Beranda / Romansa / Terjerat Cinta Majikan Seksi / Bab 5 Tangis yang tiba-tiba

Share

Bab 5 Tangis yang tiba-tiba

Penulis: VILNOCTE
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-24 03:41:42

“Mulus sekali,” batin Diego, instingnya sebagai lelaki normal terbangun dengan jantungnya berdetak cepat.

"Kalau begitu aku mulai, Nyonya," ucapnya pelan, suaranya terdengar ragu dan sedikit tercekat.

Ariana mengangguk pelan. "Iya, silakan," jawabnya, suaranya hampir tak terdengar.

Pipi wanita itu memanas. Ia tersipu malu, berusaha menjaga ketenangannya. “Kenapa aku bisa gugup begini? Ini hanya pijatan. Tapi, jantungku... ya ampun, kenapa berdebar seperti ini?” Ucapnya Dalam hati.

Dalam pikirannya terbayang kembali bentuk tubuh Diego yang atletis dan berotot, yang ia lihat tadi. Dan pria itu sekarang sedang menyentuh punggungnya secara langsung.

Diego pun mulai menggerakkan tangannya dengan hati-hati, berusaha menemukan kekuatan yang tepat.

"Apa segini cukup, Nyonya?" tanya Diego, khawatir pijatannya justru menyakiti majikannya.

"Iya, cukup nyaman," jawab Ariana, berusaha menenangkan dirinya. Jantungnya berdetak semakin cepat, merasakan sentuhan tangan Diego. Ia menutup mata, berusaha mengabaikan rasa gugup yang menyelimuti dan menikmati momen ini.

Suasana di tepi kolam renang menjadi hening, hanya desahan napas Ariana dan Diego yang terdengar samar. Wajah keduanya merona, menahan malu yang tak bisa mereka sembunyikan.

Diego terus memijat punggung Ariana dengan lembut, tangannya meraba dengan hati-hati, memberikan tekanan yang pas. Namun, napasnya perlahan memburu, begitu  nalurinya sebagai pria mulai bangkit.

“Si... sialan, ini bahaya,” batinnya, lalu dengan cepat menutup kedua matanya, berusaha mengendalikan diri.

Tangannya bergerak lembut dari pinggang Ariana, naik perlahan menuju pundak sang majikan. Kedua telapak tangan besar itu, yang tadinya bergerak bersamaan, kini bergerak saling berjauhan, menjelajahi lengan sang majikan.

Otot-otot Ariana semakin rileks, ia sangat menikmati hingga tanpa sadar ia mengeluarkan desahan tipis, “Ah...”

Diego terkejut, desahan Ariana terdengar begitu sensual di telinganya.

 Deg! Deg! Deg! Jantungnya berdebar cepat, pikirannya berkecamuk, dan naluri yang sejak tadi ia tahan akhirnya semakin tak terkontrol. Tiba-tiba, ia merasakan celananya menyempit di dalam sana.

“Arg! Sialan! Ini gawat! Gawat!” pekik Diego dalam hati, mencoba menenangkan diri.

Ariana, bisa merasakan getaran samar dari tangan Diego, hal itu membuat ia penasaran dan akhirnya melirik melalui ujung matanya. Ia sedikit terkejut mendapati Diego menutup erat matanya, ekspresi pria itu terlihat lucu. Ketegangan yang ia rasakan mendadak sirna, berganti menjadi tawa kecil di dalam hati.

Namun, suasana itu tak berlangsung lama. Saat matanya perlahan turun menyusuri tubuh Diego, ia sontak membelalak, mendapati sesuatu yang mengembung di balik celana kain panjang berwarna hitam yang Diego kenakan.

Dengan cepat, Ariana mengalihkan pandangannya, wajahnya kembali merona. Kali ini bukan hanya wajahnya, situasi di sekitarnya juga mendadak terasa panas.

“I-itu kan?” batinnya, menggigit bibir bawahnya sendiri.

Tanpa disadari oleh Ariana dan Diego, empat pasang mata tengah memperhatikan mereka dari kejauhan. Sergio dan Andrew mengintip melalui celah kecil di tirai jendela rumah, menyaksikan momen intim yang terjadi di tepi kolam renang.

