Home / Romansa / Terjerat Cinta Dosen / Bab.7. Mulai sebel.

Share

Bab.7. Mulai sebel.

Author: Arizumi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

    Pagi ini Amelia bersiap ke kampus, buku pelajaran di masukan tas cangklong warna coklatnya. Amelia mematut dirinya di cermin mengenakan hijab warna biru. Di padu padan   jaket jeans juga warna  biru serta celana hitam.

Merasa sudah siap, ia keluar kamar. Melangkah menuju kampus yang tak jauh dari kosnya. Amelia jalan sendirian sambil memegang buku diklat di tanganya. Ketika sudah sampai di kampus, masih sepi hanya ada beberapa siswa yang masuk. Amelia duduk di depan ruang perpustakaan ruang sebelum masuk ke ruangan kelasnya. Ia sembari menunggu Maryam sempatkan membaca buku diklat yang di pegang. 

Baru beberapa lembar yang di baca ada dosen Ryan menghampirinha. 

"Menunggu siapa Amelia?" Kata Amelia sengaja di tekankan. Sepertinya ia tak suka dirinya duduk di bangku panjang. Ia kemudian beranjak. 

"Pak, saya ke kelas dulu..." Amelia berlalu dari hadapan Dosen Ryan dan tak ingin mendapat jawaban. Amelia mulai sebel dengan dosenya itu. Ia kemudian mengambil hp dan menghubungi Maryam. Bahwa dirinya sudah berada di kelas. Sambil menunggu dosen masuk Amelia baca- baca buku. 

Siswa mulai berdatangan dan mereka menyapa Amelia yang datang duluan. Tak lama kemudian Dosen datang. 

Dosen Ryan, mulai mengajar. Amelia serta para siswanya memperhatikan, tapi Ryan matanya kadang mencuri pandang ke arah Amelia. Setelah hampir mata kuliah berlansung, akhirnya selesai. Para siswa keluar berhamburan. Ada yang ke perpustakaan ada pula yang ke kantin. 

Maryam mengajak Amelia ke kantin.

"Yuk, mel ke kantin. Aku yang traktir deh..." Ucap Maryam.

Tiba- tiba. Ryan menghampiri dan memanggi Amelia.

"Amel !" spontan Amelia menoleh ke sumber suara. Melihat wajah Dosen Ryan ia merasa eneg.

'Huuh, lagi- lagi dosen Ryan' Batin Amelia.

"Mau kemana?" Tanya dosen Ryan.

"Kami mau ke kantin..." kata Maryam sopan.

"Boleh, aku ikut...?" Tanya Ryan.

"Tentu boleh pak... hehehe..." kata Maryam. Ketika tak terlihat Ryan Amelia mencubit lengan temenya.

"Aooowwwhh..." pekik Maryam. 

"Kenpa? Tanya Ryan.

"Nggak pak, tangan saya di gigit nyamuk." 

Dosen Ryan mengedarkan pandangan, dan ia merasa tak ada nyamuk di sini. Mereka melanjutkan jalan menuju kantin. 

Mereka bertiga kemudian menuju ke kantin. Sampai di kantin anak- anak bengong, tatkala Amelia dan Maryam sampai di kampus. Mereka saling berbisik. Ada apa Dosen Ryan tak biasanya main- main ke kantin. Clarisa yang melihat itu semakin geram dengan Amelia.

Clarisa beranjak dari kantin dengan mengepalkan tanganya. Menahan amarah yang memuncak.

'Awas kau Amelia' Batin Clarisa. Kemudian ia melangkah keluar, tak tahan melihat pujaan hatinya duduk bersama wanita lain. 

Dosen Ryan memesan mie Ayam, juga Maryam tapi Amelia lebih suka bakso. Saat menunggu pesanan datang, Maryam mencoba berbagai pertanyaan. Maryam emang cerdas dan ia tak malu sekedar menanyakan pendapat ke pada dosenya. Amelia diam mendengarkan mereka berdua. 

   Amel pun berpikir, Maryam menyukai dosen di hadapanya ini. Tapi seandainya menyukainya pun dirinya bersyukur, karena Amelia ingin fokus kuliah. 

