Home / Romansa / Terjerat Cinta Majikan Seksi / Bab 7 Posisi Baru Diego

Share

Bab 7 Posisi Baru Diego

Author: VILNOCTE
last update Last Updated: 2024-11-21 12:37:30

Diego duduk tegak di kursi tamu di ruang kerja Andrew, matanya terpaku pada peta struktur organisasi Grup Ortiz yang terpasang di dinding. Andrew, yang berdiri di sampingnya, menjelaskan dengan detail setiap bagian dari bisnis keluarga Ortiz, dari industri manufaktur hingga jaringan hotel mewah di seluruh dunia.

Diego mendengarkan dengan saksama, mencoba memahami kompleksitas kekaisaran bisnis yang ditinggalkan oleh Sergio Ortiz.

"...dan di sisi keluarga, ada Miguel Ortiz, adik Sergio, yang dikenal cukup ambisius dalam mengembangkan sayap bisnisnya sendiri," Andrew menjelaskan, menunjuk foto Miguel di peta organisasi. "Lalu, ada Juan Ortiz, putra Sergio yang belum banyak terlibat dalam urusan bisnis keluarga... setidaknya, belum."

Diego merasa matanya melebar ketika mendengar tentang Juan. Ia tidak menyangka bahwa Sergio memiliki seorang putra. Pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan, tetapi yang paling mengganggunya adalah, untuk apa Andrew menjelaskan semua ini kepadanya? Diego hanyalah seorang tukang kebun, bukan bagian dari tim manajemen Grup Ortiz.

“Diego... Diego!” Suara Andrew membuyarkan Diego dari lamunannya, membuatnya sedikit terlonjak.

“I-iya Tuan”, jawab Diego, terbata-bata seraya memperbaiki posisi duduknya.

Andrew berjalan mendekati Diego dengan ekspresinya serius. “Ingat, Diego, selalu berhati-hati kepada anggota keluarga Tuan Sergio, khususnya Miguel dan Juan. Tidak ada hal baik yang akan terjadi jika berhubungan dengan mereka”.

Diego mengangguk paham, meskipun pikirannya masih dipenuhi dengan keraguan. Ia merasa ada sesuatu yang tidak dikatakan oleh Andrew, sesuatu yang lebih dalam dari sekadar peringatan.

“Tapi tuan, apa gunanya aku mengetahui semua ini?” Diego akhirnya memberanikan diri bertanya.

 “Aku hanya tukang kebun,” tambahnya, matanya mencari jawaban di wajah Andrew.

"Aku menjelaskan semua ini, karena mulai hari ini kamu akan menjadi asisten pribadi Nyonya Ariana," ucap Andrew dengan nada tegas.

Diego tersentak, ia refleks berdiri dari duduknya. "Jadi asisten pribadi Nyonya Ariana?" ulangnya, tidak percaya.

Dengan sikap rendah hati, Diego menggelengkan kepalanya. "Maaf Tuan, aku sadar diri dengan kemampuanku, jika boleh aku ingin menolak posisi itu."

Andrew tertawa mendengar jawaban jujur Diego. "Sepertinya apa yang Tuan Sergio katakan benar," lanjutnya tertawa, membuat Diego semakin bingung.

"Ma-maksud Tuan?" tanya Diego.

"Ini permintaan langsung dari Tuan Sergio. Apa kamu yakin ingin menolaknya? Jujur, aku akan tetap menghargai keputusanmu.”

"Tuan Sergio?" Diego tercengang.

Andrew mengangguk pelan. "Iya Diego. Sebelum meninggal, Tuan Sergio memberi perintah agar kamu diangkat menjadi asisten pribadi Nyonya Ariana. Jadi... apa kamu mau menolak permintaan ini?"

Diego tertunduk, bertanya-tanya dalam hati mengapa Tuan besar mereka begitu percaya padanya. Perlahan, ia kembali duduk di kursi dengan pikiran berkecamuk.

Andrew tentu memahami kegelisahan Diego. Dengan lembut, ia meletakkan tangannya di pundak Diego.

