Beranda / Romansa / Terjerat Cinta Majikan Seksi / Bab 3 Insiden di Kolam Renang

Share

Bab 3 Insiden di Kolam Renang

Penulis: VILNOCTE
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-19 18:17:57

Tawa Ariana lepas, mendengar jawaban Diego. “Yang aku tanya namamu,” ujar Ariana.

Diego tersentak kaget, tersadar dari lamunannya. Sadar akan tindakannya, Diego dengan cepat menundukkan pandangannya. 

“Na... namaku Diego, Nyonya,” jawab Diego terbata-bata, suaranya hampir tak terdengar. Ariana yang masih tertawa kembali duduk di kursi taman, suara tawa sang majikan membuat Diego semakin salah tingkah.

“Ah... sialan, kenapa aku bisa bertingkah bodoh seperti ini,” gumam Diego dalam hati, merasa malu dengan dirinya sendiri.

Tangan Ariana meraih selembar kertas di meja. “Ini kontrak kerjamu, kamu bisa membacanya dulu, lalu tanda tangan jika kamu setuju dengan poin-poin yang tertera di sini,” ucapnya sambil menyodorkan kertas itu ke Diego.

Diego melangkah pelan, menerima kertas itu. Begitu membaca tulisan di dalamnya, ekspresi terkejut menghiasi wajahnya.

“Maaf... Nyonya, apa gaji saya tidak salah?” tanyanya, matanya terbelalak melihat nominal angka gajinya yang empat kali lebih besar dari gajinya di tempat dulu.

“Iya, itu gajimu. Apa kamu merasa itu terlalu rendah?” tanya Ariana, menatapnya dengan serius.

“Tidak-tidak, Nyonya!” Diego mendadak panik, dengan cepat melangkah mendekati meja, meraih pulpen, dan langsung menandatangani kontrak kerjanya.

“Ini, Nyonya.” Dia menyerahkan kontrak kerja itu dengan kedua tangannya.

 “Apa kamu tidak membaca dulu dengan teliti?” tanya Ariana, ia meletakkan kontrak kerja Diego di meja.

“Tidak perlu, Nyonya. Aku sudah sangat bersyukur dengan tawaran itu,” jawab Diego, tersenyum bahagia, namun saat matanya saling tatap dengan mata sang majikan, dia cepat-cepat kembali menunduk.

Ariana tersenyum lembut, “Kalau begitu, selamat bergabung di tempatku. Setelah ini, Andrew yang akan menunjukkan area yang menjadi tanggung jawabmu.”

Diego menundukkan kepalanya, mengucap terima kasih sekali lagi. Setelah itu dia dan Andrew mengucap pamit, meninggalkan sang majikan yang kembali bersantai di taman itu. 

Saat berjalan pergi, Diego sekali lagi mencuri pandang lewat sudut matanya, kembali dibuat takjub dengan sosok majikannya.

 “Dia sangat cantik dan juga ramah,” gumamnya pelan, hatinya bergetar penuh rasa kagum.

Andrew membawa Diego ke halaman depan, menunjukkan area yang akan menjadi tanggung jawabnya. “Ini area yang menjadi tanggung jawabmu,” kata Andrew, yang lalu menunjuk ke arah bagian selatan bangunan, tepat di samping kolam renang yang berkilau di bawah sinar matahari. “Dan area kolam renang di sana juga,” tambahnya.

“Siap, Tuan Andrew. Terima kasih,” balas Diego, penuh semangat. Ia langsung bekerja begitu Andrew pergi.

Dua jam kemudian, setelah menyelesaikan area depan, Diego melanjutkan pekerjaannya ke sekitar kolam renang. Jorge yang sudah selesai dengan pekerjaannya  datang menghampiri dan menyapa, membantu Diego mengatur pot tanaman sambil berbincang santai.

Tiba-tiba, sebuah sedan mewah berwarna silver meluncur masuk dari gerbang dan berhenti tepat di depan gedung utama. Seorang pria berusia sekitar 60 tahun turun dari kursi penumpang bagian belakang, lalu melangkah masuk ke gedung utama.

“Tuan Sergio?” tanya Diego sembari menoleh ke Jorge.

“Iya,” balas Jorge singkat lalu melirik jam tangannya.

“Sepertinya Tuan Sergio akan berenang,” Jorge memberitahu Diego, mengingat salah satu kebiasaan majikan mereka di jam seperti ini.   

