Share

Bab 5

Penulis: ning idos
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Malam ini seperti biasa aku tidur sendirian tanpa Kelvin. Termenung meratapi nasib yang seolah mempermainkan hatiku. Entah sampai kapan aku akan bertahan dalam rumah tangga yang seperti ini. Setiap malam selalu kesepian. Tidak ada tempat untuk berbagi keluh kesah.

Jordan..

Sebuah nama yang saat ini mampu mengubah segala kehidupanku. Membuat hari-hari penuh senyum dan bahagia. Jordan selalu pandai untuk mengembalikan mood aku menjadi baik. Dengan obrolan yang kocak, mampu membuat aku terhibur dan balas dengan saling bercanda. Ya walaupun semua hanya lewat telpon atau sekedar chat unfaedah. Tapi bersamanya aku merasa bahagia.

"Sayang, ayolah kapan-kapan kita keluar bukan sekedar makan. Aku ingin lebih leluasa memandang wajah kamu." Ujar Jordan di ujung seberang. Aku menghela nafas kasar. Haruskah ini akan terjadi?

"Sayang? Kamu masih disana kah? Kok diem?" Tuturnya lagi.

"Iya mas, aku di sini kok. Hmm, masalah itu aku pikirkan dulu ya?" Jawabku lirih dan sangat hati-hati takut menyinggung Jordan.

"Boleh aku tanya sesuatu yank?"

"Boleh kok mas. Kamu mau tanya apa?" Jawabku lagi sambil membetulkan posisi tidurku menjadi duduk bersandar di sisi ranjang.

" Kamu cinta nggak sama aku?" Tanya Jordan yang membuat aku tersenyum geli mendengarnya.

" Kamu ngomong apa sih mas? Jelas saja aku mencintaimu sayangku. Aku selalu ada disaat kamu ingin telpon aku. Aku selalu dengan cepat balas chat kamu walaupun aku lagi bersama keluarga aku. Kenapa kamu masih mempertanyakan itu sayang?" Jawabku dan balik bertanya kepada Jordan.

"Kamu mau melakukan apa saja buat aku? Buat perjuangan hubungan kita?" Tanyanya lagi.

"Pertanyaan aneh apalagi ini mas? Selama aku bisa melakukan hal agar kita tetap bersama, aku akan lakukan apapun itu." Jawabku mantap agar Jordan percaya dengan ucapanku saat ini.

"Termasuk kita check in?" Pertanyaan yang membuat aku tercekat sulit menelan saliva. Aku terjebak dengan pertanyaan yang di buat Jordan.

"Kenapa hubungan kita harus berakhir di ranjang mas?" Aku balik bertanya ke Jordan. Aku mendengar hembusan nafas yang berat di ujung telpon.

"Karena aku ingin menjadi prioritas utama di hatimu sejajar atau bahkan lebih di atas Kelvin." Jawaban yang sungguh di luar dugaan ku. Wajahku seketika memanas. Ada rasa bahagia yang tersirat di lubuk hatiku. Bahagia rasanya di cintai oleh dua orang sekaligus.

"Baiklah ayangku jika itu membuatmu yakin akan perasaan aku terhadapmu bukanlah sekedar main-main." Akhirnya akupun menyanggupi ajakan Jordan. Entah bagaimana aku harus meminta ijin pada Kelvin nantinya.

"Trimakasih ya sayang, aku mencintaimu." Ucapan terakhir sebelum Jordan menutup telponnya.

Aku termangu sendiri merutuki kebodohanku. Tidak seharusnya aku mengiyakan ajakan Jordan. Apakah cinta harus di definisikan dengan cara berakhir dalam penyatuan keringat di atas ranjang?

******

"Mam, liburan semester ini boleh ya aku kerumah eyang uti. Kangen ma, udah lama banget kita tidak pulang kampung. Sejakawal covid kita tidak pernah kerumah eyang uti mam." Ujar Farah di sela-sela obrolan saat sarapan sebelum berangkat ke sekolah.

"Kalau mami sih oke-oke saja dek. Tapi tanya papi dulu saja ya untuk keputusan akhirnya." Jawabku seraya menyuapkan makan ke mulutku. Aku melirik Kelvin yang tak bergeming sambil fokus menyantap makanan kesukaannya.

