Share

62

Penulis: Lavender
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-04 21:31:24

Aturan pertama, yang Radit Anggoro terapkan kepada ketiga anak-anaknya adalah bersyukur. Bekerja keras, belajar dengan sungguh-sungguh dan tahu caranya bertahan adalah suatu pertahanan hidup yang nggak semua orang mampu melakoninya.

Yang kedua, jangan sampai menyesal setelah kehilangan hal-hal kecil yang dianggap sepele. Karena kita tidak tahu kapan waktunya akan tiba jika hal sekecil apa pun juga bentuk dari rasa bahagia. Jangan karena dibutakan oleh keserakahan, ambisi dan ketamakan kita jadi menelantarkan sesuatu hal yang paling penting. Kadang orang lupa, yang tidak terlihat dari luar malah dinilai paling tidak berarti. Padahal yang namanya hidup itu penuh dengan paradoks. Semakin irit, semakin miskin. Semakin boros, semakin kaya. Semakin bekerja keras, semakin sedikit hasilnya. Semakin malas bekerja, semakin banyak hasilnya. Semakin dikejar, semakin lari. Semakin cuek, semakin dicari. Semakin dicari malah hilang, tidak dicari malah datang. Ini aneh tapi seiring terjadi.

Yang Ra
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Pernikahan yang Tak Sempurna    63

    Menurut Ratu, Raja memang suka semena-mena. Sejak dulu–bahkan sebelum menduduki kursi tertinggi di perusahaan–sifat diktatornya sudah terlihat dengan jelas. Wajar, sih, sebagai anak sulung, tanggung jawab yang Raja emban jauh lebih banyak ketimbang dirinya mau pun Langit. Tapi bisa dong jangan main sesuka hati di saat Ratu sedang nyaman-nyamannya menikmati sebuah proses move on. Emang kampret Raja itu."Kamu pindah ke Semarang."Begitu bunyinya. Sambungan nirkabel itu memperjelas suara dan titah dari Raja. Kembarannya itu kalau ngasih perintah selalu jelas, singkat dan padat alias pelit omongan."Hah, gimana-gimana?" Ratu bengong. Nyawa dari bangun tidurmya yang belum tuntas masih melayang ke antah berantah. Dan telepon dari Raja membuat kepalanya pening seketika. "Pindah ke Semarang, sekarang juga."Bertambah saja kata-katanya."Ngapain? Emang di Semarang buka kantor cabang baru? Kok aku baru tahu?"Ratu nggak dapat kabar apa-apa. Heran dengan sikap Raja yang berubah drastis sewakt

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-04
  • Terjebak Pernikahan yang Tak Sempurna    64

    Leora pandangi wajah ayu Ratu yang masih terlelap. Petang sebentar lagi menyapa. Langit Semarang sudah mulai berubah warna dan mentari hampir kembali ke peraduannya. Leora tahu Ratu kesal akan perintah yang Raja berikan secara mendadak. Terlebih keinginan Ratu untuk menikah telah Raja tolak mentah-mentah. Jangankan Ratu, Leora saja suka bingung dengan perubahan sikap yang Raja lakukan. Sesekali Raja akan menjadi baik, namun di lain kesempatan akan berubah bak reog kesurupan. Memang nggak bisa ditebak suaminya itu. Leora sungkan untuk membangunkan Ratu. Waktu makan siang telah Ratu lewatkan dan makanan yang Leora hangatkan kembali mendingin. Namun hingga sore menjelang, Ratu masih nyenyak dalam buaian mimpi indahnya. Leora tarik nafasnya dalam-dalam. Masih dengan fokus mata menatapi wajah Ratu. Sekilas, wajah Mami Senja ada di sana. Namun sedetik kemudian, dominan wajah Papi Radit begitu jelas terlukis. Baik Raja mau pun Ratu, wajah Mami Senja dan Papi Radit berpadu menjadi artefak p

