Share

Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku
Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku
Author: Arandiah

Bab 1. Surat Cerai

Author: Arandiah
last update Last Updated: 2024-10-29 21:43:24

"Sebegitu inginnya kamu mencari perhatianku sampai rela melakukan segala cara, Kirana?!"

Kirana menunduk dan tak sanggup melihat reaksi Ardan yang murka setelah menerima surat perceraian darinya.

Alis tebal pria itu menukik dan wajah tampannya mengeras.

"Jawab aku!"

Ardan mengeraskan suaranya lagi, hingga membuat Kirana menggelengkan kepala untuk mengusir pikiran kotor dari kepalanya.

"Aku serius, Mas. Ayo kita bercerai dan silakan lanjutkan hubunganmu dengan Zara. Setelah itu, aku akan pergi dan hidup sendiri."

Kirana menatap wajah Ardan dalam-dalam untuk mencari setitik cinta baginya agar ia tak perlu melakukan keputusan ini.

Namun, seperti biasa, hal itu sia-sia karena Ardan tidak mungkin mencintainya.

Oleh karena itu, kali ini keputusannya sudah bulat. Ia ingin memutuskan hubungan yang sejak awal dipaksakan, dengan sebuah perceraian.

Namun, reaksi Ardan begitu mengejutkan bagi Kirana.

“Begitu menurutmu?”

Bukannya mengambil bolpoin dan menandatangani kertas yang telah ia siapkan, pria itu malah berjalan mendekat dengan dasi yang perlahan dilonggarkan.

Kirana yang takut segera beringsut hingga ke pojokan dapur.

"Mas, apa yang kamu lakukan? Cepat lepaskan aku!"

Kirana terkejut saat Ardan tiba-tiba membopongnya seperti karung beras.

"Cerai? Jangan mimpi, Kirana. Setelah seenaknya datang merusak kehidupanku, kamu berharap untuk pergi begitu saja?"

Ardan lalu melempar tubuh Kirana di atas ranjang mereka yang selama ini tak pernah dia gunakan.

Dengan satu tangan pria itu mengunci tubuh Kirana, sedangkan satu tangannya lagi ia gunakan untuk melepas dasi yang ia pakai sebelum mengikatkannya ke tangan gadis itu.

Dalam satu hentakan, kedua tangan gadis itu telah terangkat dan disudutkan ke atas kepala.

Kirana memberontak dan berusaha melepaskan diri dari serangan Ardan yang sangat tiba-tiba.

Namun, kini Ardan membalikkan posisinya, hingga Kirana sudah ada di bawah kukungannya masih dengan tangan terikat.

Kirana terus memberontak, tapi mata sang suami telah berkabut gairah.

“Lepaskan aku!” bentak Kirana berusaha melepaskan diri.

Ia lalu berusaha mundur dan beringsut ke pojok tempat tidur saat melihat sang suami tengah membuka kancing kemejanya dan membuang kain itu ke sembarang arah.

Perut Ardan yang terbentuk sempurna membuat Kirana memalingkan wajahnya ke arah lain, tapi Ardan telah lebih dulu menariknya mendekat.

“Kenapa? Bukankah selama ini kamu haus akan sentuhan dariku?” kata Ardan saat dress tidur yang berbahan satin milik Kirana terangkat hingga memperlihatkan pahanya yang mulus.

Arah pandang Ardan membuat Kirana buru-buru memperbaiki posisi duduknya.

Ia malu, bukan hubungan seperti ini yang ia inginkan.

“Apa maksudmu? Aku tid-,”

“Sekarang kamu mengelak. Apa kau begitu mendambakan sentuhan seorang pria dan ingin mencari pria lain diluar sana sehingga kau ingin bercerai?” tanya Ardan dengan tajam.

Ardan mencengkram kedua pipi Kirana, hingga wanita cantik itu mendongak ke arahnya dengan kesakitan.

“Lepas! Lepas! Kau adalah pria paling gila yang pernah aku temui. Aku-!” Kirana berteriak segera setelah tangan Ardan melepaskan pipinya, tetapi Ardan segera menyambar bibir wanita itu dengan rakus.

