Share

Bab 487

"Baiklah kalau begitu." Dimas sedikit ragu. Sejak masih kecil dia belum pernah menyentuh sepeda listrik, apalagi mengendarainya. Terlebih lagi, jari Amel terluka, jadi dia tidak bisa membiarkan Amel menyetir sepeda listrik itu.

Dimas tidak punya pilihan selain mengambil kunci sepeda listrik. Namun, sepeda listrik itu ternyata tidak sesulit yang dia bayangkan. Dia bisa mengendarainya tanpa masalah, seolah-olah dia telah menemukan dunia baru.

"Sayang, pelan-pelan saja menyetirnya." Amel yang duduk di belakang tanpa bisa ditahan mengingatkan Dimas.

Dimas melambatkan kecepatannya. Saat mengendarai sepeda listrik, entah kenapa dia merasa sangat bebas.

Setelah berkendara selama dua puluh menit, Dimas memarkir sepeda listrik di depan depot mi. Ketika Amel hendak memasuki depot mi sambil bergandengan tangan dengan Dimas, dia tiba-tiba mendengar seseorang memanggilnya.

"Amel, apakah itu kamu?"

Mendengar suara itu, Amel pun menoleh. Dia melihat seorang wanita paruh baya berkacamata, berusia seki
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status