Beranda / Romansa / Terjerat Cinta Majikan Seksi / Bab 4 Mereka Terlihat Serasi

Share

Bab 4 Mereka Terlihat Serasi

Penulis: VILNOCTE
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-24 03:40:49

Suasana sore itu terasa santai dan penuh tawa di sekitar kolam renang. Di tepi kolam, Ariana duduk bersandar nyaman di kursinya bersama Diego dan Andrew, menikmati suasana tenang sambil menyaksikan aksi Jorge dan Diego yang sedang sibuk mengurus taman.

Jorge terlihat mendekati Diego, dan tanpa aba-aba, ia mengarahkan selang air langsung ke tubuh sahabatnya.

Air menyembur deras, membasahi baju Diego dalam sekejap. "Hei, Jorge! Berhenti!" Diego protes, lalu tertawa lepas.

Ariana dan Sergio yang melihat aksi kocak itu, ikut tertawa. Setelah beberapa hari bersama dan semakin akrab dengan Sergio dan Ariana, kedua pria itu tak lagi merasa sungkan untuk bercanda seperti ini.

Diego lalu meraih ujung bajunya, menariknya hingga terlepas, memperlihatkan tubuhnya yang atletis dan berotot di bawah sinar matahari.

“Andrew, lihat tingkah mereka, hahaha,” ucap Sergio sambil terkekeh.

Andrew, yang berdiri di samping Sergio, tersenyum kaku, lalu menghela napas dan berujar dengan sedikit ragu, “Maafkan mereka, Tuan. Saya akan mendisiplinkan—”

“Ah, tidak perlu,” potong Sergio, sambil melambaikan tangan, menahan Andrew yang hendak beranjak. “Biarkan saja mereka seperti itu, hahaha. Rumah ini terasa lebih hidup dengan tingkah mereka.”

Pria itu menoleh ke arah istrinya,.“Iya kan, Ariana?” tanyanya dengan nada menggoda. Namun entah mengapa, Ariana justru menundukkan wajahnya.

 “I-Iya…” balasnya dengan nada kikuk. Siapapun bisa melihat ada sedikit semburat merah yang muncul di pipinya.

Bahkan, Diego sendiri ikut merasa tersipu ketika menyadari wajah Nyonya majikannya yang terlihat semakin cantik ketika wajahnya merona. Tak ingin ada yang sadar dengan ekspresinya, sekaligus ingin berganti pakaian, Diego pun bergegas menuju mes karyawan. Namun, Diego dikejutkan oleh Sergio yang tiba-tiba memanggilnya.

“Hei, Diego! Kemari sebentar!” panggilnya, membuat Diego menghentikan langkahnya.

Diego segera berbalik, mendekati Sergio dengan langkah cepat. Bajunya yang basah tergenggam erat di tangan kanannya, masih meneteskan air.

“Iya, Tuan?” tanya Diego dengan sopan begitu ia tiba di depan Sergio.

Diego bisa melihat bagaimana Tuan majikannya itu tersenyum tipis, sembari melirik ke istrinya sekilas, lalu kembali menatap Diego.

“Aku dengar dari Jorge, kamu sangat terampil dalam hal memijat,” ucap Sergio.

Diego tersentak kecil, wajahnya menampakkan ekspresi bingung. "Ah, saya bisa memijat, Tuan, tapi tidak bisa dibilang terampil… Jorge saja yang suka membesar-besarkan,” sahutnya, sedikit salah tingkah sambil menggaruk tengkuknya dengan tangan bebas.

"Terampil atau tidak, yang bisa menentukannya adalah orang yang kamu pijat,” balas Sergio, sambil menatap Diego yang semakin bingung.

Diego tersadar, jika majikannya itu memberikan sinyal ke arah Andrew, karena tak lama, Andrew pergi, lalu kembali dengan botol kaca transparan berisi minyak urut herbal di tangannya. Aroma rempahnya yang khas tercium samar, bercampur dengan aroma bunga lavender.

