Share

Bab 11

Penulis: ning idos
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

" Hah,, jangan kak Farhan, mami baru kelar mandi. Tunggu di luar saja ya kak."  Aku lekas mematikan panggilanku dengan Jordan tanpa permisi. Setelahnya aku segera mengganti baju dan keluar menemui Farhan yang masih berdiri dekat pintu kamarku.

" Hai kak, jam segini dah pulang? Adekmu mana?"

" Dek Farah mungkin lagi ada class meeting  mam. By the way papi mana mam."  Farhan menjawab sambil celingukan ke dalam kamar.

"Hah,, papi? Ya jelas di cafe lah kak. Ini kan masih jam 11 siang." Aku menjawab dengan gugup khawatir Farhan mendengar aku sedang ngobrol mesra dengan Jordan di telepon.

" Hmmm,,, memang papi selama ini ada gitu ya mam bohongi mami, atau pergi ninggalin cafe tanpa sepengetahuan mami? "

Mendengar pertanyaan dari Farhan, aku mengernyitkan kening dengan curiga. Tidak biasanya Farhan menanyakan hal seperti itu. Seperti ada yang ia sembunyikan.

" Kok kamu tanya seperti itu kak? Memangnya ada yang kamu ketahui tentang p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 12

    Suara kokok ayam jago tetangga membangunkan aku dari tidur malamku.  Sambil mengerjapkan mata yang masih mengantuk, aku menengok ke arah jam dinding di kamarku. Masih pukul 03.30 WIB, terlalu pagi untuk aku memulai aktivitasku. Tapi mau tidak mau terpaksa aku bangkit dari tempat tidur dan bergegas ke kamar mandi. Karena di rumah ini hanya ada satu kamar mandi saja, dan itu terletak di belakang dekat dapur. Belum sempat kaki ini melangkah ke arah kamar mandi, sayup-sayup aku mendengar suara cekikikan seseorang. Aku terpaku dan menajamkan pendengaranku. Ya, benar saja, suara cekikikan itu berasal dari kamar Kelvin. Sedang sama siapa Kelvin di dalam kamar? Tanpa sadar kakiku melangkah mendekati kamar Kelvin. Ku jongkokkan tubuhku dan melihat dari celah lubang kunci kamar Kelvin. Betapa terkejutnya aku saat melihat Kelvin sedang telanjang bulat sambil melakukan vicall dengan seseorang. ' Astaga,,! aku tidak salah lihat kah?' pekikku tertahan. Aku mundur dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 13

    Aku terpaku menatap kedatangan alexa yang tiba-tiba kerumah. Alexa adalah teman sekolah aku dulu, sama dengan Renata. Hanya saja, saat masih sekolah,  aku dan Alexa tidak seakrab seperti aku dengan Renata. Kedekatan aku dengan Alexa itu berawal dari produk skincare yang aku promosikan di grub alumni. Alexa adalah customer tetap aku. " Lexa,, kamu..." Aku menggantung pertanyaanku begitu melihat Alexa menjalankan motornya ke arahku. " Kamu mau membiarkan aku di luar saja fio,,? " ujarnya mengingatkan aku yang masih terpaku tegang. Apakah Alexa tahu ya kalau aku habis memasukkan pria lain ke rumah tanpa sepengetahuan suami. Ah kacau kalau sampai ada yang tahu. " Oh iya...pasti.. bentar, maaf aku kaget melihat kedatangan kamu yang tiba-tiba." Jawabku sambil membuka pintu pagar dengan gugup. Alexa langsung memarkirkan motor maticnya di halaman rumah. "Fioooo,,, aku mau cerita sama kamu." Wajah yang ceria menandakan bahwa Alexa sedang lagi dalam mod

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 14

    POV FARHANAku Farhan Aditya Putra Pradana. Anak sulung dari pasangan Kelvin Pradana dan Fiona Veronika. Dari kecil aku selalu mendapatkan limpahan kasih sayang oleh mamiku. Wajar juga sih seorang ibu yang sudah pasti akan memberikan seluruh kasih sayangnya terhadap anak-anaknya. Hal itu yang aku alami. Papi aku memiliki sebuah cafe yang sangat ramai pengunjungnya. Hal itu yang membuat papi sejak 4 tahun yang lalu mulai sibuk dan jarang ada waktu bersama untuk keluarga. Kalau dikatakan orang tua aku adalah pasangan yang harmonis, itu juga salah banget. Karena hampir setiap hari aku selalu mendengar percekcokan antara mami dan papi. Entah itu hal yang sepele maupun yang cukup serius untuk di perselisihkan. Hal itu yang membuat aku pada akhirnya memilih jarang tinggal dirumah selama mereka papi masih belum berangkat ke Cafe. Selain itu aku juga punya adik perempuan yang tidak kalah cantik dari mami. Tapi sifat manjanya kadang sering membuat aku kesal. Hingga pada akhirnya jika papi aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 15