“Berarti Nyonya Ariana juga?” Diego tiba-tiba bersemangat, senyumnya melebar membayangkan sang majikan mengenakan bikini.

Tangan Jorge dengan cepat mendarat di kepala Diego, membuat Diego memekik pelan karena terkejut.

“Jangan berpikiran yang tidak-tidak. Nyonya Ariana hanya suka bersantai di pinggir kolam, dan sekedar informasi tambahan, Nyonya itu tidak tahu berenang,” balas Jorge dengan nada tegas.

Wajah Diego sedikit cemberut, dia mengelus kepalanya di bagian yang dijitak Jorge tadi.

Dari gedung utama, terlihat Ariana dan Sergio yang mengenakan jubah mandi berwarna putih kembali. Ariana dengan lembut membantu Sergio membuka jubah mandinya, hingga Sergio hanya mengenakan celana renang berwarna hitam.

“Iya kan?” ucap Jorge, menatap Diego yang hanya bisa mengangguk pelan.

Sergio perlahan turun ke kolam renang, di bagian yang kedalamannya hanya setinggi dada orang dewasa. Kolam renang itu memiliki dua tingkat kedalaman, memberikan pilihan bagi mereka yang ingin berenang atau sekadar berendam.

Diego dan Jorge melanjutkan pekerjaan mereka, mengurus area yang masih di sekitar lokasi kolam renang. Saat mereka berdua tengah sibuk mengatur pot tanaman, tiba-tiba terdengar suara jeritan Ariana.

“Sayang!”

Jorge dan Diego yang tersentak kaget kompak menoleh, mendapati Ariana berdiri di pinggir kolam dengan wajah panik. Di kolam renang, Sergio bergerak panik, kepalanya timbul tenggelam di bagian kolam renang yang dalam.

“Tuan Sergio tenggelam!” seru Jorge yang bergegas bangkit bersama Diego, Kedua pria itu berlari cepat, tanpa ragu langsung melompat ke dalam kolam.

Di dalam kolam renang, Diego segera meraih tubuh Sergio yang sudah kehilangan kesadaran, Diego memeluk tubuhnya dari belakang, berusaha menahan agar kepala Sergio tetap di atas permukaan air, sementara Jorge berenang di samping mereka, membantu mendorong mereka berdua ke arah tepi kolam.

Di bantu Ariana, mereka dengan susah payah mengangkat tubuh Sergio ke tepi kolam.

Jorge berlari cepat, meraih jubah mandi Sergio yang tergeletak di kursi dekat kolam. Dengan cekatan, ia menggulung jubah itu, lalu meletakkannya di bawah kepala Sergio sebagai penyangga. Napas Jorge terdengar berat, dan ia tak bisa menyembunyikan nada panik dalam suaranya.

“Diego! Tuan Sergio pingsan!” serunya. Di sampingnya, Ariana tak mampu menahan tangis. Air matanya mengalir deras, ia menggoyang-goyangkan lengan Sergio dengan cemas, memanggil-manggil namanya. “Sergio! Sayang, bangun…!” isaknya putus asa.

Diego menarik napas, menenangkan diri, ia lalu menatap Ariana yang masih memegangi lengan suaminya, lalu berkata dengan suara lembut.

“Nyonya Ariana… tolong beri saya sedikit ruang, biarkan saya mencoba menolong Tuan Sergio.”

Ariana mengangguk pelan, ia bergerak sedikit menjauh, memberikan ruang bagi Diego yang segera bersiap melakukan tindakan penyelamatan.

Diego menempatkan kedua tangannya di dada Sergio, memastikan posisi tangannya benar. Lalu, ia mulai melakukan kompresi dada, menekan dengan ritme yang teratur, mencoba mengembalikan napas majikannya.

Setelah beberapa kali kompresi, Diego mencondongkan tubuhnya, menutup hidung Sergio, lalu memberikan napas buatan. Setiap detik terasa sangat panjang, rasa gugup semakin mencengkeramnya, namun Diego tetap fokus, tidak ingin menyerah.

Diego terus  melakukan kompresi dada dan napas buatan, tanpa berhenti, meski tubuhnya mulai lelah.

Hingga akhirnya tubuh Sergio tersentak, batuk kecil terdengar, dengan cepat Sergio memiringkan posisi tubuh Sergio, hingga air terlihat keluar dari mulut dan hidung Sergio.

