Share

Bab 4. Kabur

Author: Arandiah
last update Last Updated: 2024-11-01 11:56:35

"Berhenti di sini saja, Pak" pinta Kirana pada si sopir taksi.

Setelah memberi supir itu beberapa lembar uang dan tips, karena perjalanan yang begitu jauh, Kirana segera turun di persimpangan jalan dan berjalan kaki untuk menuju ke sebuah rumah kecil yang tampak rapi di luar.

Rumah itu merupakan peninggalan dari kakeknya untuknya. Bahkan kepemilikannya sudah atas nama Kirana sejak wanita itu berusia 16 tahun.

Beberapa bulan belakangan, Kirana kembali mempekerjakan orang untuk merapikan rumah ini, karena dia memang berniat untuk tinggal di sini setelah bercerai dari Ardan.

Namun, ternyata bukannya bercerai, dia malah kabur tanpa ada perceraian sama sekali.

Kirana menatap rumah itu dengan rindu. Bentuknya sama sekali tidak berubah, selain beberapa pohon yang dulu ia tanam sudah mulai tumbuh semakin rimbun.

Dulu kakeknya sering kali mengajaknya kabur ke sini kalau Mama dan Papanya melakukan sesuatu yang membuat perasaannya terluka.

Biasanya mereka akan berjalan-jalan melihat perkebunan, atau memancing di sungai yang tak jauh dari rumah.

Kemudian, mereka akan membakar ikan yang mereka tangkap menggunakan api unggun.

Ingatan itu membuat Kirana merasakan matanya berembun.

Kini ia pasti telah mengecewakan kakeknya sangat dalam dengan kabur dari pernikahannya dengan Ardan.

Kirana menghela napasnya panjang sembari meredakan rasa sesak di hatinya.

Walaupun fisiknya bisa bertahan, tapi hatinya benar-benar sudah lelah dan tidak ingin berhubungan dengan keluarga Wijaya ataupun keluarganya lagi.

Kirana lalu membuka pintu rumah itu dengan perlahan. Indera penglihatannya semakin tajam lantaran pencahayaan yang kurang.

"Syukurlah, masih ada jaringan internet. Jadi aku bisa mengakses ponsel baruku."

Kirana lalu berjalan menuju ke kamar dan mengeluarkan semua amunisi yang sudah ia persiapkan.

Ponsel baru, kartu baru, hingga semua berkas-berkas tersusun rapi di laci meja kamarnya.

Semua itu sudah ia seludupkan sejak seminggu lalu.

Ternyata rencananya berhasil.

Kirana tersenyum tipis, kemudian mulai mengganti gaunnya dengan pakaian yang lebih santai.

Sedangkan di sisi lain, Ardan tengah murka mencari keberadaan sang istri. Bahkan Bagas tak luput dari kemarahan bosnya.

"Apa dia sudah bisa dihubungi?" Tanya Ardan tak sabaran.

Pria itu sudah berkali-kali mencoba untuk menghubungi Kirana, tapi hasilnya tetap sama.

Bagas yang mendengar pertanyaan dari sang bos tersentak kaget, bercampur rasa takut yang menyelimuti dirinya. Baru kali ini ia merasa tertekan selama bekerja di bawah naungan Ardan Wijaya.

Dengan cepat ia mengecek semua hal yang berkaitan dengan istri bosnya tersebut. Hingga akhirnya ia menemukan sebuah titik terang, yang bisa menyelamatkan dirinya dari amarah yang tak terbendung milik Ardan.

"Pak, GPS  di ponsel Nyonya sudah aktif dan kini keberadaannya sudah bisa dilacak." Bagas tergopoh, berlari untuk menunjukkan temuannya saat ini pada sang bos.

Ardan yang mendengar hal itu langsung bangkit dari duduknya. "Apa yang kau tunggu? Cepat cari wanita itu!"

Tanpa menunggu lebih lama lagi, Bagas pun membawa Ardan ke tempat lokasi di mana ponsel Kirana terlacak. Namun, sesampainya di lokasi, Ardan hanya bisa mengerutkan kening dengan kesal.

