Share

Bab 6

Author: ning idos
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Di tempat yang berbeda Almira termangu dengan tatapan kosong. Pakaian suaminya ia pegang erat dengan menahan emosi yang hampir saja membuncah. Bau parfum wanita menyeruak di seragam kerja suaminya.

'Kurang apa lagi aku sebagai istrimu pa? Teganya kamu mengulangi kesalahan yang sama.' Bathin Almira menjerit menahan sakit yang teramat dalam.

"Assalamualaikum, papa pulang." Seru Jordan yang sudah masuk rumah dan segera melepas sepatu kerjanya.

"Papaaaa,, Dira sudah siap mau berangkat sekolah. Tapi mampir beli es krim dulu ya pa." Sambut Dira dengan suara khas anak kecil. Anak Jordan yang ke tiga memang masih duduk di kelas TK B. Di antara 3 anaknya Jordan, Dira lah yang paling dekat dengan papanya.

Jordan tersenyum melihat putri cantiknya sudah rapi dan siap berangkat sekolah. Dira berhambur kepelukan papanya. Jordan menciumi pipi Dira dengan penuh sayang.

"Ini kan masih pagi adek, beli susu sama Snack lainnya saja gimana?" Tawar Jordan pada Dira yang sudah berada dalam pangkuannya.

Dira berpikir sejenak dengan mengetukkan telunjuknya ke samping kepalanya. " Oke dah pa. Tapi pulangnya janji ya beliin Dira es krim?!" Kelingking mungilnya di arahkan ke Jordan. Dengan senyum Jordan menyanggupinya.

"Kok mama tidak kedengaran suaranya ya dek?" Tanya Jordan sambil melangkah ke arah dapur.

"Hey ma, kok papa ngucap salam tidak di jawab?" Tegur Jordan yang mendapati istrinya berada di depan mesin cuci. Almira bersikap acuh dan terus memasukkan pakaian kotor ke dalam mesin cuci.

Jordan yang menyadari istrinya cuek tidak melanjutkan pertanyaannya lagi. Dia memilih pergi mengantarkan Dira sekolah. Walaupun penuh tanda tanya akan sikap istrinya, Jordan enggan untuk membahasnya. Jadwal piket jaga di Polsek semalaman juga padat. Karena semalam terjadi kecelakaan lalu lintas yang mengharuskan Jordan dan teman piketnya sibuk mengurus korban kecelakaan.

"Parfum wanita jal*ng mana lagi yang kamu kencani pa?" Serang Almira pada Jordan yang baru pulang dari antar Dira sekolah.

Di serang pertanyaan seperti itu, membuat Jordan terperanjat kaget. Tapi secepat kilat Jordan mampu bersikap setenang mungkin.

"Mama ini pagi-pagi sudah ngelantur saja ngomongnya. Papa kalau libur ya di rumah. Kalau piket, tiap sore ya pulang buat mandi dan makan malam di sini. Kapan papa ada waktu buat neko-neko. Mama pasti capek, jadi ngomongnya mulai ngawur. Mending mama istirahat, cucian dan urusan rumah biar papa yang urus ya sayang." Ujar Jordan lembut dan meyakinkan. Tapi Almira tetap tak bergeming. Sorot matanya tajam menatap Jordan.

"Tidak perlu mengalihkan pembicaraan. Kamu cukup jelasin siapa perempuan Jalal*ng yang sudah kamu tiduri." Teriak Almira seraya melempar pakaian Jordan yang ada bekas parfum wanita.

"Itu bukan parfum aku pa! Itu pula bukan parfum kamu, kamu masih mau ngelak lagi pa? Belum puas kamu dengan satu istri hah!" Hardik Almira sambil menangis tergugu.

Jordan mengacak rambutnya dengan frustasi. Berbagai alasan sudah dia berikan, tapi Almira tetap tak percaya.

"Terserah kamu dah ma. Harus dengan cara apa lagi aku meyakinkan kamu. Bisa jadi itu parfum orang yang nempel waktu berdesakan saat kapan hari aku tugas jaga di kantor desa tepat hari pembagian dana bantuan. Warga berdesakan, kamu tahu sendiri itu. Bukannya kamu lihat sendiri saat Dira vicall aku saat aku lagi jaga di kantor desa." Terangku meyakinkan Almira.