Begitu Sergio tenang, Diego mengarahkan tubuh Sergio hingga kembali berbaring. Memperhatikan wajah Sergio yang mulai kembali bernafas.

Diego menarik napas lega, wajahnya penuh kelegaan.

“Sayang!” seru Ariana, menunduk memeluk suaminya yang masih terbaring lemah.

Di samping mereka, Ariana yang masih terisak menatap Jorge dan Diego dengan mata penuh syukur. Rasa terima kasihnya terpancar jelas, ia menundukkan kepala sedikit, mengucapkan, “Terima kasih, kalian sudah menyelamatkan nyawa suamiku.”

Andrew lalu memberikan instruksi kepada dua orang karyawan pria yang baru saja tiba. “Bawa Tuan Sergio ke dalam rumah,” perintahnya.

Kedua karyawan itu segera mengangkat tubuh Sergio dengan hati-hati, membawanya ke dalam rumah untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

**

“Diego, kamu dipanggil untuk menghadap Tuan Sergio.”

Tiba-tiba Diego merasa panik. Mengapa hanya dia yang dipanggil? Apakah dia akan dipecat di hari pertamanya?

Segala pikiran buruk memenuhi pikiran Diego. Namun, semua itu sirna ketika Diego merasakan sentuhan lembut di punggung tangannya. Ariana, menatapnya dengan memberikan senyuman cantiknya, dan menuntunnya ke ruangan Sergio.

Ruangan itu memancarkan kemewahan yang hangat, dengan dominasi warna krem dan aksen kayu di beberapa bagian dinding. Di atas sofa single seat, Sergio duduk dengan posisi santai, mengenakan pakaian tidur berwarna gelap yang kontras dengan kulitnya yang sedikit pucat.

"Tak perlu tegang begitu, aku hanya ingin mengucapkan terima kasih padamu karena telah menyelamatkan nyawaku." ujar Sergio dengan suara yang berat. Napasnya terdengar tak beraturan, ada jeda kecil di antara hembusan yang menunjukkan bahwa tubuhnya belum pulih sepenuhnya.

Detik itu juga, Diego menghela napas lega. Padahal, dirinya sudah khawatir jika Sergio akan memecatnya.

Diego segera menundukkan kepala dengan penuh hormat. "Tidak perlu berterima kasih, Tuan. Saya hanya melakukan tugas saya," balas Diego.

Pria tua itu tiba-tiba mengulurkan tangannya, menjabat tangan Diego, kembali mengucapkan terima kasih.

 “Apa ada yang kamu inginkan sebagai hadiah? Aku ingin memberikan sesuatu sebagai tanda terima kasih,” tanya Sergio dengan raut wajah serius.

Pertanyaan dari tuan majikannya itu membuatnya terkejut, sehingga Diego hanya menatap Sergio tanpa ekspresi, sebelum menggeleng perlahan, “Tak ada, Tuan.”

Diego bisa melihat alis majikannya yang menaut di tengah tengah lipatan keriput di wajahnya. Mungkin, jawaban darinya tak sesuai dengan ekspektasinya.

“Apa kamu yakin?” tanya Sergio lagi.

 Untuk sepersekian detik, pikiran Diego membayangkan sesuatu yang dia impikan sejak bekerja di rumah ini. Namun, Diego hanya tersenyum dan menjawab tuannya dengan mantap, “Tak ada, Tuan. Gaji dari bekerja di rumah ini sudah lebih cukup untuk keinginan saya.”

Diego menyaksikan Sergio yang menghela napasnya. Lagipula, jika tuan majikannya itu tahu apa yang ada di pikirannya, dia jelas akan langsung mengusirnya dari rumah itu …

 

 

 

Bab terkait

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 4 Mereka Terlihat Serasi

    Suasana sore itu terasa santai dan penuh tawa di sekitarkolam renang. Di tepi kolam, Ariana duduk bersandar nyaman di kursinya bersamaDiego dan Andrew, menikmati suasana tenang sambil menyaksikan aksi Jorge danDiego yang sedang sibuk mengurus taman.Jorge terlihat mendekati Diego, dan tanpa aba-aba, iamengarahkan selang air langsung ke tubuh sahabatnya.Air menyembur deras, membasahi baju Diego dalam sekejap."Hei, Jorge! Berhenti!" Diego protes, lalu tertawa lepas.Ariana dan Sergio yang melihat aksi kocak itu, ikut tertawa.Setelah beberapa hari bersama dan semakin akrab dengan Sergio dan Ariana, keduapria itu tak lagi merasa sungkan untuk bercanda seperti ini.Diego lalu meraih ujung bajunya, menariknya hingga terlepas,memperlihatkan tubuhnya yang atletis dan berotot di bawah sinar matahari.“Andrew, lihat tingkah mereka, hahaha,” ucap Sergio sambilterkekeh.Andrew, yang berdiri di samping Sergio, tersenyum kaku, lalumenghela napas dan berujar dengan sedikit ragu, “Maafkan

