Home / Romansa / Terjerat Cinta Majikan Seksi / Bab 1 Kenyataan Pahit

Share

Terjerat Cinta Majikan Seksi
Terjerat Cinta Majikan Seksi
Author: VILNOCTE

Bab 1 Kenyataan Pahit

Author: VILNOCTE
last update Huling Na-update: 2024-10-24 03:37:52

Diego Martin duduk dengan tenang di sebuah kafe kecil di Madrid, di tangannya, dia memegang sebuah kotak kecil yang dibungkus dengan kertas berwarna emas.

Senyumnya mengembang saat dia menatap kotak itu, kotak berisikan cincin yang dia beli dengan hasil jerih payahnya selama bekerja. Cincin yang akan menjadi simbol dari cinta dan komitmennya kepada Valentinakekasihnya.

Pria berparas tampan itu berniat melamar Valentina. Wanita cantik yang telah menjalin hubungan dengannya selama satu tahun terakhir, tanpa memedulikan statusnya sebagai tukang bersih-bersih.

Menurut Diego, Valentina adalah wanita langka—wanita cantik yang memiliki senyuman yang begitu indah dan hati yang luas.

Suasana di kafe itu ramai, suara tawa dan percakapan mengisi udara. Namun, pikiran Diego sepenuhnya terfokus pada momen yang akan datang. Pintu kafe terbuka, dan hatinya berdegup kencang saat melihat sosok yang dinantikannya.

Valentina muncul di ambang pintu, dengan senyum ceria di wajahnya, memancarkan cahaya yang membuat hati Diego hangat.

“Diego!” panggil Valentina, suaranya lembut dengan raut wajah berbinar-binar menyapanya, bahkan senyuman itu semakin lebar ketika matanya bertemu dengan mata Diego.

Dengan langkah pelan, dia menghampiri Diego, setiap gerakannya seolah dipenuhi dengan keanggunan.

Diego segera berdiri, menarik kursi kosong di depannya, mempersilakan Valentina untuk duduk. “Silakan, sayang, suaranya bergetar sedikit grogi.

Valentina tersenyum lembut, mengucapkan terima kasih sebelum duduk. Mata Diego tidak bisa lepas dari wajahnya, begitu cantik dan anggun, dia adalah segalanya bagi Diego.

Setelah Valentina duduk, Diego mengambil napas dalam-dalam, memanggil pelayan dan kembali ke tempatnya.

“Kami akan memesan makanan,” katanya, berusaha menjaga suaranya tetap tenang meski jantungnya saat ini berdebar cepat saat pelayan tiba.

Pelayan yang datang segera mencatat pesanan mereka. Diego memilih hidangan sederhana, tidak ingin membebani dirinya dengan hal-hal mewah. Dia tahu bahwa Valentina akan menghargai kesederhanaan itu. Sementara pelayan itu pergi, Diego kembali menatap Valentina.

“Bagaimana harimu, sayang?” tanya Diego, senyumnya tak pernah pudar.

“Baik, aku baru saja menyelesaikan proyek di kantor. Bagaimana denganmu?” jawab Valentina dengan suara ceria, matanya berbinar.

 “Aku sangat baik. Sebenarnya, aku ada sesuatu untukmu, sayang,” ucapnya, lalu memberikan kotak kecil di tangan Valentina.

“Wow...” gumam Valentina bahagia saat membuka kotak kecil itu, sebuah cincin yang indah dengan perhiasan kecil di tengahnya, matanya membulat dalam kekaguman yang seketika berubah menjadi keraguan. Valentina seketika menyadari sesuatu.

Sedangkan Diego tersenyum puas, melihat raut wajah bahagia dari Valentina dan ya, itu hanya sesaat. Senyumannya meredup melihat perubahan pada wajah Valentina.

Di depannya, Valentina menarik napas kasar, mengatur ulang emosi yang melanda dirinya. Tatapan wanita cantik itu, yang semula hangat kini berubah dingin.

“Ada apa, sayang?” tanya Diego, suaranya lembut, “Apa dia tidak suka dengan cincinnya?” tebak Diego dalam hati.

Valentina melipat kedua tangannya, bersandar di kursi dengan ekspresi yang tidak bersahabat. Dia tampak jauh dari sosok ceria yang biasanya menghiasi harinya.