"Aku akan membantumu, mengajari apa saja yang kamu perlukan. Sekarang yang ingin aku dengar, apa kamu bersedia atau tidak?"

Mendengar itu, Diego menghela napas lega. Ia mengangkat wajahnya, menatap Andrew dengan tekad yang mulai terbentuk. "Jika kondisinya memang begitu, aku siap menjalankan perintah terakhir Tuan besar."

Andrew tersenyum puas. Dia memberi tepukan pelan sekali lagi di pundak Diego, lalu kembali duduk di kursi kerjanya.

"Bagus. Sekarang, mari kita bahas detail tugasmu, dan apa saja yang perlu kamu ketahui tentang posisi Nyonya Ariana di keluarga Ortiz."

Dalam beberapa menit saja, Andrew berhasil membuka mata Diego tentang kompleksitas hubungan keluarga Ortiz. Setiap kata yang diucapkan Andrew membuat Diego semakin terkejut, emosinya mulai memuncak.

"Nyonya Ariana dianggap benalu?" tanya Diego dengan nada suara meninggi, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

Andrew menghela napas pelan, ia menyandarkan punggungnya di kursi kerjanya. "Iya, Diego. Seperti itulah kenyataannya. Tak ada satu pun dari keluarga besar Tuan Sergio yang menyukai Nyonya Ariana,” terangnya.

 “Mereka menganggap Nyonya Ariana hanya mengincar harta Tuan Sergio, dan itu terjadi sejak Nyonya besar resmi menjadi istri Tuan Sergio," sambung Andrew.

"Nyonya sangat mencintai Tuan Sergio. Begitu pun sebaliknya. Aku yang orang bodoh pun tahu dan bisa melihat itu. Bagaimana mereka bisa berpikir seperti itu?" sergahnya, tidak bisa lagi menyembunyikan kemarahannya.

Andrew tersenyum tipis, seolah menguji reaksi Diego. "Mendengar ini, aku harap kamu sudah mengerti tugas utamamu nanti sebagai asisten Nyonya besar."

Diego mengangguk tegas. Tatapannya berubah tajam, penuh tekad. "Iya Tuan," jawabnya singkat dengan penuh keyakinan.

**

Kamar tidur mewah Ariana, kini terasa kosong dan sunyi. Wanita itu duduk di tepi tempat tidur, memeluk erat bingkai foto mendiang suaminya.

Kesedihan yang mendalam masih terukir jelas di wajahnya, namun tak ada lagi air mata yang tumpah dari pelupuk matanya, seolah air mata itu sudah kering setelah dua minggu penuh menangisi kepergian sang suami.

Di benak Ariana, kembali terbayang momen ketika dia baru pulang dari pemakaman sang suami. Keluarga besar suaminya langsung sibuk mengurus pembagian harta, di selingi tawa yang terdengar sinis.

Dua minggu itu seakan menjadi neraka bagi Ariana. Ia tidak bisa langsung pulang karena sibuk mendampingi pengacara sang suami, mengurus terkait pembagian harta dan juga bisnis sang suami.

Selama dua minggu itu, Ariana menerima semua cacian kebencian dari keluarga besar sang suami. Saat Sergio masih ada, mereka selalu memuji, dan berusaha bersikap ramah kepadanya. Dan sekarang, mereka menunjukkan sifat asli mereka.

Adele, salah satu pelayan wanita di tempat itu, yang diminta Andrew untuk mengawasi Ariana, tidak bisa menahan air matanya. Kondisi sang majikan, yang biasanya sangat ceria, kini terlihat sangat menyedihkan.

Nampan berisi makanan yang ia letakkan di meja tak disentuh oleh Ariana, ia semakin mengkhawatirkan kondisi sang majikan. Apalagi tadi Andrew sempat berkata, jika Ariana selama dua minggu ini hanya makan sedikit saja.

Tiba-tiba, terdengar suara berbicara. "Apa Nyonya sudah mau makan?"

Adele menoleh sekilas ke arah Diego, lalu kembali menatap Ariana, "Tidak Diego, Nyonya belum menyentuh makanannya sama sekali," balasnya dengan suara pelan.