" Umurku hampir 40 tahun. Anak-anak sudah pada remaja, tak perlulah kamu berpikiran yang tidak-tidak. Aku kerja fokus buat kebahagiaan kalian. Aku sangat berterima kasih sama kamu, karena kamu tidak gengsi berjualan baju online untuk membantu keuangan rumah tangga kita." Imbuh Jordan sambil membawa Almira dalam dekapannya.

"Entahlah, sulit untuk mempercayai penuh kamu lagi setelah kejadian 8 tahun silam." Almira berkata lirih dan melepaskan pelukannya. Almira berlalu meninggalkan Jordan yang tak bergeming .

***

Flashback on

8 tahun silam, tanpa sengaja Jordan bertemu dengan seorang wanita cantik di sebuah bus dengan tujuan kota yang sama. Jordan terlibat obrolan yang panjang. Wanita cantik yang bernama Tamara itu terlihat humble. Sehingga Jordan betah berlama-lama duduk dengannya.

Tamara pun bukan wanita sembarangan. Ternyata dia juga seorang istri TNI yang suaminya sedang tugas di Lebanon. Sedangkan Tamara sendiri bekerja sebagai seorang guru honorer di kota dengan julukan SURGA BURUNG

Jordan yang tengah tugas di kota tersebut dan sedang menjalani long distance relationship dengan Almira istrinya, merasa ada peluang untuk mendekati Tamara.

Setiap hari Jordan menghubungi Tamara. Menanyakan kabar dan basa basi lainnya. Sehingga di suatu hari saat Jordan dan Tamara lagi menikmati bakso urat yang ada di alun-alun kota, Jordan di kejutkan oleh keinginan Tamara.

"Aku ingin punya anak. Agar hari-hari aku tidak kesepian. Kamu mau menghamili aku?" Permintaan Tamara yang di luar dugaan Jordan menjadi sebuah Boomerang bagi dirinya.

Jika mengikuti nafsu, Jordan sih mau saja. Tapi resiko jika ketahuan, bukan hanya karirnya yang akan hancur, tapi rumah tangganya yang dia bangun pun akan tercerai berai.

"Mas, kenapa diam? Sejak pertama aku kenal kamu, aku sudah jatuh hati sama kamu. Seminggu lagi suamiku datang, dan saat ini aku sedang mengalami masa subur. Kita bisa melakukan hubungan intim selama seminggu. Aku ingin hamil anakmu mas." Jelas Tamara seraya menaruh tangannya di paha Jordan. Mendapat perlakuan seperti itu, munafik jika Jordan tidak bergairah. Keringat dingin mengucur di kening Jordan.

"Kamu serius Tamara? Jika kamu hamil, maaf aku tidak bisa menikahi kamu. Aku juga punya keluarga yang harus aku pertahankan." Kata Jordan menjelaskan.

" Aku tidak akan menuntut kamu apapun mas. Aku hanya ingin punya anak dari kamu. Karena jujur, hormon suami aku bermasalah. Sengaja aku tidak memberi hasil pemeriksaan medis suamiku. Karena aku juga tidak mau dia kecewa. Jika bulan depan aku hamil anakmu, aku yakin suamiku akan bahagia. Karena dia akan mengira kalau itu hasil karya suamiku." Terang Tamara dengan tatapan sendu. Jordan tidak bisa melihat wajah cantiknya yang berubah menjadi murung. Sehingga pada akhirnya Jordan pun menyanggupi permintaan Tamara.

"Kalau di mulai malam ini, kamu sanggup kan mas?" Bisiknya yang mampu membuat Jordan terkesiap mendengar suara Tamara yang sengaja setengah mendesah.