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-05
  • Terjebak Pernikahan yang Tak Sempurna    65

    Suasana malam yang dingin berpadu padan dengan pemandangan yang indah. Gemerlap lampu dari ujung ke ujung menjadi daya tarik tersendiri bagi Leora yang selama ini besar di kota. Dari balkon kamar Raja–di rumah Mami Senja dan Papi Radit–semuanya terlihat dengan jelas. Dan setelah Leora cari tahu lebih lengkap, mereka berada di Ungaran, kabupaten Semarang dan tepat berada di bawah kaki gunung Ungaran. Ini sensasi pertama di mana Leora tinggal langsung di bawah kaki gunung. Aktivitas di daerah sini juga belum Leora telusuri. Karena menggunakan kereta di pagi hari dan sampai menjelang sore membuat Leora belum bisa mengeksplorasi daerah sekitar. Hanya saat sopir pribadi yang menjemput, Leora sempat melihat jika beberapa lingkungan di sini ramai oleh penduduk.Sekarang, dengan santai Leora sandarkan tubuhnya pada tubuh Raja yang sedang sibuk menatapi laptopnya. Jari-jarinya bergerak di atas keyboard dan sesekali mengusapi perut Leora. Semilir angin malam berembus, membelai kulit putih Leor

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-05
  • Terjebak Pernikahan yang Tak Sempurna    66

    Era tahu jika hidup selalu punya sisi menderitanya. Setiap orang juga punya garis yang tidak bisa disamakan dengan orang lainnya. Cinta, sakit dan penderitaan menjadi hal yang lumrah terjadi. Setelah mengenal Raja, Era tidak mempermasalahkan hidupnya jika harus menderita. Apa pun itu asal Raja, Era tidak akan mempedulikan dirinya sendiri. Asalkan Raja, semuanya rela Era lakukan. Terdengar bodoh, tapi Era tidak bisa melakukan apa pun selain menginginkan Raja."Bodoh! Padahal banyak pekerjaan yang harus dilakukan daripada meratap nasib. Jangan lemah cuma karena cinta, please. Itu menjijikkan."Cibiran dari Rea, jika rungu orang lain yang mendengarnya akan sakit hati. Namun karena Era sudah biasa, mengabaikan perempuan yang ada di hadapannya adalah jalannya. Mulutnya memang setajam silet. "Yang kamu cintai Raja atau hartanya? Nggak tanggung-tanggung, aset yang Raja punya itu banyak. Mana tahu kamu goyah, 'kan?"Era berdecak. Rea bak kompor meletup di pagi hari saat sumbunya berjumpa de

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-05
  • Terjebak Pernikahan yang Tak Sempurna    67

    Obrolan Ratu dengan Leora pagi ini Raja dengar semuanya. Selain kesal pindah paksa yang Raja lakukan pada Ratu, ada kesalahan lainnya yang Raja perbuat–menurut Ratu begitu. Sedang Raja sendiri, dirinya tidak punya salah sehingga tidak harus mengakui perihal perlakuannya. Menikah tidak semudah ucapannya yang meluncur, itu kesimpulan yang Raja miliki untuk Ratu. Ngomong nikah kayak mau beli permen di warung aja.Sekarang di siang hari yang tidak terik, mataharinya pelit untuk berjumpa dengan penduduk bumi, Raja panggil Ratu untuk duduk di ruang keluarga sembari menunggu Leora yang tengah bersiap-siap.Ratu masih diam dan tidak mau memandangi Raja. Yang dilakukan Raja justru menatap lekat-lekat kembarannya dengan ekspresi wajah yang tak terbaca."Kalau mau menikah, ya aku setuju." Ratu angkat kepalanya, menghentikan jarinya yang bermain di atas keyboard ponsel dan wajahnya semringah maksimal. "Serius? Abang beneran? Nggak lagi bercanda, 'kan?" Raja angguki jika dirinya benar-benar seri