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 5 Tangis yang tiba-tiba

    “Mulus sekali,” batin Diego, instingnya sebagai lelaki normal terbangun dengan jantungnya berdetak cepat."Kalau begitu aku mulai, Nyonya," ucapnya pelan, suaranya terdengar ragu dan sedikit tercekat.Ariana mengangguk pelan. "Iya, silakan," jawabnya, suaranya hampir tak terdengar.Pipi wanita itu memanas. Ia tersipu malu, berusaha menjaga ketenangannya. “Kenapa aku bisa gugup begini? Ini hanya pijatan. Tapi, jantungku... ya ampun, kenapa berdebar seperti ini?” Ucapnya Dalam hati.Dalam pikirannya terbayang kembali bentuk tubuh Diego yang atletis dan berotot, yang ia lihat tadi. Dan pria itu sekarang sedang menyentuh punggungnya secara langsung.Diego pun mulai menggerakkan tangannya dengan hati-hati, berusaha menemukan kekuatan yang tepat."Apa segini cukup, Nyonya?" tanya Diego, khawatir pijatannya justru menyakiti majikannya."Iya, cukup nyaman," jawab Ariana, berusaha menenangkan dirinya. Jantungnya berdetak semakin cepat, merasakan sentuhan tangan Diego. Ia menutup mata, berusaha

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 6 Selamat Jalan Tuan Sergio

    Suasana duka menyelimuti kediaman mewah Sergio Ortiz, seolah-olah awan kelabu telah menutupi kemewahan yang selama ini tercermin dari setiap sudut bangunan. Semua pekerja berduka, mata mereka merah karena menangisi kepergian yang begitu tiba-tiba dari orang yang mereka hormati dan cintai, Sergio Ortiz.Di tengah kesedihan yang mendalam, dua figur terlihat paling terpukul oleh berita duka ini, Diego dan Ariana. Diego, yang semalam masih berbagi tawa dengan Sergio, duduk terpaku, matanya memandang kosong ke depan, seolah-olah berusaha mencerna kenyataan pahit yang menimpa. Sementara itu, Ariana, yang masih terbungkus dalam kesedihan, terus menangis tanpa henti. Andrew, dengan setia, menemani dan mengawal wanita cantik itu. Gaun hitam yang dikenakan Ariana semakin menambah kesan duka yang mendalam, warna yang merepresentasikan kehilangan yang tak tergantikan.Suara sirene mobil ambulans memecah kesunyian, tanda bahwa saatnya telah tiba untuk melepas kepergian Sergio Ortiz. Jenazahnya de

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 1 Kenyataan Pahit

    Diego Martin duduk dengan tenang di sebuah kafe kecil diMadrid, di tangannya, diamemegang sebuah kotak kecil yang dibungkus dengan kertas berwarna emas.Senyumnya mengembang saat dia menatap kotak itu, kotak berisikan cincin yang dia beli dengan hasil jerihpayahnya selama bekerja. Cincin yangakan menjadi simbol dari cinta dan komitmennya kepada Valentina—kekasihnya. Pria berparastampan itu berniat melamar Valentina.Wanita cantik yang telahmenjalin hubungan dengannya selama satu tahun terakhir, tanpa memedulikanstatusnya sebagai tukang bersih-bersih. Menurut Diego, Valentina adalah wanita langka—wanita cantik yang memiliki senyuman yang begituindah dan hati yang luas.Suasana di kafe itu ramai, suara tawa dan percakapan mengisiudara. Namun, pikiran Diego sepenuhnya terfokus pada momen yang akan datang.Pintu kafe terbuka, dan hatinya berdegup kencang saat melihat sosok yangdinantikannya. Valentina muncul di ambang pintu, dengan senyum ceria diwajahnya, memancarkan cahaya