Related chapters

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 7

    "Harus sekarang ya?" Tanya Jordan gugup, dan Tamara pun langsung mengangguk pasti.Pertempuran pun terjadi selama seminggu. Jordan sangat menikmati apa yang Tamara suguhkan. Body Tamara yang seperti model, dengan tinggi 165 cm dan berat badan 55 kg membuat Jordan tidak bosan berada di dekatnya. Jordan bahkan sampai lupa untuk pulang ke rumah istrinya tiap akhir pekan. Berbagai alasan Jordan lontarkan pada Almira yang mengharapkan Jordan pulang. Tapi semua hanya tinggal harapan. Karena sejatinya, Jordan masih tetap terlena dengan permainan Tamara. "Mas, besok suamiku kembali ke tanah air. Itu artinya waktu kita sangat sedikit untuk bertemu. Bahkan tidak akan bisa bertemu lagi. Aku ingin hari ini kita semalaman menghabiskan waktu bersama." Ujar Tamara setelah selesai mereka melakukan pergumulan yang menguras energi. Jordan menatap sayu mata Tamara, seolah tidak rela akan jauh dengannya. "Yah kalau memang harus seperti itu, aku bisa apa? Biarlah ini menjadi kisah tersendiri buat aku

    Last Updated : 2024-10-29
  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 8

    " Nak, Rendi masih kecil, tidak boleh bertanya hal seperti itu ya sayang? Satu hal yang perlu Rendi tau, bahwa di dunia ini, hanya Rendi, Dio dan mama yang papa punya. Kalaupun nanti Rendi akan punya adek lagi, itu hanya mama yang akan mengandung adeknya Rendi. Sekarang Rendi sudah paham kan? Kalau sudah paham, Rendi ajak adeknya main lagi ya nak. Papa masih mau beresin rumah yang masih kotor. Mama biar istirahat, jangan di ganggu dulu ya sayang." Ujar Jordan panjang lebar terhadap anaknyaJordan akhirnya kembali ke halaman depan untuk membereskan sisa makan burung yang belum sempat di kembalikan pada tempatnya tadi. Setelah selesai membereskan urusan rumah, Jordan bergegas untuk mandi. Dia tercenung saat ponselnya ia keluarkan dari saku celana. Tanpa pikir panjang Jordan membuka ponsel tersebut dan mencari nomor Tamara. "[Tamara, tolong dengan sangat jangan hubungi aku lagi. Tolong setelah kamu baca pesan aku ini, kamu blokir nomor aku. J

    Last Updated : 2024-10-29
  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 9

    " Lho, ini kan Bu Kelvin, ada masalah apa Bu Kelvin di sini?" Tanya pak Matius dengan heran melihat aku di kantornya. Mati aku, pak Matius teman bermain bulu tangkis Kelvin, bisa satu shift dengan Jordan. "Oh ini mau laporan kehilangan pak." Jawabku sedikit gugup. " Owh,, apanya yang hilang Bu? Tidak mungkin pak Kelvin kan Bu yang hilang?" Kelakar pak Matius dengan terkekeh sambil memperlihatkan gigi putihnya yang rapi. " Hehhehe bapak bisa saja, saya tadi habis dari supermarket kehilangan kartu ATM saya pak. Makanya saya minta surat keterangan hilang agar bisa mengurusi ke bank nanti." Jelasku setenang mungkin. Entah kebohongan apa yang telah aku ucapkan barusan dengan lancar, sehingga membuatku terheran sendiri dengan alasan yang aku buat dengan lancar tanpa ada sedikitpun rasa ragu dalam berbicara. Sepertinya perbuatan terlarang ini juga sudah mencemari otakku untuk terus berbohong. "Oh seperti itu,ya sudah kalau begitu saya kemba

    Last Updated : 2024-10-29
  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 10

    " Malam pak Jordan, sudah lama tidak muncul, kemana saja." Kelvin menjawab ramah sambil menyeka keringat di keningnya." Baru empat hari juga pak. Hahahhaha. Seperti biasa ya pak cappucino satu." Seru Jordan yang sesekali melihat ke arahku. Aku menatap dengan gemas karena mengingat surat cinta yang dia kasih tadi siang."Siap pak. Oh ya pak, ruko yang pinggir jalan itu serius mau di jual pak? Tempatnya strategis lho." Kelvin seakan sengaja menahan Jordan untuk berlama-lama berdiri di depan aku. "Iya betul pak, dulu saya beli itu kemahalan pak. Jadi saya mau jual harga sama saja dengan harga sewaktu saya beli. Agar uang saya cepat kembali. Buat tambah-tambah modal jualan nyonya. Hehehhehe." "Mungkin sampean mau beli pak buat buka cafe cabang baru. Lokasinya strategis itu. Dekat dengan supermarket dan aneka oleh oleh kota anggur. 50 meter dari ruko tersebut juga ada taman juga. Biasanya banyak anak-anak muda bermain di taman tersebut. Kebetulan da