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-05
  • Terjebak Pernikahan yang Tak Sempurna    68

    Langit mendapat telepon di pagi hari seusia salat subuh. Kedua matanya masih mengantuk namun mengabaikan Maminya bukan spesialis mudah yang bisa Langit lakukan. Maka suara riangnya menjawab sambutan Maminya yang sama bahagianya."Mami apa kabar?" tanya Langit lebih dulu. "Malang baik dan sekarang lagi hujan.""Jangan bilang kamu mau tidur lagi?" Ya, begitulah Senja yang selalu mengetahui apa pun yang aka ketiga anaknya lakukan tanpa di beri tahu."Mami tahu aja. Kan mumpung libur juga, Mi." Tanggal merah di hari kerja memang surga dunia sekali. Setelah kemarin menguras tenaga Langit, semalam tidur nyenyaknya tidak ada gangguan mau pun hambatan. "Mami lagi apa? Papi apa kabar?""Sehat semua. Lagi duduk santai. Kemala? Nanya doang tapi nggak pernah pulang.""Kan kerja, Mi. Liburnya aja cuma sehari doang." Langit membela diri. Maminya sejak dulu kala selalu memperlakukan dirinya berbeda ketimbang Raja dan Ratu. "Abang ke Semarang katanya, Mi.""Nggak katanya lagi, emang iya lagi bulan m

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-05
  • Terjebak Pernikahan yang Tak Sempurna    69

    Mau tidak mau Langit mempersilakan Arra masuk. Perempuan itu dengan semangat dan senyum lebarnya langsung duduk di ruang tamu apartemen. Kedua mata Arra terus mengeksplorasi ruangan Langit yang kecil namun cukup mewah. Beberapa potret foto keluarganya sengaja Langit letakkan di sana. Sengaja, begitu masuk akan langsung bisa melihat foto tersebut dan semangat Langit membuncah."Aku cuma punya ini." Langit letakkan minuman soda kalengan di hadapan Arra yang masih serius menatapi potret demi potret keluarganya. "Mami baru nelepon dan bilang kalau kamu di sini."Barulah kepala Arra menatap Langit dengan senyuman kecil menawan. "Udah seminggu aku di sini." Dan baru menemui Langit di hari libur kerja setelah beberapa waktu lalu gagal. "Aku waktu itu ke sini tapi kamu nggak ada di apartemen.""Kerja," jawaban Langit singkat, jelas dan padat."Malam tapi kamu nggak ada di rumah.""Mungkin lembur. Menjelang akhir bulan selalu lembur karena ada data-data yang harus di cocokkan. Lagian kamu ngg

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-05
  • Terjebak Pernikahan yang Tak Sempurna    70

    Ratu tidak mau memaafkan. Sedangkan kata Leora, kenyataan dari memaafkan tidak serta merta membuat kita melupakan kejadian yang telah menimpa bukan juga untuk membenarkan perilakunya. Apa lagi sampai membebaskan orang tersebut dari konsekuensi dan menerimanya kembali. Faktanya, memaafkan itu soal keputusan. Keputusan untuk menerima realita dan membebaskan beban emosional yang mengikat kita dan keputusan untuk tidak membalas dan menghukum orang tersebut. Siapa bilang memaafkan semudah membalikkan tangan? Memaafkan juga butuh waktu. Karena semakin sering kita tersakiti, semakin dalam emosional kita, semakin dalam luka yang kita rasakan akan semakin sulit untuk kita memaafkan. "Nggak apa-apa. Kamu nggak perlu buru-buru." Itu pesan yang Leora sampaikan untuk Ratu dan masalahnya semalam. Leora memahami karena pernah berada di posisi yang Ratu rasakan meski beda konteks. "Tapi kalau kamu nggak mau memaafkan, itu bakalan lebih sulit buat sembuh. Karena kita bukan memaafkan untuk orang lai

