Leonard turut tersenyum membalasnya dan mulai menjalankan mobilnya kembali ke pusat kota dalam waktu dua puluh menit. Setelah tiba ia mengantarkan Eve ke atas yakni ke unit apartemennya berniat menawarkan tumpangan pada Nick untuk kembali. Akan tetapi, ternyata Nick dan Kim malah pergi dengan Jayden ke tempat Paul. Alhasil Eve tak bisa masuk karena kuncinya tertinggal di dalam tas yang berada di mobil Jayden.
Eve merasa bodoh karena emosinya tadi memaki Jayden dan kini dirinya bahkan tak bisa meminta Leon kembali ke rumah. Selain akan membongkar identitas aslinya, dirinya juga tak memiliki kunci.
"So, kau mau menginap di hotel kakakku? Atau kau ingin ke apartemenku?" tawar Leon akhirnya setelah mereka kembali ke mobil. Tentunya keduanya sudah menghubungi Kim dan Nick yang malah menyuruh Eve menyusul ke tempat Paul. "Tenang saja kedua tempat itu gratis untukmu bermalam dan aku menawarkan karena kau tak ingin ke tempat Paul."
Aku tak mau ke sana karen
Leon mendekati Eve dan membawa wanita itu beranjak dari tempat terbuka untuk langsung menuju kamarnya. Setelah sampai ia segera memberikan sebotol air mineral dan membiarkan Eve menenggaknya sedikit."Kau pucat. Apa karena terkena hujan hingga kau merasa tak enak badan?" terka Leon. "Atau kau ingin cokelat hangat?" tawar Leon tampak cemas dan memegang kening Eve untuk mengecek suhu tubuh wanita itu.Eve menggeleng dan menutup botol air mineralnya. "Aku butuh minuman penghangat," lirih Eve masih tak dapat dipahami oleh Leon."Cokelat hangat yang kuanjurkan, Eve. Jika alkohol lagi aku tak akan memberinya. Kau baru saja membaik dari sebelumnya. Aku tak ingin kau kembali mabuk," tuturnya. Karena kau berbahaya jika mabuk sekarang atau mungkin kau yang dalam bahaya sebab aku tak jamin bisa menahannya lagi jika kau menggodaku, batin Leon melanjutkan.Namun, Eve kembali bergeming dan dalam benaknya ia memutar ulang ucapan wanita di resepsionis barusan. Sepertinya Chris sudah lama tak melakuka
Eve tersadar pada pagi harinya saat matahari belum terlalu tinggi. Dia mencoba meregangkan otot tubuh dan merasakan seluruh tubuhnya seperti remuk. Belum lagi dengan pengar akibat mabuk semalam membuatnya harus menyesuaikan kondisi tubuhnya saat ini. Namun, saat membuka mata betapa terkejutnya ia mendapati tempat yang di huninya saat ini. Ditambah sosok Leon yang berada di sampingnya sontak Eve membulatkan matanya sambil menutup mulut yang menganga ketika menyadari kesalahannya semalam. Sekelebat bayangan percintaannya dengan Leon terlintas ketika ia mengedarkan penglihatannya dan menangkap sofa single sehingga mengingatkan tindakan agresifnya semalam yang memulainya serta menikmati kelanjutan dari percintaan mereka.Oh shit! Kebodohan apa yang kulakukan bersama Leon! umpatnya dalam hati memijat sejenak pelipisnya sambil menutup sekilas matanya.Setelah itu ia mencoba bangun dari baringnya secara perlahan agar tak membangunkan Leon yang tampak nyenyak. Eve menyadari keadaannya masih
"Oh My God!" Chloe memekik saat melihat dari kaca spionnya banyak tanda kissmark di dada dan leher sahabatnya ketika mengganti pakaian di kursi belakang mobilnya. "Seliar apa Christian bercinta sehingga membuat sebanyak itu? Jadi itu alasanmu meminta sweater?" terka Chloe."Perhatikan jalan, Chloe. Lagi pula siapa yang bilang aku bersama Christian." Eve atau kini bisa kita sebut Ara saat ia mengikat rambutnya ke atas dan menggunakan kacamata tebal cadangannya yang diambil Chloe beserta sweaternya tadi.Pagi tadi Eve merasa bodoh tak mengingat bahwa ia memiliki Chloe yang menyimpan kunci rumahnya. Namun, akibat semalam Leon yang berkeras tetap ingin mengantarkannya kemana pun, maka hal tersebut sama sekali tak terpikirkan. Lagi pula Leon juga sudah mengenali Chloe adalah sahabatnya dalam wujud Ara."Wait, kau bilang pergi ke tempat Kim kukira kau sekalian makan malam bersama Christian lalu karena terlalu larut jadi kau menginap di hotelnya. Kau sendiri mengetikkan pesan bahwa kau berma
Leonard terbangun dan tak mendapati Eve di sampingnya ia mengerutkan keningnya saat mengingat apa yang terjadi dengan mereka pada semalam. Leon beranjak dan mencari ponselnya berharap ada pesan yang ditinggalkan wanita itu, tetapi nihil karena tampaknya Eve kembali menghilang dari radar."Oh, sial! Jangan bilang dia marah karena aku seakan memanfaatkan keadaan mabuknya semalam." Leon mengusap wajahnya dan bergegas ke kamar mandi berniat mendatangi apartemen Eve untuk menjelaskan apa yang terjadi semalam.Usai membilas diri dan merapikan penampilan, Leonard kembali mencoba melihat ke sekeliling mengingat reka adegan untuk mencerna apa yang membuatnya tak tahan untuk melakukan percintaan dengan Eve."Apa yang salah denganmu, Eve?""Harusnya aku yang bertanya, ada apa dengan kalian para Hugo. Apa kalian sedang mempermainkanku. Kalian bersikap seolah menginginkanku, tetapi kalian selalu menahan setiap cumbuan.""Itu dia!" serunya. "Aku harus bertanya pada Chris apa dia mengenal Eve. Perka
