Antara sadar dan tidak Eve tak percaya dirinya melakukan kegilaan itu. Dia mencium Leon. Ya! Dia yang memulainya dan entah kenapa kini Eve enggan melepasnya.
Aku sudah gila! Ya, aku sangat gila melakukan ini dan menikmatinya. Hah, kenapa aku menyukai ini, apa karena rasa minuman yang tersisa di mulutnya? Eve terus membatin ditengah pagutan yang berlangsung.
Bukan dia kehilangan kesadaran, ia sadar dan ia menikmati itu. Mengecap rasa manis diiringi aroma minuman yang memabukkan membuatnya kehilangan akal sehat. Kekalutan karena memikirkan peliknya masalah yang datang seakan dilupakannya. Dia hanya ingin sedikit bersenang-senang menjadikan karakter Eve hidup sebagai sosok menantang dan berani melakukan hal yang selama ini ditakutkan dari sosok Arabelle. Bukan karena ia memiliki kepribadian lain, tetapi dirinya hanya menghayati peran Eve. Seolah mengembalikan masa bahagia yang telah lama terkubur semenjak kehidupan indahnya terenggut.
Aku tak tahu apak
Leon tersenyum dan memakaikan asal mantelnya pada Eve yang mengucap terima kasih. "Hanya beberapa orang yang mungkin menginginkan ketenangan dan butuh mengeluarkan kekecewaannya melalui teriakan," jawab Leon tersenyum.Eve terkekeh dan menggeleng tak percaya. "Kau akan dianggap gila jika orang mendengar teriakanmu, Leon," ujarnya.Leon duduk tanpa merasa segan ia tak peduli dengan tanah kering yang diinjaknya akan mengotori celananya. Lalu Eve mengikuti jejaknya karena yakin tak mampu berdiri terlalu lama akibat pusing masih terasa berdenyut."Kau bisa mencobanya ikuti aku," tawar Leon.Lalu pria itu berteriak kencang mengeluarkan suara bariton dari dalam hingga rasanya begitu melegakan. Eve tercengang dan kesadarannya kini hampir sepenuhnya kembali."See, tak ada kendaraan yang lewat di sini dan sekalipun ada yang mendengar semua orang di bawah sana tak akan bisa melihat kita. Masih tak ingin mencobanya?" bujuk Leon membuat Eve ters
Ciuman yang berlangsung membawa Leon bergerak untuk menggendong Eve dari pangkuannya berpindah ke atas kap mobil dan mendudukkannya di sana. Masih dengan ciuman yang kian menuntut dibarengi remasan gemas dari tangan Eve pada rambut Leon. Begitu juga dengan tangan Leon yang telah menjelajah menyusuri pinggang. Kedua kaki Eve melingkari tubuh Leon menempelkan diri mereka membuat Leon menuruni leher jenjang Eve juga memberikan kecupan-kecupan kecil di sana sesekali mengisapnya hingga membuat pemiliknya meloloskan desahan halus.Tangan Eve turun menuju dada Leon mengusapnya lalu menemukan resleting jaket pria itu dan mulai menurunkannya memberikannya akses untuk menyusuri dada liat itu lebih intens. Leon tak mau kalah, ia menyelipkan tangannya melalui celah blazer yang dikenakan Eve. Jarinya menggelitik ke bagian perut membuka separuh blazer yang hanya dilapisi tanktop satin tipis dengan sehelai tali melintasi bahu.Kini bibir Leon mulai mencumbu separuh bagian yang sudah
Leonard turut tersenyum membalasnya dan mulai menjalankan mobilnya kembali ke pusat kota dalam waktu dua puluh menit. Setelah tiba ia mengantarkan Eve ke atas yakni ke unit apartemennya berniat menawarkan tumpangan pada Nick untuk kembali. Akan tetapi, ternyata Nick dan Kim malah pergi dengan Jayden ke tempat Paul. Alhasil Eve tak bisa masuk karena kuncinya tertinggal di dalam tas yang berada di mobil Jayden.Eve merasa bodoh karena emosinya tadi memaki Jayden dan kini dirinya bahkan tak bisa meminta Leon kembali ke rumah. Selain akan membongkar identitas aslinya, dirinya juga tak memiliki kunci."So, kau mau menginap di hotel kakakku? Atau kau ingin ke apartemenku?" tawar Leon akhirnya setelah mereka kembali ke mobil. Tentunya keduanya sudah menghubungi Kim dan Nick yang malah menyuruh Eve menyusul ke tempat Paul. "Tenang saja kedua tempat itu gratis untukmu bermalam dan aku menawarkan karena kau tak ingin ke tempat Paul."Aku tak mau ke sana karen
Leon mendekati Eve dan membawa wanita itu beranjak dari tempat terbuka untuk langsung menuju kamarnya. Setelah sampai ia segera memberikan sebotol air mineral dan membiarkan Eve menenggaknya sedikit."Kau pucat. Apa karena terkena hujan hingga kau merasa tak enak badan?" terka Leon. "Atau kau ingin cokelat hangat?" tawar Leon tampak cemas dan memegang kening Eve untuk mengecek suhu tubuh wanita itu.Eve menggeleng dan menutup botol air mineralnya. "Aku butuh minuman penghangat," lirih Eve masih tak dapat dipahami oleh Leon."Cokelat hangat yang kuanjurkan, Eve. Jika alkohol lagi aku tak akan memberinya. Kau baru saja membaik dari sebelumnya. Aku tak ingin kau kembali mabuk," tuturnya. Karena kau berbahaya jika mabuk sekarang atau mungkin kau yang dalam bahaya sebab aku tak jamin bisa menahannya lagi jika kau menggodaku, batin Leon melanjutkan.Namun, Eve kembali bergeming dan dalam benaknya ia memutar ulang ucapan wanita di resepsionis barusan. Sepertinya Chris sudah lama tak melakuka