Diego memandang botol itu dengan bingung saat Andrew menyerahkannya. “Tuan, ini….” Diego mengangkat botol tersebut dengan ragu, menatap Sergio dengan ekspresi tak yakin.

“Istriku sepertinya tidak enak badan,” ucap Sergio ringan, “tolong pijat punggungnya.”

Ariana, yang sejak tadi menunduk untuk menyembunyikan rona wajahnya, mendadak terkejut. Ia menoleh cepat ke arah suaminya, kedua matanya membulat.

“Sa-sayang, kenapa jadi aku?” protes Ariana.

Diego ikut terkejut saat tiba-tiba, Tuan majikannya itu bangkit dari kursinya. Ia menghentikan gerakan Ariana yang hendak berdiri bersamanya, menepuk lembut pundaknya untuk memintanya tetap duduk.

“Selama tiga hari ini, kamu sibuk mengurusku tanpa henti,” ujar Sergio pada Ariana. Diego sendiri tersadar, ucapan dari Sergio terdengar lembut, tapi dengan nada seolah sedang menggoda istrinya sendiri.

“Tubuhmu pasti lelah. Sekarang biar Diego memberikan pijat refleksi untukmu, sebagai gantinya.”

“Ta-tapi!” ujar Ariana mencoba menyanggah, sambil mengulurkan tangan, berusaha meraih lengan suaminya.

Diego benar-benar merasa bingung. Mengapa tiba-tiba majikannya itu meminta dirinya untuk melakukan sesuatu yang bisa dikatakan aneh. Oleh karena itu, Diego memilih diam. Entah apa yang sedang keduanya bicarakan, tapi ia bisa mendengar Nyonya majikannya menghela napas kecil, mendengus pelan.

Di sisi lain, sang Tuan majikannya justru berusaha menahan tawa, menyadari Diego yang berdiri memegang botol minyak herbal dengan tangan yang tampak sedikit bergetar. Apalagi, Diego pun sadar, darah mulai mengalir naik ke wajahnya. Pasti, majikannya bisa melihat itu dengan jelas.

"Diego," ujar Sergio dengan nada menggoda, "aku percayakan istriku yang cantik ini padamu. Jangan berbuat yang macam-macam, ya?"

Diego tersentak, matanya melebar sedikit. Ia langsung menjawab dengan suara sedikit panik, “A-aku tidak akan berani, Tuan!”

“Hahaha! Aku hanya bercanda, kamu tidak perlu panik seperti itu,” ucap Sergio yang lalu melangkah pergi bersama Andrew meninggalkan Ariana dan Diego.

Entah apa yang ada dalam pikiran Tuan Sergio, tapi mengapa dia sebegitu percaya pada Diego untuk meninggalkan dirinya dengan istrinya sendiri? Sergio bahkan ikut membawa Jorge pergi!

Deg!

Diego kini benar-benar merasa panik, dia hanya bisa menelan ludah yang terasa berat di tenggorokannya, saat dia sadar, istri sang majikan yang cantik bak Dewi Yunani itu, mulai berbaring memunggunginya. Bahkan, wanita itu dengan beraninya mulai membuka pakaiannya di depan Diego, menampilkan punggungnya yang mulus dan menggoda.

 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 5 Tangis yang tiba-tiba

    “Mulus sekali,” batin Diego, instingnya sebagai lelaki normal terbangun dengan jantungnya berdetak cepat."Kalau begitu aku mulai, Nyonya," ucapnya pelan, suaranya terdengar ragu dan sedikit tercekat.Ariana mengangguk pelan. "Iya, silakan," jawabnya, suaranya hampir tak terdengar.Pipi wanita itu memanas. Ia tersipu malu, berusaha menjaga ketenangannya. “Kenapa aku bisa gugup begini? Ini hanya pijatan. Tapi, jantungku... ya ampun, kenapa berdebar seperti ini?” Ucapnya Dalam hati.Dalam pikirannya terbayang kembali bentuk tubuh Diego yang atletis dan berotot, yang ia lihat tadi. Dan pria itu sekarang sedang menyentuh punggungnya secara langsung.Diego pun mulai menggerakkan tangannya dengan hati-hati, berusaha menemukan kekuatan yang tepat."Apa segini cukup, Nyonya?" tanya Diego, khawatir pijatannya justru menyakiti majikannya."Iya, cukup nyaman," jawab Ariana, berusaha menenangkan dirinya. Jantungnya berdetak semakin cepat, merasakan sentuhan tangan Diego. Ia menutup mata, berusaha