Leonard melajukan mobilnya menuju apartemen Kim. Ia berniat menjelaskan kejadian semalam yang dikiranya membuat Eve mungkin berpikir dirinya dimanfaatkan oleh keadaan, maka dari itu Leon berkeras ingin menjelaskannya secara langsung karena sejak dari hotel tak satu pun panggilannya dijawab apa lagi mendapatkan balasan dari pesan teks beruntunnya.Lalu kini begitu tiba di apartemen tersebut dirinya tak menemukan siapa pun untuk membukakan pintu baginya. Usaha Leon kembali gagal karena di apartemen tersebut masih kosong dan saat ia menghubungi Nick untuk mencari tahu Eve melalui Kim ternyata mereka bahkan belum kembali ke apartemen sejak semalam. Leon akhirnya memutuskan kembali ke apartemennya, tetapi baru saja ia memasuki mobil, panggilan dari Jayden mendadak masuk.Sebelah alis Leon terangkat naik dan dirinya merasa heran jika Jayden menghubunginya itu artinya pria tersebut sudah mengalami jalan buntu atau mungkin Jayden tengah berada di jurang curam dalam karirnya. Leon terkekeh lal
Malam harinya rencana Chloe menginap ke tempat Arabelle nyatanya harus tertunda lantaran begitu sahabat Ara itu tiba di rumahnya. Tampak Arabelle keluar dengan pakaian rapi bergegas pergi dari rumahnya."Ara kau mau kemana, kenapa kau tampak panik?" tanya Chloe yang baru saja keluar dari mobil dirinya juga baru pulang usai menutup toko butik ibunya dan berniat mengajak Ara ke rumahnya untuk makan malam sebelum dirinya menginap di sana."Chloe, maaf sepertinya hari ini kau tak bisa menginap. Kim–""Oh, c'mon apa lagi ulah anak itu?!" tukas Chloe memotong ucapan Ara."Kim pingsan dan masuk rumah sakit. Jay yang membawanya," jawab Arabelle."Oh My God! Kalau begitu cepatlah masuk ke mobil. Aku akan mengantarmu," usul Chloe tak tega membiarkan temannya harus pergi sendiri dan menunggu taksi online akan membutuhkan waktu lebih.Lantas tanpa berlama-lama lagi Arabelle mengangguk dan memutari mobil Chloe lalu masuk di sisi samping kemudi. Sampai setengah jam kemudian akibat hambatan macet pa
Christian melajukan mobil ke tempat Arabelle. Awalnya ia tak ingin memaksakan Arabelle untuk meresponnya terlebih pesan teksnya pun tak dibalas oleh wanita itu bahkan sampai siang dia menjemput Christoph Arabelle malah berusaha menghindari pertemuan dengannya. Hal itulah yang membuatnya harus melakukan sesuatu demi Christopher yang juga masih tak mau bicara padanya bahkan sejak pulang sekolah, Christian sudah meninggalkan pekerjaannya untuk mengajak putranya makan siang lalu pulang karena Christoph tetap melakukan aksi mogok bicara padanya.Sekarang setelah melewati rumah Chloe dirinya memelankan laju kendaraannya karena tak lama ia sudah dekat dengan rumah Arabelle. Akan tetapi, mendadak keningnya mengernyit dan setelah memastikan penglihatannya, Christian buru-buru meminggirkan mobilnya serta keluar untuk menghampiri keramaian yang terjadi di depan rumah bercat putih tersebut."Permisi, Tuan ada apa ini?" tanya Christian menghampiri dua pria yang berdiri bersisian di depan rumah Ara
Mendadak rasa berkecamuk di hatinya begitu pekat menyiksanya sampai ke tulang sehingga dalam hitungan detik lututnya tampak lemas lalu tanpa tendeng alih apa pun tubuhnya terhuyung hampir tersungkur jika saja Christian tak sigap menangkap ringkihnya tubuh tersebut."Arabelle!" pekik Christian memapah wanita itu dalam rangkulannya.Wanita itu menoleh dengan mimik tercengang bertanya walau bibir itu bergetar hebat. "Christian apa kau sudah melihat ini?" tanyanya.Christian mengangguk pelan dengan alis mengkerut ia menjawab, "Aku datang tepat saat mereka sedang memasangnya. Maaf aku tak memiliki hak untuk mencegah mereka. Namun, aku akan membantumu jika .... Arabelle!" pekik lagi Christian saat wanita dalam rengkuhannya itu terkulai pingsan."Ara!" seru Chloe dan Kim bersamaan."Chloe, aku akan membawanya ke rumah sakit. Kau ingin ikut atau ....""Kami ikut!" seru Kim memotong."Kim, tidak! Kondisimu juga masih lemah kau akan kutitipkan pada ibuku.""Tapi, Chloe. Dia kakakku dan aku sala