Kirana yang merasa perlakuan Ardan mulai kelewat batas berusaha untuk memberontak semakin kencang.

Ardan lalu meraba lekuk tubuh wanita itu dengan tangannya yang lain tanpa melepaskan ciuman panasnya.

Perlakuan ini membuat Kirana bingung. Sebenarnya, apa yang merasuki pria itu? Setelah satu tahun menikah, mereka sudah melakukan pisah ranjang dan tak saling berkomunikasi selain di acara formal.

Ardan bahkan memiliki kekasih yang ia cintai, lalu untuk apa semua perlakuan ini?

Lamunan Kirana terhenti karena Ardan merobek dress satin yang dikenakan wanita itu. Tindakan Ardan membuat dada Kirana yang masih terbungkus bra merah terpampang jelas.

Kirana yang terkejut berusaha untuk menutupi dadanya dengan membalikkan badan, tapi Ardan telah lebih dulu menahan tangan Kirana dan mengembalikan tubuh wanita itu kembali menghadapnya.

“Ardan! Ap-ahh”

Tubuh Kirana menggelinjang saat napas Ardan dihembuskan tepat belahan dadanya.

“Bisa-bisanya kamu minta cerai, Kirana? Bukankah kau diutus sebagai jalang oleh orang tuamu untuk mengacaukan hubunganku dengan Zara?” racau Ardan hingga membuat Kirana semakin takut mendengarnya.

Bahkan kini hatinya sangat sakit dan harga dirinya juga ikut hancur disebabkan oleh pria gila yang ada di hadapannya.

"Jadi, jangan salahkan aku karena aku menganggapmu sebagai wanita barter yang bisa kunikmati. Begitu?” Ardan berkata lagi.

Pria itu kemudian menurunkan lengan tali bra yang dikenakan Kirana dengan giginya, sebelum menghisap lengan wanita itu dengan intens.

"Ayahmu menyerahkanmu padaku untuk ditiduri dan kamu juga sangat menginginkan tubuhku. Iya kan? Kalau tidak, kamu pasti sudah menolak perjodohan ini sejak awal”.

Kali ini, Ardan menggigit cuping telinga Kirana dan membuat si wanita menoleh ke kanan dan kiri.

Setelah puas bermain-main dengan istrinya, Ardan melepaskan semua pakaiannya hingga tak tersisa.

Bahkan dia tak segan menampilkan kejantanan miliknya yang semakin membuat Kirana ketakutan.

"Mau kemana kau? Nikmati saja, kau pasti menyukainya. Aku janji akan memuaskanmu sayang," desis Ardan sambil menarik kembali tubuh istrinya dan membuka pangkal paha milik gadis itu.

"Jangan, Mas! Aku tidak mau! Akhhhh!" teriak Kirana saat sesuatu yang tumpul di bawah sana sedang menerobos masuk dengan paksa, membuat Kirana semakin terisak menahan perih yang teramat sangat.

Ardan yang merasakan sesuatu yang hangat mengalir di bawah sana tertegun. Namun, beberapa saat kemudian dia tersenyum tipis, karena itu berarti dia bisa membalas dendam pada wanita yang sudah menghancurkan hidupnya.

Ardan ingin kirana jauh lebih menderita.

"Aku pikir kamu sudah dinikmati oleh pria lain. Namun, ternyata aku lupa kalau keluargamu memang hebat. Demi memperlancar uang keluargaku mengalir ke kalian, mereka bahkan menyediakan wanita eksklusif untukku.” ucap Ardan lagi.

"Mas, sakit! Cepat lepaskan aku.." pinta Kirana memelas.

"Semakin sakit yang kamu rasakan, maka semakin membuatku bahagia juga, Kirana. Bermain dengan Zara memang menyakitimu. Itu membuatku puas. Namun, aku baru sadar, kenapa tidak dari dulu aku melampiaskan nafsuku padamu, sehingga aku bisa menjaga Zara untuk pernikahan kami kelak?”