“Andrew, lihat itu, mereka berdua malu-malu kucing, hehehe,” ujar Sergio terkekeh pelan.

“Tuan... aku sudah tahu rencana Anda, tapi biar bagaimana pun, Ariana itu istri Anda. Tidak seharusnya Anda terlihat senang saat istri Anda disentuh pria lain,” jawab Andrew disertai helaan napas pelan. Namun, Sergio hanya kembali terkekeh, menikmati momen canggung antara Ariana dan Diego, seolah tak peduli dengan ucapan Andrew barusan.

Selama lima belas menit, Diego memijat punggung Ariana dengan lembut, suasana di sekitar mereka terasa hangat dan intim. Ketika akhirnya selesai, Diego meraih handuk berwarna putih yang terletak di meja, menutupi punggung Ariana dengan lembut. Ia kemudian memutar tubuhnya membelakangi Ariana, berusaha memberi ruang bagi wanita itu untuk bangkit.

Ariana perlahan bangkit, membungkus tubuhnya dengan handuk, menutupi bagian dadanya yang terbuka.

“Terima kasih, Diego, itu sangat nyaman,” ujar Ariana, senyum manis menghiasi wajahnya.

“I-Iya, Nyonya. Kalau begitu, aku mohon pamit,” balas Diego dengan suara gugup,  yang tetap membelakangi Ariana. Tanpa menunggu jawaban dari Ariana, ia bergegas pergi meninggalkan tempat itu dengan langkah cepat.

Ariana tersenyum, langsung bisa menebak apa yang membuat Diego buru-buru pergi, dan ia tidak bisa menahan tawa kecil dalam hati. Perlahan, ia bangkit dari duduknya, dan melangkah masuk ke dalam rumah, dengan pikiran yang masih terombang-ambing oleh momen intim yang baru saja terjadi.

Jam menunjukkan pukul 7:30 malam, setelah makan malam, Diego diminta menghadap Sergio di kamar tidur sang majikan. Ariana seperti biasanya menunggu di depan pintu, ia dan Ariana kompak mengalihkan pandangan begitu mata mereka bertemu.

Rasa canggung menyelimuti dirinya. Dalam benak Diego, bayangan punggung indah Ariana yang sore tadi ia sentuh kembali menghantui. Wajahnya memerah, dan ia berusaha mengalihkan pikirannya.

Di sisi lain, Ariana juga merasakan ketegangan yang sama. Ia tak bisa menyingkirkan bayangan saat menatap bagian celana Diego tadi, dan wajahnya pun memerah, menciptakan suasana yang kaku di antara mereka.

“Ayo masuk, Diego,” ucap Ariana pada akhirnya, ia mengajak Diego masuk ke dalam kamarnya.

“Iya, Nyonya,” jawab Diego,  ia melangkah mengikuti Ariana. Begitu berada di dalam kamar, matanya bertemu dengan mata Sergio yang tengah duduk di tempat tidur, senyum muncul di wajah Diego.

“Diego! Ayo kemari! Aku juga mau dipijat!” seru Sergio bersemangat.

Diego melangkah dengan tenang menuju samping tempat tidur, tangannya meraih botol minyak urut herbal. Botol yang sama yang ia gunakan saat memijat Ariana tadi.

Sergio, di sisi lain, melepas jubah tidur sutra berwarna hitam yang ia kenakan hingga hanya mengenakan celana pendek. Ia lalu berbaring di tempat tidur dengan posisi membelakangi Diego. Ariana sendiri duduk di sofa, memainkan ponselnya, namun matanya tak bisa lepas dari tempat tidur.

Diego mulai memijat punggung Sergio dengan lembut. Tangan Diego bergerak dengan terampil, mengoleskan minyak ke punggung Sergio. Gerakan tangannya lembut namun tegas, mengikuti lekuk tubuh Sergio.

Sergio menghela napas lega, merasakan kenyamanan yang menyebar dari punggungnya.