“Diego, sepertinya kamu salah paham,” katanya pelan, tetapi dengan nada yang menekankan ketegasan.

 “Maksudnya?” Diego bingung, tidak bisa mencerna makna di balik kata-kata Valentina.

Valentina menatapnya dengan tatapan yang tajam. “Aku bersamamu karena aku hanya tertarik dengan ketampananmu. Aku tidak pernah berpikir untuk menjalin hubungan serius denganmu bahkan sampai ke jenjang pernikahan,” jelasnya dengan nada datar.

Diego tertegun, hatinya seolah terjatuh ke dasar jurang. Tak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan oleh kekasihnya. Berpikir jika Valentina sedang bercanda.

Tangannya sedikit gemetar dengan senyum canggung saat dia kembali mengonfirmasi ucapan Valentina, “Sayang, k-kamu bercanda, kan?”

Bukannya menjawab, Valentina hanya menatapnya tanpa ekspresi. Tiba-tiba, wanita itu bangkit dari duduknya, sembari meraih tas kecilnya yang terletak di meja. “Nanti kita akan bicarakan lagi, karena aku harus ke toilet dulu,” ucap Valentina, suaranya datar.

“I-Iya,” jawab Diego, suasana mendadak canggung.

Begitu Diego menjawab, Valentina pun  wanita itu melangkah dengan cepat menuju bagian belakang kafe, meninggalkan Diego yang masih tertegun. Diego terus memperhatikan Valentina sampai sosoknya berbelok ke arah toilet, dia menggelengkan kepalanya cepat, berusaha mengusir bayangan raut wajah Valentina tadi, yang berubah cepat setelah ia mengutarakan niatnya mempersunting sang kekasih.

 Tanpa sadar, Diego meraih cincin yang tergeletak di atas meja, menatapnya dengan senyuman yang kini terasa hampa.

Sudah lebih dari sepuluh menit sejak Valentina pergi ke toilet, hingga Diego yang tadinya duduk sambil menyantap hidangan yang sudah dipesan pesan, kini tak tersentuh lagi.

Sesekali, matanya melirik ke arah pintu toilet, menanti Valentina kembali. Namun, wanita itu tetap tak terlihat

"Kenapa Valentina belum kembali juga? Apa dia sakit?" pikir Valentina sambil mengetuk-ngetukkan jarinya ke atas meja.

Merasa khawatir terjadi sesuatu kepada Valentina, Diego pun bergegas ke arah toilet wanita. Di depan pintu, ia berhenti sejenak, menyadari jika ia tidak bisa sembarangan masuk ke dalam.

Ketika seorang petugas kebersihan kafe melintas, Diego pun menghentikannya.

"Maaf, kekasihku tadi masuk ke toilet, tapi belum kembali. Bisakah tolong bantu aku mengecek ke dalam? Dia mengenakan dress berwarna merah marun, aku khawatir terjadi sesuatu padanya," pinta Diego.

Petugas itu mengangguk dan segera masuk ke toilet. Diego berdiri di luar dengan gelisah, menggigiti bibir bawahnya, mencoba menekan perasaan takut dan khawatirnya

Ting!

Tiba-tiba, bunyi notifikasi pesan masuk terdengar di ponselnya. Ia meraih ponselnya, dan seketika terkejut melihat pesan yang dikirim oleh nomor yang amat dia kenal. Sebuah pesan yang seakan membuat dunianya runtuh detik itu juga.

[Diego, maaf, aku pergi duluan. Aku jijik melihat cincin murahan pemberianmu. Kamu itu hanya tukang bersih-bersih, dan tak masa depan, Diego. Jangan pernah bermimpi lebih dengan pekerjaan rendahanmu itu. Lagipula, bulan depan, aku akan menikah dengan Javier Torres. Dibanding kamu, pria itu lebih bisa menjamin masa depanku.]