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 6 Selamat Jalan Tuan Sergio

    Suasana duka menyelimuti kediaman mewah Sergio Ortiz, seolah-olah awan kelabu telah menutupi kemewahan yang selama ini tercermin dari setiap sudut bangunan. Semua pekerja berduka, mata mereka merah karena menangisi kepergian yang begitu tiba-tiba dari orang yang mereka hormati dan cintai, Sergio Ortiz.Di tengah kesedihan yang mendalam, dua figur terlihat paling terpukul oleh berita duka ini, Diego dan Ariana. Diego, yang semalam masih berbagi tawa dengan Sergio, duduk terpaku, matanya memandang kosong ke depan, seolah-olah berusaha mencerna kenyataan pahit yang menimpa. Sementara itu, Ariana, yang masih terbungkus dalam kesedihan, terus menangis tanpa henti. Andrew, dengan setia, menemani dan mengawal wanita cantik itu. Gaun hitam yang dikenakan Ariana semakin menambah kesan duka yang mendalam, warna yang merepresentasikan kehilangan yang tak tergantikan.Suara sirene mobil ambulans memecah kesunyian, tanda bahwa saatnya telah tiba untuk melepas kepergian Sergio Ortiz. Jenazahnya den

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 7 Posisi Baru Diego

    Diego duduk tegak di kursi tamu di ruang kerja Andrew, matanya terpaku pada peta struktur organisasi Grup Ortiz yang terpasang di dinding. Andrew, yang berdiri di sampingnya, menjelaskan dengan detail setiap bagian dari bisnis keluarga Ortiz, dari industri manufaktur hingga jaringan hotel mewah di seluruh dunia.Diego mendengarkan dengan saksama, mencoba memahami kompleksitas kekaisaran bisnis yang ditinggalkan oleh Sergio Ortiz."...dan di sisi keluarga, ada Miguel Ortiz, adik Sergio, yang dikenal cukup ambisius dalam mengembangkan sayap bisnisnya sendiri," Andrew menjelaskan, menunjuk foto Miguel di peta organisasi. "Lalu, ada Juan Ortiz, putra Sergio yang belum banyak terlibat dalam urusan bisnis keluarga... setidaknya, belum."Diego merasa matanya melebar ketika mendengar tentang Juan. Ia tidak menyangka bahwa Sergio memiliki seorang putra. Pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan, tetapi yang paling mengganggunya adalah, untuk apa Andrew menjelaskan semua ini kepadanya? Diego hanyala

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 8 Si jenius yang kurang beruntung

    Dalam kesunyian kamar, Diego dengan hati-hati meletakkan mangkuk yang telah kosong di atas meja, menandai akhir dari sesi makan Ariana. Ia lalu mengambil gelas berisi air putih dan mendekati majikannya dengan langkah pelan, membantu Ariana minum dengan penuh perhatian.Setelah selesai, gelas itu diletakkan di meja kecil di samping tempat tidur. Ia kembali duduk di kursi, menemani sang majikan yang masih terisak dalam kesedihan."Nyonya, aku baru mengenal Tuan Sergio, masih banyak hal yang ingin aku tahu tentang beliau," ucap Diego, suaranya lembut dan penuh rasa ingin tahu, membuka pintu bagi Ariana untuk berbagi kenangan."Apa Nyonya bisa bercerita tentang itu?"Ariana, setelah menyeka air matanya dengan tisu yang disodorkan Diego, memulai ceritanya tentang sosok Sergio, mendiang suaminya yang begitu ramah dan baik kepadanya.Suaranya terkadang terputus oleh isak tangis, namun semangat untuk menceritakan kenangan indah bersama Sergio membuat wanita itu terus berbicara, membuka jendela