“Burp…,” ia bersendawa, lalu berkata, “Maaf, Diego. Pantas saja istriku memuji kemampuan memijatmu, karena memang sangat nikmat!”

“Terima kasih, Tuan,” jawabnya, ia tersenyum bangga mendengar pujian itu.

“Siapa yang mengajari kamu memijat?” tanya Sergio, matanya perlahan terpejam.

 “Setelah kedua orang tuaku meninggal, sahabat ayahku, Henry Sulistyo, mengadopsiku. Dia merawatku dari kecil hingga tamat sekolah,” terang Diego.

“Pamanku, usianya sama dengan Anda, dan dia suka di pijat di bagian punggung dan betis ketika ia sedang tidak enak badan, dan dialah yang mengajarku cara memijat.”

Sergio mengangguk, mendengarkan dengan seksama. “Sulistyo? Nama itu terdengar asing,” ucapnya, sedikit penasaran.

“Ya, mendiang pamanku berasal dari Indonesia, dari kota Surabaya, dan tinggal di Madrid,” jawab Diego. “Entah mengapa, sosok Anda mengingatkanku kepada mendiang pamanku.”

Sergio tersenyum, dalam hati ia mulai memahami alasan mengapa Diego begitu sopan dan tulus.

“Ah, Surabaya! Aku beberapa kali mengunjungi tempat itu karena urusan bisnis. Orang-orang di sana sangat baik dan ramah,” Sergio bercerita, matanya berbinar.

 “Apa Anda bisa bercerita lebih banyak tentang hal itu?” pinta Diego.

Sergio lalu menyebut beberapa tempat di Surabaya, dan Diego langsung menimpali, “Aku pernah melihat tempat-tempat itu di album foto pamanku!” Keduanya terlibat dalam pembicaraan yang menyenangkan, tawa mereka mengisi ruangan.

Sementara itu, dari sofa, mata Ariana tidak lagi fokus menatap ponselnya. Sejak tadi, ia memperhatikan interaksi suaminya dan Diego yang benar-benar lepas. Matanya berkaca-kaca, merasakan begitu banyak sisi lain yang ia temukan dari sang suami saat bersama Diego. Rasa syukur dan haru menyelimuti hatinya, menyadari betapa berartinya hubungan ini bagi keduanya.

“Mungkin aku bisa mengajakmu saat ada kunjungan ke Surabaya,” ucap Sergio, senyum lebar menghiasi wajahnya.

“Benar, Tuan?” Diego bertanya penuh harap, gerakan tangannya berhenti sejenak.

“Hahaha, iya,” jawab Sergio, tawa ceria itu mengisi ruangan, menambah kehangatan di antara mereka.

Namun, kebahagiaan itu hanya bertahan sejenak. Keesokan paginya, Diego dipanggil oleh Andrew, dan ia kembali berdiri di depan tempat tidur sang majikan.

Diego menatap dengan wajah tak percaya, melihat sosok Tuan besar yang begitu ia hormati, terbaring kaku di tempat tidur.

“Tu-Tuan Andrew... apa maksudnya ini? Tadi malam Tuan Sergio baik-baik saja, kami tertawa bersama dan-” Diego tak bisa melanjutkan kata-katanya, air matanya tumpah mengalir deras, ia jatuh berlutut di depan tempat tidur sang majikan,  menangis terisak.

 “Subuh tadi, Tuan Sergio sudah berpulang akibat serangan jantung, Diego...,” ucap Andrew yang berdiri di belakang Diego. “Terima kasih, selama beberapa hari terakhir ini, aku tidak pernah melihat sahabatku tertawa begitu lepas.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
hobi baca
lanjut kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 6 Selamat Jalan Tuan Sergio