"Baiklah, kalau begitu biar aku saja yang urus," ucap Diego sembari tersenyum.  

Sebelum Adele sempat membalas atau bereaksi, Diego telah melangkah masuk ke dalam ruangan. Tangan kanannya bergerak meraih mangkuk berisi “Gachas” (bubur khas spanyol) dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya menarik kursi.

Diego berjalan menghampiri Ariana, ia  menempatkan kursi itu tepat di depan Ariana.

“Diego?” tanya Ariana, sedikit terkejut dengan tindakan Diego.

Diego tidak langsung menjawab pertanyaan Ariana, tangannya yang lincah meraih sendok.Dengan hati-hati ia menyendok bubur di mangkuk,  lalu mengarahkan sendok itu ke mulut Ariana.

“Tu-tunggu Diego.” Kepala Ariana bergerak mundur, menjauh dari sendok yang Diego sodorkan.

Senyum Diego mengembang, begitu hangat dan penuh empati.

"Nyonya, makan dulu ya, Tuan besar pasti sedih melihat Nyonya seperti ini. Setelah makan aku akan menemani Nyonya sepanjang waktu, nyonya bebas bercerita apapun. Aku berjanji akan tetap berada di samping Nyonya, mendengar semua keluh kesah Nyonya, seperti yang biasa Tuan Sergio lakukan.”

Kalimatnya terdengar sederhana, namun mengandung makna yang mendalam, membawa kenangan indah tentang Sergio.

Ariana tercengang mendengar itu, kepalanya mengangguk pelan, tanpa sadar air mata yang ia kira telah kering kembali menggenang di pelupuk matanya.

Wanita itu membuka mulutnya, menyambut sendok yang Diego sodorkan dengan bibir bergetar.

“Diego... Sergio... Sergio telah...” Suaranya terputus, tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Air matanya tumpah, mengalir dengan deras membasahi pipinya yang pucat.

Di depannya, Diego tetap tenang, menyuap dirinya dengan sabar, yang terus menangisi kehilangan suaminya.  

Di dekat pintu masuk,  di belakang Adele, Andrew yang baru tiba mengamati mereka. Pria paruh baya itu, yang telah menjadi saksi bisu atas semua peristiwa di rumah ini, tersenyum lembut sembari mengingat ucapan sang majikan, sebelum pergi untuk selamanya.

“Tuan besar, Anda benar... Diego adalah orang yang tepat untuk menjaga Nyonya Ariana,” gumam Andrew dalam hati.

Ia mengingat bagaimana Sergio begitu tertarik dengan sosok Diego, bahkan ketika menjelang akhir hayatnya, Sergio masih menyebut nama Diego sebagai salah satu orang yang bisa diandalkan.

VILNOCTE

Jangan lupa masukkan ke daftar baca kalian ya~

| Like

Related chapters

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 8 Si jenius yang kurang beruntung

    Dalam kesunyian kamar, Diego dengan hati-hati meletakkan mangkuk yang telah kosong di atas meja, menandai akhir dari sesi makan Ariana. Ia lalu mengambil gelas berisi air putih dan mendekati majikannya dengan langkah pelan, membantu Ariana minum dengan penuh perhatian.Setelah selesai, gelas itu diletakkan di meja kecil di samping tempat tidur. Ia kembali duduk di kursi, menemani sang majikan yang masih terisak dalam kesedihan."Nyonya, aku baru mengenal Tuan Sergio, masih banyak hal yang ingin aku tahu tentang beliau," ucap Diego, suaranya lembut dan penuh rasa ingin tahu, membuka pintu bagi Ariana untuk berbagi kenangan."Apa Nyonya bisa bercerita tentang itu?"Ariana, setelah menyeka air matanya dengan tisu yang disodorkan Diego, memulai ceritanya tentang sosok Sergio, mendiang suaminya yang begitu ramah dan baik kepadanya.Suaranya terkadang terputus oleh isak tangis, namun semangat untuk menceritakan kenangan indah bersama Sergio membuat wanita itu terus berbicara, membuka jendela