Ardan berkata santai. Kemudian, sambil melihat ke arah Kirana, Ardan mulai menggerakkan pinggulnya dengan pelan.

Kirana sendiri berusaha untuk tak menikmati apapun yang dilakukan Ardan, tapi perlahan ekspresi yang diharapkan Ardan mulai muncul hingga membuat pria itu kembali tersenyum tipis.

Entah kenapa, Ardan menikmati ekspresi yang Kirana tampilkan dan seakan membuatnya candu untuk melihat lebih banyak.

Setelah beberapa menit memompa, Ardan ambruk di atas tubuh Kirana setelah mendapat pelepasannya yang entah mengapa terasa begitu hebat.

Ia lalu menatap ke arah Kirana untuk kembali melihat ekspresi wanita itu, tapi Kirana malah memalingkan wajahnya ke arah lain.

Kirana kemudian menatap ke arah dinding dengan datar dan jejak air mata yang mengering terlihat di pipinya.

Ia sudah tak bertenaga lagi walaupun hanya untuk sekedar berbicara saat ini. Bukan hanya fisiknya yang lelah, tapi hatinya ikut hancur hingga tak mampu mengeluarkan sepatah katapun untuk Ardan.

'Mas, sebesar apa kebencianmu padaku? Jika kamu memang tersiksa dengan pernikahan ini, kenapa kamu menolak untuk bercerai denganku? Aku tidak bisa bertahan lagi bersamamu.'

Kirana meratap dalam hati.

Ia lalu bangkit menuju kamar mandi dan meninggalkan Ardan yang tertidur di sebelahnya.

Ia ingin membersihkan noda bekas percintaannya dengan Ardan dan berharap dapat menghapuskan rasa sakit di hatinya.

Dinginnya guyuran shower yang membasahi tubuh Kirana membuat ia kembali menangis.

Ia benci pada kehidupan yang tak pernah berpihak padanya.

"Kakek, maafkan aku. Maaf karena sudah mengecewakan kakek yang sudah berharap pada pernikahan kami. Aku sudah menyerah, Kek. Ternyata pria pilihan kakek tidak seperti pangeran dalam buku dongeng yang sering aku baca. Aku salah karena sudah berharap padanya."

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
PECUNDANG DAJJAL semoga nanti menikmati balasan atas perlakuan setanmu
goodnovel comment avatar
Nur Patimah
paling gk suka klo baca novel peran wanitanya slalu tertindas...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Bab 2. Pulang dan Memohon

    "Pa, Ma, aku ingin bercerai dari Mas Ardan," Setelah digempur oleh Adan, masih dengan selangkangan yang nyeri Kirana mendatangi rumah keluarganya yang terletak satu jam perjalanan dari rumah. Ia sungguh berharap kalau ayah dan ibunya bisa membantu dia untuk bercerai dari Ardan sehingga dia bisa menjalani hidupnya sendiri yang bebas tanpa rasa sakit. "Jangan gila ya, kamu! Cerai apanya? Kamu lupa kalau Ardan dan keluarganya itu yang bantu kita?!" Tanya Bisma, sang ayah dengan menggebu-gebu. Kirana tertegun, “A-ayah?” "Jadi, kamu ke mari pagi-pagi buta begini hanya untuk mengatakan hal bodoh itu?!" Ibunya, Sinta, murka setengah mati. Ia berpikir, bagaimana bisa putrinya mempunyai pemikiran dangkal seperti itu? "Bukannya selama ini kakak sangat memuja suami kakak, ya? Lagipula Kak Ardan baik dan tampan. Bukannya bersyukur malah minta cerai." ujar Siska, adik Kirana, yang kini ikut menanggapi pembahasan panas di antara mereka. "Iya. Dasar tidak tahu diuntung. Pokoknya, tid

    Last Updated : 2024-10-29
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Bab 3. Pesta Berujung Menderita