    Suasana duka menyelimuti kediaman mewah Sergio Ortiz, seolah-olah awan kelabu telah menutupi kemewahan yang selama ini tercermin dari setiap sudut bangunan. Semua pekerja berduka, mata mereka merah karena menangisi kepergian yang begitu tiba-tiba dari orang yang mereka hormati dan cintai, Sergio Ortiz.Di tengah kesedihan yang mendalam, dua figur terlihat paling terpukul oleh berita duka ini, Diego dan Ariana. Diego, yang semalam masih berbagi tawa dengan Sergio, duduk terpaku, matanya memandang kosong ke depan, seolah-olah berusaha mencerna kenyataan pahit yang menimpa. Sementara itu, Ariana, yang masih terbungkus dalam kesedihan, terus menangis tanpa henti. Andrew, dengan setia, menemani dan mengawal wanita cantik itu. Gaun hitam yang dikenakan Ariana semakin menambah kesan duka yang mendalam, warna yang merepresentasikan kehilangan yang tak tergantikan.Suara sirene mobil ambulans memecah kesunyian, tanda bahwa saatnya telah tiba untuk melepas kepergian Sergio Ortiz. Jenazahnya den

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 7 Posisi Baru Diego

    Diego duduk tegak di kursi tamu di ruang kerja Andrew, matanya terpaku pada peta struktur organisasi Grup Ortiz yang terpasang di dinding. Andrew, yang berdiri di sampingnya, menjelaskan dengan detail setiap bagian dari bisnis keluarga Ortiz, dari industri manufaktur hingga jaringan hotel mewah di seluruh dunia.Diego mendengarkan dengan saksama, mencoba memahami kompleksitas kekaisaran bisnis yang ditinggalkan oleh Sergio Ortiz."...dan di sisi keluarga, ada Miguel Ortiz, adik Sergio, yang dikenal cukup ambisius dalam mengembangkan sayap bisnisnya sendiri," Andrew menjelaskan, menunjuk foto Miguel di peta organisasi. "Lalu, ada Juan Ortiz, putra Sergio yang belum banyak terlibat dalam urusan bisnis keluarga... setidaknya, belum."Diego merasa matanya melebar ketika mendengar tentang Juan. Ia tidak menyangka bahwa Sergio memiliki seorang putra. Pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan, tetapi yang paling mengganggunya adalah, untuk apa Andrew menjelaskan semua ini kepadanya? Diego hanyala

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 8 Si jenius yang kurang beruntung

    Dalam kesunyian kamar, Diego dengan hati-hati meletakkan mangkuk yang telah kosong di atas meja, menandai akhir dari sesi makan Ariana. Ia lalu mengambil gelas berisi air putih dan mendekati majikannya dengan langkah pelan, membantu Ariana minum dengan penuh perhatian.Setelah selesai, gelas itu diletakkan di meja kecil di samping tempat tidur. Ia kembali duduk di kursi, menemani sang majikan yang masih terisak dalam kesedihan."Nyonya, aku baru mengenal Tuan Sergio, masih banyak hal yang ingin aku tahu tentang beliau," ucap Diego, suaranya lembut dan penuh rasa ingin tahu, membuka pintu bagi Ariana untuk berbagi kenangan."Apa Nyonya bisa bercerita tentang itu?"Ariana, setelah menyeka air matanya dengan tisu yang disodorkan Diego, memulai ceritanya tentang sosok Sergio, mendiang suaminya yang begitu ramah dan baik kepadanya.Suaranya terkadang terputus oleh isak tangis, namun semangat untuk menceritakan kenangan indah bersama Sergio membuat wanita itu terus berbicara, membuka jendela

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 9 Jawaban dari mimpi

    Setelah melewati tes kecerdasan yang di ruang kerja Andrew, Diego menuju kamar Ariana. Ketika tiba di depan kamar, ia menemukan Adel duduk di sofa yang berada tepat di samping pintu, sibuk memainkan ponselnya dalam cahaya lembut yang memancar dari layar."Adel, Nyonya Ariana sudah bangun?" Diego bertanya dengan suara pelan, tidak ingin mengagetkan rekan kerjanya. Adel menoleh, memandang Diego sejenak sebelum menjawab, "Aku baru saja mengecek, Diego. Belum, Nyonya masih tidur," jawab Adel, ekspresi wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang tersembunyi.Diego mengangguk, "Terima kasih, Adel. Aku akan masuk sebentar untuk mengecek kondisi Nyonya."Dengan itu, ia perlahan membuka pintu kamar, membiarkan sedikit cahaya dari luar masuk sebelum menutup pintu di belakangnya.Kamar sang majikan terlihat gelap, hanya sedikit matahari senja dari celah jendela yang berhasil masuk. Diego menyalakan lampu meja di samping tempat tidur, menyetel cahayanya agar tidak terlalu terang, hanya cukup untuk m