Pesanan datang, tak lupa mereka berterima kasih pada Bu Yum. Bu Yum senang bisa melayani mereka. Bagi Bu Yum mereka tak hanya cantik juga sopan. Kuah bakso mengaliri tengorokan Amelia, ia gigit baksonya yang kenyal. Tapi matanya sesekali melirik Dosen Ryan. Mata mereka beradu pandang, Amelia kemudian fokus mengunyah baksonya. 

Ada petugas kampus  memanggil Amelia. 

"Maaf di sini ada yang bernama Amelia?" Tanya petugas mengedarkan pendangan. 

Amelia sontak menoleh ke arah petugas. Jantungnya  berpacu kencang, kenapa dirinya tiba- tiba di panggil petugas? 

Amelia mengancungkan tanganya dan berdiri. 

"Saya pak...!" Petugas menghampiri Amelia. 

"Nanti setelah makan di panggil dokter Mbak..." kata petugas itu. 

"Baik pak " Ucap Amelia. Petugas itu berlalu dari hadapan mereka. Amelia kemudian menyelesaikan makanya. Setelah selesai makan, Amelia kemudian beranjak dari duduk dan pamit pada mereka berdua. 

"Maryam, Pak Ryan aku ke ruangan Rektor dulu." 

"Aku antar Amel !" Kata Ryan. 

"Tidak usah pak, makasih"  Amelia berlalu dari hadapan mereka berdua. 

Ryan hanya bisa memandangi punggung Amelia dengan kecewa. 

Maryam mengamati wajah Dosen di hadapanya. Wajahnya menguratkan rasa suka pada Amelia. Maryam menelan sendiri ludahnya. Tatkala rasa hangat hadir di dalam hati tapi orang yang di rasa malah menaruh rasa pada temanya. Ada nyeri yang hadir di sudut hati. 

Amelia ketok pintu ketika sampai di ruangan Rektor. Suara orang paruh baya mempersilahkan Amelia masuk. Wajah Amelia tegang, ia merasa tidak melakukan kesalahan yang fatal tapi kenapa dirinya di panggil? Benak itu di pikiran Amelia. Pak Rektor duduk tenang di kursinya. Ia tersenyum tipis mahasiswanya tampak tegang. 

"Ndak usah tegang nak." Ucap Pak Rektor tersenyum ramah. 

Amelia jadi merasa tenang. 

"Iya pak." Ucap Amelia ramah sambil tersenyum. 

Pak Rektor membuka berkas di hadapanya. 

"Kamu yang mendapatkan beasiswa?" 

"Iya pak." Amelia menganguk. 

Ada lima  orang yang mendapatkan beasiswa pendidikan dari orang tidak mampu dan di pekerjakan di koperasi dan mendapat uang saku lima ratus ribu rupiah. Amelia salah satu. 

" Mulai besok, sepulang kuliah kamu kerja di koperasi bersama lima temen lainya. Apakah kamu bersedia?" 

"Iya, saya bersedia pak..." Ucap Amelia Yakin. 

"Baiklah, selamat bekerja ya nak..." kata Rektor menyalami tangan Amelia. 

"Saya permisi dulu pak." Ucap Amelia sambil mengangukan kepalanya. 

"Silakan" 

Amelia keluar dari ruangan Rektor. Ternyata sudah ada Maryam dan Dosen Ryan menunggu Amelia. Amelia menatap wajah mereka satu persatu. Heran kenapa mereka menunggunya. 

"Maryam, Pak Ryan kenapa kalian di depan ruangan Pak Rektor? Pak Ryan kalau masuk silakan." 

Maryam yang gemes liat Amelia yang polosnya tak ketulungan. 

"Iya, saya  sebentar lagi masuk" Ucap  Ryan. 

" Pak Ryan kami pulang dulu..." Ucap Maryam. Pak Ryan menganguk. 

Maryam kemudian meraih tangan Amelia dan berlalu di hadapan Ryan. 

"Eeh, tadi ada apa di panggil ke ruang Rektor?" Tanya Maryam. 

" Mulai besok, aku dan lima orang lainya sepulang kuliah bekerja di koperasi. Lumayan dapat lima ratus ribu sebulan." Kata Amelia. 

"Syukuri aja itu rejeki dari Allah" 

"Iya, ini alhamdulilah banget buat tambah buat makan dan jajan." 