"Boleh ya pap? Lagian kasihan eyang uti sama eyang Kakung berduaan terus di masa tuanya." Jelas Farah menjelaskan keinginannya agar dapat persetujuan dari Kelvin.

"Iya sudah. Tapi papi tidak bisa antar kamu. Biar kakakmu yang antar ya?" Kelvin menyetujui permintaan Farah anak kesayangannya tersebut. Seketika Farah tersenyum senang.

" Farhan tidak bisa antar adek ke rumah eyang pi. Aku ada acara ke puncak B 29 sama teman-teman." Tolak Farhan seketika dengan raut wajah yang kesal.

"Terus kamu mau membiarkan adek kamu berangkat sendirian begitu? Adek kamu itu masih SMP. tidak baik keluar kota sendirian. Orang cuma 2 jam perjalan dari sini ke rumah eyang utimu." Cerocos Kelvin sedikit membentak anaknya.

Anak-anak mulai terdiam mendengar suara bariton Kelvin yang sedang ngomel. Mereka sudah hafal kebiasaan Kelvin jika marah. Akan terus mengomel sepanjang hari kalau sedang di bantah.

"Ehem.. baiklah kalau memang kakak tidak bisa antar adeknya ke rumah eyang uti. Biar mami saja yang mengantar adek. Sekarang kalian selesaikan sarapannya. Udah gitu langsung berangkat ya, takut terlambat." Aku akhirnya memberikan jalan tengah buat anak-anak.

" Tidak usah gitu mam, biar Farah liburan di rumah saja." Tutur Farah pelan.

" Sudah dek, kamu tetap liburan. Biar kakak antar kamu." Jawab Farhan cepat tapi wajah masih tetap di tekuk.

"Tadi di suruh, nolak. Sekarang giliran mami kalian yang mau antar, banyak drama." Dengan sinis Kelvin menatap ke dua anaknya.

" Sudah sudah berhenti debatnya. Mami yang antar ke rumah eyang nanti. Tidak ada penolakan dan tawaran. Ini sudah keputusan. Sekarang kalian buruan berangkat kesekolah." Timpalku menengahi perdebatan.

Mereka akhirnya patuh dan berangkat kesekolah. Aku melanjutkan pekerjaan rumahku. Membereskan sisa piring kotor bekas sarapan kami. Setelah itu aku melanjutkan packing skincare. Karena ada janji dengan kurir yang akan menjemput paketan pagi ini.

"Kamu mau menginap di rumah ibumu mi?" Celetuk Kelvin yang sudah berada di depan TV sambil menghisap rokoknya dan membuat bola asap dari mulutnya.

"Iya, kebetulan aku kangen sama beliau. Kangen masakan ibu juga." Jawabku santai dengan masih menulis alamat paket customerku.

"Kenapa kamu membuat keputusan sendiri tanpa meminta persetujuan aku, suamimu." Tanyanya dengan kesal.

Sudah aku duga, ini akan menjadi sebuah masalah kecil yang akan di sulut Kelvin yang pada akhirnya menjadi sebuah masalah besar. Sudah terbaca dari awal aku mengambil keputusan untuk anak-anak pagi tadi.

"Ada kalanya aku akan mengambil keputusan tegas untuk anak-anak tanpa persetujuan kamu, pi." Jawabku datar dan bersiap menerima makian dari Kelvin nantinya.

"Oh sudah berani ngelunjak kamu ya, lupa surga itu ada di mana? Kamu tahu hukum agama kita yang menyebutkan bahwa ri,,,"

" Ridho Allah terletak pada ridho suami. Jika suami ridho, maka Allah Kan ridho." Potongku cepat. Karena aku tahu dalil itu yang akan Kelvin ucapkan sebagai senjata jika aku menolak apa yang Kelvin perintahkan.

"Kamu.... Ah sudahlah. Terserah, aku lagi malas berdebat sama kamu. Makin hari kamu makin sering membantah. Setan apa yang mempengaruhi kamu saat ini hah." Bentak Kelvin yang hampir kehabisan kata-kata buat membungkam mulutku. Aku hanya tersenyum menang dalam hati. Adakalanya memang kita harus sedikit memberontak agar tidak selalu tertindas.