    "papi.." gumamku pelan. Tak salah lagi, aku melihat papi nonton bola dengan gadis yang seumuran dengan anaknya. Gila,,! siapa dia? Berbagai pertanyaan melintas dalam benakku. Aku tidak ingin Danu sampai mengetahui keberadaan papi. Bisa malu sampai ke akar-akarnya deh aku. Nggak tahu saja gimana jadinya kalau Danu sampai tahu. Beritanya bisa menyebar seantero sekolahan. Mau ditaruh di mana nanti muka aku kalau sampai teman-teman meledek keluarga aku. "Nu,, pulang yuk.. gerah nih. " Ajakku yang disambut tatapan heran Danu. Pasalnya yang awalnya mengajak nonton bola juga aku. Sekarang tiba-tiba aku yang meminta pulang sebelum acara usai."Lagi PMS kau bro.. keluhanmu dah kayak gadis-gadis yang gak doyan panas saja. Sejak kapan kau bilang kegiatan nonton bola itu gerah. Aneh-aneh saja. Kagak ah, ini sudah nanggung nonton. Pantang pulang sebelum kelar." Ocehnya menolak mentah-mentah ajakan aku. Danu lanjut menyuarakan yel yel tim unggulannya. 'Tingalkan Ras, Tingalkan Suku..Satu tekat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 16

    Dengan menggunakan kuda besi yang biasa menjadi tunggangan sehari-hari, akupun melajukan dengan kecepatan sedang ke arah wanita incaranku. Rumah Sofi terbilang lumayan jauh dari tempat tinggalku. Butuh waktu 30menit untuk sampai ke rumahnya. Aku mematikan mesin motorku. Tatapanku tertuju pada rumah sederhana bercat kuning dan pagar abu-abu. Dengan langkah mantap aku menekan bel yang terdapat d tembok samping pintu pagarnya."Assalamualaikum." Sapaku ketika melihat seorang wanita paruh baya sedang melihat ke arahku."Waalaikum salam. Cari siapa ya?" Jawab ibu tersebut dengan sedikit ketus. Aku terkesiap mendengar jawaban yang sama sekali tidak ada ramah-ramahnya."Saya temannya Sofi Tante. Tadi Sofi telpon saya, suruh kesini katanya." Aku menjawab dengan jujur mengenai kedatangan aku kerumah Sofi. Tanpa menjawab lagi, ibu tersebut membuka pintu pagar lebar-lebar. Tanpa disuruh masuk, akupun mengikuti langkah ibu itu dan berhenti di teras rumahnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 17

    Sofi dengan sigap menyodorkan es teh ke arahku. Aku meminumnya sampai habis. Masih shock dengar cerita Sofi mengenai kakaknya. Benar kan dugaanku, aku pernah melihat mbak Nia. Ya benar, dia cewek yang papi peluk di stadion kemarin. Tadi Sofi bilang pacar kakaknya seorang duda? Busyet dah papi! Berani-beraninya bilang duda! Dianggap apa selama ini mami di mata papi. Aku harus balas pengkhianatan papi. " Kamu baik-baik saja, Han? " Tanya Sofi yang melihatku terlihat murung. " Hmm,,,, aku gak papa kok Sof. Yuk buruan di habiskan. Keburu makin siang sampai rumah Dian. Nanti Dian tidur lagi. " Aku berusaha setenang mungkin di hadapan Sofi. Walaupun hati ini rasanya sakit mendengar penjelasan Sofi. Kasihan sekali mami. Aku akan menyelidiki ini semua. Harus aku hentikan hubungan terlarang papi sebelum terlalu jauh.Pagi ini seperti biasa aku tetap berada di meja makan untuk sarapan bersama. Seperti tidak terjadi apa-apa, aku tetap bersikap