    Last Updated : 2024-11-22
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 9 Jawaban dari mimpi

    Setelah melewati tes kecerdasan yang di ruang kerja Andrew, Diego menuju kamar Ariana. Ketika tiba di depan kamar, ia menemukan Adel duduk di sofa yang berada tepat di samping pintu, sibuk memainkan ponselnya dalam cahaya lembut yang memancar dari layar."Adel, Nyonya Ariana sudah bangun?" Diego bertanya dengan suara pelan, tidak ingin mengagetkan rekan kerjanya. Adel menoleh, memandang Diego sejenak sebelum menjawab, "Aku baru saja mengecek, Diego. Belum, Nyonya masih tidur," jawab Adel, ekspresi wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang tersembunyi.Diego mengangguk, "Terima kasih, Adel. Aku akan masuk sebentar untuk mengecek kondisi Nyonya."Dengan itu, ia perlahan membuka pintu kamar, membiarkan sedikit cahaya dari luar masuk sebelum menutup pintu di belakangnya.Kamar sang majikan terlihat gelap, hanya sedikit matahari senja dari celah jendela yang berhasil masuk. Diego menyalakan lampu meja di samping tempat tidur, menyetel cahayanya agar tidak terlalu terang, hanya cukup untuk m

    Last Updated : 2024-11-22
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 10 Tekad Baru

    Ariana mengamati sampul buku di tangan Diego dengan rasa penasaran. "The Art of Leadership?" bisiknya lembut, "Suamiku juga menyukai buku seperti ini. Kamu suka membaca buku bertema kepemimpinan?"Diego mengalihkan pandangannya dari halaman buku. "Ah... tidak, Nyonya. Saya baru pertama kali membaca buku ini," jawabnya, jemarinya mengusap sampul buku itu."Kata Tuan Andrew, buku ini akan bermanfaat untuk membantu Nyonya," lanjut Diego.Alis Ariana terangkat, raut wajahnya menunjukkan campuran antara kebingungan dan keheranan. "Membantuku? Maksudmu bagaimana?""Mulai hari ini, saya ditugaskan menjadi asisten pribadi Nyonya Ariana. Tuan Andrew sedang mengajariku segala hal yang perlu saya ketahui untuk meningkatkan kemampuan saya melayani Nyonya," balas Diego, menjelaskan posisi barunya ke Ariana.Ariana terdiam, ekspresinya berubah dari keterkejutan menjadi sebuah campuran perasaan yang rumit. Ia sama sekali tidak menduga akan ada perubahan ini. Namun, dalam hatinya tersimpan rasa syukur

    Last Updated : 2024-11-22
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 11 Kelas di mulai

    Embun pagi masih membasahi rerumputan halaman depan kediaman mewah Ariana. Cahaya matahari yang lembut mulai menembus dedaunan, menciptakan bayangan panjang di halaman luas berlapis marmer putih. Andrew berdiri tegap di depan Diego dan teman-temannya yang sudah berkumpul di halaman itu.Diego terlihat gelisah dan kegelisahan yang ia rasakan bukan sekadar kecemasan biasa, melainkan pergolakan batin yang mendalam. Semalam, Andrew secara pribadi memberitahu dirinya, jika pagi ini dia akan mengumumkan posisi baru Diego asisten pribadi Ariana.Bagi Diego, ini adalah momen yang sulit dipercaya. Dia baru bekerja kurang dari sebulan di mansion megah ini, dan kini akan dipercaya mendampingi nyonya rumah. Bayangan tentang reaksi teman-temannya memenuhi pikirannya. Akankah mereka marah karena Diego yang baru bergabung mendapat kenaikan jabatan? Atau menganggap Diego hanya karyawan beruntung?Jorge, sahabat Diego yang merekomendasikan bekerja di tempat ini, menatap Diego dengan tajam. Sepersekian

    Last Updated : 2024-11-23
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 12 Nominal Fantastis