    Last Updated : 2024-10-29
  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 11

    " Hah,, jangan kak Farhan, mami baru kelar mandi. Tunggu di luar saja ya kak."  Aku lekas mematikan panggilanku dengan Jordan tanpa permisi. Setelahnya aku segera mengganti baju dan keluar menemui Farhan yang masih berdiri dekat pintu kamarku. " Hai kak, jam segini dah pulang? Adekmu mana?" " Dek Farah mungkin lagi ada class meeting  mam. By the way papi mana mam."  Farhan menjawab sambil celingukan ke dalam kamar."Hah,, papi? Ya jelas di cafe lah kak. Ini kan masih jam 11 siang." Aku menjawab dengan gugup khawatir Farhan mendengar aku sedang ngobrol mesra dengan Jordan di telepon." Hmmm,,, memang papi selama ini ada gitu ya mam bohongi mami, atau pergi ninggalin cafe tanpa sepengetahuan mami? " Mendengar pertanyaan dari Farhan, aku mengernyitkan kening dengan curiga. Tidak biasanya Farhan menanyakan hal seperti itu. Seperti ada yang ia sembunyikan. " Kok kamu tanya seperti itu kak? Memangnya ada yang kamu ketahui tentang p

    Last Updated : 2024-10-29
  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 12

    Suara kokok ayam jago tetangga membangunkan aku dari tidur malamku.  Sambil mengerjapkan mata yang masih mengantuk, aku menengok ke arah jam dinding di kamarku. Masih pukul 03.30 WIB, terlalu pagi untuk aku memulai aktivitasku. Tapi mau tidak mau terpaksa aku bangkit dari tempat tidur dan bergegas ke kamar mandi. Karena di rumah ini hanya ada satu kamar mandi saja, dan itu terletak di belakang dekat dapur. Belum sempat kaki ini melangkah ke arah kamar mandi, sayup-sayup aku mendengar suara cekikikan seseorang. Aku terpaku dan menajamkan pendengaranku. Ya, benar saja, suara cekikikan itu berasal dari kamar Kelvin. Sedang sama siapa Kelvin di dalam kamar? Tanpa sadar kakiku melangkah mendekati kamar Kelvin. Ku jongkokkan tubuhku dan melihat dari celah lubang kunci kamar Kelvin. Betapa terkejutnya aku saat melihat Kelvin sedang telanjang bulat sambil melakukan vicall dengan seseorang. ' Astaga,,! aku tidak salah lihat kah?' pekikku tertahan. Aku mundur dan

    Last Updated : 2024-10-29
  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 13

    Aku terpaku menatap kedatangan alexa yang tiba-tiba kerumah. Alexa adalah teman sekolah aku dulu, sama dengan Renata. Hanya saja, saat masih sekolah,  aku dan Alexa tidak seakrab seperti aku dengan Renata. Kedekatan aku dengan Alexa itu berawal dari produk skincare yang aku promosikan di grub alumni. Alexa adalah customer tetap aku. " Lexa,, kamu..." Aku menggantung pertanyaanku begitu melihat Alexa menjalankan motornya ke arahku. " Kamu mau membiarkan aku di luar saja fio,,? " ujarnya mengingatkan aku yang masih terpaku tegang. Apakah Alexa tahu ya kalau aku habis memasukkan pria lain ke rumah tanpa sepengetahuan suami. Ah kacau kalau sampai ada yang tahu. " Oh iya...pasti.. bentar, maaf aku kaget melihat kedatangan kamu yang tiba-tiba." Jawabku sambil membuka pintu pagar dengan gugup. Alexa langsung memarkirkan motor maticnya di halaman rumah. "Fioooo,,, aku mau cerita sama kamu." Wajah yang ceria menandakan bahwa Alexa sedang lagi dalam mod

