas menghabiskan makan malam yang Kaluna berikan lebih awal, rasa kantuk langsung menyergap dua anak tersebut dengan cepat. Alhasil, Damian dan Lavanya tidur tiga jam lebih awal dari biasanya.Berbeda dengan suasana kamar yang sudah gelap dan sunyi, lampu di dapur masih menyala terang. Di sana tampak Kaluna yang sedang memasak makan malam sederhana, ditemani Edgar yang betah berlama-lama menatap punggung sang wanita dari kursipantry.Makan malam Damian dan Lavanya tadi hanyalah sisa dari menu makan s

  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 83

    Udara di luar semakin dingin, Damian dan Lavanya sudah berhenti bermain salju sejak beberapa menit yang lalu. Keduanya kini bergabung dengan Luca yang menggantikan Kaluna untuk mengawasi mereka bermain."Kenapa Uncle kemari?" tanya Damian dengan nada kesal setelah menyesap cokelat hangat dari tumblr miliknya."Kenapa? Tentu saja karena aku merindukan kalian," Luca menebar senyuman ramahnya. "Teganya kalian berlibur tanpa mengajakku ikut serta," sambungnya pura-pura merajuk.Damian langsung mengernyitkan dahinya mendengar gaya bicara Luca yang diimut-imutkan. Ekspresi tidak senang kentara sekali terlihat di wajahnya."Kalau Uncle ikut, semuanya jadi nggak seru. Iya, kan, Dek? No Uncle, more fun, right?" Damian menole pada Lavanya, meminta dukungan sang adik.Dan tentunya Lavanya langsung mengangguk setuju tanpa berpikir lebih lama. "No Uncle, more fun!" sahutnya dengan senyuman lebar.Luca seketika mencebik. Susah sekali mengambil dua hati anak itu."Mami mana? Kenapa tidak kembali-kem

  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 82

    Mulut Kaluna terbuka sebelum akhirnya tertutup kembali. Ia terlalu terkejut dengan keberadaan Edgar di balik pintu rumahnya. Kaluna tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun.Tidak. Lebih tepatnya, Kaluna bingung harus mengatakan apa pada Edgar.Buongiorno? Halo? Lama tak jumpa?Semuanya tidak ada yang terasa tepat. Terlebih dengan adanya masalah yang belum juga selesai di antara keduanya.Jadi, Kaluna hanya diam, memandangi wajah Edgar lurus-lurus. Pria itu tampak lebih kurus dari terakhir kali Kaluna mengingatnya. Gurat letih tampak jelas di garis-garis wajahnya. Kaluna juga dapat melihat dengan jelas kantung mata Edgar yang menghitam juga tebal.Edgar bahkan membiarkan rambut-rambut tumbuh di sekitar mulut dan dagunya. Pria itu sekarang memiliki brewok tipis yang entah mengapa membuatnya tampak berkali lipat lebih berkharisma.Kaluna buru-buru mengerjap dan berdehem, mengalihkan pandangannya dari wajah Edgar yang masih dipenuhi sen

  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 81

    Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu oleh Edgar akhirnya tiba.Pagi tadi, James memberi kabar kalau Benedict akan kembali dan tiba di kediaman sore ini. Jadi begitu mobil pria tua tersebut memasuki halaman, Edgar sudah berdiri di samping James, siap menyambut kedatangan Benedict di teras."Oho! Lihat siapa yang menyambutku di sini!" sahut Benedict terkesan, begitu dirinya keluar dari mobil dan mendapati putranya bersandar di pilar teras dengan kedua tangan bersedekap di dada."You've really tested my patience these past few days," Edgar menyorot Benedict dengan tatapan tidak bersahabat.Benedict hanya tertawa sambil menepuk-nepuk pundak sang anak, lalu dirinya melenggang masuk begitu saja. Edgar menghembuskan napas lelah sebelum menyusul sang ayah ke dalam."Di mana Kaluna sama anak-anak saya?" tanya Edgar tidak sabar."Seriously, Son?" masih tetap melanjutkan langkahnya menuju kamar utama, Benedict menanggapi sang ana