Sebab, lokasi yang ditunjukkan adalah di sebuah taman kota yang kosong. Tidak ada siapa pun di sana.

"Bagas, sebaiknya kamu berhenti bermain-main!"

"Saya yakin lokasi ponsel Nyonya ada di sekitar sini, Pak. Sebab titik koordinatnya menunjukkan demikian.

"Cepat cari wanita itu sampai dapat dan jangan biarkan dia pergi!"

'Kirana, kamu ini benar-benar. Sebegininya kamu menginginkan perhatianku.” gumam Ardan dengan geram.

"Pak! Saya menemukan ponsel Nyonya!" Pekik Bagas menghampiri Ardan.

Pria itu berlari sambil menunjukan ponsel tersebut. Secepat kilat, Ardan meraih ponsel Kirana dari tangan Bagas.

"Sial! Berani-beraninya dia mempermainkanku! Bagas, cabut semua fasilitas untuk keluarganya sekarang juga, termasuk uang saham di perusahaan ayahnya. Aku ingin melihat dia keluar dari lubang persembunyian dan memohon padaku!”

Perkataan Ardan membuat Bagas terdiam. Lalu, dengan hormat ia menganggguk dan kembali masuk ke dalam mobil.

Kini Bagas berpikir kalau riwayat Kirana sudah tamat, karena dia tahu kalau bosnya itu sama sekali tidak pernah main-main dengan ucapannya.

Sesampainya di kantor, Ardan langsung menerima telepon dari keluarga Kirana.

Pria itu menyunggingkan seringai tipis dan matanya menatap tajam ke arah ponsel.

"Lihatlah, Kirana. Apa keluargamu akan melepaskan kepergianmu begitu saja?"

"Ardan, tolong jelaskan kenapa kamu menarik saham yang ada di perusahaan kami? Apa terjadi sesuatu?" tanya Bisma. Suara pria itu terdengar gusar.

"Itu memang benar. Aku yang memerintahkan semua saham itu ditarik".

"Kenapa?" Tanya Bisma terbata.

"Kirana pergi dari rumah dan tidak tahu ke mana. Bukankah kalian yang menyuruhnya pergi?" ucap Ardan dengan santai.

"Apa? Tidak, Ardan. Kami tak pernah menyuruhnya pergi. Tunggu sebentar ya, Papa akan mencari anak tidak tahu diuntung itu secepatnya dan akan mengirimnya kembali.”

Setelah itu, Bisma tak lagi bicara dan langsung memutuskan sambungan telepon secara sepihak.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
ortunya numbalin anaknya brengsek semoga tdk di temukan kirana pergi jauh
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
orangtuanya JAHANAM
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Bab 5. Pria Asing Itu

    Keesokan harinya, Kirana yang baru saja selesai mandi berdiri di depan cermin dengan raut wajah datar. Keadaannya sudah jauh lebih baik, tapi beberapa tanda merah terlihat jelas di lehernya. Bekas percintaannya dengan Ardan. "Menjijikkan." gumam Kirana yang kini berlalu untuk melanjutkan aktivitasnya yang lain. Ia ingat kalau hari ini Bik Sumi, pengurus rumah ini, akan datang. Semalam Kirana sudah meminta wanita paruh baya itu untuk menetap di rumahnya. "Bibi! Apa kabar?" ucap Kirana sebelum kemudian menghambur untuk memeluk Bik Sumi. Wanita paruh baya itu adalah bagian penting dari kenangannya bersama sang kakek saat berlibur dan menginap di rumah ini. "Nona Kirana! Ah, sudah lama sekali. Bibi juga merindukan Nona! Sejak menikah, Nona tidak pernah datang lagi ke sini. Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Bik Sumi dengan tulus. Namun, bukannya menjawab, Kirana langsung menangis tergugu di pelukan Bik Sumi yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri. Bahkan, Kirana berpikir jika

    Last Updated : 2024-11-01
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Bab 6. Petunjuk Keberadaan Kirana