"Itu hanya pikiran kamu saja. Aku merasa biasa saja kok. Aku bukan membantah. Hanya saja aku ingin meluruskan kekacauan yang ada tadi." Pungkasku lagi seraya merapikan alat packing yang sudah selesai aku kemas.

" Terserah kamu, mau kamu pulang ke ibumu. Mau kamu minggat, bodo amat. Aku capek ngadepin kamu yang sudah mulai berubah." Kelvin dengan kesal langsung berlalu begitu saja. Aku tersenyum menang. Akhirnya aku ada jalan menuju Roma. Eh, menuju ke hati Jordan.

Aku mengeluarkan ponsel dan mencoba menghubungi Jordan. Aku ingin memberi kabar baik yang akan membuat seorang Bripka Jordan bahagia mendengar kabar dariku. Tanpa sadar aku senyum-senyum sendiri membayangkan bagaimana wajah tampan Jordan yang akan tersenyum bahagia mendengar berita baik ini.

"Halo istri mudaku yang cantik. Tumben vidcall duluan. Kangen ya cantik?" Suara lembut Jordan membuat mood ku kembali membaik.

"Sayang, seminggu lagi aku akan antar Farah ke Surabaya. Kerumah ibu aku. Katanya dia mau liburan begitu. Kita bisa atur jadwal buat ketemuan yank." Aku mau naik bus nantinya.

Benar dugaan ku. Jordan tersenyum sambil menatap aku sayu. Membuat aku ingin meraup habis wajah itu seandainya ada di depanku.

"Tapi aku kangennya sekarang sayang." Jawabnya sedikit menggodaku. Aku tersenyum geli melihat mimik wajahnya yang di buat sok polos.

"Aku lagi halangan sayang. Tidak bisa ketemuan sekarang." Jawaban yang keluar dari mulut aku membuat Jordan menarik nafas panjang dan menghembuskan dengan kasar.

"Sekarang di kantor aku sendirian sayang. Teman-teman yang lain lagi pada di lapangan. Ada eksekusi pembongkaran mayat yang terbunuh oleh tetangganya itu." Jelas Jordan.

" Kamu kesini sebentar ya sayang. Aku kangen sekali sama kamu. Please,,,, aku lagi tidak enak badan ini. Kepalaku pusing yank." Lanjutnya lagi dengan wajah melas.

"Aku takut mas. Kalau ada yang tahu bagaimana? Tunggu seminggu lagi ya sayangku?" Tolakku kemudian. Tapi Jordan kekeh memaksa aku untuk datang saat ini juga dengan alasan laporan kehilangan nanti sewaktu-waktu ada yang melihat aku kantor Jordan. Dengan berat hati aku menyanggupi ajakan Jordan.

Di ruangan yang sedikit terbuka, Jordan memeluk aku erat. Menciumi setiap inci wajahku. Melumat habis bibirku yang sudah basah. Tangannya pun ikut meremas setiap area sensitifku. Sehingga aku melenguh menahan banyak rasa yang membuncah.

" Sayang, makasih sudah datang kesini. Aku bahagia sekali hari ini. Sakitku mendadak sembuh setelah kedatangan dokter cinta." Ungkapnya sambil menggigit telinga aku pelan. Aku menggelinjang menahan geli yang di buat oleh Jordan.

"Apapun asal kamu bahagia. Bukti perjuangan cinta ku." Sahutku yang tidak kalah gombal. Jordan terkekeh kecil mendengar gombalanku.

Dalam pangkuan Jordan, kami pun terlibat percakapan yang seru dan nyambung.

"Menstruasi biasanya terjadi dalam 7 hari kan ya yank? Kira-kira Minggu depan ketika kamu ke Surabaya, kamu sudah bersih nggak yank?" Tanyanya dengan suara parau menahan gejolak hasrat yang ingin tersalurkan.

"Iya jelas sayang. Aku biasanya menstruasi 5-6 hari. Tenang saja, pasti dapat kok." Jawabku sambil berkelakar dan pada akhirnya aku dan Jordan tertawa lepas.

Suara mobil Sabhara terdengar dari luar. Dengan cepat aku dan Jordan merapikan pakaian dan rambut yang sedikit acak. Jordan duduk sambil pura-pura mengetik. Sedangkan aku duduk di depan Jordan dengan gugup.