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-05

Bab terbaru

  • Terjebak Pernikahan yang Tak Sempurna    99

    Langit tiba di Jakarta. Membawa Dinda dan anaknya. Meski Dinda terlihat ragu dan takut dalam langkahnya meninggalkan pelataran bandara, tapi Langit meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dinda percaya Langit, sepenuhnya tanpa rasa ragu.Yang jadi masalah adalah diri Dinda sendiri. Apakah Dinda orang yang tepat untuk Langit? Apakah semesta mau menerima hubungan mereka sedangkan Dinda banyak luka di masa lalu. Apakah mereka pantas untuk bersama? Semua pertanyaan itu terus berputar di kepala Dinda dan belum ditemukan jawaban yang tepat."Kalau kamu ragu sama diri kamu sendiri, seenggaknya kamu lihat aku, Din." Langit genggam tangan Dinda saat masuk ke dalam mobil. "Ada aku yang mau sama kamu dan cukup kuatkan aku kalau kamu bakal selalu ada di samping aku. Kalau kamu ragu tapi pergi yang kesusahan itu aku, Din. Jadi, bisa, 'kan jangan ragukan perasaanku buat kamu?"Setulus itu Langit dalam mencintai Dinda dan nggak ada yang bisa Langit lakukan kalau Dinda nggak ada di sampingnya.

  • Terjebak Pernikahan yang Tak Sempurna    98

    Kalau di kasih pilihan, semua orang di muka bumi ini maunya punya kisah yang bagus. Nggak ada satu pun di antara mereka yang mau kisahnya berakhir tragis. Jangankan tragis, putus dan berpisah dari orang yang selalu ada bareng kita di setiap harinya aja dunia udah runtuh. Apalagi dipisahkan dengan maut. Jadi kalau ada pilihan bagus buat berakhir indah maka jawabannya adalah ya.Tapi yang namanya takdir siapa yang tahu, sih? Jalannya aja udah nggak ketebak. Itu rahasia Tuhan dan selalu jadi misteri. Manusia itu cuma bidak-bidak dalam permainan catur. Dari awal bermain sampai akhirnya di mana Tuhan yang jadi penentunya. Jadi jangan terlalu sombong ketika mendapatkan sesuatu yang lebih."Kok ada, sih orang kayak gitu?" tanya Ratu kepada Ratu yang baru selesai bercerita. "Padahal mbak udah sebaik ini dan ngasih banyak fasilitas buat dia. Tapi kenapa balesannya bikin geleng-geleng kepala, sih?"Leora nggak mau ambil pusing soal karyawan yang membawa kabur uangnya. Leora cuma kecewa kenapa n

  • Terjebak Pernikahan yang Tak Sempurna    97

    Langit sadar, yang paling mengerti tentang diri kita adalah diri sendiri. Namun begitu Langit juga tahu ada Dinda yang selalu memahami dirinya tanpa diminta dan diberi penjelasan secara gamblang. Dinda lebih dewasa dari yang Langit kira. Selain statusnya yang janda, Dinda sudah ditimpa banyak masalah dalam hidupnya. Jadi wajar kalau wanita satu anak itu telah mengambik banyak pelajaran dari perjalanan di hidupnya."Ngapain?" tanya Dinda saat melihat Langit berdiri di depan pintu masuk apartemennya. "Kamu mau bikin suasana makin kacau?"Hari masih pagi. Mentari belum sepenuhnya menyinari bumi. Udara pagi hari di Malang segar dan sejuk. Yang bisa Langit lakukan hanyalah menunduk dan menggelengkan kepalanya atas tanya yang Dinda ajukan. Baru setelah beberapa menit dan menarik napasnya dalam-dalam, Langit memberanikan diri menautkan matanya pada Dinda."Aku udah biasa," kata Langit yang dibalas kerutan dahi oleh Dinda. "Tapi kali ini aku menolak menerimanya."Dinda makin nggak ngerti ke m