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 2 Terhipnotis

    “Diego! Bagaimana dengan lamaran—” Jorge, teman seapartemennya menyapa dengan semangat kalatersadar Diego telah kembali. Terlebih karena pria itu tahu bahwa hari ini,Diego akan melamar Valentina. Tetapi, kalimatnya terhenti saat melihat wajahDiego. Pria itu terdiam, mendapati Diego yang basah kuyup karenaterkena hujan, dengan wajah yang tak bisa bersandiwara. “Hah... kamu sebaiknya mandi dan ganti pakaian. Setelah itu,langsung istirahat. Biar kamu lupa, besok ada job baru untuk kamu,” ucap Jorge.Melihat sosok sang sahabat yang melangkah pelan menuju kamar mandi, dia takperlu bertanya lagi dan langsung sadar jika lamaran Diego tidak berjalan baik. Setelah mandi, Diego segera ke kamar tidurnya, bergantipakaian, dan langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Semua yang terjaditerasa seperti mimpi buruk yang tak kunjung berakhir. Dia ingin melupakansemuanya, tetapi bayangan Valentina terus menghantuinya. Tangannya terus menggenggam kotak cincin yang harusnyamenjadi peng

    Huling Na-update : 2024-10-24
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 3 Insiden di Kolam Renang

    Tawa Ariana lepas, mendengar jawaban Diego. “Yang aku tanyanamamu,” ujar Ariana.Diego tersentak kaget, tersadar dari lamunannya. Sadar akantindakannya, Diego dengan cepat menundukkan pandangannya. “Na... namaku Diego, Nyonya,” jawab Diego terbata-bata,suaranya hampir tak terdengar. Ariana yang masih tertawa kembali duduk di kursitaman, suara tawa sang majikan membuat Diego semakin salah tingkah.“Ah... sialan, kenapa aku bisa bertingkah bodoh sepertiini,” gumam Diego dalam hati, merasa malu dengan dirinya sendiri.Tangan Ariana meraih selembar kertas di meja. “Ini kontrakkerjamu, kamu bisa membacanya dulu, lalu tanda tangan jika kamu setuju denganpoin-poin yang tertera di sini,” ucapnya sambil menyodorkan kertas itu keDiego.Diego melangkah pelan, menerima kertas itu. Begitu membacatulisan di dalamnya, ekspresi terkejut menghiasi wajahnya.“Maaf... Nyonya, apa gaji saya tidak salah?” tanyanya,matanya terbelalak melihat nominal angka gajinya yang empat kali lebih besardari

    Huling Na-update : 2024-10-24
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 4 Mereka Terlihat Serasi

    Suasana sore itu terasa santai dan penuh tawa di sekitarkolam renang. Di tepi kolam, Ariana duduk bersandar nyaman di kursinya bersamaDiego dan Andrew, menikmati suasana tenang sambil menyaksikan aksi Jorge danDiego yang sedang sibuk mengurus taman.Jorge terlihat mendekati Diego, dan tanpa aba-aba, iamengarahkan selang air langsung ke tubuh sahabatnya.Air menyembur deras, membasahi baju Diego dalam sekejap."Hei, Jorge! Berhenti!" Diego protes, lalu tertawa lepas.Ariana dan Sergio yang melihat aksi kocak itu, ikut tertawa.Setelah beberapa hari bersama dan semakin akrab dengan Sergio dan Ariana, keduapria itu tak lagi merasa sungkan untuk bercanda seperti ini.Diego lalu meraih ujung bajunya, menariknya hingga terlepas,memperlihatkan tubuhnya yang atletis dan berotot di bawah sinar matahari.“Andrew, lihat tingkah mereka, hahaha,” ucap Sergio sambilterkekeh.Andrew, yang berdiri di samping Sergio, tersenyum kaku, lalumenghela napas dan berujar dengan sedikit ragu, “Maafkan

    Huling Na-update : 2024-10-24
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 5 Tangis yang tiba-tiba