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 10 Tekad Baru

    Ariana mengamati sampul buku di tangan Diego dengan rasa penasaran. "The Art of Leadership?" bisiknya lembut, "Suamiku juga menyukai buku seperti ini. Kamu suka membaca buku bertema kepemimpinan?"Diego mengalihkan pandangannya dari halaman buku. "Ah... tidak, Nyonya. Saya baru pertama kali membaca buku ini," jawabnya, jemarinya mengusap sampul buku itu."Kata Tuan Andrew, buku ini akan bermanfaat untuk membantu Nyonya," lanjut Diego.Alis Ariana terangkat, raut wajahnya menunjukkan campuran antara kebingungan dan keheranan. "Membantuku? Maksudmu bagaimana?""Mulai hari ini, saya ditugaskan menjadi asisten pribadi Nyonya Ariana. Tuan Andrew sedang mengajariku segala hal yang perlu saya ketahui untuk meningkatkan kemampuan saya melayani Nyonya," balas Diego, menjelaskan posisi barunya ke Ariana.Ariana terdiam, ekspresinya berubah dari keterkejutan menjadi sebuah campuran perasaan yang rumit. Ia sama sekali tidak menduga akan ada perubahan ini. Namun, dalam hatinya tersimpan rasa syukur

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 11 Kelas di mulai

    Embun pagi masih membasahi rerumputan halaman depan kediaman mewah Ariana. Cahaya matahari yang lembut mulai menembus dedaunan, menciptakan bayangan panjang di halaman luas berlapis marmer putih. Andrew berdiri tegap di depan Diego dan teman-temannya yang sudah berkumpul di halaman itu.Diego terlihat gelisah dan kegelisahan yang ia rasakan bukan sekadar kecemasan biasa, melainkan pergolakan batin yang mendalam. Semalam, Andrew secara pribadi memberitahu dirinya, jika pagi ini dia akan mengumumkan posisi baru Diego asisten pribadi Ariana.Bagi Diego, ini adalah momen yang sulit dipercaya. Dia baru bekerja kurang dari sebulan di mansion megah ini, dan kini akan dipercaya mendampingi nyonya rumah. Bayangan tentang reaksi teman-temannya memenuhi pikirannya. Akankah mereka marah karena Diego yang baru bergabung mendapat kenaikan jabatan? Atau menganggap Diego hanya karyawan beruntung?Jorge, sahabat Diego yang merekomendasikan bekerja di tempat ini, menatap Diego dengan tajam. Sepersekian

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 12 Nominal Fantastis

    Sinar matahari pagi yang lembut menyinari kediaman mewah Ariana, membawa kehangatan yang tidak hanya terasa pada kulit, melainkan juga pada hati para karyawan yang bekerja di sana. Hari ini, kebahagiaan terpancar jelas dari wajah semua orang, karena hari ini adalah hari mereka terima gaji.Di lobi mes karyawan, suara tawa dan bisikan-bisikan riang terdengar saat beberapa karyawan sibuk mengatur jadwal mereka malam ini. Di teras yang sedikit lebih tenang, Diego duduk santai bersebelahan dengan Jorge, sahabatnya.Diego memegang secarik kertas terlipat di tangannya, yang berisi rincian gajinya bulan ini. Mata mereka berdua tertuju pada kertas itu, perlahan, Diego membuka lipatan kertas, dan apa yang terungkap membuat mata mereka melebar."What The?" seru Jorge, matanya terbuka semakin lebar.Tangan Diego yang memegang kertas mulai bergetar, nominal yang fantastis tercetak di atas kertas, $11.000 USD. Jumlah yang bahkan membuat Diego sendiri tercengang, tidak percaya."Wow, Diego... seper

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 13 Kejutan di pusat perbelanjaan mewah