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 9 Jawaban dari mimpi

    Setelah melewati tes kecerdasan yang di ruang kerja Andrew, Diego menuju kamar Ariana. Ketika tiba di depan kamar, ia menemukan Adel duduk di sofa yang berada tepat di samping pintu, sibuk memainkan ponselnya dalam cahaya lembut yang memancar dari layar."Adel, Nyonya Ariana sudah bangun?" Diego bertanya dengan suara pelan, tidak ingin mengagetkan rekan kerjanya. Adel menoleh, memandang Diego sejenak sebelum menjawab, "Aku baru saja mengecek, Diego. Belum, Nyonya masih tidur," jawab Adel, ekspresi wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang tersembunyi.Diego mengangguk, "Terima kasih, Adel. Aku akan masuk sebentar untuk mengecek kondisi Nyonya."Dengan itu, ia perlahan membuka pintu kamar, membiarkan sedikit cahaya dari luar masuk sebelum menutup pintu di belakangnya.Kamar sang majikan terlihat gelap, hanya sedikit matahari senja dari celah jendela yang berhasil masuk. Diego menyalakan lampu meja di samping tempat tidur, menyetel cahayanya agar tidak terlalu terang, hanya cukup untuk m

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 10 Tekad Baru

    Ariana mengamati sampul buku di tangan Diego dengan rasa penasaran. "The Art of Leadership?" bisiknya lembut, "Suamiku juga menyukai buku seperti ini. Kamu suka membaca buku bertema kepemimpinan?"Diego mengalihkan pandangannya dari halaman buku. "Ah... tidak, Nyonya. Saya baru pertama kali membaca buku ini," jawabnya, jemarinya mengusap sampul buku itu."Kata Tuan Andrew, buku ini akan bermanfaat untuk membantu Nyonya," lanjut Diego.Alis Ariana terangkat, raut wajahnya menunjukkan campuran antara kebingungan dan keheranan. "Membantuku? Maksudmu bagaimana?""Mulai hari ini, saya ditugaskan menjadi asisten pribadi Nyonya Ariana. Tuan Andrew sedang mengajariku segala hal yang perlu saya ketahui untuk meningkatkan kemampuan saya melayani Nyonya," balas Diego, menjelaskan posisi barunya ke Ariana.Ariana terdiam, ekspresinya berubah dari keterkejutan menjadi sebuah campuran perasaan yang rumit. Ia sama sekali tidak menduga akan ada perubahan ini. Namun, dalam hatinya tersimpan rasa syukur

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 11 Kelas di mulai

    Embun pagi masih membasahi rerumputan halaman depan kediaman mewah Ariana. Cahaya matahari yang lembut mulai menembus dedaunan, menciptakan bayangan panjang di halaman luas berlapis marmer putih. Andrew berdiri tegap di depan Diego dan teman-temannya yang sudah berkumpul di halaman itu.Diego terlihat gelisah dan kegelisahan yang ia rasakan bukan sekadar kecemasan biasa, melainkan pergolakan batin yang mendalam. Semalam, Andrew secara pribadi memberitahu dirinya, jika pagi ini dia akan mengumumkan posisi baru Diego asisten pribadi Ariana.Bagi Diego, ini adalah momen yang sulit dipercaya. Dia baru bekerja kurang dari sebulan di mansion megah ini, dan kini akan dipercaya mendampingi nyonya rumah. Bayangan tentang reaksi teman-temannya memenuhi pikirannya. Akankah mereka marah karena Diego yang baru bergabung mendapat kenaikan jabatan? Atau menganggap Diego hanya karyawan beruntung?Jorge, sahabat Diego yang merekomendasikan bekerja di tempat ini, menatap Diego dengan tajam. Sepersekian