"Amelia, aku mau main ke kos ya..." 

"Boleh..." kata Amelia tersenyum. 

Mereka berdua kemudian melangkah menuju kosan Amelia. 

Amelia membuka pintu kamar kosnya. Amelia dan Maryam masuk ke dalam. Tak terlalu sederhana juga tak mewah. Di situ  hanya lemari tempat pakaian Amelia, bed di pojokan, tivi , dispenser di sampingnya tivi. Maryam mengedarkan pandangan. Amelia kemudian membuka jendela supaya tidak pengap. Amelia mengambil gelas dan mengaliri gelas itu dengan air panas yang berisi  teh di sertai gula. 

"Silakan di minum Maryam..." kata Amelia. Amelia juga mengambil cemilan tak jauh dari tempatnya duduk. 

"Ayo, di minum Maryam. Jangan di liatin aja!" Kata Amel tersenyum. 

Maryam menyesap teh kemudian mengumpulkan kata untuk ngomong sesuatu kepada temanya ini. 

Bersambung...

Related chapters

  • Terjerat Cinta Dosen   Bab.8. Menanyakan.

    Maryam menyesap yang telah di sediakan oleh Amelia. Ia merangkai kata dalam pikiranya supaya Amelia tak tersinggung."Amel, ada yang ingin aku tanyakan sama kamu..." Kata Maryam serius."Ada apa Maryam? Ngomong aja " Amelia menatap lurus temanya.Maryam menunduk sejenak. Lalu ia beranikan menatap Amelia."Eeehhmm, apa kamu menyukai Pak Dosen Ryan?"Amelia diam sebentar."Kenapa kau menanyakan itu? Apa kamu menyukai pak Ryan?" Amelia tanya balik.Maryam menunduk malu."Iya, tapi aku akan berusaha menghilangkan rasa ini dari hatiku seandainya kamu menyukai Pak Ryan." Kata Maryam.Amelia serba salah sendiri. Tak ingin membohongi hati dirinya, senang saat dosen Ryan memperhatikan dirinya Tapi di sisi lain, ia juga belum tau perasaan dosen Ryan kepadanya.Amelia menghela nafas pelan, ia buang secara perlahan. Ia malas membahas cowok

  • Terjerat Cinta Dosen   Bab. 9. Clarisa di skors.

    Clarisa rebahan di kamarnya, ia ingin menghubungi sahabatnya. Tapi di tahan, karena ini masih ada jam kuliah. Clarisa down kalau Rani sampai menjauhinya. Walau Clarisa ada temen lain, Tapi sama Rani ia merasa nyaman, karena sama- sama dari keluarga kaya. Tok..tok... "Masuk Bi..." Kata Clarisa. Bibi masuk membawakan susu coklat dan roti bakar selai kacang. "Makasih Bi.." "Sama- sama Non, susunya di minum." "Iya Bi..." Clarisa lalu bangkit dan menyesap susu coklat. Juga makan roti bakarnya. Setelah minum susu, ia merasa lebih baik perasaanya. Pandangan matanya tertuju pada buku di depanya. Ia mulai belajar. 'Mungkin aku dalam waktu sebulan harus belajar' batin Clarisa. Karena mulai besok Amelia harus menjalani hukumanya di skors. Mungkin akan di isi dengan belajar. Mamanya yang baru pulang dari arisan menghampiri kamar Clarisa. Pi

  • Terjerat Cinta Dosen   Bab 10. Perasaan Ryan.

    Sebulan kemudian. Clarisa telah menjalani hukuman skors sebulan dengan baik. Ia kini telah kembali ke kampus. Tapi teman- temanya menyadari Clarisa telah banyak berubah. Ia tak lagi ketus walau masih banyak diamnya. Perubahan itu banyak temanya yang suka. Ia juga tidak menganggu Amelia lagi.*****Amelia menjalani hari di kampus dengan tenang, Dosen Ryan masih terus mendekatinya. Amelia juga senang dengan perhatian Ryan."Amelia, nanti sepulang kuliah bisa pulang bareng?" Tanya Ryan menatap wajah cantik milik Amelia.Amelia tampak berpikir sejenak. Tapi akhirnya mengiyakan ajakan dosen Ryan.Tepat sepulang kuliah mereka ke taman dekat dengan kampus. Ryan memarkirkan mobilnya.Angin semilir menghembus kulit lembut Amelia. Rasa tenang menjalar di hati mereka berdua. Amelia duduk di bangku panjang, di susul Ryan.Amelia sesekali mencuri pandang menatap w

  • Terjerat Cinta Dosen   Bab 11. Puskesmas.