    “Mulus sekali,” batin Diego, instingnya sebagai lelaki normal terbangun dengan jantungnya berdetak cepat."Kalau begitu aku mulai, Nyonya," ucapnya pelan, suaranya terdengar ragu dan sedikit tercekat.Ariana mengangguk pelan. "Iya, silakan," jawabnya, suaranya hampir tak terdengar.Pipi wanita itu memanas. Ia tersipu malu, berusaha menjaga ketenangannya. “Kenapa aku bisa gugup begini? Ini hanya pijatan. Tapi, jantungku... ya ampun, kenapa berdebar seperti ini?” Ucapnya Dalam hati.Dalam pikirannya terbayang kembali bentuk tubuh Diego yang atletis dan berotot, yang ia lihat tadi. Dan pria itu sekarang sedang menyentuh punggungnya secara langsung.Diego pun mulai menggerakkan tangannya dengan hati-hati, berusaha menemukan kekuatan yang tepat."Apa segini cukup, Nyonya?" tanya Diego, khawatir pijatannya justru menyakiti majikannya."Iya, cukup nyaman," jawab Ariana, berusaha menenangkan dirinya. Jantungnya berdetak semakin cepat, merasakan sentuhan tangan Diego. Ia menutup mata, berusaha

    Huling Na-update : 2024-10-24
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 6 Selamat Jalan Tuan Sergio

    Suasana duka menyelimuti kediaman mewah Sergio Ortiz, seolah-olah awan kelabu telah menutupi kemewahan yang selama ini tercermin dari setiap sudut bangunan. Semua pekerja berduka, mata mereka merah karena menangisi kepergian yang begitu tiba-tiba dari orang yang mereka hormati dan cintai, Sergio Ortiz.Di tengah kesedihan yang mendalam, dua figur terlihat paling terpukul oleh berita duka ini, Diego dan Ariana. Diego, yang semalam masih berbagi tawa dengan Sergio, duduk terpaku, matanya memandang kosong ke depan, seolah-olah berusaha mencerna kenyataan pahit yang menimpa. Sementara itu, Ariana, yang masih terbungkus dalam kesedihan, terus menangis tanpa henti. Andrew, dengan setia, menemani dan mengawal wanita cantik itu. Gaun hitam yang dikenakan Ariana semakin menambah kesan duka yang mendalam, warna yang merepresentasikan kehilangan yang tak tergantikan.Suara sirene mobil ambulans memecah kesunyian, tanda bahwa saatnya telah tiba untuk melepas kepergian Sergio Ortiz. Jenazahnya den

    Huling Na-update : 2024-11-20
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 7 Posisi Baru Diego

    Diego duduk tegak di kursi tamu di ruang kerja Andrew, matanya terpaku pada peta struktur organisasi Grup Ortiz yang terpasang di dinding. Andrew, yang berdiri di sampingnya, menjelaskan dengan detail setiap bagian dari bisnis keluarga Ortiz, dari industri manufaktur hingga jaringan hotel mewah di seluruh dunia.Diego mendengarkan dengan saksama, mencoba memahami kompleksitas kekaisaran bisnis yang ditinggalkan oleh Sergio Ortiz."...dan di sisi keluarga, ada Miguel Ortiz, adik Sergio, yang dikenal cukup ambisius dalam mengembangkan sayap bisnisnya sendiri," Andrew menjelaskan, menunjuk foto Miguel di peta organisasi. "Lalu, ada Juan Ortiz, putra Sergio yang belum banyak terlibat dalam urusan bisnis keluarga... setidaknya, belum."Diego merasa matanya melebar ketika mendengar tentang Juan. Ia tidak menyangka bahwa Sergio memiliki seorang putra. Pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan, tetapi yang paling mengganggunya adalah, untuk apa Andrew menjelaskan semua ini kepadanya? Diego hanyala

    Huling Na-update : 2024-11-21
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 8 Si jenius yang kurang beruntung

    Dalam kesunyian kamar, Diego dengan hati-hati meletakkan mangkuk yang telah kosong di atas meja, menandai akhir dari sesi makan Ariana. Ia lalu mengambil gelas berisi air putih dan mendekati majikannya dengan langkah pelan, membantu Ariana minum dengan penuh perhatian.Setelah selesai, gelas itu diletakkan di meja kecil di samping tempat tidur. Ia kembali duduk di kursi, menemani sang majikan yang masih terisak dalam kesedihan."Nyonya, aku baru mengenal Tuan Sergio, masih banyak hal yang ingin aku tahu tentang beliau," ucap Diego, suaranya lembut dan penuh rasa ingin tahu, membuka pintu bagi Ariana untuk berbagi kenangan."Apa Nyonya bisa bercerita tentang itu?"Ariana, setelah menyeka air matanya dengan tisu yang disodorkan Diego, memulai ceritanya tentang sosok Sergio, mendiang suaminya yang begitu ramah dan baik kepadanya.Suaranya terkadang terputus oleh isak tangis, namun semangat untuk menceritakan kenangan indah bersama Sergio membuat wanita itu terus berbicara, membuka jendela