" Lho, ini kan Bu Kelvin, ada masalah apa Bu Kelvin di sini?" Tanya pak Matius dengan heran melihat aku di kantornya.

Mati aku, pak Matius teman bermain bulu tangkis Kelvin bisa satu shift dengan Jordan.

Bab terkait

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 6

    Di tempat yang berbeda Almira termangu dengan tatapan kosong. Pakaian suaminya ia pegang erat dengan menahan emosi yang hampir saja membuncah. Bau parfum wanita menyeruak di seragam kerja suaminya. 'Kurang apa lagi aku sebagai istrimu pa? Teganya kamu mengulangi kesalahan yang sama.' Bathin Almira menjerit menahan sakit yang teramat dalam. "Assalamualaikum, papa pulang." Seru Jordan yang sudah masuk rumah dan segera melepas sepatu kerjanya. "Papaaaa,, Dira sudah siap mau berangkat sekolah. Tapi mampir beli es krim dulu ya pa." Sambut Dira dengan suara khas anak kecil. Anak Jordan yang ke tiga memang masih duduk di kelas TK B. Di antara 3 anaknya Jordan, Dira lah yang paling dekat dengan papanya. Jordan tersenyum melihat putri cantiknya sudah rapi dan siap berangkat sekolah. Dira berhambur kepelukan papanya. Jordan menciumi pipi Dira dengan penuh sayang. "Ini kan masih pagi adek, beli susu sama Snack lainnya saja gimana?" Tawar Jordan pada Dira yang sudah berada dalam pangkuannya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 7

    "Harus sekarang ya?" Tanya Jordan gugup, dan Tamara pun langsung mengangguk pasti.Pertempuran pun terjadi selama seminggu. Jordan sangat menikmati apa yang Tamara suguhkan. Body Tamara yang seperti model, dengan tinggi 165 cm dan berat badan 55 kg membuat Jordan tidak bosan berada di dekatnya. Jordan bahkan sampai lupa untuk pulang ke rumah istrinya tiap akhir pekan. Berbagai alasan Jordan lontarkan pada Almira yang mengharapkan Jordan pulang. Tapi semua hanya tinggal harapan. Karena sejatinya, Jordan masih tetap terlena dengan permainan Tamara. "Mas, besok suamiku kembali ke tanah air. Itu artinya waktu kita sangat sedikit untuk bertemu. Bahkan tidak akan bisa bertemu lagi. Aku ingin hari ini kita semalaman menghabiskan waktu bersama." Ujar Tamara setelah selesai mereka melakukan pergumulan yang menguras energi. Jordan menatap sayu mata Tamara, seolah tidak rela akan jauh dengannya. "Yah kalau memang harus seperti itu, aku bisa apa? Biarlah ini menjadi kisah tersendiri buat aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 8

    " Nak, Rendi masih kecil, tidak boleh bertanya hal seperti itu ya sayang? Satu hal yang perlu Rendi tau, bahwa di dunia ini, hanya Rendi, Dio dan mama yang papa punya. Kalaupun nanti Rendi akan punya adek lagi, itu hanya mama yang akan mengandung adeknya Rendi. Sekarang Rendi sudah paham kan? Kalau sudah paham, Rendi ajak adeknya main lagi ya nak. Papa masih mau beresin rumah yang masih kotor. Mama biar istirahat, jangan di ganggu dulu ya sayang." Ujar Jordan panjang lebar terhadap anaknyaJordan akhirnya kembali ke halaman depan untuk membereskan sisa makan burung yang belum sempat di kembalikan pada tempatnya tadi. Setelah selesai membereskan urusan rumah, Jordan bergegas untuk mandi. Dia tercenung saat ponselnya ia keluarkan dari saku celana. Tanpa pikir panjang Jordan membuka ponsel tersebut dan mencari nomor Tamara. "[Tamara, tolong dengan sangat jangan hubungi aku lagi. Tolong setelah kamu baca pesan aku ini, kamu blokir nomor aku. J