    "Bersiaplah untuk nanti malam. Bagas akan menjemputmu untuk pergi ke pesta Mama." Perintah Ardan tadi menuntut Kirana untuk mulai bersiap, tapi perlakuan pria itu sejak semalam membuat Kirana duduk termenung di kasur. Setelah melihat ke arah jam, wanita itu lalu bangkit dan segera bersiap-siap untuk menghadiri pesta ulang tahun ibu mertuanya yang akan dimulai dalam tiga jam. Ternyata, sudah selama itu ia tertidur. Bahkan ia belum makan siang. Dengan sendu Kirana berjalan ke arah dapur dan membuat sandwich sederhana untuk mengganjal perutnya yang mulai berteriak. Tubuhnya terasa remuk, tapi ia harus menyelesaikan hari ini agar rencananya bisa berjalan lancar. Setelah matahari terbenam, Kirana sudah bersiap dengan satin dress berwarna hitam dan kotak hadiah di tangannya. Kali ini, ia menggunakan uang bulanan Ardan yang hampir tak pernah ia sentuh, untuk memberikan kado bagi ibu mertuanya itu. Saat posisi mobil hampir berhenti di bangunan megah tempat pesta dilaksanakan, Kirana

    Last Updated : 2024-10-29
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Bab 4. Kabur

    "Berhenti di sini saja, Pak" pinta Kirana pada si sopir taksi. Setelah memberi supir itu beberapa lembar uang dan tips, karena perjalanan yang begitu jauh, Kirana segera turun di persimpangan jalan dan berjalan kaki untuk menuju ke sebuah rumah kecil yang tampak rapi di luar. Rumah itu merupakan peninggalan dari kakeknya untuknya. Bahkan kepemilikannya sudah atas nama Kirana sejak wanita itu berusia 16 tahun. Beberapa bulan belakangan, Kirana kembali mempekerjakan orang untuk merapikan rumah ini, karena dia memang berniat untuk tinggal di sini setelah bercerai dari Ardan. Namun, ternyata bukannya bercerai, dia malah kabur tanpa ada perceraian sama sekali. Kirana menatap rumah itu dengan rindu. Bentuknya sama sekali tidak berubah, selain beberapa pohon yang dulu ia tanam sudah mulai tumbuh semakin rimbun. Dulu kakeknya sering kali mengajaknya kabur ke sini kalau Mama dan Papanya melakukan sesuatu yang membuat perasaannya terluka. Biasanya mereka akan berjalan-jalan melihat perk

    Last Updated : 2024-11-01
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Bab 5. Pria Asing Itu

    Keesokan harinya, Kirana yang baru saja selesai mandi berdiri di depan cermin dengan raut wajah datar. Keadaannya sudah jauh lebih baik, tapi beberapa tanda merah terlihat jelas di lehernya. Bekas percintaannya dengan Ardan. "Menjijikkan." gumam Kirana yang kini berlalu untuk melanjutkan aktivitasnya yang lain. Ia ingat kalau hari ini Bik Sumi, pengurus rumah ini, akan datang. Semalam Kirana sudah meminta wanita paruh baya itu untuk menetap di rumahnya. "Bibi! Apa kabar?" ucap Kirana sebelum kemudian menghambur untuk memeluk Bik Sumi. Wanita paruh baya itu adalah bagian penting dari kenangannya bersama sang kakek saat berlibur dan menginap di rumah ini. "Nona Kirana! Ah, sudah lama sekali. Bibi juga merindukan Nona! Sejak menikah, Nona tidak pernah datang lagi ke sini. Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Bik Sumi dengan tulus. Namun, bukannya menjawab, Kirana langsung menangis tergugu di pelukan Bik Sumi yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri. Bahkan, Kirana berpikir jika

    Last Updated : 2024-11-01
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Bab 6. Petunjuk Keberadaan Kirana