    Ameliabersiap di hadapan cermin, ia mendandani wajahnya dengan make up sederhana. Merasa sudah oke dia keluar kamar. Sambil menenteng tas yang berisi alat- alat kesehatan. Amelia menyapa ibunya yang sedang menyiapkan sarapan." pagi Bu..." Sapa Amelia."Pagi Nak, sarapan dulu...""Iya... Bu..."Amelia kemudian menarik kursi dan duduk. Ia mengambil Roti di isi dengan omelet di kasih saus juga. Tak lama kemudian makanan di hadapanya berpindah ke dalam perutnya. Selesai sarapan Amelia sikat gigi. Kemudian ia mengeluarkan maticnya. Di jalankan mesin menuju puskesmas.Amelia sampai di puskesmas, orang sudah menunggu kedatanganya. Satu persatu Amelia memanggil datang ke ruanganya. Amelia melayani dengan ramah. Amelia melirik jam menunjukan pukul 12 siang, ini adalah jam isrirahat. Amelia menuju ke kantin. Ia ingin mengisi perutnya yang mulai keroncongan. Di hari pertama bertugas Amelia menikm

  • Terjerat Cinta Dosen   Bab 12. Lelaki paruh baya.

    Amelia dan Ines bahagia bisa refresing di pantai. Melepas penat aktifitas sehari- hari. Mentari mulai bergeser menuju senja. Ingin Amelia menungu senja dan menatapnya lama. Tapi Ibunya tadi pesan tak boleh pulang terlalu sore masih tergiang di kepalanya.Amelia menunduk bayangan Ryan melintas di kepalanya. Memori bersama Ryan ketika melewati senja saat bersama di puncak. Ia menghembuskan nafas kasar."Ada yang di pikirkan Mbak?" Tanya Ines melihat kakaknya melamun."Hanya masa lalu..." jawab Amelia."Yuk ahh, udah sore kita pulang nanti Ibu negara marah!" Ines tertawa mendengar kakaknya menyebut Ibunya dengan Sebutan Ibu negara.Amelia mengambil maticnya kemudian menjalankanya menuju rumah.Sampai di rumah, ada tamu di teras. Mereka membahas urusan sawah. Sawah Ayahnya sebentar lagi akan panen. Ada juragan yang ingin membeli hasil padi Ayah. Amelia dan Ines mela

  • Terjerat Cinta Dosen   Bab. 13. Mencari Amelia.

    Ryan sampai di Bandara setelah penerbangan hampir memakan waktu satu jam. Ia lega sampai di Bandara. Bayangan wajah Amelia kembali menyapa dirinya. Ryan mempercepat langkahnya, menghentikan taksi yang kebetulan lewat di depanya.Ryan menginjakan kakinya di rumah. Ibunya kaget saat tau Ryan pulang."Kenapa kamu pulang? Apa sudah selesai urusan di Singapore? Tanya Lina tak senang anaknya pulang."Ma, aku kan anak Mama! Masa pulang ke rumah sendiri nggak boleh!?""Bukan gitu sayang, kan kamu bisa di jemput pak slamet dulu...""Udahlah Ma, aku kekamar dulu mau istirahat!" Ryan melenggang masuk kamar. Ryan tau mamanya hanya basa basi padanya. Ryan merasa mamanya lebih sayang kepada Kakaknya.Ryan masuk ke kamarnya dan mengunci pintu dari dalam. Ia mandi dan ganti baju segera keluar lagi. Mengambil kunci dan menjalankan mobilnya tanpa pamit pada Mamanya.Ryan menuju k

  • Terjerat Cinta Dosen   Bab. 14. Ketemu Mamanya Ryan.