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 2 Terhipnotis

    “Diego! Bagaimana dengan lamaran—” Jorge, teman seapartemennya menyapa dengan semangat kalatersadar Diego telah kembali. Terlebih karena pria itu tahu bahwa hari ini,Diego akan melamar Valentina. Tetapi, kalimatnya terhenti saat melihat wajahDiego. Pria itu terdiam, mendapati Diego yang basah kuyup karenaterkena hujan, dengan wajah yang tak bisa bersandiwara. “Hah... kamu sebaiknya mandi dan ganti pakaian. Setelah itu,langsung istirahat. Biar kamu lupa, besok ada job baru untuk kamu,” ucap Jorge.Melihat sosok sang sahabat yang melangkah pelan menuju kamar mandi, dia takperlu bertanya lagi dan langsung sadar jika lamaran Diego tidak berjalan baik. Setelah mandi, Diego segera ke kamar tidurnya, bergantipakaian, dan langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Semua yang terjaditerasa seperti mimpi buruk yang tak kunjung berakhir. Dia ingin melupakansemuanya, tetapi bayangan Valentina terus menghantuinya. Tangannya terus menggenggam kotak cincin yang harusnyamenjadi peng

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 6 Selamat Jalan Tuan Sergio

    Suasana duka menyelimuti kediaman mewah Sergio Ortiz, seolah-olah awan kelabu telah menutupi kemewahan yang selama ini tercermin dari setiap sudut bangunan. Semua pekerja berduka, mata mereka merah karena menangisi kepergian yang begitu tiba-tiba dari orang yang mereka hormati dan cintai, Sergio Ortiz.Di tengah kesedihan yang mendalam, dua figur terlihat paling terpukul oleh berita duka ini, Diego dan Ariana. Diego, yang semalam masih berbagi tawa dengan Sergio, duduk terpaku, matanya memandang kosong ke depan, seolah-olah berusaha mencerna kenyataan pahit yang menimpa. Sementara itu, Ariana, yang masih terbungkus dalam kesedihan, terus menangis tanpa henti. Andrew, dengan setia, menemani dan mengawal wanita cantik itu. Gaun hitam yang dikenakan Ariana semakin menambah kesan duka yang mendalam, warna yang merepresentasikan kehilangan yang tak tergantikan.Suara sirene mobil ambulans memecah kesunyian, tanda bahwa saatnya telah tiba untuk melepas kepergian Sergio Ortiz. Jenazahnya de

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 5 Tangis yang tiba-tiba

    “Mulus sekali,” batin Diego, instingnya sebagai lelaki normal terbangun dengan jantungnya berdetak cepat."Kalau begitu aku mulai, Nyonya," ucapnya pelan, suaranya terdengar ragu dan sedikit tercekat.Ariana mengangguk pelan. "Iya, silakan," jawabnya, suaranya hampir tak terdengar.Pipi wanita itu memanas. Ia tersipu malu, berusaha menjaga ketenangannya. “Kenapa aku bisa gugup begini? Ini hanya pijatan. Tapi, jantungku... ya ampun, kenapa berdebar seperti ini?” Ucapnya Dalam hati.Dalam pikirannya terbayang kembali bentuk tubuh Diego yang atletis dan berotot, yang ia lihat tadi. Dan pria itu sekarang sedang menyentuh punggungnya secara langsung.Diego pun mulai menggerakkan tangannya dengan hati-hati, berusaha menemukan kekuatan yang tepat."Apa segini cukup, Nyonya?" tanya Diego, khawatir pijatannya justru menyakiti majikannya."Iya, cukup nyaman," jawab Ariana, berusaha menenangkan dirinya. Jantungnya berdetak semakin cepat, merasakan sentuhan tangan Diego. Ia menutup mata, berusaha