    Sinar matahari pagi yang lembut menyinari kediaman mewah Ariana, membawa kehangatan yang tidak hanya terasa pada kulit, melainkan juga pada hati para karyawan yang bekerja di sana. Hari ini, kebahagiaan terpancar jelas dari wajah semua orang, karena hari ini adalah hari mereka terima gaji.Di lobi mes karyawan, suara tawa dan bisikan-bisikan riang terdengar saat beberapa karyawan sibuk mengatur jadwal mereka malam ini. Di teras yang sedikit lebih tenang, Diego duduk santai bersebelahan dengan Jorge, sahabatnya.Diego memegang secarik kertas terlipat di tangannya, yang berisi rincian gajinya bulan ini. Mata mereka berdua tertuju pada kertas itu, perlahan, Diego membuka lipatan kertas, dan apa yang terungkap membuat mata mereka melebar."What The?" seru Jorge, matanya terbuka semakin lebar.Tangan Diego yang memegang kertas mulai bergetar, nominal yang fantastis tercetak di atas kertas, $11.000 USD. Jumlah yang bahkan membuat Diego sendiri tercengang, tidak percaya."Wow, Diego... seper

    Last Updated : 2024-11-24
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 13 Kejutan di pusat perbelanjaan mewah

    Mobil mereka tiba di pusat perbelanjaan fashion tereksklusif di Sevilla, tempat yang selama ini hanya menjadi mimpi bagi kalangan menengah. Diego turun lebih dulu, lalu berjalan ke sisi lain mobil untuk membuka pintu Ariana.Sang majikan masih duduk di dalam, menggeser kedua kakinya hingga menjuntai keluar, tanpa high heels. Tatapan memohonnya bertemu dengan Diego—sebuah tatapan yang sudah ia kenal benar, penuh dengan maksud tersembunyi."Tolong, Diego," pintanya dengan nada lembut yang selalu berhasil meluluhkan pertahanan sang asisten.Diego mengangguk paham. Dia meraih high heels merah dari kursi belakang, kemudian berjongkok di depan Ariana. Jemarinya yang kokoh namun lembut memasang sepatu hak tinggi itu dengan teliti, seakan-akan ia sedang menangani barang yang paling berharga."Terima kasih, Diego," ucap Ariana perlahan sembari turun dari mobil.Keduanya melangkah beriringan memasuki gedung mewah itu. Diego tidak bisa menyembunyikan kekagumannya, ini pertama kalinya dia memasuki

    Last Updated : 2024-11-24
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 14 Mantan yang tiba-tiba posesif

    Seminggu setelah berpisah dengan Diego, Valentina dinikahi Javier Torres, seorang pengusaha kaya di Madrid. Perbedaan antara Javier dan Diego begitu nyata, baik dari segi fisik maupun perlakuan. Jika Diego pernah memanjakan Valentina dengan sentuhan dan perhatian, Javier sama sekali berbeda.Malam-malam mereka terasa hampa. Javier hanya memperlakukan Valentina sebagai objek pelepas hasrat, tanpa peduli akan kepuasan istrinya. Seusai mendapatkan apa yang diinginkannya, pria itu langsung terlelap, meninggalkan Valentina dalam keheningan dan kekecewaan.Valentina sendiri tahu alasan sebenarnya ia menerima lamaran Javier karena uang. Materi yang dijanjikan pria kaya itu mampu menjamin masa depannya. Bukan cinta, bukan kecocokan, melainkan sekadar transaksi kehidupan.Kemarin, mereka tiba di Sevilla. Perjalanan ini merupakan perjalanan bisnis Javier dan momen bulan madu mereka. Dan hari ini, Valentina menemani suaminya berbelanja pakaian formal di sebuah stan eksklusif.Saat itulah mata Val

    Last Updated : 2024-11-24
  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 15 Konfrontasi