Eve tersadar pada pagi harinya saat matahari belum terlalu tinggi. Dia mencoba meregangkan otot tubuh dan merasakan seluruh tubuhnya seperti remuk. Belum lagi dengan pengar akibat mabuk semalam membuatnya harus menyesuaikan kondisi tubuhnya saat ini. Namun, saat membuka mata betapa terkejutnya ia mendapati tempat yang di huninya saat ini. Ditambah sosok Leon yang berada di sampingnya sontak Eve membulatkan matanya sambil menutup mulut yang menganga ketika menyadari kesalahannya semalam. Sekelebat bayangan percintaannya dengan Leon terlintas ketika ia mengedarkan penglihatannya dan menangkap sofa single sehingga mengingatkan tindakan agresifnya semalam yang memulainya serta menikmati kelanjutan dari percintaan mereka.Oh shit! Kebodohan apa yang kulakukan bersama Leon! umpatnya dalam hati memijat sejenak pelipisnya sambil menutup sekilas matanya.Setelah itu ia mencoba bangun dari baringnya secara perlahan agar tak membangunkan Leon yang tampak nyenyak. Eve menyadari keadaannya masih
"Oh My God!" Chloe memekik saat melihat dari kaca spionnya banyak tanda kissmark di dada dan leher sahabatnya ketika mengganti pakaian di kursi belakang mobilnya. "Seliar apa Christian bercinta sehingga membuat sebanyak itu? Jadi itu alasanmu meminta sweater?" terka Chloe."Perhatikan jalan, Chloe. Lagi pula siapa yang bilang aku bersama Christian." Eve atau kini bisa kita sebut Ara saat ia mengikat rambutnya ke atas dan menggunakan kacamata tebal cadangannya yang diambil Chloe beserta sweaternya tadi.Pagi tadi Eve merasa bodoh tak mengingat bahwa ia memiliki Chloe yang menyimpan kunci rumahnya. Namun, akibat semalam Leon yang berkeras tetap ingin mengantarkannya kemana pun, maka hal tersebut sama sekali tak terpikirkan. Lagi pula Leon juga sudah mengenali Chloe adalah sahabatnya dalam wujud Ara."Wait, kau bilang pergi ke tempat Kim kukira kau sekalian makan malam bersama Christian lalu karena terlalu larut jadi kau menginap di hotelnya. Kau sendiri mengetikkan pesan bahwa kau berma
Leonard terbangun dan tak mendapati Eve di sampingnya ia mengerutkan keningnya saat mengingat apa yang terjadi dengan mereka pada semalam. Leon beranjak dan mencari ponselnya berharap ada pesan yang ditinggalkan wanita itu, tetapi nihil karena tampaknya Eve kembali menghilang dari radar."Oh, sial! Jangan bilang dia marah karena aku seakan memanfaatkan keadaan mabuknya semalam." Leon mengusap wajahnya dan bergegas ke kamar mandi berniat mendatangi apartemen Eve untuk menjelaskan apa yang terjadi semalam.Usai membilas diri dan merapikan penampilan, Leonard kembali mencoba melihat ke sekeliling mengingat reka adegan untuk mencerna apa yang membuatnya tak tahan untuk melakukan percintaan dengan Eve."Apa yang salah denganmu, Eve?""Harusnya aku yang bertanya, ada apa dengan kalian para Hugo. Apa kalian sedang mempermainkanku. Kalian bersikap seolah menginginkanku, tetapi kalian selalu menahan setiap cumbuan.""Itu dia!" serunya. "Aku harus bertanya pada Chris apa dia mengenal Eve. Perka
Leonard melajukan mobilnya menuju apartemen Kim. Ia berniat menjelaskan kejadian semalam yang dikiranya membuat Eve mungkin berpikir dirinya dimanfaatkan oleh keadaan, maka dari itu Leon berkeras ingin menjelaskannya secara langsung karena sejak dari hotel tak satu pun panggilannya dijawab apa lagi mendapatkan balasan dari pesan teks beruntunnya.Lalu kini begitu tiba di apartemen tersebut dirinya tak menemukan siapa pun untuk membukakan pintu baginya. Usaha Leon kembali gagal karena di apartemen tersebut masih kosong dan saat ia menghubungi Nick untuk mencari tahu Eve melalui Kim ternyata mereka bahkan belum kembali ke apartemen sejak semalam. Leon akhirnya memutuskan kembali ke apartemennya, tetapi baru saja ia memasuki mobil, panggilan dari Jayden mendadak masuk.Sebelah alis Leon terangkat naik dan dirinya merasa heran jika Jayden menghubunginya itu artinya pria tersebut sudah mengalami jalan buntu atau mungkin Jayden tengah berada di jurang curam dalam karirnya. Leon terkekeh lal