    Huling Na-update : 2024-11-22
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 9 Jawaban dari mimpi

    Setelah melewati tes kecerdasan yang di ruang kerja Andrew, Diego menuju kamar Ariana. Ketika tiba di depan kamar, ia menemukan Adel duduk di sofa yang berada tepat di samping pintu, sibuk memainkan ponselnya dalam cahaya lembut yang memancar dari layar."Adel, Nyonya Ariana sudah bangun?" Diego bertanya dengan suara pelan, tidak ingin mengagetkan rekan kerjanya. Adel menoleh, memandang Diego sejenak sebelum menjawab, "Aku baru saja mengecek, Diego. Belum, Nyonya masih tidur," jawab Adel, ekspresi wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang tersembunyi.Diego mengangguk, "Terima kasih, Adel. Aku akan masuk sebentar untuk mengecek kondisi Nyonya."Dengan itu, ia perlahan membuka pintu kamar, membiarkan sedikit cahaya dari luar masuk sebelum menutup pintu di belakangnya.Kamar sang majikan terlihat gelap, hanya sedikit matahari senja dari celah jendela yang berhasil masuk. Diego menyalakan lampu meja di samping tempat tidur, menyetel cahayanya agar tidak terlalu terang, hanya cukup untuk m

    Huling Na-update : 2024-11-22

Pinakabagong kabanata

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 31 Bintang keberuntungan

    Restoran El Mirador menyuguhkan pemandangan kota yang begitu luas dan menawan dari lantai atas. Langit siang yang cerah serta angin sepoi-sepoi yang sesekali berembus melalui jendela kaca besar, menciptakan suasana yang sempurna untuk makan siang yang tenang.Ariana dan Diego duduk di salah satu meja eksklusif, terpisah dari keramaian utama restoran. Interior yang elegan, lampu gantung kristal, serta alunan musik jazz lembut semakin memperkuat kesan mewah tempat itu.Seorang pelayan datang dengan sikap ramah, menyerahkan buku menu sebelum menunggu dengan sabar. Ariana melihat daftar makanan dengan cepat, lalu menoleh pada Diego yang tampak lebih fokus pada suasana sekitar."Aku pesan salmon steak dengan saus lemon butter," ujar Ariana santai, lalu mengangkat alis menunggu pilihan Diego.Diego akhirnya menutup menu dan menyerahkannya pada pelayan. "Untukku… rib-eye steak, tingkat kematangan medium rare."Pelayan itu mengangguk, mencatat pesanan mereka sebelum mundur dengan sopan. Begit

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 30 Tamu yang Tak Diundang

    Pintu ruang CEO tiba-tiba terbuka tanpa ketukan.Ariana yang sedang membaca dokumen, Diego yang sibuk memilah berkas di meja lain, dan Andrew yang tengah mengecek ponselnya, langsung menoleh bersamaan.Seorang pria berpostur tinggi dengan setelan mahal melangkah masuk dengan santai, tangan terselip di saku celana. Senyumnya miring, penuh kelancangan. Tatapannya menyapu ruangan sebelum akhirnya jatuh ke sosok perempuan yang kini duduk di belakang meja utama."Halo, Mama Tiri," sapanya dengan nada setengah mengejek.Ariana menegang sesaat, tapi ia cepat menguasai dirinya. Wajahnya tetap tenang, tidak menunjukkan emosi apa pun.Di sisi lain, Diego merasakan hawa tak nyaman menyelimuti ruangan. Otot-ototnya menegang tanpa sadar, sementara jemarinya yang masih menggenggam dokumen perlahan mengepal.Andrew menghela napas pelan, sudah memperkirakan kejadian ini cepat atau lambat.Juan melangkah lebih dekat, matanya meneliti setiap sudut ruangan dengan ekspresi meremehkan. "Tidak buruk… seper

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 29 Miguel Tak Senang, Ariana Tak Goyah