  • Terjebak Pernikahan yang Tak Sempurna    96

    "Sebenarnya aku punya banyak ketakutan," aku Leora malam itu pada Raja yang sedang membaca beberapa berkas kantor. Helaan napas Leora yang berat dan diembuskan dengan kasar membuat Raja paham jika istrinya sedang tidak baik-baik saja. Ada yang Leora rasakan dan hendak dibagi pada Raja. Maka menutup berkas dan sepenuhnya memfokuskan diri pada Leora segera Raja lakukan."Tentang apa?" balas Raja bertanya. Raja larikan jarinya ke kepala Leora dan mengusap rambutnya yang halus. "Kamu bisa memulainya dari hal yang paling ringan sampai nanti menemukan jawaban ketakutan apa yang membuatmu gelisah."Leora menoleh dengan senyum. Wajahnya ayu nan teduh. Sehingga siapa pun yang memandangnya akan suka dan terbuai. Raja tatapi dalam-dalam netra gelap Leora yang cerah."Banyak. Terlalu banyak sampai aku nggak bisa ngungkapin perasaan apa yang aku rasain. Aneh, 'kan istrimu ini?" kekeh Leora setelah menilai dirinya sendiri."Anggap aja itu kelebihanmu. Kalau kamu nggak unik, kita nggak ada terjebak

  • Terjebak Pernikahan yang Tak Sempurna    95

    Dalam hidup apa benar-benar ada yang namanya akhir bahagia?Kalau pertanyaan itu ditujukan pada Langit, maka mulutnya akan terkunci rapat. Langit aja belum sepenuhnya mengerti tentang arti hidup kok malah ditanya soal kebahagiaan. Langit walaupun umurnya sudah terbilang matang buat nikah, ternyata nikah juga nggak segampang balikin tangan atau kayak yang orang lain lakukan. Mereka menikah setelah ketemu dan menjalani hubungan dengan orang yang menurutnya tepat. Lah Langit? Mubeng dulu kayak bianglala."Jadi kapan mau bawa Dinda ketemu mami sama papi, Lang?" Radit Anggoro semakin berumur semakin berkharisma. Aura kewibawaan bapak tiga anak itu terlihat dengan jelas. Langit yang ditanya kayak gitu cuma bisa nelen nasi dan ayamnya bulat-bulat. Untung nggak kesedak."Kalau udah di rasa siap, pi," jawaban Langit bukan jawaban tegas yang mau di dengar Radit. "Papi sendiri belum ngasih restu," lanjutannya bikin Radit diam. Langit ada benarnya juga."Kamu udah izin waktu itu. Papi izinin."

  • Terjebak Pernikahan yang Tak Sempurna    94

    Hidup Raja ya begitu-begitu saja. Nggak ada yang istimewa atau yang wajib dikepoi sama semua orang. Walau sebagai seorang suami bersikap hangat, Raja tetaplah Raja yang dingin dengan orang luar. Nggak pandang bulu siapa orangnya. Yang nggak Raja kenal atau terlalu akrab, Raja nggak mau terlalu banyak terlibat. Say hai saja sudah cukup. Selebihnya jalani kehidupan masing-masing tanpa saling merepotkan."Mami sama papi jadi dateng, Ra?" Raja bertanya pada Leora yang sedang menyiapkan kopinya. "Pasti rempong, deh."Raja duduk di kursinya dengan kedua tangan membuka koran paginya. Bukan asal Raja ngomong. Semua orang yang bekerja di rumahnya juga tahu gimana mami dan papinya kalau datang ke rumahnya. "Namanya juga orang tua ke anak, wajar," jawab Leora sambil meletakkan kopi dihadapan Raja. "Kamu kenapa sensi banget tiap mami sama papi ke sini? Nggak seneng orang tua kamu datang berkunjung? Kenapa nggak kamu aja yang pulang ke rumah mami papi?"Nah, salah satu keribetan yang Raja miliki