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 9

    " Lho, ini kan Bu Kelvin, ada masalah apa Bu Kelvin di sini?" Tanya pak Matius dengan heran melihat aku di kantornya. Mati aku, pak Matius teman bermain bulu tangkis Kelvin, bisa satu shift dengan Jordan. "Oh ini mau laporan kehilangan pak." Jawabku sedikit gugup. " Owh,, apanya yang hilang Bu? Tidak mungkin pak Kelvin kan Bu yang hilang?" Kelakar pak Matius dengan terkekeh sambil memperlihatkan gigi putihnya yang rapi. " Hehhehe bapak bisa saja, saya tadi habis dari supermarket kehilangan kartu ATM saya pak. Makanya saya minta surat keterangan hilang agar bisa mengurusi ke bank nanti." Jelasku setenang mungkin. Entah kebohongan apa yang telah aku ucapkan barusan dengan lancar, sehingga membuatku terheran sendiri dengan alasan yang aku buat dengan lancar tanpa ada sedikitpun rasa ragu dalam berbicara. Sepertinya perbuatan terlarang ini juga sudah mencemari otakku untuk terus berbohong. "Oh seperti itu,ya sudah kalau begitu saya kemba

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 10

    " Malam pak Jordan, sudah lama tidak muncul, kemana saja." Kelvin menjawab ramah sambil menyeka keringat di keningnya." Baru empat hari juga pak. Hahahhaha. Seperti biasa ya pak cappucino satu." Seru Jordan yang sesekali melihat ke arahku. Aku menatap dengan gemas karena mengingat surat cinta yang dia kasih tadi siang."Siap pak. Oh ya pak, ruko yang pinggir jalan itu serius mau di jual pak? Tempatnya strategis lho." Kelvin seakan sengaja menahan Jordan untuk berlama-lama berdiri di depan aku. "Iya betul pak, dulu saya beli itu kemahalan pak. Jadi saya mau jual harga sama saja dengan harga sewaktu saya beli. Agar uang saya cepat kembali. Buat tambah-tambah modal jualan nyonya. Hehehhehe." "Mungkin sampean mau beli pak buat buka cafe cabang baru. Lokasinya strategis itu. Dekat dengan supermarket dan aneka oleh oleh kota anggur. 50 meter dari ruko tersebut juga ada taman juga. Biasanya banyak anak-anak muda bermain di taman tersebut. Kebetulan da

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 11

    " Hah,, jangan kak Farhan, mami baru kelar mandi. Tunggu di luar saja ya kak."  Aku lekas mematikan panggilanku dengan Jordan tanpa permisi. Setelahnya aku segera mengganti baju dan keluar menemui Farhan yang masih berdiri dekat pintu kamarku. " Hai kak, jam segini dah pulang? Adekmu mana?" " Dek Farah mungkin lagi ada class meeting  mam. By the way papi mana mam."  Farhan menjawab sambil celingukan ke dalam kamar."Hah,, papi? Ya jelas di cafe lah kak. Ini kan masih jam 11 siang." Aku menjawab dengan gugup khawatir Farhan mendengar aku sedang ngobrol mesra dengan Jordan di telepon." Hmmm,,, memang papi selama ini ada gitu ya mam bohongi mami, atau pergi ninggalin cafe tanpa sepengetahuan mami? " Mendengar pertanyaan dari Farhan, aku mengernyitkan kening dengan curiga. Tidak biasanya Farhan menanyakan hal seperti itu. Seperti ada yang ia sembunyikan. " Kok kamu tanya seperti itu kak? Memangnya ada yang kamu ketahui tentang p

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 12

    Suara kokok ayam jago tetangga membangunkan aku dari tidur malamku.  Sambil mengerjapkan mata yang masih mengantuk, aku menengok ke arah jam dinding di kamarku. Masih pukul 03.30 WIB, terlalu pagi untuk aku memulai aktivitasku. Tapi mau tidak mau terpaksa aku bangkit dari tempat tidur dan bergegas ke kamar mandi. Karena di rumah ini hanya ada satu kamar mandi saja, dan itu terletak di belakang dekat dapur. Belum sempat kaki ini melangkah ke arah kamar mandi, sayup-sayup aku mendengar suara cekikikan seseorang. Aku terpaku dan menajamkan pendengaranku. Ya, benar saja, suara cekikikan itu berasal dari kamar Kelvin. Sedang sama siapa Kelvin di dalam kamar? Tanpa sadar kakiku melangkah mendekati kamar Kelvin. Ku jongkokkan tubuhku dan melihat dari celah lubang kunci kamar Kelvin. Betapa terkejutnya aku saat melihat Kelvin sedang telanjang bulat sambil melakukan vicall dengan seseorang. ' Astaga,,! aku tidak salah lihat kah?' pekikku tertahan. Aku mundur dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 13