    Amelia terharu mendengar keseriusan Ryan. Ia mengengam tangan Ryan dan mencari kebenaran dari ucapan Ryan. Ryan menganguk menyakinkan gadis di hadapanya. Ryan menemui orang tua Amelia. Mereka setuju lamaran Ryan. Ia juga meminta ijin pada orang tua Amelia, untuk menemui orang tuanya."Bapak, ibu... saya memohon ijin membawa Amelia menemui orang tuaku . Aku mohon restunya. Pak, Ibu..." Ryan menatap orang tua Amelia bergantian. Mereka pun merestuinya sambil tersenyum.Ryan segera naik mobil di susul Amelia. Mereka duduk di jok tengah, sedang Bobby yang menyetir. Ryan mengengam jemari Amelia erat. Amelia tersenyum dengan sikap lembut calon suaminya. Bunga di hati bermekaran. Rasanya tak ingin layu sebelum berkembang.Mereka melajukan mobilnya menuju rumah Ryan. Alangkah kagetnya Ryan saat sampai di rumah ada Tania dan orang tuanya. Ryan mengengam erat tangan Amelia.'Jadi selama ini Mama ingin men

  • Terjerat Cinta Dosen   Bab. 15 Menikah.

    Ryan menatap kedua orang tua Amelia penuh harap. Ia ingin segera menikahi Amelia. Ayah meninggalkan mereka berdua. Ia Tampak berpikir dengan keputusan Ryan, ingin menikahi Amelia tanpa restu orang tua.'Apa aku harus ke rumah Orang tua Ryan?' Batin Heru.Ayah kembali menghampiri Ryan dan Amelia di ruang tamu. Ayah duduk di hadapan Ryan."Ryan..." panggil Ayah."Ya Ayah..." Jawab Ryan."Apa kalian ingin segera menikah?""Ya Ayah, Ku mohon restui kami !""Kami merestui kalian nak, tapi bagaimana dengan kedua orang tuamu?aku sedih anaku nanti tidak terima di keluargamu." Kata Ayah sedih.Ryan menghela nafas panjang, ia tampak berpikir sejenak. Benar apa yang di katakan calon mertuanya."Aku harus bagaimana pa? Aku sangat mencintai Amelia, aku tak ingin berpisah denganya !." "Bujuk sekali lagi Ibumu, agar merestui kalian!"&n

Latest chapter

  • Terjerat Cinta Dosen   Bab. 68. Pernikahan Tania.

    Tania dan Arnold pulang dari kantor. Perasaan lega menyelimuti hati. Sejatinya tak ada manusia yang sempurna yang ada hanya saling memaafkan. Minggu depan Tania dan Arnold menikah. Kebetulan Ayah Arnold adalah temen bisnis Ryan di Singapore. Ini sekaligus sebagai silaturahmi bisnis. Ryan pulang ke rumah, di depan pintu bau masakan menguar menusuk hidung. Ryan Membuka pintu, karena pintu juga tidak di kunci. Terlihat Amelia sedang sibuk di dapur. Bau masakan semakin mengaduk perut yang keroncongan. "Masak apa sayang," tanya Ryan memeluk pinggang istrinya. Amelia kaget, suaminya sudah memeluk erat pingangnya. "Masak yang gampang aja, Cumi saos tiram sama capcay bakso kesukaan Mas Ryan," "Sayang, ada kabar baik." ucap Ryan mengecup pipi istrinya. "Apa tuh?" tanya Amelia semangat. "Tania dan Arnold mau menikah." Amelia kaget sekaligus senang. Sikap tegas Ryan

  • Terjerat Cinta Dosen   Bab. 67. Permintaan maaf.

    Arnold dan Tania, membicarakan rencana pernikahan. Tiba-tiba ia teringat perbuatanya pada Ryan. Ia ingin meminta maaf. "Tania, sebelum kita menikah aku ingin minta maaf sama Ryan," ucap Arnold sembari memegang jemari Tania. Tania terdiam sesaat, ia teringat kejadian itu atas perintah dirinya. Yang harus meminta maaf adalah dirinya. "Aku yang harus minta maaf sama Ryan, itu kan karena atas perintah ku," Kata Tania menatap kosong di depanya. Tania kini menyadari kesalahanya. Membiarkan dendam menguasai hatinya. Arnold seneng mendengar ucapan Tania. Itu artinya Tania ingin berubah menjadi lebih baik. Tak ingin menaruh dendam berlarut pada Ryan. Karena sejati hukum tabur tuai berlaku di dunia ini. Tania memperoleh hukumanya, di campakan oleh Ryan. Ia Lebih Memilih istrinya. Ingin menghancurkan hidup Ryan, tapi dirinya yang hancur. Untung cinta Arnold menyelamatkan dirinya, hi

  • Terjerat Cinta Dosen   Bab. 66. Tania dilamar.