    Ardan menyandarkan pinggangnya ke meja kerja yang kini sudah berantakan. Kedua alis pria itu menyatu dan matanya menatap tajam ke arah dua orang pria di depannya yang masing-masing berdiri sambil menunduk.Pria itu terlihat murka. Sebab, setelah dua minggu kepergian Kirana dari pesta, masih belum ada informasi yang bisa ia dapat tentang wanita itu. Bahkan jejak Kirana sama sekali tak bisa diketahui!"Apa sesulit itu untuk menemukan satu wanita?!" Suara Ardan menggema dengan lebih kencang dan kedua orang itu masih belum berani bersuara.Sebab, selama bekerja di bawah Ardan, baru kali ini mereka melihat pria itu marah besar dan terlihat sangat frustasi. Ditambah lagi dengan aura Ardan yang menekan dan membuat mereka susah bernapas.Namun, belum sempat ketegangan di antara mereka mereda, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu dari luar dan membuat para bawahan Ardan menghela napas lega."Masuk!" Titah Ardan."Pak, Nona Zara datang berkunjung dan meminta kesempatan untuk bertemu." Seoran

    Last Updated : 2024-11-08
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Bab 7. Kamu Adalah Milikku!

    Satu hari berikutnya, Kirana ingin mulai terbiasa dan ingin mengakrabkan diri dengan para tetangga yang ada di sekitarnya.Kegiatannya semakin menyenangkan saat anak Bi Sumi, Denis, datang ke rumahnya untuk menemaninya. Kirana tak menyangka bahwa pria yang baru lulus SMA itu merupakan karyawan di pabrik milik ayah Barra. Pria yang Kirana temui beberapa waktu lalu.Hari ini Kirana sudah bersiap-siap sambil menenteng sebuah rantang berisi makanan untuk Denis. Dia merasa kasihan, karena anak itu harus mengantri di kantin yang masakannya diakui tidak enak."Apa Nona yakin mau mengantar makanan ini ke Denis? Padahal Bibi bisa memanggil Denis pulang untuk makan siang," ucap Bi Sumi tak enak hati."Tak apa, Bi. Lagi pula aku merasa jenuh di rumah terus. Ya sudah, kalau begitu aku pakai pergi dulu ya," ucap Kirana yang langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari Bi Sumi, hingga membuat wanita paruh baya itu menggelengkan kepalanya.Dalam perjalanan menuju pabrik teh, Kirana terlihat sangat be

    Last Updated : 2024-11-10
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Bab 8. Buka Mulutmu!

    Ardan terus berjalan maju dan Kirana terus berjalan mundur hingga tanpa sadar, tubuh wanita itu sudah terpojok di pintu masuk. Dengan kesempatan itu, Ardan langsung mengunci pintunya."Ardan! Ba–bagaimana...""Kau penasaran dengan keberadaan ku di sini, atau penasaran bagaimana caranya aku bisa menemukanmu?"Ardan merapatkan tubuh mereka, hingga tak menyisakan jarak sedikit pun. Perlahan Ardan menjilat telinga istrinya, hingga wanita itu menggelengkan kepalanya ke kanan dan kiri, merasa geli."Apa kau tau alasannya?" Tanya Ardan berbisik. Sedangkan Kirana masih diam dengan tubuh bergetar hebat, manakala pria itu mulai berpindah dari pinggang ke perut dan terus meraba tubuhnya yang lain."Sejauh apapun kau pergi, aku pasti akan mendapatkanmu kembali. Jadi, jangan harap ada lelaki lain yang bisa mendekatimu. Camkan itu baik-baik!""Bukankah ini yang kau harapkan? Menghancurkan keluargaku dan bebas dari pernikahan konyol ini?!"Entah dari mana Kirana mendapatkan keberanian untuk mengata

    Last Updated : 2024-11-11
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Bab 9. Kuda Jantan