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 12 Nominal Fantastis

    Sinar matahari pagi yang lembut menyinari kediaman mewah Ariana, membawa kehangatan yang tidak hanya terasa pada kulit, melainkan juga pada hati para karyawan yang bekerja di sana. Hari ini, kebahagiaan terpancar jelas dari wajah semua orang, karena hari ini adalah hari mereka terima gaji.Di lobi mes karyawan, suara tawa dan bisikan-bisikan riang terdengar saat beberapa karyawan sibuk mengatur jadwal mereka malam ini. Di teras yang sedikit lebih tenang, Diego duduk santai bersebelahan dengan Jorge, sahabatnya.Diego memegang secarik kertas terlipat di tangannya, yang berisi rincian gajinya bulan ini. Mata mereka berdua tertuju pada kertas itu, perlahan, Diego membuka lipatan kertas, dan apa yang terungkap membuat mata mereka melebar."What The?" seru Jorge, matanya terbuka semakin lebar.Tangan Diego yang memegang kertas mulai bergetar, nominal yang fantastis tercetak di atas kertas, $11.000 USD. Jumlah yang bahkan membuat Diego sendiri tercengang, tidak percaya."Wow, Diego... seper

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 47 Terlalu diam

    Dua minggu telah berlalu sejak Diego terakhir kali terbaring lemah di rumah sakit.Waktu berjalan perlahan, namun dalam keheningan itu, banyak hal yang tumbuh dan menguat—terutama rasa percaya Ariana terhadap dirinya sendiri, dan kekaguman Diego terhadap perempuan yang nyaris tak pernah menyerah dalam menghadapi segalanya.Selama masa pemulihan, Ariana nyaris tak pernah beranjak jauh dari sisi Diego.Ia merawat pria itu dengan penuh kelembutan, memperhatikan jadwal minum obat, memastikan pola makan, hingga hal-hal kecil seperti mengingatkan agar Diego tak menggerakkan tubuhnya terlalu cepat.Tak sekalipun ia mengeluh, bahkan saat matanya memerah karena kurang tidur, ia tetap tersenyum setiap kali Diego membuka mata dan mencarinya.Jorge juga memainkan perannya dengan baik.Ia menjadi orang yang selalu hadir, mengimbangi kecanggungan Diego dan meredakan ketegangan Ariana dengan gurauan-gurauan kecilnya.“Kalau Diego terlalu banyak diam, itu artinya dia menyusun kalimat agar terdengar pu

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 46 Kamu pulang, itu yang penting

    Dua Hari Kemudian...Pagi hari itu, sinar matahari menyusup pelan melalui kisi tirai jendela ruang rawat, mengambang lembut di antara aroma disinfektan dan udara pendingin yang stabil. Di sudut ruangan, Ariana berdiri di dekat jendela, merapikan map kecil berisi dokumen medis dan resep yang telah ia ambil dari bagian farmasi sejak pagi. Sesekali matanya melirik ke arah Diego yang masih berbaring, napasnya tenang, matanya mengamati langit-langit seolah menghitung waktu yang bergerak lambat.Pintu diketuk singkat, lalu terbuka. Seorang dokter pria berusia pertengahan tiga puluhan, mengenakan jas putih bersih dan kacamata persegi tipis, melangkah masuk bersama dua perawat wanita yang masing-masing membawa alat pemeriksaan.“Selamat pagi,” sapa dokter itu, hangat namun profesional. “Kami akan melakukan pemeriksaan terakhir sebelum menentukan apakah pasien sudah bisa dipulangkan.”Diego yang sudah bisa duduk bersandar menyambut dengan anggukan kecil. Wajahnya memang belum sepenuhnya pulih—m