  • Terjebak Pernikahan yang Tak Sempurna    93

    Tolok ukur kebahagiaan seseorang itu gimana, sih?Pertanyaan semacam itu kerap mampir ke benak Dewa. Termasuk hari ini saat dirinya akan menjemput Ratu untuk makan siang bersama. Dewa juga manusia biasa. Punya rasa penasaran dan keingintahuannya sering membludak. Kayak misalnya: Ratu bahagia nggak, ya sama aku? Ratu udah ngerasa cukup belum, ya sama aku? Aku ini pilihan yang Ratu mau atau cuma sekadar alat menutupi rasa cintanya kepada Langit dan masih banyak lagi. Misal diluapkan dalam sebuah obrolan, Dewa yakin sehari semalam nggak bakal kelar. Lawan bicaranya butuh waktu berhari-hari buat memecahkan masalah ini dan mencari tahu jawabannya. Belum lagi meyakinkan Dewa kalau itu cuma rasa takutnya aja yang sedang menyelimuti."Jadi orang pemikir emang nggak enak banget!" gerutu Dewa kepada dirinya sendiri yang sedang menyetir di tengah kepadatan kendaraan lain siang itu. "Udah sejauh ini kok gue bisa mikir Ratu bahagia apa enggak? Kalau orangnya denger bisa melayang ini kepala gue."

  • Terjebak Pernikahan yang Tak Sempurna    92

    Kalau wanita bisa patah hati, pria juga bisa bahkan bisa lebih hancur berkeping-keping lebih daripada wanita. Cinta pria itu nyata tulusnya walaupun banyak mulut-mulut bajingan di luar sana yang jual omongan. Bukan berarti semua pria berengsek dan bernilai sama. Ada istilah soal high value women maka pria juga punya harga yang sama untuk dirinya sendiri. Nggak cuma wanita doang yang punya nilai. Sayangnya ketutup sama para bajingan yang demen nyakitin wanita. Langit cuma tersenyum kecil mendengar curahan hatinya sang asisten. Nggak aneh kok kalau Yudha senang ngomel sana sini soal asmaranya. Padahal Langit juga butuh di say hallo untuk hari-harinya. Tapi buat apa, sih? Langit bukan remaja yang baru jatuh cinta kok. Langit sadar soal nilai yang ada di dalam dirinya. Itu semua nggak lepas dari didikan kedua orang tuanya."Hidup kenapa harus ada plot twistnya, sih?" Yudha bertanya setelah mondar-mandir kayak setrikaan panas. "Gue mau heran tapi nggak siap juga dengar jawaban: hidup ema

  • Terjebak Pernikahan yang Tak Sempurna    91

    "Menurut kamu Tuhan itu baik nggak?" tanya Ratu pada Dewa yang bersiap untuk terlelap. "Kadang aku pengen marah sama Tuhan," sambung Ratu tanpa berkedip menatap ke depan.Malam sudah larut. Di usir dari apartemen Langit, Ratu dan Dewa nggak gagal pesta. Mereka minum wine sendiri di rumahnya dengan alunan musik lembut dan dansa ala kadarnya. Mereka tertawa bersama dan sesekali terbahak-bahak. Sekarang waktunya bagi mereka berbagi kisah untuk hari ini. Padahal mereka satu kantor, cuma beda ruangan. Tapi beban hari ini tetap jadi topik saat mau tidur."Bagiku Tuhan itu baik. Kenapa?" Dewa pandangi wajah istrinya yang ayu natural tanpa polesan make up. Memang dasarnya Ratu ini cantik dan anggun. Bermake up atau tidak, dasarnya ayu tetaplah ayu. "Kamu pasti punya alasan kenapa marah sama Tuhan."Ratu menarik napasnya dalam-dalam. Mengembuskan perlahan dan tersenyum kecil."Aku pernah punya rencana. Konyolnya aku selalu yakin kalau setiap rencana yang aku susun bakal berhasil. Aku selalu pe

DMCA.com Protection Status