    "Cukup," ucap Kirana terbata. Wanita itu terbatuk saat benda tumpul nan besar itu memenuhi rongga mulutnya. Namun, bukan Ardan namanya jika pria itu mau mendengarkan ucapan Kirana. Pria itu justru semakin menekan kepala Kirana dan menggerakkannya dengan lebih cepat."Tak ku sangka mulutmu bisa senikmat ini selain dipakai untuk berciuman, Kirana. Kamu memang berbakat," ucap Ardan sambil menikmati permainannya sendiri. Bahkan pria itu semakin menggila dan mengeluarkan cairan kental di mulut istrinya hingga wanita itu tersedak. Kirana ingin segera ke kamar mandi dan memuntahkannya, tapi Ardan segera menahannya agar tak pergi ke mana pun. "Mau ke mana? Telan itu! Aku tidak akan melepaskan mu, Kirana. Jadi cepat telan yang ada di mulutmu itu!"Dengan penuh keterpaksaan, Kirana mengikuti perintah Ardan sebelum kemudian terbaring lemas di kasur."Anak pintar. Seharusnya kau menurut seperti ini padaku, Kirana. Jadi aku tidak akan melakukan hal yang menjijikkan seperti sekarang. Apalagi kau

    Last Updated : 2024-11-12
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Bab 10. Tinggal Bersama

    Setelah menyelesaikan permainannya, Ardan tak mengucapkan satu patah kata pun, dan justru kembali menyambar ponsel miliknya yang ada di atas nakas, untuk menghubungi seseorang.Sedangkan Kirana langsung menyelimuti tubuhnya dengan rapat. Ia takut jika Ardan akan sembarangan menyentuhnya kembali. Kirana tahu jika suaminya saat ini sedang menghubungi seseorang."Bagas. Ya, aku baik-baik saja. Tidak perlu khawatir. Cepat bawakan beberapa keperluanku ke sini. Akan ku kirim alamatnya padamu." Pria itu segera memutuskan sambungan telepon secara sepihak setelah menyampaikan keinginannya.Kirana yang mendengar hal itu langsung tersentak kaget dan langsung membalikkan tubuhnya ke arah Ardan. Apa maksud pria itu dengan meminta asistennya untuk membawakan keperluannya ke sini?"Apa maksudmu dengan mengatakan hal itu pada Bagas?" Tanya Kirana sambil melototi Ardan dengan benci.Namun, Ardan hanya menanggapinya dengan acuh tak acuh dan melirik Kirana sekilas lalu tersenyum misterius. Apa sebenarn

    Last Updated : 2024-11-13
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Bab 11. Berdebat

    Kirana tak menjawab pertanyaan Ardan. Ia bingung dengan apa yang telah dikatakan oleh suaminya. Pria lain? Jangan konyol. Ia bahkan sudah tak percaya dengan orang lain setelah keluarga dan suaminya sendiri merendahkannya sedemikian rupa.Apa itu cinta?! "Apa yang kamu katakan? Jangan mencurigaiku yang tidak-tidak!" Kirana mengalihkan pandangannya dari wajah Ardan, dan melangkah kembali menuju ke atas ranjang dan kemudian merebahkan diri di atas sana."Jangan memancing keributan di sini, sebaiknya kamu segera pergi sebelum malam mulai larut dan mengundang pertanyaan banyak orang yang ada di sekitar sini!" sambung Kirana tanpa menoleh dan menatap wajah Ardan. Akan tetapi harapan untuk tidur dengan nyenyak dan tenang malam itu sepertinya tidak akan pernah benar-benar terjadi karena Ardan ikut merebahkan diri di samping tubuh Kirana.Sontak saja hal itu langsung membuat Kirana membuka matanya lebar dan menatap wajah laki-laki yang berstatus sebagai suaminya itu dengan tajam. Bahkan sak

    Last Updated : 2024-11-15
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Bab 12. Tamu di pagi hari