  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 80

    Meskipun merasa luar biasa lelah setelah terbang lebih dari dua puluh jam menuju Italia, Edgar tidak mau membuang waktunya lebih banyak lagi. Pria itu memilih langsung memesan taksi di bandara, bergegas untuk menyambangi rumah sang ayah.Harusnya dulu Edgar mempercayai instingnya saja dan mengabaikan amarah Benedict. Kalau begitu, kan, sudah lama ia bertemu dengan Kaluna, Damian, juga Lavanya. Ia tidak perlu susah payah mencari keberadaan mereka di seluruh dunia.Hari sudah sore saat Edgar sampai di kediaman Benedict. James, kepala pelayan rumah ayahnya, menyambut kedatangan Edgar."Di mana ayahku?" tanya Edgar tanpa basa-basi, mengabaikan sapaan James.Lelaki pertengahan empat puluh tahun tersebut tidak menjawab segera pertanyaan Edgar, James lebih dulu menginstruksikan dua pelayan yang ikut bersamanya untuk membongkar koper dan tas sang tuan muda dan membawanya ke dalam rumah."Tuan Benedict sedang tidak ada di kediaman saat ini, Tuan Muda," jawab James akhirnya, mengiringi langkah E

  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 79

    Pagi ini Benedict mengajak Kaluna dan cucu-cucunya untuk sarapan bersama di rumahnya. Berbagai macam hidangan yang lebih banyak dan fancy dari biasanya terhidang di meja makan luas itu. Suasanya ramai membuat ruang makan Benedict yang biasanya lengang menjadi terasa lebih hidup."Tell mei, Mio Nipote (Cucuku), kau ingin hadiah apa dari Nonno (Kakek) atas kelulusanmu?" Benedict memandang Damian penuh minat di sela sarapan mereka."Nggak perlu berlebihan, Pa. Lagi pula Damian baru lulus TK," timpal Kaluna sebelum si sulung menjawab pertanyaan kakeknya."No, no. Biarkan aku memberi hadiah. Anggap saja sebagai ganti hadiah ulang tahunnya kemarin yang tidak bisa kuberi karena kalian lupa mengundangku," tangkas Benedict dengan sindiran di akhir ucapannya, membuat Kaluna tidak lagi bisa membalas."Come on, Nipote. Kau ingin apa dari Nonno?" ulang Benedict pada Damian."Aku mau lihat pantai, Nonno! Boleh tidak?" sahut Damian setelah melihat maminya mengangguk."Kau ingin ke pantai?" Benedict

  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 78

    Hari ini menandai satu tahun setelah Kaluna, Damian, dan Lavanya menghilang. Dalam kurun waktu tersebut, Edgar tidak pernah putus dan lelah mencari keberadaan mereka. Sudah ia lakukan berbagai macam cara, tapi orang-orang yang sangat dirindukannya itu tak kunjung ia temukan.Sudah Edgar coba bertanya pada sang ayah yang kebetulan juga sudah lama memilih tinggal di Italia sejak pensiun. Tapi yang pria itu dapat hanya bentakan marah saat Benedict Emiliano Mahawira mengetahui kalau kedua cucu tersayangnya hilang dari pengawasan sang anak.Nada jengkel kentara sekali dari suara Benedict saat mereka bertemu sejenak di salah satu restoranfine diningdi pusat ibukota Italia. Edgar saat itu sedang ada urusan bisnis di sana, berniat memperluas cabang perusahaan.Karena dirinya sudah ada di negara tempat Kaluna dan anak-anaknya pertama menghilang tanpa jejak, Edgar memanfaatkan kedatangannya kali itu untuk mencari sekali lagi dalam waktu yang hanya seb

DMCA.com Protection Status