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 18

    " Oh ini aku lagi nonton mama Lela. Lucu ceritanya, jadi senyum-senyum deh. " Dengan lancar aku memberi alasan palsu pada Kelvin. Secepat kilat, aku membuka aplikasi YouTube dan langsung mencari channel komedi mama Lela. "Oh,, ya sudah. Malam ini kamu gak perlu ke cafe ya mi. Kamu istirahat dulu buat persiapan besok. Jadi pagi-pagi berangkat dengan stamina yang prima." Ujarnya sambil berlalu ke kamar tamu. Kamar yang dijadikan tempat tidurnya setahun belakangan ini." Ok deh, kebetulan kalau gitu pi. Aku mau beresin pesenan reseller aku sebelum berangkat ke Surabaya. " "Ya, baguslah." Serunya lagi.Aku kembali memainkan ponselku dan terus saling bertukar pesan dengan Jordan. Kalau dengan Jordan, mau tiap jam ngobrol, berasa tidak ada habisnya bahan untuk dibuat ngobrol. Beda dengan Kelvin. Dari dulu jamannya pacaran,Kelvin selalu cuek dan ngomong seperlunya saja. Jarang banget ngajak bercanda aku maupun ke dua anaknya. Selalu garing tema obrolan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 19

    Sang fajar mulai menampakkan dirinya dengan malu-malu. Embun pagi yang sangat sejuk menghasilkan udara semakin terasa dingin. Membuat aku enggan untuk beranjak dari empuknya ranjang tidurku. Aku memilih berdiam di balik selimut yang tebal. Kicauan burung yang riang gembira menyambut pagi, tak membuatku beranjak. Aku tetap terlena dalam hangatnya selimut. Andai aku tidak ingat akan kewajiban aku sebagai muslim, mungkin aku akan melanjutkan tidurku hingga matahari benar-benar tampak dengan sempurna. Ku raih ponsel di atas nakas. Waktu menunjukkan jam 04.30. Aku membuka pesan di aplikasi hijau. Bibirku tersenyum senang melihat chat Jordan yang selalu mengingatkan aku tentang ibadah subuh. Bukan kali ini saja Jordan mengirim pesan ajakan untuk sholat. Tapi setiap hari selalu mengirim pesan.[Ayo sholat][Mari menunaikan ibadah sholat subuh][Banguuuun ayaaaank.... Kita sholat bareng - bareng ya?! ]Itulah serentetan pesan Jordan jika membang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 38

    POV Kelvin " sayang,, kamu jangan pulang dulu. Aku masih kangen sama kamu." Rengek Tsania yang sedang bergelayut manja di lenganku. " Beb, jangan begitulah. Kamu tahu aku masih ada istri dan anak yang ada di rumah. Nanti mereka curiga kalau aku tidak pulang malam ini. " Tolakku halus. Sudah setahun lebih aku menjalin hubungan asmara dengan Tsania. Seorang gadis periang yang aku kenal saat motorku mogok kehabisan bensin diwaktu touring ke gunung Ijen. Seorang gadis tiba-tiba berhenti di sampingku dan menawarkan bantuan. Tanpa aku pinta, dia menawarkan diri untuk membelikan aku bensin eceran. Itulah awal pertemuan aku dengan Tsania. Sebagai ucapan rasa terimakasih aku yang sudah di bantu olehnya, aku mengajak Tsania untuk makan nasi goreng keliling yang kebetulan lewat. Siapa sangka, pertemuan yang tak sengaja membawaku pada sebuah hubungan yang terlarang bersama Tsania. Wajahnya yang cantik, periang dan memiliki wawasan yang luas membuat aku terpikat akan pesonanya. Awalnya aku men

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 37

    Udara malam ini terasa sangat dingin setelah diguyur hujan sejak sore tadi. Suara nyanyian kodok saling bersautan menambah sunyinya suasana di sekitaran perumahan yang aku tempati. Aku termenung seorang diri di teras rumah. Menunggu Kelvin yang sedari tadi susah di hubungi. Ku lirik jam tangan sudah menunjukkan pukul 23.18 WIB. Seharusnya Kelvin sudah sampai rumah sejam yang lalu. Kemana dia?"Mami belum tidur? " Tanya Farhan yang tiba-tiba nongol dengan membawa dua gelas coklat hangat. "Biasanya habis hujan begini enaknya itu minum yang hangat-hangat mi." Ujarnya dengan menyodorkan segelas coklat hangat. Aku menerimanya sambil mengulum senyum. "Makasih ya kak." Farhan membalas dengan senyum. Aku kembali menatap lurus ke arah jalanan. Pikiran yang menumpuk di otak sangat menggangguku." Nungguin papi ya mam?" Tanya Farhan melirikku. "Hu'um." Jawabku sambil menyeruput coklat hangat. " Boleh mami tanya sesuatu kak?""Mau tanya apa mam?" Jawabnya dengan balik bertanya." Kalau boleh