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 4 Mereka Terlihat Serasi

    Suasana sore itu terasa santai dan penuh tawa di sekitarkolam renang. Di tepi kolam, Ariana duduk bersandar nyaman di kursinya bersamaDiego dan Andrew, menikmati suasana tenang sambil menyaksikan aksi Jorge danDiego yang sedang sibuk mengurus taman.Jorge terlihat mendekati Diego, dan tanpa aba-aba, iamengarahkan selang air langsung ke tubuh sahabatnya.Air menyembur deras, membasahi baju Diego dalam sekejap."Hei, Jorge! Berhenti!" Diego protes, lalu tertawa lepas.Ariana dan Sergio yang melihat aksi kocak itu, ikut tertawa.Setelah beberapa hari bersama dan semakin akrab dengan Sergio dan Ariana, keduapria itu tak lagi merasa sungkan untuk bercanda seperti ini.Diego lalu meraih ujung bajunya, menariknya hingga terlepas,memperlihatkan tubuhnya yang atletis dan berotot di bawah sinar matahari.“Andrew, lihat tingkah mereka, hahaha,” ucap Sergio sambilterkekeh.Andrew, yang berdiri di samping Sergio, tersenyum kaku, lalumenghela napas dan berujar dengan sedikit ragu, “Maafkan

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 3 Insiden di Kolam Renang

    Tawa Ariana lepas, mendengar jawaban Diego. “Yang aku tanyanamamu,” ujar Ariana.Diego tersentak kaget, tersadar dari lamunannya. Sadar akantindakannya, Diego dengan cepat menundukkan pandangannya. “Na... namaku Diego, Nyonya,” jawab Diego terbata-bata,suaranya hampir tak terdengar. Ariana yang masih tertawa kembali duduk di kursitaman, suara tawa sang majikan membuat Diego semakin salah tingkah.“Ah... sialan, kenapa aku bisa bertingkah bodoh sepertiini,” gumam Diego dalam hati, merasa malu dengan dirinya sendiri.Tangan Ariana meraih selembar kertas di meja. “Ini kontrakkerjamu, kamu bisa membacanya dulu, lalu tanda tangan jika kamu setuju denganpoin-poin yang tertera di sini,” ucapnya sambil menyodorkan kertas itu keDiego.Diego melangkah pelan, menerima kertas itu. Begitu membacatulisan di dalamnya, ekspresi terkejut menghiasi wajahnya.“Maaf... Nyonya, apa gaji saya tidak salah?” tanyanya,matanya terbelalak melihat nominal angka gajinya yang empat kali lebih besardari

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 2 Terhipnotis

    “Diego! Bagaimana dengan lamaran—” Jorge, teman seapartemennya menyapa dengan semangat kalatersadar Diego telah kembali. Terlebih karena pria itu tahu bahwa hari ini,Diego akan melamar Valentina. Tetapi, kalimatnya terhenti saat melihat wajahDiego. Pria itu terdiam, mendapati Diego yang basah kuyup karenaterkena hujan, dengan wajah yang tak bisa bersandiwara. “Hah... kamu sebaiknya mandi dan ganti pakaian. Setelah itu,langsung istirahat. Biar kamu lupa, besok ada job baru untuk kamu,” ucap Jorge.Melihat sosok sang sahabat yang melangkah pelan menuju kamar mandi, dia takperlu bertanya lagi dan langsung sadar jika lamaran Diego tidak berjalan baik. Setelah mandi, Diego segera ke kamar tidurnya, bergantipakaian, dan langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Semua yang terjaditerasa seperti mimpi buruk yang tak kunjung berakhir. Dia ingin melupakansemuanya, tetapi bayangan Valentina terus menghantuinya. Tangannya terus menggenggam kotak cincin yang harusnyamenjadi peng

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 1 Kenyataan Pahit

    Diego Martin duduk dengan tenang di sebuah kafe kecil diMadrid, di tangannya, diamemegang sebuah kotak kecil yang dibungkus dengan kertas berwarna emas.Senyumnya mengembang saat dia menatap kotak itu, kotak berisikan cincin yang dia beli dengan hasil jerihpayahnya selama bekerja. Cincin yangakan menjadi simbol dari cinta dan komitmennya kepada Valentina—kekasihnya. Pria berparastampan itu berniat melamar Valentina.Wanita cantik yang telahmenjalin hubungan dengannya selama satu tahun terakhir, tanpa memedulikanstatusnya sebagai tukang bersih-bersih. Menurut Diego, Valentina adalah wanita langka—wanita cantik yang memiliki senyuman yang begituindah dan hati yang luas.Suasana di kafe itu ramai, suara tawa dan percakapan mengisiudara. Namun, pikiran Diego sepenuhnya terfokus pada momen yang akan datang.Pintu kafe terbuka, dan hatinya berdegup kencang saat melihat sosok yangdinantikannya. Valentina muncul di ambang pintu, dengan senyum ceria diwajahnya, memancarkan cahaya

DMCA.com Protection Status