    Valentina melangkah dengan emosi yang mendidih, matanya mengunci sosok Diego yang berjalan cepat di depannya. Setiap langkahnya penuh amarah. Sepatu hak tingginya mengetuk keras lantai marmer yang ia lewati.Langkah kakinya semakin cepat, mengejar Diego yang tampak ingin segera menghilang dari pandangannya. Tak pernah terlintas dalam bayangan Valentina jika Diego, pria yang dulu begitu manis, penurut, dan selalu mengikuti kemauannya, kini bersikap sedemikian dingin kepadanya.Dengan langkah tergesa, Valentina mengejar Diego. "Diego! Berhenti!" teriaknya.Begitu jarak mereka sudah sangat dekat, tangannya terulur, meraih jaket lusuh Diego dan menariknya dengan kasar.Srakk!Jaket yang Diego kenakan sobek. Pria itu pun terpaksa berhenti, kemudian berbalik.Matanya tajam, menahan emosi yang siap meledak. "Sebenarnya apa maumu?"Air mata nyaris membasahi pelupuk mata Valentina, "Aku minta waktumu, aku ingin bicara!" raungnya dengan suara gemetar menahan tangis.Diego mendengus sinis. "Bic

    Last Updated : 2024-11-24

Latest chapter

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 21 Jangan Siksa Aku (21+)

    “Nyo... Nyonya...” ucap Diego, yang begitu terkejut dengan tindakan majikannya. Ariana, dengan tatapan penuh hasrat, kembali menarik wajah Diego mendekat. Namun kali ini, Diego berpaling, berusaha keras menahan diri agar tidak melewati batas.“Nyonya... Anda sedang mabuk,” ucapnya, ia menganggap tindakan sang majikan sebagai pengaruh dari minuman yang ia konsumsi.“Tidak, aku tidak akan mabuk hanya karena itu. Aku sadar dengan permintaanku,” balas Ariana.Matanya menatap dalam mata Diego yang terus menghindar. Ada ketegangan yang tak terucapkan di antara mereka, dan itu membuat Diego semakin gugup.“Anda sedang mabuk. Lebih... lebih baik Anda beristirahat,” Diego berusaha meyakinkan dengan suara yang bergetar. Ia dapat merasakan tarikan tangan Ariana semakin kuat, menarik wajahnya semakin mendekat. Walau begitu ia tetap bertahan, hingga tarik-menarik antara keduanya tak terelakkan.“Diego...” desah Ariana.Perlahan, tarikan lengan Ariana melemah. Diego memberanikan diri menoleh.“Apa

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 20 Pertahanan yang runtuh

    Malam memeluk kediaman mewah Ariana dalam keheningan yang memesona. Cahaya remang lilin bergoyang lembut di sekitar kolam renang, menciptakan panorama romantis yang membelai setiap sudut taman. Rerumputan hijau dan bunga-bunga malam seakan berbisik dalam keheningan, menunggu momen istimewa yang sebentar lagi akan terjadi.Diego berdiri di pinggir kolam, jantungnya berdebar tak karuan. Di tangannya, dua botol wine koleksi pribadi Andrew—Château Margaux 2015 keluaran terbatas yang harganya mencapai ratusan juta rupiah. Kemeja navy gelapnya tersusun rapi, rambut hitam klimis tersisir ke belakang dengan teliti. Jemarinya gemetar ringan saat meletakkan botol wine di atas meja kaca.Bayangan siang tadi terlintas di benaknya. Saat Ariana melompat dan menindihnya di atas sofa, wajah mereka begitu dekat hingga Diego nyaris kehilangan kendali. Dan di sore hari dia dan Ariana menghabiskan waktu berdua mendekorasi area ini, tertawa dan bercanda dengan keintiman yang tak biasa. Setiap gerak-gerik s

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 19 Mengungkap Pesan Tuan Sergio

    “Iya Nyonya, Tuan Sergio yang merencanakan semuanya,” jawab Andrew, meletakkan tangannya di punggung Ariana dan memandunya menuju sofa.Ariana duduk di sofa, masih tertegun dan tidak bisa mempercayai apa yang baru saja Andrew sampaikan."Andrew, ceritakan semuanya kepadaku," pintanya, siap mendengar apa yang mendiang suaminya sembunyikan.Andrew mengangguk pelan. “Seperti yang Nyonya sudah ketahui, penyakit Tuan Sergio sudah menggerogoti tubuhnya. Jujur, suatu keajaiban karena ia masih bisa bertahan selama itu.”“Tuan bahkan sering bercanda, berkata akan hidup selama seratus tahun. Dia selalu berusaha terlihat tegar dan kuat, padahal aku tahu tubuhnya menjerit kesakitan. Alasan dari sikapnya yang seperti itu adalah karena dia mengkhawatirkan Anda,” lanjut Andrew.Wajah Ariana semakin sedih, mengusap air matanya yang kembali mengalir di pipi.“Dan semua berubah ketika Diego hadir. Ia begitu nyaman, begitu rileks bersama Diego. Saat berinteraksi dengan Diego, tawa Tuan Sergio benar-bena