    Last Updated : 2024-10-29
  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 14

    POV FARHANAku Farhan Aditya Putra Pradana. Anak sulung dari pasangan Kelvin Pradana dan Fiona Veronika. Dari kecil aku selalu mendapatkan limpahan kasih sayang oleh mamiku. Wajar juga sih seorang ibu yang sudah pasti akan memberikan seluruh kasih sayangnya terhadap anak-anaknya. Hal itu yang aku alami. Papi aku memiliki sebuah cafe yang sangat ramai pengunjungnya. Hal itu yang membuat papi sejak 4 tahun yang lalu mulai sibuk dan jarang ada waktu bersama untuk keluarga. Kalau dikatakan orang tua aku adalah pasangan yang harmonis, itu juga salah banget. Karena hampir setiap hari aku selalu mendengar percekcokan antara mami dan papi. Entah itu hal yang sepele maupun yang cukup serius untuk di perselisihkan. Hal itu yang membuat aku pada akhirnya memilih jarang tinggal dirumah selama mereka papi masih belum berangkat ke Cafe. Selain itu aku juga punya adik perempuan yang tidak kalah cantik dari mami. Tapi sifat manjanya kadang sering membuat aku kesal. Hingga pada akhirnya jika papi aku

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 38

    POV Kelvin " sayang,, kamu jangan pulang dulu. Aku masih kangen sama kamu." Rengek Tsania yang sedang bergelayut manja di lenganku. " Beb, jangan begitulah. Kamu tahu aku masih ada istri dan anak yang ada di rumah. Nanti mereka curiga kalau aku tidak pulang malam ini. " Tolakku halus. Sudah setahun lebih aku menjalin hubungan asmara dengan Tsania. Seorang gadis periang yang aku kenal saat motorku mogok kehabisan bensin diwaktu touring ke gunung Ijen. Seorang gadis tiba-tiba berhenti di sampingku dan menawarkan bantuan. Tanpa aku pinta, dia menawarkan diri untuk membelikan aku bensin eceran. Itulah awal pertemuan aku dengan Tsania. Sebagai ucapan rasa terimakasih aku yang sudah di bantu olehnya, aku mengajak Tsania untuk makan nasi goreng keliling yang kebetulan lewat. Siapa sangka, pertemuan yang tak sengaja membawaku pada sebuah hubungan yang terlarang bersama Tsania. Wajahnya yang cantik, periang dan memiliki wawasan yang luas membuat aku terpikat akan pesonanya. Awalnya aku men

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 37

    Udara malam ini terasa sangat dingin setelah diguyur hujan sejak sore tadi. Suara nyanyian kodok saling bersautan menambah sunyinya suasana di sekitaran perumahan yang aku tempati. Aku termenung seorang diri di teras rumah. Menunggu Kelvin yang sedari tadi susah di hubungi. Ku lirik jam tangan sudah menunjukkan pukul 23.18 WIB. Seharusnya Kelvin sudah sampai rumah sejam yang lalu. Kemana dia?"Mami belum tidur? " Tanya Farhan yang tiba-tiba nongol dengan membawa dua gelas coklat hangat. "Biasanya habis hujan begini enaknya itu minum yang hangat-hangat mi." Ujarnya dengan menyodorkan segelas coklat hangat. Aku menerimanya sambil mengulum senyum. "Makasih ya kak." Farhan membalas dengan senyum. Aku kembali menatap lurus ke arah jalanan. Pikiran yang menumpuk di otak sangat menggangguku." Nungguin papi ya mam?" Tanya Farhan melirikku. "Hu'um." Jawabku sambil menyeruput coklat hangat. " Boleh mami tanya sesuatu kak?""Mau tanya apa mam?" Jawabnya dengan balik bertanya." Kalau boleh