    Ardan menyandarkan pinggangnya ke meja kerja yang kini sudah berantakan. Kedua alis pria itu menyatu dan matanya menatap tajam ke arah dua orang pria di depannya yang masing-masing berdiri sambil menunduk.Pria itu terlihat murka. Sebab, setelah dua minggu kepergian Kirana dari pesta, masih belum ada informasi yang bisa ia dapat tentang wanita itu. Bahkan jejak Kirana sama sekali tak bisa diketahui!"Apa sesulit itu untuk menemukan satu wanita?!" Suara Ardan menggema dengan lebih kencang dan kedua orang itu masih belum berani bersuara.Sebab, selama bekerja di bawah Ardan, baru kali ini mereka melihat pria itu marah besar dan terlihat sangat frustasi. Ditambah lagi dengan aura Ardan yang menekan dan membuat mereka susah bernapas.Namun, belum sempat ketegangan di antara mereka mereda, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu dari luar dan membuat para bawahan Ardan menghela napas lega."Masuk!" Titah Ardan."Pak, Nona Zara datang berkunjung dan meminta kesempatan untuk bertemu." Seoran

    Last Updated : 2024-11-08
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Bab 7. Kamu Adalah Milikku!

    Satu hari berikutnya, Kirana ingin mulai terbiasa dan ingin mengakrabkan diri dengan para tetangga yang ada di sekitarnya.Kegiatannya semakin menyenangkan saat anak Bi Sumi, Denis, datang ke rumahnya untuk menemaninya. Kirana tak menyangka bahwa pria yang baru lulus SMA itu merupakan karyawan di pabrik milik ayah Barra. Pria yang Kirana temui beberapa waktu lalu.Hari ini Kirana sudah bersiap-siap sambil menenteng sebuah rantang berisi makanan untuk Denis. Dia merasa kasihan, karena anak itu harus mengantri di kantin yang masakannya diakui tidak enak."Apa Nona yakin mau mengantar makanan ini ke Denis? Padahal Bibi bisa memanggil Denis pulang untuk makan siang," ucap Bi Sumi tak enak hati."Tak apa, Bi. Lagi pula aku merasa jenuh di rumah terus. Ya sudah, kalau begitu aku pakai pergi dulu ya," ucap Kirana yang langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari Bi Sumi, hingga membuat wanita paruh baya itu menggelengkan kepalanya.Dalam perjalanan menuju pabrik teh, Kirana terlihat sangat be

    Last Updated : 2024-11-10
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Bab 8. Buka Mulutmu!

    Ardan terus berjalan maju dan Kirana terus berjalan mundur hingga tanpa sadar, tubuh wanita itu sudah terpojok di pintu masuk. Dengan kesempatan itu, Ardan langsung mengunci pintunya."Ardan! Ba–bagaimana...""Kau penasaran dengan keberadaan ku di sini, atau penasaran bagaimana caranya aku bisa menemukanmu?"Ardan merapatkan tubuh mereka, hingga tak menyisakan jarak sedikit pun. Perlahan Ardan menjilat telinga istrinya, hingga wanita itu menggelengkan kepalanya ke kanan dan kiri, merasa geli."Apa kau tau alasannya?" Tanya Ardan berbisik. Sedangkan Kirana masih diam dengan tubuh bergetar hebat, manakala pria itu mulai berpindah dari pinggang ke perut dan terus meraba tubuhnya yang lain."Sejauh apapun kau pergi, aku pasti akan mendapatkanmu kembali. Jadi, jangan harap ada lelaki lain yang bisa mendekatimu. Camkan itu baik-baik!""Bukankah ini yang kau harapkan? Menghancurkan keluargaku dan bebas dari pernikahan konyol ini?!"Entah dari mana Kirana mendapatkan keberanian untuk mengata

    Last Updated : 2024-11-11
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Bab 9. Kuda Jantan