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 18 Keinginan Sergio

    Di ruang tamu kediaman mewah Ariana, Diego tampak gelisah. Langkahnya mondar-mandir tak beraturan. Sesekali, ia melirik ke arah pintu ruang kerja Andrew, berharap segera mendengar kabar tentang Ariana.Wajahnya terlihat cemas, "Tuan Andrew pasti sangat marah. Aku mengkhianati kepercayaannya dan juga mengkhianati amanah Tuan Sergio."Keringat dingin mulai membasahi dahinya. Jemarinya gemetar ringan, setiap langkah yang ia ambil terlihat gelisah, ia sangat mengkhawatirkan kondisi Ariana yang saat ini sedang di interogasi oleh Andrew terkait insiden pegangan tangan tadi.Tak berselang lama, pintu ruang kerja terbuka. Andrew muncul dengan wajah dingin dengan tatapan mata tajam yang mampu membuat siapa pun gemetar."Diego, sekarang giliranmu," ucapnya dengan nada datar namun menusuk."Iya, Tuan," jawab Diego patuh. Ia bergegas melangkah mengikuti Andrew.Memasuki ruangan kerja yang megah, Diego mengedarkan pandangannya. Ruangan itu kosong, tidak ada sosok Ariana di sana."Apa Nyonya baik-b

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 17 Panik dan Gugup

    Ariana dan Diego meninggalkan salon, Diego mendorong troli berisi barang belanjaan mereka. Keduanya berjalan beriringan, langkah mereka sejajar namun penuh ketegangan tersembunyi.Ariana tak bisa mengalihkan pandangannya dari Diego. Sesekali ia melirik, mengamati transformasi pria di sampingnya. Setiap kali tatapan mereka nyaris bertemu, Diego langsung salah tingkah."Nyonya, apa ada sesuatu di wajahku?" tanya Diego cepat, menoleh dengan gerakan mendadak.Ariana tersentak, "Tidak... tidak ada masalah," jawabnya tergagap, mengalihkan pandangannya, sedikit malu karena aksinya ketahuan.Diego mengangguk paham, matanya kembali fokus ke depan. Namun Ariana tak berhenti, dia kembali melirik sembari menahan senyumnya."Apa Diego selalu setampan ini?" batinnya, membandingkan penampilannya sekarang dengan sebelumnya.Sesampainya di parkiran, mata Ariana menangkap sosok Valentina dan Javier yang juga menuju area parkir. Dalam sekejap, ia refleks melingkarkan lengannya di lengan Diego."Nyonya?"

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 16 Transformasi total

    Setelah momen menegangkan tadi, Diego dan Ariana singgah di salah satu kafe mewah yang masih terletak di pusat perbelanjaan itu. Interior kafe bernuansa modern minimalis dengan sentuhan kayu gelap.Pelayan berbaju hitam dengan celemek putih datang membawa pesanan mereka. Dua cangkir espresso doppio disajikan di atas piring keramik putih dengan aksen emas. Di samping kopi, tersedia sepiring kecil macaron berbagai warna dan sepotong dark chocolate praline yang tersusun rapi.Ariana tersenyum ramah, "Terima kasih," ucapnya pada pelayan.Aroma kopi espresso yang kuat menguar, mengusir sedikit ketegangan tersisa dari insiden sebelumnya. Mata Ariana lalu menatap Diego, yang duduk di depannya dengan wajah murung. Ekspresi Diego terlihat lelah, seakan membawa beban berat di pundaknya."Siapa wanita tadi?" Ariana membuka percakapan. "Mantan kekasihmu?"Diego mengangkat kepalanya, tatapannya kosong. "Entahlah, bisa jadi ya, bisa juga tidak," jawabnya ragu.Alis Ariana terangkat, "Maksudmu bagai