    Arnold menyodorkan cincin di hadapan Tania. Netra Tania menatap lurus cincin berlian di hadapanya. "Menikahlah denganku Tania, aku tak bisa berjanji bahwa aku akan selalu membahagiakan mu tapi aku ingin bersama sampai menutup mata." Tania mengejap matanya berulang kali, ia tak menyangkaa akan di cintai seperti ini. 'Apa ucapan kakak harus aku turuti?' Batin Tania. Arnold masih menatap penuh harap agar menerima dirinya. "Tania ...." panggil Arnold parau. "I-ya," jawab Tania sambil terbata- bata. "Apa kau menolakku?" tanya Arnold sedih. Ia berpikir sejenak. Lalu dengan memejamkan matanya ia menjawab lamaran Arnold. "Iya Arnold, aku mau menikah denganmu" walau hati ragu. Tapi ia ingin menghilangkan bayangan tentang Ryan di kepalanya. Hati Arnold sangat bahagia mendengar ucapan Tania. Arnold membuka kotak berisi cincin berlian. Menyematkan di jemari Tania. Cincin

  • Terjerat Cinta Dosen   Bab.65

    Selama hampir sebulan Arnold mendekati Tania. Melakukan apa saja demi mendapatkan cinta Tania. Menyuruh Tania melupakan dendam pada Ryan. Mencoba berdamai dengan kehidupan. Bahwa semua terjadi adalah kuasaNya. Tapi Tania masih terdiam semua perkataan Arnold. Ia sangat sabar menghadapi Tania. Juga berdoa semoga Tania segera sadar. Arnold memakai jas Navy. Menyemprotkan aroma maskulin di tubuhnya. Jack sudah menunggu di belakang kemudi. Ia masuk mobil sudah tak sabar menemui Tania. Gugup menguasai hati Arnold. Jack melajukan mobilnya ke Apartemen Tania. Arnold membuka cincin berlian mata satu yang berkilau Indah. 'Ya Tuhan, semoga Tania menerimaku' batin Arnold. Tania baru bangun tidur saat mentari sudah naik. Ia mengeliat. Membuka selimutanya. Ada perasaan bahagia menyelinap ke dalam kalbu. Ia tak tau kenapa. Lebih baik mandi. Air pagi menyegarkan tubuh Tania. Rambut basah Tania telah di bungkus dengan handuk. Tania

  • Terjerat Cinta Dosen   Bab. 64.

    Amelia melanjutkan makannya. Ucapan mertuanya yang menohok membuat selera makanya terhenti. 'Kapan Mama akan menerimaku?' Batin Amelia sambil menunduk. Ryan mengerti istrinya sedih. "Mas, ayo kita periksa ke dokter," rajuk Amelia dengan tatapan memohon. "Iya ... sayang, besok kita periksa. Kebetulan tak ada jadwal penting di kantor," Mata Amelia menyiratkan bahagia. Keinginan memiliki zuriat begitu besar baginya. Bukan sekedar menghindari ocehan mertuanya. Tapi ada kebahagiaan tersendiri di saat bayi mungil tumbuh besar di rahimnya. Melahirkan dan membesarkan dengan penuh cinta kasih. Untungnya suaminya sangat pengertian. Tak menuntutnya memiliki keturunan segera. Tapi anak adalah rejeki dan harus berusaha meraihnya. Juga doa yang tak pernah putus. Amelia mengeliat dalam pelukan suaminya. Hangat mengaliri darah Amelia. Ia mengejap dan mengedarkan pandanganya. Masih gelap jam berapa ini?

  • Terjerat Cinta Dosen   Bab. 63.