    Saat pagi menyingsing, Kirana mulai terusik lantaran beban berat yang dirasakan oleh tubuhnya. Wanita itu kesulitan untuk bergerak, bahkan untuk sekedar membalikkan tubuhnya.Ughh!'Apa ini? Tubuhku terasa berat. Apa aku sakit?' Kirana bertanya-tanya dalam hati. Namun, tiba-tiba saja ia terkejut, saat ternyata lehernya berbaring di atas sebuah tangan dan perutnya dililit oleh sebuah tangan kekar nan kokoh. Belum lagi, samar-samar Kirana bisa merasakan napas hangat pria itu di lehernya.Ardan!Ia baru sadar dengan kondisi Ardan yang menginap di rumahnya dan sekarang masih terlelap di belakang tubuhnya. Oleh karena itu, dengan hati-hati Kirana memindahkan lengan Ardan dari tubuhnya dan beranjak dari kasur. Namun, sebelum Kirana sempat melakukan itu, suara berat telah lebih dulu menegurnya."Mau ke mana?" Ardan bertanya tiba-tiba dengan suara khas bangun tidur. Sejak kapan pria itu bangun?"Ini sudah pagi. Jadi, tolong lepaskan aku!" jawab Kirana dengan kesal. Sebab, detik berikutnya,

    Last Updated : 2024-11-16

Latest chapter

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    24. Meminta kepastian

    Ardan terhuyung ke belakang, tubuhnya terasa aneh. Apakah ia sakit? Ardan bingung karena selama ini ia jarang sakit, dan meskipun ia jatuh sakit, ia tidak akan merasa aneh seperti ini.Dengan buru-buru, Ardan menyiapkan makan malamnya dan juga Kirana. Mungkin ia kelelahan dan juga kurang makan.Sesampainya di dalam kamar, Ardan langsung meletakkan nampan berisi makanan dan kemudian membangunkan Kirana dari tidurnya."Kirana, makanlah. Aku sudah membawakannya ke sini. Ayo kita makan bersama," ucap Ardan sambil membantu Kirana untuk duduk.Kirana menguap dan meregangkan tubuhnya lantaran merasa pegal setelah tidur cukup lama. Namun, pandangannya langsung tertuju pada wajah suaminya yang terlihat aneh. Ardan terlihat pucat."Apa kau sakit?" Tanya Kirana penasaran. Sebenarnya ia merasa hal ini adalah karma untuk Ardan yang seorang maniak seks."Tidak, mungkin aku hanya kurang istirahat saja. Makan dan lanjut istirahat lagi. Apa kau mau mandi dulu?" Ardan bertanya dengan santai, tak sepert

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    23. Ada yang aneh

    "Jangan macam-macam! Bukankah sudah kubilang agar kau pergi dari sini bersama wanitamu?! Pergilah, aku juga tidak akan mempermasalahkannya," ucap Kirana terbata. Ia merasa gugup dan resah gelisah, ketika berhadapan dengan Ardan.Pria itu tersenyum lembut, tapi justru membuat ketakutan itu sendiri bagi Kirana. Tangan besar nan kokoh itu membelai lembut pipinya, seolah tak terusik dengan kalimat yang ia layangkan."Rupanya istriku sedang cemburu. Kau tidak perlu khawatir, aku tidak akan pergi ke manapun. Kau pasti sedang menguji ku, kan? Kau ingin aku tetap berada di sisimu kan? Kau mengatakan hal itu hanya untuk mencari perhatian dariku. Kirana, jangan menguji kesabaran ku, karena aku tidak bisa menahannya.""Eh, apa yang kau lakukan? Cepat turunkan aku!" Teriak Kirana sambil meronta dalam gendongan Ardan. Pria itu tiba-tiba saja membopongnya menuju kamar.Tak hanya itu, setelah mengunci pintu kamar, Ardan malah menarik Kirana ke dalam kamar mandi."Karena kau sudah keluar rumah tanpa