    Mobil mereka tiba di pusat perbelanjaan fashion tereksklusif di Sevilla, tempat yang selama ini hanya menjadi mimpi bagi kalangan menengah. Diego turun lebih dulu, lalu berjalan ke sisi lain mobil untuk membuka pintu Ariana.Sang majikan masih duduk di dalam, menggeser kedua kakinya hingga menjuntai keluar, tanpa high heels. Tatapan memohonnya bertemu dengan Diego—sebuah tatapan yang sudah ia kenal benar, penuh dengan maksud tersembunyi."Tolong, Diego," pintanya dengan nada lembut yang selalu berhasil meluluhkan pertahanan sang asisten.Diego mengangguk paham. Dia meraih high heels merah dari kursi belakang, kemudian berjongkok di depan Ariana. Jemarinya yang kokoh namun lembut memasang sepatu hak tinggi itu dengan teliti, seakan-akan ia sedang menangani barang yang paling berharga."Terima kasih, Diego," ucap Ariana perlahan sembari turun dari mobil.Keduanya melangkah beriringan memasuki gedung mewah itu. Diego tidak bisa menyembunyikan kekagumannya, ini pertama kalinya dia memasuki

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 31 Bintang keberuntungan

    Restoran El Mirador menyuguhkan pemandangan kota yang begitu luas dan menawan dari lantai atas. Langit siang yang cerah serta angin sepoi-sepoi yang sesekali berembus melalui jendela kaca besar, menciptakan suasana yang sempurna untuk makan siang yang tenang.Ariana dan Diego duduk di salah satu meja eksklusif, terpisah dari keramaian utama restoran. Interior yang elegan, lampu gantung kristal, serta alunan musik jazz lembut semakin memperkuat kesan mewah tempat itu.Seorang pelayan datang dengan sikap ramah, menyerahkan buku menu sebelum menunggu dengan sabar. Ariana melihat daftar makanan dengan cepat, lalu menoleh pada Diego yang tampak lebih fokus pada suasana sekitar."Aku pesan salmon steak dengan saus lemon butter," ujar Ariana santai, lalu mengangkat alis menunggu pilihan Diego.Diego akhirnya menutup menu dan menyerahkannya pada pelayan. "Untukku… rib-eye steak, tingkat kematangan medium rare."Pelayan itu mengangguk, mencatat pesanan mereka sebelum mundur dengan sopan. Begit

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 30 Tamu yang Tak Diundang

    Pintu ruang CEO tiba-tiba terbuka tanpa ketukan.Ariana yang sedang membaca dokumen, Diego yang sibuk memilah berkas di meja lain, dan Andrew yang tengah mengecek ponselnya, langsung menoleh bersamaan.Seorang pria berpostur tinggi dengan setelan mahal melangkah masuk dengan santai, tangan terselip di saku celana. Senyumnya miring, penuh kelancangan. Tatapannya menyapu ruangan sebelum akhirnya jatuh ke sosok perempuan yang kini duduk di belakang meja utama."Halo, Mama Tiri," sapanya dengan nada setengah mengejek.Ariana menegang sesaat, tapi ia cepat menguasai dirinya. Wajahnya tetap tenang, tidak menunjukkan emosi apa pun.Di sisi lain, Diego merasakan hawa tak nyaman menyelimuti ruangan. Otot-ototnya menegang tanpa sadar, sementara jemarinya yang masih menggenggam dokumen perlahan mengepal.Andrew menghela napas pelan, sudah memperkirakan kejadian ini cepat atau lambat.Juan melangkah lebih dekat, matanya meneliti setiap sudut ruangan dengan ekspresi meremehkan. "Tidak buruk… seper

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 29 Miguel Tak Senang, Ariana Tak Goyah