    Kembali ke Amelia. Amelia mengejap matanya berulangkali. Ia melihat jam di beker di nakas. Jam 3 sore. Ia bangkit dan melangkah ke kamar mandi tak jauh dari kamarnya. Ritual mandi dilakukan dengan cepat. Selesai mandi segera ke dapur. Memasak untuk nanti makan nanti malam. Aroma masakan menyeruak menyebar di seluruh ruangan rumah ini. Jam lima sore Ryan pulang. Pintu rumah tak di kunci. Ia langsung masuk saja. "Ceklek" "Assalamualaikum," "Walaikum salam Mas Ryan," Senyum mengembang dari kedua sudut mulut Amelia. Ia menyambut suaminya dan mencium tanganya. "Masak apa sayang?" Tanya Ryan sembari mencium kening istrinya. "Masak kesukaan Mas Ryan," ucap Amelia sembari menaruh Ayam goreng di meja. "Mas mandi dulu, nanti kita malam bareng," "Iya sayang," Ryan melangkah ke kamar. Mandi juga berganti pakaian. Ryan terlihat segar. Waj

  • Terjerat Cinta Dosen   Bab. 62

    "Kenapa diam Tania?" "Kamu masih memikirkan Ryan? Laki- laki pengecut seperti itu masih kau pikirin! Kurang kerjaan aja !" Arga selalu marah apabila Tania memikirkan Ryan. "Aku nggak mikirin Ryan kak, tapi memikirkan bagaimana membalas sakit hatiku!" ucap Tania sambil mengepalkan tangan menahan marah di dada. "Hemm ... sampai kapan kau memelihara dendam di hati? Bikin sakit aja!" "Udahlah ... tak ingin dengar alasanmu, kak Arga pingin kamu melupakan Ryan dan menerima Arnold. Itu demi kebaikanmu!" Arga berlalu dari hadapan Tania. Memberi ultimatum telak. Menbuat Tania tak berkutik. Apakah aku harus menerima Arnold? Tania melangkah gontai ke kamar. Ia menjatuhkan dirinya di Bed. Menarik selimut sampai ke leher. Memejamkan mata berharap pelangi datang lewat mimpinya. Tania mengejap matanya tatkala sinar mentari menerobos lewat celah kecil dari jendelanya. Dan m

  • Terjerat Cinta Dosen   Bab. 61

    Arnold masih berada di Hotel mewah. terpekur sendiri. Memikirkan Tania. Mencoba menghubungi gawainya tapi tak aktif. Kangen di dada serasa akan meledak. Akhirnya ia menemui kembali Tania. Bukankah cinta harus di perjuangkan? Pikir Arnold. Di depan Apartemen kakaknya. Ia memencet bel. Ting tong. Arnold berniat ingin melamar Tania secara baik- baik. Tania bangkit dan membuka pintu. Alangkah terkejutnya ia saat tau Arnold ada di depanya. "Arnold ...." gumam Tania lirih. "Iya ini aku, sambil memegangi daun pintu. Tania menatap manik mata milik Arnold. Ada cinta yang dalam di matanya. "Ada apa, kenapa menatapku seperti itu?" Arnold tersenyum semanis mungkin di hadapan belahan jiwanya. "Tania ... aku ingin melamarmu," Jantung Tania serasa ingin melompat keluar juga deg- deg an. Senang mendapat perhatian dari lak

  • Terjerat Cinta Dosen   Bab. 60.

    Ryan menyuruh Mamanya duduk di sofa, ia kembali berkutat dengan pekerjaanya. Agar tak mengganggu konsentrasinya. Akhirnya Mama Lina mau menuruti anaknya duduk di sofa. Tapi mulutnya tak bisa berhenti ngomel. "Kamu tuh keterlaluan banget ya, udah lupa sama Mamamu ini hah?! Beberapa Bulan tak ada kabar!" "Tapi Ryan selalu komunikasi sama kakak Ma?" "Kalau kakakmu aja di hubungi masa sama Mama nggak?" Lina semakin emosi. Anak bungsunya ini bikin gemes. Ryan kembali menekuri pekerjaanya. Tanpa melirik Mamanya. Tapi Mamanya masih aja nyerocos. "Kamu tuh belum tau rasanya jadi orang Tua sih!" Deg Hati Ryan tercubit. Ada Nyeri menyapa. Mencoba sabar omelan Mamanya. 'Ya Tuhan, sabarkanlah hamba menghadapi Mama' "Oh ya Si Amel udah hamil belum?" "Belum, kenapa Ma?&n

DMCA.com Protection Status