    "Cukup," ucap Kirana terbata. Wanita itu terbatuk saat benda tumpul nan besar itu memenuhi rongga mulutnya. Namun, bukan Ardan namanya jika pria itu mau mendengarkan ucapan Kirana. Pria itu justru semakin menekan kepala Kirana dan menggerakkannya dengan lebih cepat."Tak ku sangka mulutmu bisa senikmat ini selain dipakai untuk berciuman, Kirana. Kamu memang berbakat," ucap Ardan sambil menikmati permainannya sendiri. Bahkan pria itu semakin menggila dan mengeluarkan cairan kental di mulut istrinya hingga wanita itu tersedak. Kirana ingin segera ke kamar mandi dan memuntahkannya, tapi Ardan segera menahannya agar tak pergi ke mana pun. "Mau ke mana? Telan itu! Aku tidak akan melepaskan mu, Kirana. Jadi cepat telan yang ada di mulutmu itu!"Dengan penuh keterpaksaan, Kirana mengikuti perintah Ardan sebelum kemudian terbaring lemas di kasur."Anak pintar. Seharusnya kau menurut seperti ini padaku, Kirana. Jadi aku tidak akan melakukan hal yang menjijikkan seperti sekarang. Apalagi kau

    Last Updated : 2024-11-12

Latest chapter

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    24. Meminta kepastian

    Ardan terhuyung ke belakang, tubuhnya terasa aneh. Apakah ia sakit? Ardan bingung karena selama ini ia jarang sakit, dan meskipun ia jatuh sakit, ia tidak akan merasa aneh seperti ini.Dengan buru-buru, Ardan menyiapkan makan malamnya dan juga Kirana. Mungkin ia kelelahan dan juga kurang makan.Sesampainya di dalam kamar, Ardan langsung meletakkan nampan berisi makanan dan kemudian membangunkan Kirana dari tidurnya."Kirana, makanlah. Aku sudah membawakannya ke sini. Ayo kita makan bersama," ucap Ardan sambil membantu Kirana untuk duduk.Kirana menguap dan meregangkan tubuhnya lantaran merasa pegal setelah tidur cukup lama. Namun, pandangannya langsung tertuju pada wajah suaminya yang terlihat aneh. Ardan terlihat pucat."Apa kau sakit?" Tanya Kirana penasaran. Sebenarnya ia merasa hal ini adalah karma untuk Ardan yang seorang maniak seks."Tidak, mungkin aku hanya kurang istirahat saja. Makan dan lanjut istirahat lagi. Apa kau mau mandi dulu?" Ardan bertanya dengan santai, tak sepert

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    23. Ada yang aneh

    "Jangan macam-macam! Bukankah sudah kubilang agar kau pergi dari sini bersama wanitamu?! Pergilah, aku juga tidak akan mempermasalahkannya," ucap Kirana terbata. Ia merasa gugup dan resah gelisah, ketika berhadapan dengan Ardan.Pria itu tersenyum lembut, tapi justru membuat ketakutan itu sendiri bagi Kirana. Tangan besar nan kokoh itu membelai lembut pipinya, seolah tak terusik dengan kalimat yang ia layangkan."Rupanya istriku sedang cemburu. Kau tidak perlu khawatir, aku tidak akan pergi ke manapun. Kau pasti sedang menguji ku, kan? Kau ingin aku tetap berada di sisimu kan? Kau mengatakan hal itu hanya untuk mencari perhatian dariku. Kirana, jangan menguji kesabaran ku, karena aku tidak bisa menahannya.""Eh, apa yang kau lakukan? Cepat turunkan aku!" Teriak Kirana sambil meronta dalam gendongan Ardan. Pria itu tiba-tiba saja membopongnya menuju kamar.Tak hanya itu, setelah mengunci pintu kamar, Ardan malah menarik Kirana ke dalam kamar mandi."Karena kau sudah keluar rumah tanpa

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    22. Terciduk

    Ardan menoleh ke arah sumber suara dan langsung membulatkan matanya dengan sempurna, tatkala melihat seseorang yang masih berdiri di ambang pintu.Zara!Ardan bertanya-tanya mengenai keberadaan Zara yang ada di hadapannya. Bagaimana bisa wanita itu bisa tahu tempat ini? Begitulah kira-kira isi pikiran Ardan. Akan tetapi, Ardan langsung menetralkan suasana yang tiba-tiba menegang, agar Zara tidak ketakutan."Zara, ada apa kau ke sini? Bagaimana bisa kau tau tempat ini?" Tanya Ardan penasaran. Pria itu merasa sedikit cemas, takut Kirana datang dan melihat apa yang sedang terjadi.'Apa yang sedang aku pikirkan? Bukankah Kirana sudah tau mengenai hubungan kami? Jadi untuk apa aku merasa cemas. Ah, ini pasti gara-gara aku menumpang dan merasa bersalah saja,' batin Ardan yang kembali meyakinkan dirinya yang mulai aneh."Daripada menyambut ku, kau malah penasaran dengan keberadaan ku di sini? Apa yang kau lakukan hingga tak pernah menghubungiku lagi? Aku ke sini dengan susah payah untuk mene