    Ariana berdiri dengan tegap di ujung meja rapat, tatapannya tajam dan penuh percaya diri. Seluruh ruangan diam menunggu kata-katanya—beberapa penuh ekspektasi, beberapa dengan skeptisisme yang terselubung.Di sisi kanan meja, Miguel Ortiz duduk dengan tubuh sedikit condong ke belakang, tangannya bertaut di depan dada. Senyum tipis menghiasi bibirnya, tapi bukan senyum yang bersahabat.Ariana menarik napas dalam sebelum mulai berbicara.Lalu, dengan suara yang tegas dan terkendali, ia memulai, "Ortiz Buildwell Corp. adalah warisan, bukan hanya bagi keluarga Ortiz, tetapi juga bagi ribuan karyawan yang membangunnya dengan dedikasi dan kerja keras."Beberapa orang mengangguk pelan."Saya berdiri di sini bukan untuk menggantikan siapa pun, tetapi untuk meneruskan dan membawa perusahaan ini ke level yang lebih tinggi. Saya tidak meminta Anda percaya pada saya sekarang—saya akan membiarkan hasil yang berbicara."Hening sejenak.

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 28 Tantangan Pertama Ariana

    Rolls-Royce Phantom hitam itu meluncur dengan anggun di jalan utama Sevilla, menyusuri boulevard yang dipenuhi bangunan-bangunan pencakar langit berarsitektur modern.Namun, di antara semua gedung tinggi yang menjulang, satu bangunan mencuri perhatian dengan kemegahannya—Ortiz Buildwell Corp.Gedung pencakar langit itu berdiri megah dengan fasad kaca berwarna biru tua yang memantulkan sinar matahari pagi. Logo ‘OBC’ yang besar dan elegan terpampang di bagian atas, menunjukkan bahwa ini adalah markas utama salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Eropa.Begitu mobil Ariana tiba di area lobi utama, sekelompok staff perusahaan sudah menunggu di depan pintu masuk. Para eksekutif dan manajer tingkat atas berdiri berbaris rapi, mengenakan setelan formal yang mencerminkan profesionalisme mereka.Di belakang mereka, beberapa karyawan lain berdiri dengan penuh antusias, ingin menyaksikan langsung momen penting ini—hari pertama Ariana sebagai CEO Ortiz Buildwell Corp.Mobil berhenti dengan m

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 27 Diiringi Keyakinan Mereka

    Pagi menyambut dengan angin sejuk yang berembus lembut melalui jendela kamar Ariana. Cahaya matahari keemasan menembus tirai tipis, menyelimuti ruangan dengan nuansa hangat.Ariana membuka matanya perlahan, lalu menarik napas dalam. Hari ini adalah hari besarnya. Hari di mana dia akan berdiri di depan dewan direksi Ortiz Buildwell Corp sebagai CEO baru.Tanpa membuang waktu, dia segera bangkit dan menuju kamar mandi.Begitu air hangat menyentuh kulitnya, Ariana menutup matanya, menikmati sensasi rileks yang menyapu tubuhnya. Ia membiarkan uap air memenuhi ruang shower kaca, sementara pikirannya berusaha fokus pada hari yang akan ia hadapi.Dengan gerakan terlatih, tangannya mengambil sabun cair beraroma jasmine, menggosokkannya ke seluruh tubuh sebelum membilasnya dengan air yang mengalir lembut.Setelah selesai, Ariana meraih handuk, mengeringkan tubuhnya dengan tenang. Setiap gerakannya anggun, mencerminkan ketenangan yang ia coba bangun di dalam dirinya.Dari dalam lemari walk-in ya

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 26 Malam Sebelum Takhta

    Di dalam ruang kerja Andrew, suasana terasa lebih serius dibandingkan pagi tadi. Tidak ada lagi canda tawa atau godaan seperti saat sarapan. Kini, mereka bertiga duduk menghadap meja kerja Andrew yang dipenuhi berkas-berkas terkait Ortiz Buildwell Corporation—perusahaan yang akan resmi dipimpin oleh Ariana mulai besok.Ariana duduk tegap, mendengarkan dengan saksama setiap penjelasan Andrew, sementara Diego duduk di sampingnya, juga berusaha menyerap informasi yang disampaikan. Sesekali, tangan mereka bergerak mencatat poin-poin penting di buku catatan masing-masing."Besok, acara akan dimulai pukul sembilan pagi," Andrew membuka pembicaraan, jemarinya merapikan beberapa dokumen di atas meja. "Para pemegang saham dan dewan direksi sudah diundang, begitu juga dengan beberapa media yang akan meliput."Ariana mengangguk, matanya tajam menatap Andrew. "Dan aku akan memberikan pidato singkat, bukan?""Tepat," jawab Andrew. "Tapi ingat, jangan terlalu panjang atau emosional. Fokus pada visi