    Aku terpaku menatap kedatangan alexa yang tiba-tiba kerumah. Alexa adalah teman sekolah aku dulu, sama dengan Renata. Hanya saja, saat masih sekolah,  aku dan Alexa tidak seakrab seperti aku dengan Renata. Kedekatan aku dengan Alexa itu berawal dari produk skincare yang aku promosikan di grub alumni. Alexa adalah customer tetap aku. " Lexa,, kamu..." Aku menggantung pertanyaanku begitu melihat Alexa menjalankan motornya ke arahku. " Kamu mau membiarkan aku di luar saja fio,,? " ujarnya mengingatkan aku yang masih terpaku tegang. Apakah Alexa tahu ya kalau aku habis memasukkan pria lain ke rumah tanpa sepengetahuan suami. Ah kacau kalau sampai ada yang tahu. " Oh iya...pasti.. bentar, maaf aku kaget melihat kedatangan kamu yang tiba-tiba." Jawabku sambil membuka pintu pagar dengan gugup. Alexa langsung memarkirkan motor maticnya di halaman rumah. "Fioooo,,, aku mau cerita sama kamu." Wajah yang ceria menandakan bahwa Alexa sedang lagi dalam mod

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 38

    POV Kelvin " sayang,, kamu jangan pulang dulu. Aku masih kangen sama kamu." Rengek Tsania yang sedang bergelayut manja di lenganku. " Beb, jangan begitulah. Kamu tahu aku masih ada istri dan anak yang ada di rumah. Nanti mereka curiga kalau aku tidak pulang malam ini. " Tolakku halus. Sudah setahun lebih aku menjalin hubungan asmara dengan Tsania. Seorang gadis periang yang aku kenal saat motorku mogok kehabisan bensin diwaktu touring ke gunung Ijen. Seorang gadis tiba-tiba berhenti di sampingku dan menawarkan bantuan. Tanpa aku pinta, dia menawarkan diri untuk membelikan aku bensin eceran. Itulah awal pertemuan aku dengan Tsania. Sebagai ucapan rasa terimakasih aku yang sudah di bantu olehnya, aku mengajak Tsania untuk makan nasi goreng keliling yang kebetulan lewat. Siapa sangka, pertemuan yang tak sengaja membawaku pada sebuah hubungan yang terlarang bersama Tsania. Wajahnya yang cantik, periang dan memiliki wawasan yang luas membuat aku terpikat akan pesonanya. Awalnya aku men

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 37

    Udara malam ini terasa sangat dingin setelah diguyur hujan sejak sore tadi. Suara nyanyian kodok saling bersautan menambah sunyinya suasana di sekitaran perumahan yang aku tempati. Aku termenung seorang diri di teras rumah. Menunggu Kelvin yang sedari tadi susah di hubungi. Ku lirik jam tangan sudah menunjukkan pukul 23.18 WIB. Seharusnya Kelvin sudah sampai rumah sejam yang lalu. Kemana dia?"Mami belum tidur? " Tanya Farhan yang tiba-tiba nongol dengan membawa dua gelas coklat hangat. "Biasanya habis hujan begini enaknya itu minum yang hangat-hangat mi." Ujarnya dengan menyodorkan segelas coklat hangat. Aku menerimanya sambil mengulum senyum. "Makasih ya kak." Farhan membalas dengan senyum. Aku kembali menatap lurus ke arah jalanan. Pikiran yang menumpuk di otak sangat menggangguku." Nungguin papi ya mam?" Tanya Farhan melirikku. "Hu'um." Jawabku sambil menyeruput coklat hangat. " Boleh mami tanya sesuatu kak?""Mau tanya apa mam?" Jawabnya dengan balik bertanya." Kalau boleh