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    21. Bertemu

    Kini, Kirana sudah rapih mengenakan dress berwarna biru selutut dipadupadankan dengan make-up nya yang natural. Wanita itu sedang ada janji dengan seseorang di sebuah cafe yang tak jauh dari desanya. Tak butuh waktu lama untuk sampai ke sana, dan ia langsung memperhatikan seluruh penjuru cafe untuk menemukan temannya tersebut."Rana!" Teriak seseorang yang ada di meja pojok dekat jendela. Tentu saja Kirana langsung menoleh dan segera menghampiri orang tersebut. "Ah, maaf aku telat. Apa kau sudah menunggu lama, Barra?""Tidak, aku juga belum lama sampai. Silakan duduk dulu. Kita bahas masalahnya setelah makan, bagaimana menurutmu? Kebetulan sekali, sebentar lagi jam makan siang," ucap Barra dengan ragu dan terasa canggung."Hmm, oke." Kirana hanya mengangguk sebagai tanda persetujuan. Wanita itu melihat ada yang berbeda dengan pria yang ada di hadapannya."Apa ada masalah?" Tanya Kirana penasaran. Ia heran ketika Barra yang biasanya tersenyum hangat, kini hanya diam dan membuat suasa

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    20. Hidup dan mati ku

    Saat dalam perjalanan pulang, tak ada percakapan di antara mereka. Seharusnya Kirana merasa senang, tapi justru ada sesuatu hal yang mengganjal di hatinya.Bahkan pada saat sampai di rumah pun, pria itu masih bersikap acuh tak acuh. Ia tak berharap lebih, karena ini yang ia inginkan sejak awal. Ia ingin membatasi dirinya bersama Ardan, tapi apa ini? Kenapa hatinya merasakan firasat buruk."Setelah semua yang terjadi, kau mau tidur begitu saja?" Tiba-tiba saja Ardan membuyarkan lamunannya. Dan pertanyaan macam apa itu? Memang apa yang salah dengan kejadian hari ini? Justru dialah yang selalu membuatnya merasa muak. Kirana benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran suaminya."Memangnya ada apa lagi?" Tanya Kirana dengan wajah polosnya. Wanita itu benar-benar tak mengerti dengan apa yang Ardan maksud. Kirana merasa suaminya jauh lebih sulit ditebak dibandingkan dengan wanita."Apa kau sudah puas setelah bertemu bajingan itu?"Kirana melongo saat mendengar pernyataan Ardan. Ia sendi

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    19. Penawaran

    "Tuan, perkenalkan ini putra saya, Barra. Dia baru pulang dari Amerika setelah ikut dengan ibunya," ucap tuan Anderson mencairkan suasana sambil memperkenalkan putranya.Pria paruh baya itu merasa heran, lantaran suasana berubah menjadi canggung tanpa sebab.Kirana pun tak kalah gelisah, takut sewaktu-waktu suaminya melakukan hal di luar batas. Apa lagi setelah melihat raut wajah Ardan yang tidak bisa ditebak."Saya mengerti, senang bertemu dengan anda," ucap Ardan sambil mengulurkan tangannya, dan segera dijabat oleh Barra.Sedangkan Kirana hanya diam, tak berani menatap wajah pria di hadapannya itu. Barra pun tak kalah diam seolah paham dengan batasan di antara mereka.Selama acara makan malam berlangsung, tak ada hal lain yang terjadi. Mereka menikmati makan malam mereka dengan khidmat hingga akhir."Ardan, aku ingin ke toilet sebentar," bisik Kirana pada suaminya, yang kini tengah membahas bisnis dengan tuan Anderson.Kirana celingukan mencari seseorang untuk mencari tahu letak to