    Ariana berdiri dengan tegap di ujung meja rapat, tatapannya tajam dan penuh percaya diri. Seluruh ruangan diam menunggu kata-katanya—beberapa penuh ekspektasi, beberapa dengan skeptisisme yang terselubung.Di sisi kanan meja, Miguel Ortiz duduk dengan tubuh sedikit condong ke belakang, tangannya bertaut di depan dada. Senyum tipis menghiasi bibirnya, tapi bukan senyum yang bersahabat.Ariana menarik napas dalam sebelum mulai berbicara.Lalu, dengan suara yang tegas dan terkendali, ia memulai, "Ortiz Buildwell Corp. adalah warisan, bukan hanya bagi keluarga Ortiz, tetapi juga bagi ribuan karyawan yang membangunnya dengan dedikasi dan kerja keras."Beberapa orang mengangguk pelan."Saya berdiri di sini bukan untuk menggantikan siapa pun, tetapi untuk meneruskan dan membawa perusahaan ini ke level yang lebih tinggi. Saya tidak meminta Anda percaya pada saya sekarang—saya akan membiarkan hasil yang berbicara."Hening sejenak.

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 28 Tantangan Pertama Ariana

    Rolls-Royce Phantom hitam itu meluncur dengan anggun di jalan utama Sevilla, menyusuri boulevard yang dipenuhi bangunan-bangunan pencakar langit berarsitektur modern.Namun, di antara semua gedung tinggi yang menjulang, satu bangunan mencuri perhatian dengan kemegahannya—Ortiz Buildwell Corp.Gedung pencakar langit itu berdiri megah dengan fasad kaca berwarna biru tua yang memantulkan sinar matahari pagi. Logo ‘OBC’ yang besar dan elegan terpampang di bagian atas, menunjukkan bahwa ini adalah markas utama salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Eropa.Begitu mobil Ariana tiba di area lobi utama, sekelompok staff perusahaan sudah menunggu di depan pintu masuk. Para eksekutif dan manajer tingkat atas berdiri berbaris rapi, mengenakan setelan formal yang mencerminkan profesionalisme mereka.Di belakang mereka, beberapa karyawan lain berdiri dengan penuh antusias, ingin menyaksikan langsung momen penting ini—hari pertama Ariana sebagai CEO Ortiz Buildwell Corp.Mobil berhenti dengan m

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 27 Diiringi Keyakinan Mereka

    Pagi menyambut dengan angin sejuk yang berembus lembut melalui jendela kamar Ariana. Cahaya matahari keemasan menembus tirai tipis, menyelimuti ruangan dengan nuansa hangat.Ariana membuka matanya perlahan, lalu menarik napas dalam. Hari ini adalah hari besarnya. Hari di mana dia akan berdiri di depan dewan direksi Ortiz Buildwell Corp sebagai CEO baru.Tanpa membuang waktu, dia segera bangkit dan menuju kamar mandi.Begitu air hangat menyentuh kulitnya, Ariana menutup matanya, menikmati sensasi rileks yang menyapu tubuhnya. Ia membiarkan uap air memenuhi ruang shower kaca, sementara pikirannya berusaha fokus pada hari yang akan ia hadapi.Dengan gerakan terlatih, tangannya mengambil sabun cair beraroma jasmine, menggosokkannya ke seluruh tubuh sebelum membilasnya dengan air yang mengalir lembut.Setelah selesai, Ariana meraih handuk, mengeringkan tubuhnya dengan tenang. Setiap gerakannya anggun, mencerminkan ketenangan yang ia coba bangun di dalam dirinya.Dari dalam lemari walk-in ya

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 26 Malam Sebelum Takhta

    Di dalam ruang kerja Andrew, suasana terasa lebih serius dibandingkan pagi tadi. Tidak ada lagi canda tawa atau godaan seperti saat sarapan. Kini, mereka bertiga duduk menghadap meja kerja Andrew yang dipenuhi berkas-berkas terkait Ortiz Buildwell Corporation—perusahaan yang akan resmi dipimpin oleh Ariana mulai besok.Ariana duduk tegap, mendengarkan dengan saksama setiap penjelasan Andrew, sementara Diego duduk di sampingnya, juga berusaha menyerap informasi yang disampaikan. Sesekali, tangan mereka bergerak mencatat poin-poin penting di buku catatan masing-masing."Besok, acara akan dimulai pukul sembilan pagi," Andrew membuka pembicaraan, jemarinya merapikan beberapa dokumen di atas meja. "Para pemegang saham dan dewan direksi sudah diundang, begitu juga dengan beberapa media yang akan meliput."Ariana mengangguk, matanya tajam menatap Andrew. "Dan aku akan memberikan pidato singkat, bukan?""Tepat," jawab Andrew. "Tapi ingat, jangan terlalu panjang atau emosional. Fokus pada visi