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 36

    POV Fiona " Mamiii,,," seru Farah lemah ketika melihatku di pintu UGD. Aku menghambur memeluk Farah yang baru sadar. Putri manjaku menangis dalam pelukanku. " Adek apanya yang sakit sayang?" Tanyaku setelah mengurai pelukannya. Aku meneliti setiap inci tubuh anak gadisku. Tangan dan kakinya terdapat luka lecet-lecet. " Tidak apa-apa mi, hanya luka ringan." Jawabnya sambil meringis. Aku mengelus rambut anakku. Mataku menoleh ke ranjang di depan Farah. Ada Farhan yang masih di jahit pelipisnya oleh pihak puskesmas. Aku mendekati Farhan dengan hati yang miris. " Maaf ya mam, Farhan belum bisa jaga adek dengan baik. " Ujarnya setelah selesai ia di jahit. Aku mencium keningnya sesaat. " Tidak ada yang perlu di maafkan kak. Ini musibah. Jangan merasa bersalah begitu. " Jawabku lembut dengan mengelus rambutnya. " Farhan, motor kamu mengalami kerusakan. Papi mau bawa ke bengkel motor langganan kamu. Oh ya, apa kalian sudah hubungin pihak sekolah kalau hari ini tidak bisa masuk?" Kelvin b

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 35

    Aku membantu Almira menyiapkan perlengkapan Dira sekolah. Pagi-pagi aku sudah antri membeli sarapan untuk kami bertiga. Almira memang bisa di hitung kalau mau masak. Tidak seperti istri muda aku. Sesibuk apapun, selalu menyempatkan waktunya untuk menyiapkan makan untuk keluarganya. Ups,,, istri muda aku. Kedengarannya sangat menggelitik telinga. " Pa, habis antar Dira, langsung pulang! Jangan mampir kemana-mana dulu." Seru Almira saat aku tengah memanaskan mesin motor. " Iya. Kamu jangan balik tidur lagi. Mandi kek, atau beberes rumah gitu." Balasku dengan mengingatkan Almira akan tugasnya sebagai seorang ibu rumah tangga." Ogah." Cibirnya sambil masuk ke dalam rumah. Istri macam apa yang telah aku nikahi ini. Andai tidak memiliki ke tiga anak, sudah aku kembalikan ke orang tuanya. Hampir semua kerjaan rumah aku yang handle. Kalau aku suami pengangguran mungkin aku tidak akan mengeluh, tapi disini aku sudah menjadi suami yang tidak melalaikan tanggung jawab aku untuk mencukupi kelu

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 34

    POV JORDANSetelah kejadian di puncak, aku semakin mencintai Fiona. Bukan hanya karena nafsu, tapi memang aku benar-benar mencintai dia. Karena kepribadian Fiona yang sangat menyenangkan. Bersama Fiona, aku merasa menjadi diri sendiri. Fiona yang humoris bisa mengimbangi sifat aku yang sebenarnya suka bercanda. Tapi sayangnya aku hidup dengan istri yang selalu serius dalam hidup. Susah diajak bercanda. Yang ada omelan yang kerap aku dapatkan. Tapi aku adalah seorang suami yang tidak suka mencari keributan, jadi jika istriku Almira suka uring-uringan, aku tidak pernah menanggapi. Memilih keluar rumah mencari ketenangan dengan kumpul bersama para pecinta burung.Sore ini Dira memaksa makan di gacoan. Almira juga merengek mengajak jalan-jalan. Kebetulan aku sedang tidak dinas, jadi aku menyanggupi ajakan Almira dan Dira. Kami menikmati makan dengan santai. Sesekali Dira bertingkah berlarian kecil. Aku hanya memantau saja. Wajar menurut aku,anak sekecil Dira bertingkah seperti itu. Tapi s

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 33

    Aku, Renata, dan Laras sebenarnya memiliki masalah yang sama. Kami sama-sama sedang bermain api dalam rumah tangga kami. Entah sampai kapan permainan ini akan berakhir. Dan entah api ini akan padam dengan sendirinya, atau apa justru akan membakar diri kami sendiri. Kami tidak tahu. Biarlah ini berjalan dengan seiring berjalannya waktu. Kami tahu ini salah. Tapi kami terlanjur masuk dalam kubangan dan sulit untuk bangkit. " Kita tidak akan menjadi buaya betina seperti ini kalau suami kita tidak egois dengan dirinya sendiri. Kita akan menjadi ratu di kerajaan rumah tangga kita, jika kita berada dalam genggaman lelaki yang tepat." Ucapan Laras tadi siang masih terngiang di telingaku. Apa betul selama ini aku berada dalam genggaman lelaki yang salah? Tanpa sadar, aku sudah menghabiskan waktu satu jam lamanya di dalam kamar mandi tanpa melakukan apa-apa. Jika tidak karena Farhan yang menggedor pintu kamar mandi, mungkin aku masih tetap bertapa didalam. " Mami tumbenan lama banget di dal