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 36

    POV Fiona " Mamiii,,," seru Farah lemah ketika melihatku di pintu UGD. Aku menghambur memeluk Farah yang baru sadar. Putri manjaku menangis dalam pelukanku. " Adek apanya yang sakit sayang?" Tanyaku setelah mengurai pelukannya. Aku meneliti setiap inci tubuh anak gadisku. Tangan dan kakinya terdapat luka lecet-lecet. " Tidak apa-apa mi, hanya luka ringan." Jawabnya sambil meringis. Aku mengelus rambut anakku. Mataku menoleh ke ranjang di depan Farah. Ada Farhan yang masih di jahit pelipisnya oleh pihak puskesmas. Aku mendekati Farhan dengan hati yang miris. " Maaf ya mam, Farhan belum bisa jaga adek dengan baik. " Ujarnya setelah selesai ia di jahit. Aku mencium keningnya sesaat. " Tidak ada yang perlu di maafkan kak. Ini musibah. Jangan merasa bersalah begitu. " Jawabku lembut dengan mengelus rambutnya. " Farhan, motor kamu mengalami kerusakan. Papi mau bawa ke bengkel motor langganan kamu. Oh ya, apa kalian sudah hubungin pihak sekolah kalau hari ini tidak bisa masuk?" Kelvin b

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 35

    Aku membantu Almira menyiapkan perlengkapan Dira sekolah. Pagi-pagi aku sudah antri membeli sarapan untuk kami bertiga. Almira memang bisa di hitung kalau mau masak. Tidak seperti istri muda aku. Sesibuk apapun, selalu menyempatkan waktunya untuk menyiapkan makan untuk keluarganya. Ups,,, istri muda aku. Kedengarannya sangat menggelitik telinga. " Pa, habis antar Dira, langsung pulang! Jangan mampir kemana-mana dulu." Seru Almira saat aku tengah memanaskan mesin motor. " Iya. Kamu jangan balik tidur lagi. Mandi kek, atau beberes rumah gitu." Balasku dengan mengingatkan Almira akan tugasnya sebagai seorang ibu rumah tangga." Ogah." Cibirnya sambil masuk ke dalam rumah. Istri macam apa yang telah aku nikahi ini. Andai tidak memiliki ke tiga anak, sudah aku kembalikan ke orang tuanya. Hampir semua kerjaan rumah aku yang handle. Kalau aku suami pengangguran mungkin aku tidak akan mengeluh, tapi disini aku sudah menjadi suami yang tidak melalaikan tanggung jawab aku untuk mencukupi kelu

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 34

    POV JORDANSetelah kejadian di puncak, aku semakin mencintai Fiona. Bukan hanya karena nafsu, tapi memang aku benar-benar mencintai dia. Karena kepribadian Fiona yang sangat menyenangkan. Bersama Fiona, aku merasa menjadi diri sendiri. Fiona yang humoris bisa mengimbangi sifat aku yang sebenarnya suka bercanda. Tapi sayangnya aku hidup dengan istri yang selalu serius dalam hidup. Susah diajak bercanda. Yang ada omelan yang kerap aku dapatkan. Tapi aku adalah seorang suami yang tidak suka mencari keributan, jadi jika istriku Almira suka uring-uringan, aku tidak pernah menanggapi. Memilih keluar rumah mencari ketenangan dengan kumpul bersama para pecinta burung.Sore ini Dira memaksa makan di gacoan. Almira juga merengek mengajak jalan-jalan. Kebetulan aku sedang tidak dinas, jadi aku menyanggupi ajakan Almira dan Dira. Kami menikmati makan dengan santai. Sesekali Dira bertingkah berlarian kecil. Aku hanya memantau saja. Wajar menurut aku,anak sekecil Dira bertingkah seperti itu. Tapi s