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    18. Undangan

    Sesuai rencana, kini Kirana tengah bersiap untuk pergi bersama Ardan memenuhi undangan makan malam di kediaman keluarga Anderson.Dress merah maroon menjadi pilihannya saat ini, hingga kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Rambutnya ia naikan ke atas dan memperlihatkan leher jenjangnya yang cantik."Apa kau sengaja berdandan seperti ini untuk menarik perhatian bajingan itu?" Tanya Ardan secara tiba-tiba. Pria itu muncul dari arah belakang dan memeluknya erat. Bahkan, Kirana dapat merasakan napas Ardan menerpa kulit lehernya."Aku tidak pernah berpikir hal semacam itu. Itu hanya pikiranmu saja," ungkap Kirana tak ingin menanggapi ucapan Ardan lebih banyak lagi."Lalu, apakah kau sedang menggodaku?"Kirana menghela nafasnya panjang. Ia lelah dengan prasangka Ardan yang selalu berpikiran buruk mengenai dirinya. Seolah apapun yang ia lakukan selalu salah di mata pria itu."Hentikan itu, bukankah kita harus segera pergi? Jadi, jangan merusak riasan ku," ucap Kirana sambil menghentikan

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    17. Rencana Pernikahan

    Mendengar ucapan Ardan, Kirana langsung memejamkan mata dan berpura-pura tidak mendengar apapun. Ia tahu jika Ardan tidak pernah main-main dengan ucapannya saat ini."Aku tau kau belum tidur. Bukankah tadi kau bilang, kalau kita bisa melanjutkannya setelah makan siang? Kirana, apa kau ingin aku layani sekarang?" Tanya pria itu tanpa tahu malu. Bulu kuduknya meremang saat Ardan meniup daun telinganya dengan lembut."Istirahatlah, karena nanti malam kita akan pergi untuk makan malam di kediaman keluarga Anderson." Sontak saja hal itu membuat Kirana terkejut hingga terpaksa membuka matanya.Keluarga Anderson? Bukankah itu keluarga Barra?"Benarkah?" Tanya Kirana terbata dan tanpa sadar berbalik menghadap ke arah Ardan. Pria itu langsung tersenyum menyeringai saat menciduk istrinya yang telah berbohong."Melihat reaksi mu, sepertinya kau mengenal baik keluarga itu. Apa kau benar-benar tertarik pada bajingan itu? Kirana, aku tak ingin mengatakan banyak hal. Namun, satu hal yang perlu kau i

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    16. Tak ingin kecewa

    Kirana tak menyangka jika Ardan mematuhi ucapannya. Pria itu langsung duduk manis sambil menunggu makanan dihidangkan."Makanan sudah siap. Ayo kita makan," ucap Kirana yang kini sudah siap untuk menyantap makanan tersebut.Akan tetapi, ia heran tatkala melihat Ardan yang masih bergeming di tempatnya. Suaminya hanya diam sambil menatap makanan yang ada di meja makan."Ada apa? Kau tak ingin makan?" Tanya Kirana penasaran. Apa Ardan tak ingin makan makanan yang sudah ia masak? Ah bener pasti begitu, karena selama ini, Ardan tak pernah sekalipun makan apa yang telah ia hidangkan."Kau belum melayani aku dan mendahulukan dirimu? Jika kau lupa, aku masih suamimu, Kirana." Ardan terlihat kesal dan itu membuat Kirana jadi semakin bingung. Kenapa Ardan begitu kesal hanya karena masalah sepele, yang bahkan sudah biasa bagi keduanya."Ah maaf. Aku tidak terbiasa dengan hal itu. Kau juga tau kan hubungan kita selama dua tahun terakhir ini? Nah, silahkan dimakan," ucap Kirana sambil meletakkan p

DMCA.com Protection Status