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    22. Terciduk

    Ardan menoleh ke arah sumber suara dan langsung membulatkan matanya dengan sempurna, tatkala melihat seseorang yang masih berdiri di ambang pintu.Zara!Ardan bertanya-tanya mengenai keberadaan Zara yang ada di hadapannya. Bagaimana bisa wanita itu bisa tahu tempat ini? Begitulah kira-kira isi pikiran Ardan. Akan tetapi, Ardan langsung menetralkan suasana yang tiba-tiba menegang, agar Zara tidak ketakutan."Zara, ada apa kau ke sini? Bagaimana bisa kau tau tempat ini?" Tanya Ardan penasaran. Pria itu merasa sedikit cemas, takut Kirana datang dan melihat apa yang sedang terjadi.'Apa yang sedang aku pikirkan? Bukankah Kirana sudah tau mengenai hubungan kami? Jadi untuk apa aku merasa cemas. Ah, ini pasti gara-gara aku menumpang dan merasa bersalah saja,' batin Ardan yang kembali meyakinkan dirinya yang mulai aneh."Daripada menyambut ku, kau malah penasaran dengan keberadaan ku di sini? Apa yang kau lakukan hingga tak pernah menghubungiku lagi? Aku ke sini dengan susah payah untuk mene

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    21. Bertemu

    Kini, Kirana sudah rapih mengenakan dress berwarna biru selutut dipadupadankan dengan make-up nya yang natural. Wanita itu sedang ada janji dengan seseorang di sebuah cafe yang tak jauh dari desanya. Tak butuh waktu lama untuk sampai ke sana, dan ia langsung memperhatikan seluruh penjuru cafe untuk menemukan temannya tersebut."Rana!" Teriak seseorang yang ada di meja pojok dekat jendela. Tentu saja Kirana langsung menoleh dan segera menghampiri orang tersebut. "Ah, maaf aku telat. Apa kau sudah menunggu lama, Barra?""Tidak, aku juga belum lama sampai. Silakan duduk dulu. Kita bahas masalahnya setelah makan, bagaimana menurutmu? Kebetulan sekali, sebentar lagi jam makan siang," ucap Barra dengan ragu dan terasa canggung."Hmm, oke." Kirana hanya mengangguk sebagai tanda persetujuan. Wanita itu melihat ada yang berbeda dengan pria yang ada di hadapannya."Apa ada masalah?" Tanya Kirana penasaran. Ia heran ketika Barra yang biasanya tersenyum hangat, kini hanya diam dan membuat suasa

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    20. Hidup dan mati ku

    Saat dalam perjalanan pulang, tak ada percakapan di antara mereka. Seharusnya Kirana merasa senang, tapi justru ada sesuatu hal yang mengganjal di hatinya.Bahkan pada saat sampai di rumah pun, pria itu masih bersikap acuh tak acuh. Ia tak berharap lebih, karena ini yang ia inginkan sejak awal. Ia ingin membatasi dirinya bersama Ardan, tapi apa ini? Kenapa hatinya merasakan firasat buruk."Setelah semua yang terjadi, kau mau tidur begitu saja?" Tiba-tiba saja Ardan membuyarkan lamunannya. Dan pertanyaan macam apa itu? Memang apa yang salah dengan kejadian hari ini? Justru dialah yang selalu membuatnya merasa muak. Kirana benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran suaminya."Memangnya ada apa lagi?" Tanya Kirana dengan wajah polosnya. Wanita itu benar-benar tak mengerti dengan apa yang Ardan maksud. Kirana merasa suaminya jauh lebih sulit ditebak dibandingkan dengan wanita."Apa kau sudah puas setelah bertemu bajingan itu?"Kirana melongo saat mendengar pernyataan Ardan. Ia sendi

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    19. Penawaran

    "Tuan, perkenalkan ini putra saya, Barra. Dia baru pulang dari Amerika setelah ikut dengan ibunya," ucap tuan Anderson mencairkan suasana sambil memperkenalkan putranya.Pria paruh baya itu merasa heran, lantaran suasana berubah menjadi canggung tanpa sebab.Kirana pun tak kalah gelisah, takut sewaktu-waktu suaminya melakukan hal di luar batas. Apa lagi setelah melihat raut wajah Ardan yang tidak bisa ditebak."Saya mengerti, senang bertemu dengan anda," ucap Ardan sambil mengulurkan tangannya, dan segera dijabat oleh Barra.Sedangkan Kirana hanya diam, tak berani menatap wajah pria di hadapannya itu. Barra pun tak kalah diam seolah paham dengan batasan di antara mereka.Selama acara makan malam berlangsung, tak ada hal lain yang terjadi. Mereka menikmati makan malam mereka dengan khidmat hingga akhir."Ardan, aku ingin ke toilet sebentar," bisik Kirana pada suaminya, yang kini tengah membahas bisnis dengan tuan Anderson.Kirana celingukan mencari seseorang untuk mencari tahu letak to