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 36

    POV Fiona " Mamiii,,," seru Farah lemah ketika melihatku di pintu UGD. Aku menghambur memeluk Farah yang baru sadar. Putri manjaku menangis dalam pelukanku. " Adek apanya yang sakit sayang?" Tanyaku setelah mengurai pelukannya. Aku meneliti setiap inci tubuh anak gadisku. Tangan dan kakinya terdapat luka lecet-lecet. " Tidak apa-apa mi, hanya luka ringan." Jawabnya sambil meringis. Aku mengelus rambut anakku. Mataku menoleh ke ranjang di depan Farah. Ada Farhan yang masih di jahit pelipisnya oleh pihak puskesmas. Aku mendekati Farhan dengan hati yang miris. " Maaf ya mam, Farhan belum bisa jaga adek dengan baik. " Ujarnya setelah selesai ia di jahit. Aku mencium keningnya sesaat. " Tidak ada yang perlu di maafkan kak. Ini musibah. Jangan merasa bersalah begitu. " Jawabku lembut dengan mengelus rambutnya. " Farhan, motor kamu mengalami kerusakan. Papi mau bawa ke bengkel motor langganan kamu. Oh ya, apa kalian sudah hubungin pihak sekolah kalau hari ini tidak bisa masuk?" Kelvin b

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 35

    Aku membantu Almira menyiapkan perlengkapan Dira sekolah. Pagi-pagi aku sudah antri membeli sarapan untuk kami bertiga. Almira memang bisa di hitung kalau mau masak. Tidak seperti istri muda aku. Sesibuk apapun, selalu menyempatkan waktunya untuk menyiapkan makan untuk keluarganya. Ups,,, istri muda aku. Kedengarannya sangat menggelitik telinga. " Pa, habis antar Dira, langsung pulang! Jangan mampir kemana-mana dulu." Seru Almira saat aku tengah memanaskan mesin motor. " Iya. Kamu jangan balik tidur lagi. Mandi kek, atau beberes rumah gitu." Balasku dengan mengingatkan Almira akan tugasnya sebagai seorang ibu rumah tangga." Ogah." Cibirnya sambil masuk ke dalam rumah. Istri macam apa yang telah aku nikahi ini. Andai tidak memiliki ke tiga anak, sudah aku kembalikan ke orang tuanya. Hampir semua kerjaan rumah aku yang handle. Kalau aku suami pengangguran mungkin aku tidak akan mengeluh, tapi disini aku sudah menjadi suami yang tidak melalaikan tanggung jawab aku untuk mencukupi kelu

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 34

    POV JORDANSetelah kejadian di puncak, aku semakin mencintai Fiona. Bukan hanya karena nafsu, tapi memang aku benar-benar mencintai dia. Karena kepribadian Fiona yang sangat menyenangkan. Bersama Fiona, aku merasa menjadi diri sendiri. Fiona yang humoris bisa mengimbangi sifat aku yang sebenarnya suka bercanda. Tapi sayangnya aku hidup dengan istri yang selalu serius dalam hidup. Susah diajak bercanda. Yang ada omelan yang kerap aku dapatkan. Tapi aku adalah seorang suami yang tidak suka mencari keributan, jadi jika istriku Almira suka uring-uringan, aku tidak pernah menanggapi. Memilih keluar rumah mencari ketenangan dengan kumpul bersama para pecinta burung.Sore ini Dira memaksa makan di gacoan. Almira juga merengek mengajak jalan-jalan. Kebetulan aku sedang tidak dinas, jadi aku menyanggupi ajakan Almira dan Dira. Kami menikmati makan dengan santai. Sesekali Dira bertingkah berlarian kecil. Aku hanya memantau saja. Wajar menurut aku,anak sekecil Dira bertingkah seperti itu. Tapi s

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 33

    Aku, Renata, dan Laras sebenarnya memiliki masalah yang sama. Kami sama-sama sedang bermain api dalam rumah tangga kami. Entah sampai kapan permainan ini akan berakhir. Dan entah api ini akan padam dengan sendirinya, atau apa justru akan membakar diri kami sendiri. Kami tidak tahu. Biarlah ini berjalan dengan seiring berjalannya waktu. Kami tahu ini salah. Tapi kami terlanjur masuk dalam kubangan dan sulit untuk bangkit. " Kita tidak akan menjadi buaya betina seperti ini kalau suami kita tidak egois dengan dirinya sendiri. Kita akan menjadi ratu di kerajaan rumah tangga kita, jika kita berada dalam genggaman lelaki yang tepat." Ucapan Laras tadi siang masih terngiang di telingaku. Apa betul selama ini aku berada dalam genggaman lelaki yang salah? Tanpa sadar, aku sudah menghabiskan waktu satu jam lamanya di dalam kamar mandi tanpa melakukan apa-apa. Jika tidak karena Farhan yang menggedor pintu kamar mandi, mungkin aku masih tetap bertapa didalam. " Mami tumbenan lama banget di dal