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 25 Diego dan Pagi yang Menyiksa

    Pagi masih enggan beranjak ketika Ariana bergerak lebih dekat, merapatkan tubuhnya ke sisi Diego. Selimut tebal membungkus mereka berdua, menyisakan hanya kehangatan yang berasal dari kulit mereka yang bersentuhan.Tangan Ariana terulur, melingkari pinggang Diego dengan nyaman, sementara wajahnya bersandar di bahu pria itu. Napasnya pelan dan teratur, seolah menikmati waktu tenang ini tanpa tergesa."Kita akhirnya sampai di titik ini," gumamnya lembut.Diego tidak menjawab. Bukan karena tidak ingin, tetapi karena otaknya sedang berusaha bekerja dengan benar.Jantungnya berdetak cepat—bukan, ini sudah di luar batas normal. Ia bisa merasakan tubuh Ariana yang polos menempel di sampingnya, dan lebih buruk lagi... ia tahu betul benda kenyal apa yang kini menekan rusuk kirinya.Oh, Tuhan.Diego meneguk ludah dengan susah payah. Pandangannya menerawang ke langit-langit kamar, seolah mencari penyelamat dari dilema besar yang ia hadapi. Hawa pendingin ruangan sama sekali tidak membantu—di saat

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 24 Bangun dalam Kehangatan

    Sinar matahari pagi menerobos masuk melalui celah tirai kamar, menciptakan bias cahaya lembut yang menari di dinding berwarna krem. Aroma samar anggur merah masih menggantung di udara, bercampur dengan keharuman khas sprei linen yang menyelimuti tubuh Ariana.Kelopak matanya bergetar sebelum perlahan terbuka. Pandangannya masih buram, kepalanya terasa berat—sebuah efek sisa dari anggur yang semalam ia minum. Ia menarik napas dalam, mencoba mengumpulkan kesadaran, sementara pikirannya masih berusaha memahami keberadaannya di tempat ini.Lalu, tanpa sadar, ia merenggangkan kedua tangannya ke samping. Jarinya bersentuhan dengan sesuatu yang hangat dan padat.Ariana sontak membeku.Jantungnya berdetak lebih cepat. Tubuhnya menegang seketika, dan tanpa berpikir panjang, ia menoleh.Matanya membelalak.Di sampingnya, seorang pria terbaring dengan napas yang masih teratur. Rambut hitamnya berantakan, beberapa helai jatuh di keningnya, menciptakan kontras sempurna dengan kulit sawo matang yan

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 23 Kenikmatan dan Kejujuran (+21)

    Setelah istirahat sejenak, Diego melanjutkan aksinya, melepas boxer hitam yang sejak tadi membungkus "kekayaan alaminya" yang tegang. Kini giliran Ariana yang meneguk salivanya sendiri, semakin turun boxer Diego, semakin banyak yang terlihat, dan semakin kencang pula jantung Ariana berdegup. Setiap inci yang terpapar membuat Ariana semakin penasaran, namun juga semakin gugup.Dan begitu boxer Diego meluncur hingga ke paha, "batang kejantanan"nya pun menyembul keluar, tegang dan siap. Ariana tersentak kaget, ukurannya yang mencengangkan membuatnya takjub. Matanya terpaku, tidak bisa berpindah dari "monumen" yang berdiri tegak di depannya."Ahh, Diego... itu...," gumam Ariana, suaranya terputus, tidak bisa menyelesaikan kalimatnya.Ia teringat kembali pada mendiang suaminya, Sergio, yang pada usia tua sudah tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan biologisnya. Ukuran dan ketegangan "batang kejantanan" Diego membuatnya sadar bahwa ini akan menjadi pengalaman yang sangat berbeda.Diego tersenyum

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status