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    18. Undangan

    Sesuai rencana, kini Kirana tengah bersiap untuk pergi bersama Ardan memenuhi undangan makan malam di kediaman keluarga Anderson.Dress merah maroon menjadi pilihannya saat ini, hingga kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Rambutnya ia naikan ke atas dan memperlihatkan leher jenjangnya yang cantik."Apa kau sengaja berdandan seperti ini untuk menarik perhatian bajingan itu?" Tanya Ardan secara tiba-tiba. Pria itu muncul dari arah belakang dan memeluknya erat. Bahkan, Kirana dapat merasakan napas Ardan menerpa kulit lehernya."Aku tidak pernah berpikir hal semacam itu. Itu hanya pikiranmu saja," ungkap Kirana tak ingin menanggapi ucapan Ardan lebih banyak lagi."Lalu, apakah kau sedang menggodaku?"Kirana menghela nafasnya panjang. Ia lelah dengan prasangka Ardan yang selalu berpikiran buruk mengenai dirinya. Seolah apapun yang ia lakukan selalu salah di mata pria itu."Hentikan itu, bukankah kita harus segera pergi? Jadi, jangan merusak riasan ku," ucap Kirana sambil menghentikan

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    17. Rencana Pernikahan

    Mendengar ucapan Ardan, Kirana langsung memejamkan mata dan berpura-pura tidak mendengar apapun. Ia tahu jika Ardan tidak pernah main-main dengan ucapannya saat ini."Aku tau kau belum tidur. Bukankah tadi kau bilang, kalau kita bisa melanjutkannya setelah makan siang? Kirana, apa kau ingin aku layani sekarang?" Tanya pria itu tanpa tahu malu. Bulu kuduknya meremang saat Ardan meniup daun telinganya dengan lembut."Istirahatlah, karena nanti malam kita akan pergi untuk makan malam di kediaman keluarga Anderson." Sontak saja hal itu membuat Kirana terkejut hingga terpaksa membuka matanya.Keluarga Anderson? Bukankah itu keluarga Barra?"Benarkah?" Tanya Kirana terbata dan tanpa sadar berbalik menghadap ke arah Ardan. Pria itu langsung tersenyum menyeringai saat menciduk istrinya yang telah berbohong."Melihat reaksi mu, sepertinya kau mengenal baik keluarga itu. Apa kau benar-benar tertarik pada bajingan itu? Kirana, aku tak ingin mengatakan banyak hal. Namun, satu hal yang perlu kau i

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    16. Tak ingin kecewa

    Kirana tak menyangka jika Ardan mematuhi ucapannya. Pria itu langsung duduk manis sambil menunggu makanan dihidangkan."Makanan sudah siap. Ayo kita makan," ucap Kirana yang kini sudah siap untuk menyantap makanan tersebut.Akan tetapi, ia heran tatkala melihat Ardan yang masih bergeming di tempatnya. Suaminya hanya diam sambil menatap makanan yang ada di meja makan."Ada apa? Kau tak ingin makan?" Tanya Kirana penasaran. Apa Ardan tak ingin makan makanan yang sudah ia masak? Ah bener pasti begitu, karena selama ini, Ardan tak pernah sekalipun makan apa yang telah ia hidangkan."Kau belum melayani aku dan mendahulukan dirimu? Jika kau lupa, aku masih suamimu, Kirana." Ardan terlihat kesal dan itu membuat Kirana jadi semakin bingung. Kenapa Ardan begitu kesal hanya karena masalah sepele, yang bahkan sudah biasa bagi keduanya."Ah maaf. Aku tidak terbiasa dengan hal itu. Kau juga tau kan hubungan kita selama dua tahun terakhir ini? Nah, silahkan dimakan," ucap Kirana sambil meletakkan p

DMCA.com Protection Status