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 25 Diego dan Pagi yang Menyiksa

    Pagi masih enggan beranjak ketika Ariana bergerak lebih dekat, merapatkan tubuhnya ke sisi Diego. Selimut tebal membungkus mereka berdua, menyisakan hanya kehangatan yang berasal dari kulit mereka yang bersentuhan.Tangan Ariana terulur, melingkari pinggang Diego dengan nyaman, sementara wajahnya bersandar di bahu pria itu. Napasnya pelan dan teratur, seolah menikmati waktu tenang ini tanpa tergesa."Kita akhirnya sampai di titik ini," gumamnya lembut.Diego tidak menjawab. Bukan karena tidak ingin, tetapi karena otaknya sedang berusaha bekerja dengan benar.Jantungnya berdetak cepat—bukan, ini sudah di luar batas normal. Ia bisa merasakan tubuh Ariana yang polos menempel di sampingnya, dan lebih buruk lagi... ia tahu betul benda kenyal apa yang kini menekan rusuk kirinya.Oh, Tuhan.Diego meneguk ludah dengan susah payah. Pandangannya menerawang ke langit-langit kamar, seolah mencari penyelamat dari dilema besar yang ia hadapi. Hawa pendingin ruangan sama sekali tidak membantu—di saat

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 24 Bangun dalam Kehangatan

    Sinar matahari pagi menerobos masuk melalui celah tirai kamar, menciptakan bias cahaya lembut yang menari di dinding berwarna krem. Aroma samar anggur merah masih menggantung di udara, bercampur dengan keharuman khas sprei linen yang menyelimuti tubuh Ariana.Kelopak matanya bergetar sebelum perlahan terbuka. Pandangannya masih buram, kepalanya terasa berat—sebuah efek sisa dari anggur yang semalam ia minum. Ia menarik napas dalam, mencoba mengumpulkan kesadaran, sementara pikirannya masih berusaha memahami keberadaannya di tempat ini.Lalu, tanpa sadar, ia merenggangkan kedua tangannya ke samping. Jarinya bersentuhan dengan sesuatu yang hangat dan padat.Ariana sontak membeku.Jantungnya berdetak lebih cepat. Tubuhnya menegang seketika, dan tanpa berpikir panjang, ia menoleh.Matanya membelalak.Di sampingnya, seorang pria terbaring dengan napas yang masih teratur. Rambut hitamnya berantakan, beberapa helai jatuh di keningnya, menciptakan kontras sempurna dengan kulit sawo matang yan

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 23 Kenikmatan dan Kejujuran (+21)

    Setelah istirahat sejenak, Diego melanjutkan aksinya, melepas boxer hitam yang sejak tadi membungkus "kekayaan alaminya" yang tegang. Kini giliran Ariana yang meneguk salivanya sendiri, semakin turun boxer Diego, semakin banyak yang terlihat, dan semakin kencang pula jantung Ariana berdegup. Setiap inci yang terpapar membuat Ariana semakin penasaran, namun juga semakin gugup.Dan begitu boxer Diego meluncur hingga ke paha, "batang kejantanan"nya pun menyembul keluar, tegang dan siap. Ariana tersentak kaget, ukurannya yang mencengangkan membuatnya takjub. Matanya terpaku, tidak bisa berpindah dari "monumen" yang berdiri tegak di depannya."Ahh, Diego... itu...," gumam Ariana, suaranya terputus, tidak bisa menyelesaikan kalimatnya.Ia teringat kembali pada mendiang suaminya, Sergio, yang pada usia tua sudah tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan biologisnya. Ukuran dan ketegangan "batang kejantanan" Diego membuatnya sadar bahwa ini akan menjadi pengalaman yang sangat berbeda.Diego tersenyum

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status