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 33

    Aku, Renata, dan Laras sebenarnya memiliki masalah yang sama. Kami sama-sama sedang bermain api dalam rumah tangga kami. Entah sampai kapan permainan ini akan berakhir. Dan entah api ini akan padam dengan sendirinya, atau apa justru akan membakar diri kami sendiri. Kami tidak tahu. Biarlah ini berjalan dengan seiring berjalannya waktu. Kami tahu ini salah. Tapi kami terlanjur masuk dalam kubangan dan sulit untuk bangkit. " Kita tidak akan menjadi buaya betina seperti ini kalau suami kita tidak egois dengan dirinya sendiri. Kita akan menjadi ratu di kerajaan rumah tangga kita, jika kita berada dalam genggaman lelaki yang tepat." Ucapan Laras tadi siang masih terngiang di telingaku. Apa betul selama ini aku berada dalam genggaman lelaki yang salah? Tanpa sadar, aku sudah menghabiskan waktu satu jam lamanya di dalam kamar mandi tanpa melakukan apa-apa. Jika tidak karena Farhan yang menggedor pintu kamar mandi, mungkin aku masih tetap bertapa didalam. " Mami tumbenan lama banget di dal

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 32

    Siang ini aku kedatangan Renata di rumah. Kami mengobrol lama sambil uprek di dapur membuat cemilan. Aku dan Renata memang sudah dari remaja hobi masak. Jadi kegiatan di dapur sangat menyenangkan tersendiri bagi aku dan Renata." Re, hubungan gelap kamu sama Ahmad gimana? Masih lanjut?" Tanyaku saat ingat bahwa Renata juga tidak jauh beda kelakuannya dengan aku. Bedanya, dulu saat Renata curhat tentang perselingkuhannya, aku selalu menasehati Renata. Tapi sekarang justru aku yang mengikuti jejak Renata yang keliru." Entahlah fio, aku sekarang sedang berada di titik jenuh dengan Ahmad maupun suamiku. Sepertinya menjadi janda itu lebih menyenangkan ya fio?" Jawabnya ambigu. " Lha kok kamu ngomongnya begitu? Tidak baik bilang mau jadi janda. Ntar di aminkan malaikat nangis kejer kamu." Omelku menasehati Renata. Ia hanya tersenyum kecut mendengar ocehan aku. Aku dan Renata kembali berkutat membuat cemilan tahu walik. Renata sibuk menggoreng. Dan aku sudah menyelesaikan membuat saos sam

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 31

    Setelah dua Minggu tanpa melakukan pekerjaan rumah, pagi ini aku kembali ke aktivitas sebelumnya. Beberes rumah yang mulai banyak debu bersarang di beberapa tempat. Mungkin Farhan atau Kelvin menyapu bagian pentingnya saja. Sampai kolong meja sudah tebal oleh gumpalan debu. Aku mengerjakan pekerjaan rumah dengan cekatan dan cepat. Sehingga saat anak-anak berangkat sekolah, semua sudah kelar. " Mi, aku mau ngomong sama mami. Ada hal penting yang harus kita bahas. Mumpung anak-anak sudah berangkat." Kelvin memulai obrolan disaat aku tengah merapikan etalase kecil yang menyimpan berbagai skincare jualanku. Tanganku terhenti dan menoleh heran. Ada gurat gelisah di wajah Kelvin saat aku tatap." Mau ngomong apa pi? Ngomong saja. Sepenting apa sih yang mau dibahas? Kok mukanya tegang gitu." Jawabku sengaja menyindir. Kelvin tengah mengelap keringatnya dengan lengannya. "Emh begini, mami masih ingat ruko yang di jual oleh pak Jordan itu? Ternyata suami Renata tidak mau dengan ruko yang ak

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 30

    "Apaan sih... Ngaco deh... Dah ah aku lapar, mau makan. Mbak masak apa sekarang?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan. Tidak habis pikir dengan mbak Ambar. Bisa-bisanya dia yang dulunya pendiam, bahkan sangat tabu membahas urusan ranjang secara terang-terangan, sekarang bisa bar - bar begitu. Apa karena si Ryan pacar barunya itu yang membawa dampak buruk.. ah biarlah. Itu urusan mbak Ambar. "Huh,, orang pingin tahu juga Segede apa pistolnya. Pelit amat kamu dek." Sungutnya sambil melempar bantal kecil ke arahku. Aku membalas dengan menjulurkan lidah. " Mbak, sampean ini kesambet setan mana, kok Sekarang gaya bicaranya bar-bar gitu? Serius tanya aku!" Sambil mencomot perkedel singkong aku kembali bertanya tentang perubahan mbak Ambar. " Semua orang itu ada fasenya dek. Dulu saat aku sama papanya Rinda, masih sangat malu dan riskan membahas urusan ranjang secara blak-blakan. Permainan ranjang kami juga monoton. Dan hal itulah yang membuat papanya Rinda mencari pelampiasan di luar. Aku

DMCA.com Protection Status