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 45 Tetap disisimu

    Di ruang kerjanya, Juan berdiri di depan jendela besar yang menghadap ke selatan, memperhatikan siluet Giralda di kejauhan. Tangannya diselipkan di saku celana, postur tegapnya tampak tenang, tapi alisnya menyiratkan ketidaksabaran.Pintu terbuka tanpa ketukan. Seorang wanita muda, ramping, mengenakan setelan hitam dengan detail merah darah pada kerahnya, melangkah masuk. Rambut cokelatnya disanggul rapi, dan raut wajahnya netral, nyaris tanpa ekspresi."Lucia," kata Juan tanpa menoleh. "Ada kabar dari orang-orangmu?"Lucia menutup pintu, berjalan perlahan hingga berdiri dua meter di belakangnya. “Sudah aku konfirmasi. Polisi belum menemukan apa pun yang bisa mengaitkan Anda dengan insiden itu. Tapi…”“Tapi?”“Salah satu penyelidik bertanya langsung kepada Ariana hari ini. Artinya, mereka bergerak, meski tanpa arah yang jelas.”Juan menarik napas panjang. “Lalu bagaimana reaksi Ariana?”

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 44 Kartu yang belum di buka

    Cahaya pagi menyelinap malu-malu dari celah tirai jendela rumah sakit. Aroma antiseptik masih menyelimuti udara, berpadu dengan samar harum kopi yang dibawa suster beberapa menit lalu.Di kursi samping tempat tidur, Ariana sebelumnya duduk sambil melipatkan baju bersih yang baru diambil dari koper. Tapi kini ia sedang keluar—katanya hendak membeli sesuatu di apotek lantai dasar.Kesunyian itu yang kemudian dipecah oleh ketukan pelan pada pintu.“Masuk,” ujar Diego, suaranya serak karena belum banyak bicara pagi ini.Pintu terbuka. Andrew melangkah masuk dengan langkah tenang, jas hitamnya terlihat rapi seperti biasanya. Wajahnya tampak serius, namun tidak menunjukkan kecemasan berlebihan.“Selamat pagi,” ucap Andrew sembari menutup pintu perlahan di belakangnya.Diego mengangguk lemah. “Pagi, Tuan Andrew. Sendirian?”“Ya. Kurasa lebih baik bicara berdua dulu,” sahut Andrew sambil menarik kursi dan duduk di sisi ranjang. Ia membuka map

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 43 Sekarang Giliranku yang Dijaga

    Pagi hari – pukul 10.00Ariana duduk di sisi ranjang rumah sakit, mengenakan atasan lengan panjang warna krim dan celana santai abu lembut. Di pangkuannya, sebuah talenan kecil dan pisau mungil. Tangannya lincah memotong sebuah apel menjadi potongan kecil, lalu menaruhnya di mangkuk kaca bening. Ia menyodorkan sepotong ke arah Diego, yang menyender pelan di ranjang dengan beberapa bantal menopang punggungnya."Aku tahu kamu tidak lapar," ucap Ariana, nadanya setengah memaksa namun tetap lembut. "Tapi ini manis dan segar. Coba satu potong saja."Diego membuka mulutnya dengan pasrah. “Aku tidak punya banyak pilihan, kan?” “Yup, pasien tidak punya pilihan,” balas Ariana, menyuap potongan lainnya.Suasana itu terhenti seketika saat pintu kamar diketuk, lalu terbuka pelan. Seorang dokter pria paruh baya masuk, diikuti oleh dua perawat wanita berseragam biru muda. Aroma antiseptik mengambang di udara.“Selamat pagi,” sapa dokter itu, dengan suara hangat dan tenang. “Maaf mengganggu. Kami a

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 42 Menunggumu Membuka Mata

    Sinar matahari pagi menyelinap dari celah tirai, menebar cahaya lembut ke seluruh sudut ruangan. Udara terasa tenang, dan aroma khas rumah sakit samar tercium, bercampur dengan wangi bunga segar dari vas kecil di sudut ruangan.Diego perlahan membuka mata. Kelopak matanya terasa berat, dan tubuhnya masih lelah, tapi kesadarannya mulai pulih. Pandangannya sempat buram, namun perlahan fokus—dan yang pertama kali ia lihat adalah wajah Ariana, tertidur di sisi ranjangnya.Kepala Ariana bersandar tepat di atas tempat tidurnya, tangannya masih menggenggam tangan Diego yang terbaring. Wajahnya terlihat tenang meski masih menyisakan guratan lelah, dan beberapa helai rambutnya jatuh ke pipi.Diego tersenyum kecil. Dengan tangan yang masih lemah, ia mencoba mengangkatnya sedikit, lalu dengan hati-hati mengelus kepala Ariana. Jarinya menyibak pelan rambut dari wajah sang kekasih, menyentuhnya dengan lembut, takut membuat sang kekasih yang tengah tidur terbangun.