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 32

    Siang ini aku kedatangan Renata di rumah. Kami mengobrol lama sambil uprek di dapur membuat cemilan. Aku dan Renata memang sudah dari remaja hobi masak. Jadi kegiatan di dapur sangat menyenangkan tersendiri bagi aku dan Renata." Re, hubungan gelap kamu sama Ahmad gimana? Masih lanjut?" Tanyaku saat ingat bahwa Renata juga tidak jauh beda kelakuannya dengan aku. Bedanya, dulu saat Renata curhat tentang perselingkuhannya, aku selalu menasehati Renata. Tapi sekarang justru aku yang mengikuti jejak Renata yang keliru." Entahlah fio, aku sekarang sedang berada di titik jenuh dengan Ahmad maupun suamiku. Sepertinya menjadi janda itu lebih menyenangkan ya fio?" Jawabnya ambigu. " Lha kok kamu ngomongnya begitu? Tidak baik bilang mau jadi janda. Ntar di aminkan malaikat nangis kejer kamu." Omelku menasehati Renata. Ia hanya tersenyum kecut mendengar ocehan aku. Aku dan Renata kembali berkutat membuat cemilan tahu walik. Renata sibuk menggoreng. Dan aku sudah menyelesaikan membuat saos sam

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 31

    Setelah dua Minggu tanpa melakukan pekerjaan rumah, pagi ini aku kembali ke aktivitas sebelumnya. Beberes rumah yang mulai banyak debu bersarang di beberapa tempat. Mungkin Farhan atau Kelvin menyapu bagian pentingnya saja. Sampai kolong meja sudah tebal oleh gumpalan debu. Aku mengerjakan pekerjaan rumah dengan cekatan dan cepat. Sehingga saat anak-anak berangkat sekolah, semua sudah kelar. " Mi, aku mau ngomong sama mami. Ada hal penting yang harus kita bahas. Mumpung anak-anak sudah berangkat." Kelvin memulai obrolan disaat aku tengah merapikan etalase kecil yang menyimpan berbagai skincare jualanku. Tanganku terhenti dan menoleh heran. Ada gurat gelisah di wajah Kelvin saat aku tatap." Mau ngomong apa pi? Ngomong saja. Sepenting apa sih yang mau dibahas? Kok mukanya tegang gitu." Jawabku sengaja menyindir. Kelvin tengah mengelap keringatnya dengan lengannya. "Emh begini, mami masih ingat ruko yang di jual oleh pak Jordan itu? Ternyata suami Renata tidak mau dengan ruko yang ak

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 30

    "Apaan sih... Ngaco deh... Dah ah aku lapar, mau makan. Mbak masak apa sekarang?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan. Tidak habis pikir dengan mbak Ambar. Bisa-bisanya dia yang dulunya pendiam, bahkan sangat tabu membahas urusan ranjang secara terang-terangan, sekarang bisa bar - bar begitu. Apa karena si Ryan pacar barunya itu yang membawa dampak buruk.. ah biarlah. Itu urusan mbak Ambar. "Huh,, orang pingin tahu juga Segede apa pistolnya. Pelit amat kamu dek." Sungutnya sambil melempar bantal kecil ke arahku. Aku membalas dengan menjulurkan lidah. " Mbak, sampean ini kesambet setan mana, kok Sekarang gaya bicaranya bar-bar gitu? Serius tanya aku!" Sambil mencomot perkedel singkong aku kembali bertanya tentang perubahan mbak Ambar. " Semua orang itu ada fasenya dek. Dulu saat aku sama papanya Rinda, masih sangat malu dan riskan membahas urusan ranjang secara blak-blakan. Permainan ranjang kami juga monoton. Dan hal itulah yang membuat papanya Rinda mencari pelampiasan di luar. Aku

DMCA.com Protection Status