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 15 Konfrontasi

    Valentina melangkah dengan emosi yang mendidih, matanya mengunci sosok Diego yang berjalan cepat di depannya. Setiap langkahnya penuh amarah. Sepatu hak tingginya mengetuk keras lantai marmer yang ia lewati.Langkah kakinya semakin cepat, mengejar Diego yang tampak ingin segera menghilang dari pandangannya. Tak pernah terlintas dalam bayangan Valentina jika Diego, pria yang dulu begitu manis, penurut, dan selalu mengikuti kemauannya, kini bersikap sedemikian dingin kepadanya.Dengan langkah tergesa, Valentina mengejar Diego. "Diego! Berhenti!" teriaknya.Begitu jarak mereka sudah sangat dekat, tangannya terulur, meraih jaket lusuh Diego dan menariknya dengan kasar.Srakk!Jaket yang Diego kenakan sobek. Pria itu pun terpaksa berhenti, kemudian berbalik.Matanya tajam, menahan emosi yang siap meledak. "Sebenarnya apa maumu?"Air mata nyaris membasahi pelupuk mata Valentina, "Aku minta waktumu, aku ingin bicara!" raungnya dengan suara gemetar menahan tangis.Diego mendengus sinis. "Bic

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 14 Mantan yang tiba-tiba posesif

    Seminggu setelah berpisah dengan Diego, Valentina dinikahi Javier Torres, seorang pengusaha kaya di Madrid. Perbedaan antara Javier dan Diego begitu nyata, baik dari segi fisik maupun perlakuan. Jika Diego pernah memanjakan Valentina dengan sentuhan dan perhatian, Javier sama sekali berbeda.Malam-malam mereka terasa hampa. Javier hanya memperlakukan Valentina sebagai objek pelepas hasrat, tanpa peduli akan kepuasan istrinya. Seusai mendapatkan apa yang diinginkannya, pria itu langsung terlelap, meninggalkan Valentina dalam keheningan dan kekecewaan.Valentina sendiri tahu alasan sebenarnya ia menerima lamaran Javier karena uang. Materi yang dijanjikan pria kaya itu mampu menjamin masa depannya. Bukan cinta, bukan kecocokan, melainkan sekadar transaksi kehidupan.Kemarin, mereka tiba di Sevilla. Perjalanan ini merupakan perjalanan bisnis Javier dan momen bulan madu mereka. Dan hari ini, Valentina menemani suaminya berbelanja pakaian formal di sebuah stan eksklusif.Saat itulah mata Val

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 13 Kejutan di pusat perbelanjaan mewah

    Mobil mereka tiba di pusat perbelanjaan fashion tereksklusif di Sevilla, tempat yang selama ini hanya menjadi mimpi bagi kalangan menengah. Diego turun lebih dulu, lalu berjalan ke sisi lain mobil untuk membuka pintu Ariana.Sang majikan masih duduk di dalam, menggeser kedua kakinya hingga menjuntai keluar, tanpa high heels. Tatapan memohonnya bertemu dengan Diego—sebuah tatapan yang sudah ia kenal benar, penuh dengan maksud tersembunyi."Tolong, Diego," pintanya dengan nada lembut yang selalu berhasil meluluhkan pertahanan sang asisten.Diego mengangguk paham. Dia meraih high heels merah dari kursi belakang, kemudian berjongkok di depan Ariana. Jemarinya yang kokoh namun lembut memasang sepatu hak tinggi itu dengan teliti, seakan-akan ia sedang menangani barang yang paling berharga."Terima kasih, Diego," ucap Ariana perlahan sembari turun dari mobil.Keduanya melangkah beriringan memasuki gedung mewah itu. Diego tidak bisa menyembunyikan kekagumannya, ini pertama kalinya dia memasuki

DMCA.com Protection Status