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 41 Tidur di Tepi Luka

    Cahaya temaram dari lampu gantung menyinari meja kerja luas berlapis kaca hitam. Ruangan itu senyap, hanya terdengar denting es batu dari gelas bourbon yang diletakkan Juan di sebelah laptopnya. Ia duduk bersandar dalam kursi kulit, mengenakan kemeja putih dengan lengan digulung, dasi terlepas, tampak lelah dan terlihat gelisah.Ponselnya bergetar di atas meja. Ia melihat nama pengirim pesan—nomor yang disimpan dengan label : “Berto.”Pesan masuk:“Target sudah diberi pelajaran.”Juan membacanya perlahan. Matanya menyipit, lalu mengerjapkan kelopak, seolah ingin memastikan tak salah baca. Ia meletakkan ponsel, lalu mengambil sebatang cerutu dari laci, menyalakannya dengan tenang.Setelah dua isapan panjang, ia bersandar lagi. Sebuah senyum kecil menyeringai di sudut bibirnya.Lalu ia mengangkat ponsel dan menekan nomor yang sudah ia hafal di luar kepala.“Esteban?” Suaranya datar.&ldqu

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 40 Di Sampingmu, Selalu

    Lampu ruangan rawat inap berpendar tenang, melemparkan cahaya kekuningan ke sudut-sudut ruangan. Aroma antiseptik menusuk hidung, menciptakan atmosfer khas rumah sakit yang senyap namun tak pernah sepenuhnya damai. Jam dinding berdetak pelan, menyeret malam lebih dalam ke dalam kesunyian.Di atas tempat tidur rumah sakit, tubuh Diego terbaring diam. Kepala yang diperban, wajah pucat yang masih menampakkan bekas luka memar, serta napas yang naik turun pelan dari selimut putih bersih—semuanya seolah menyatu dalam lukisan suram bernama “ketakberdayaan.”Ariana duduk di kursi kecil di sisi tempat tidur, tubuhnya membungkuk, kedua tangannya menggenggam tangan Diego yang tak bergerak. Ia tak peduli betapa pegal punggungnya, atau betapa lelah matanya karena tidak tidur sejak malam sebelumnya.Ia bahkan tak menyentuh makanan yang disodorkan Andrew beberapa jam lalu. Matanya hanya tertuju pada satu hal: wajah pria yang dicintainya.&ldqu

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 39 Tanpa bukti ini hanya dugaan semata

    Dua jam telah berlalu, pintu Unit Gawat Darurat akhirnya terbuka kembali.Ariana dan Andrew, yang sedari tadi duduk dalam kecemasan, langsung menoleh. Dua perawat wanita tampak mendorong tempat tidur rumah sakit ke luar ruangan, dan di atasnya, Diego terbaring tak sadarkan diri.Kepalanya dibalut perban, wajahnya tampak pucat dengan beberapa memar yang masih terlihat jelas di pipi dan sudut bibirnya.Ariana langsung berdiri, tanpa sadar menutup mulutnya dengan tangan. Matanya kembali menggenang, dadanya terasa sesak melihat pria yang dicintainya dalam kondisi seperti itu.Langkahnya maju dengan sendirinya, mendekat ke sisi tempat tidur Diego. Andrew menyusul dari belakang, meskipun ekspresinya tetap tenang, tapi jelas ada kekhawatiran di sorot matanya.Air mata Ariana akhirnya jatuh ketika dia melihat wajah Diego dari dekat. Tangannya bergetar saat menyentuh jemari Diego yang terasa dingin.Beberapa saat kemudian, dokter yang tadi menangani

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status