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 32

    Siang ini aku kedatangan Renata di rumah. Kami mengobrol lama sambil uprek di dapur membuat cemilan. Aku dan Renata memang sudah dari remaja hobi masak. Jadi kegiatan di dapur sangat menyenangkan tersendiri bagi aku dan Renata." Re, hubungan gelap kamu sama Ahmad gimana? Masih lanjut?" Tanyaku saat ingat bahwa Renata juga tidak jauh beda kelakuannya dengan aku. Bedanya, dulu saat Renata curhat tentang perselingkuhannya, aku selalu menasehati Renata. Tapi sekarang justru aku yang mengikuti jejak Renata yang keliru." Entahlah fio, aku sekarang sedang berada di titik jenuh dengan Ahmad maupun suamiku. Sepertinya menjadi janda itu lebih menyenangkan ya fio?" Jawabnya ambigu. " Lha kok kamu ngomongnya begitu? Tidak baik bilang mau jadi janda. Ntar di aminkan malaikat nangis kejer kamu." Omelku menasehati Renata. Ia hanya tersenyum kecut mendengar ocehan aku. Aku dan Renata kembali berkutat membuat cemilan tahu walik. Renata sibuk menggoreng. Dan aku sudah menyelesaikan membuat saos sam

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 31

    Setelah dua Minggu tanpa melakukan pekerjaan rumah, pagi ini aku kembali ke aktivitas sebelumnya. Beberes rumah yang mulai banyak debu bersarang di beberapa tempat. Mungkin Farhan atau Kelvin menyapu bagian pentingnya saja. Sampai kolong meja sudah tebal oleh gumpalan debu. Aku mengerjakan pekerjaan rumah dengan cekatan dan cepat. Sehingga saat anak-anak berangkat sekolah, semua sudah kelar. " Mi, aku mau ngomong sama mami. Ada hal penting yang harus kita bahas. Mumpung anak-anak sudah berangkat." Kelvin memulai obrolan disaat aku tengah merapikan etalase kecil yang menyimpan berbagai skincare jualanku. Tanganku terhenti dan menoleh heran. Ada gurat gelisah di wajah Kelvin saat aku tatap." Mau ngomong apa pi? Ngomong saja. Sepenting apa sih yang mau dibahas? Kok mukanya tegang gitu." Jawabku sengaja menyindir. Kelvin tengah mengelap keringatnya dengan lengannya. "Emh begini, mami masih ingat ruko yang di jual oleh pak Jordan itu? Ternyata suami Renata tidak mau dengan ruko yang ak

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 30

    "Apaan sih... Ngaco deh... Dah ah aku lapar, mau makan. Mbak masak apa sekarang?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan. Tidak habis pikir dengan mbak Ambar. Bisa-bisanya dia yang dulunya pendiam, bahkan sangat tabu membahas urusan ranjang secara terang-terangan, sekarang bisa bar - bar begitu. Apa karena si Ryan pacar barunya itu yang membawa dampak buruk.. ah biarlah. Itu urusan mbak Ambar. "Huh,, orang pingin tahu juga Segede apa pistolnya. Pelit amat kamu dek." Sungutnya sambil melempar bantal kecil ke arahku. Aku membalas dengan menjulurkan lidah. " Mbak, sampean ini kesambet setan mana, kok Sekarang gaya bicaranya bar-bar gitu? Serius tanya aku!" Sambil mencomot perkedel singkong aku kembali bertanya tentang perubahan mbak Ambar. " Semua orang itu ada fasenya dek. Dulu saat aku sama papanya Rinda, masih sangat malu dan riskan membahas urusan ranjang secara blak-blakan. Permainan ranjang kami juga monoton. Dan hal itulah yang membuat papanya Rinda mencari pelampiasan di luar. Aku

DMCA.com Protection Status