Home / Rumah Tangga / Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku / Bab 6. Petunjuk Keberadaan Kirana

Share

Bab 6. Petunjuk Keberadaan Kirana

Author: Arandiah
last update Last Updated: 2024-11-08 21:39:51

Ardan menyandarkan pinggangnya ke meja kerja yang kini sudah berantakan.

Kedua alis pria itu menyatu dan matanya menatap tajam ke arah dua orang pria di depannya yang masing-masing berdiri sambil menunduk.

Pria itu terlihat murka.

Sebab, setelah dua minggu kepergian Kirana dari pesta, masih belum ada informasi yang bisa ia dapat tentang wanita itu.

Bahkan jejak Kirana sama sekali tak bisa diketahui!

"Apa sesulit itu untuk menemukan satu wanita?!"

Suara Ardan menggema dengan lebih kencang dan kedua orang itu masih belum berani bersuara.

Sebab, selama bekerja di bawah Ardan, baru kali ini mereka melihat pria itu marah besar dan terlihat sangat frustasi. Ditambah lagi dengan aura Ardan yang menekan dan membuat mereka susah bernapas.

Namun, belum sempat ketegangan di antara mereka mereda, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu dari luar dan membuat para bawahan Ardan menghela napas lega.

"Masuk!" Titah Ardan.

"Pak, Nona Zara datang berkunjung dan meminta kesempatan untuk bertemu." Seoran
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Bab 7. Kamu Adalah Milikku!

    Satu hari berikutnya, Kirana ingin mulai terbiasa dan ingin mengakrabkan diri dengan para tetangga yang ada di sekitarnya.Kegiatannya semakin menyenangkan saat anak Bi Sumi, Denis, datang ke rumahnya untuk menemaninya. Kirana tak menyangka bahwa pria yang baru lulus SMA itu merupakan karyawan di pabrik milik ayah Barra. Pria yang Kirana temui beberapa waktu lalu.Hari ini Kirana sudah bersiap-siap sambil menenteng sebuah rantang berisi makanan untuk Denis. Dia merasa kasihan, karena anak itu harus mengantri di kantin yang masakannya diakui tidak enak."Apa Nona yakin mau mengantar makanan ini ke Denis? Padahal Bibi bisa memanggil Denis pulang untuk makan siang," ucap Bi Sumi tak enak hati."Tak apa, Bi. Lagi pula aku merasa jenuh di rumah terus. Ya sudah, kalau begitu aku pakai pergi dulu ya," ucap Kirana yang langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari Bi Sumi, hingga membuat wanita paruh baya itu menggelengkan kepalanya.Dalam perjalanan menuju pabrik teh, Kirana terlihat sangat be

    Last Updated : 2024-11-10
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Bab 8. Buka Mulutmu!

    Ardan terus berjalan maju dan Kirana terus berjalan mundur hingga tanpa sadar, tubuh wanita itu sudah terpojok di pintu masuk. Dengan kesempatan itu, Ardan langsung mengunci pintunya."Ardan! Ba–bagaimana...""Kau penasaran dengan keberadaan ku di sini, atau penasaran bagaimana caranya aku bisa menemukanmu?"Ardan merapatkan tubuh mereka, hingga tak menyisakan jarak sedikit pun. Perlahan Ardan menjilat telinga istrinya, hingga wanita itu menggelengkan kepalanya ke kanan dan kiri, merasa geli."Apa kau tau alasannya?" Tanya Ardan berbisik. Sedangkan Kirana masih diam dengan tubuh bergetar hebat, manakala pria itu mulai berpindah dari pinggang ke perut dan terus meraba tubuhnya yang lain."Sejauh apapun kau pergi, aku pasti akan mendapatkanmu kembali. Jadi, jangan harap ada lelaki lain yang bisa mendekatimu. Camkan itu baik-baik!""Bukankah ini yang kau harapkan? Menghancurkan keluargaku dan bebas dari pernikahan konyol ini?!"Entah dari mana Kirana mendapatkan keberanian untuk mengata

    Last Updated : 2024-11-11
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Bab 9. Kuda Jantan

    "Cukup," ucap Kirana terbata. Wanita itu terbatuk saat benda tumpul nan besar itu memenuhi rongga mulutnya. Namun, bukan Ardan namanya jika pria itu mau mendengarkan ucapan Kirana. Pria itu justru semakin menekan kepala Kirana dan menggerakkannya dengan lebih cepat."Tak ku sangka mulutmu bisa senikmat ini selain dipakai untuk berciuman, Kirana. Kamu memang berbakat," ucap Ardan sambil menikmati permainannya sendiri. Bahkan pria itu semakin menggila dan mengeluarkan cairan kental di mulut istrinya hingga wanita itu tersedak. Kirana ingin segera ke kamar mandi dan memuntahkannya, tapi Ardan segera menahannya agar tak pergi ke mana pun. "Mau ke mana? Telan itu! Aku tidak akan melepaskan mu, Kirana. Jadi cepat telan yang ada di mulutmu itu!"Dengan penuh keterpaksaan, Kirana mengikuti perintah Ardan sebelum kemudian terbaring lemas di kasur."Anak pintar. Seharusnya kau menurut seperti ini padaku, Kirana. Jadi aku tidak akan melakukan hal yang menjijikkan seperti sekarang. Apalagi kau

    Last Updated : 2024-11-12
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Bab 10. Tinggal Bersama

    Setelah menyelesaikan permainannya, Ardan tak mengucapkan satu patah kata pun, dan justru kembali menyambar ponsel miliknya yang ada di atas nakas, untuk menghubungi seseorang.Sedangkan Kirana langsung menyelimuti tubuhnya dengan rapat. Ia takut jika Ardan akan sembarangan menyentuhnya kembali. Kirana tahu jika suaminya saat ini sedang menghubungi seseorang."Bagas. Ya, aku baik-baik saja. Tidak perlu khawatir. Cepat bawakan beberapa keperluanku ke sini. Akan ku kirim alamatnya padamu." Pria itu segera memutuskan sambungan telepon secara sepihak setelah menyampaikan keinginannya.Kirana yang mendengar hal itu langsung tersentak kaget dan langsung membalikkan tubuhnya ke arah Ardan. Apa maksud pria itu dengan meminta asistennya untuk membawakan keperluannya ke sini?"Apa maksudmu dengan mengatakan hal itu pada Bagas?" Tanya Kirana sambil melototi Ardan dengan benci.Namun, Ardan hanya menanggapinya dengan acuh tak acuh dan melirik Kirana sekilas lalu tersenyum misterius. Apa sebenarn

    Last Updated : 2024-11-13
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Bab 11. Berdebat

    Kirana tak menjawab pertanyaan Ardan. Ia bingung dengan apa yang telah dikatakan oleh suaminya. Pria lain? Jangan konyol. Ia bahkan sudah tak percaya dengan orang lain setelah keluarga dan suaminya sendiri merendahkannya sedemikian rupa.Apa itu cinta?! "Apa yang kamu katakan? Jangan mencurigaiku yang tidak-tidak!" Kirana mengalihkan pandangannya dari wajah Ardan, dan melangkah kembali menuju ke atas ranjang dan kemudian merebahkan diri di atas sana."Jangan memancing keributan di sini, sebaiknya kamu segera pergi sebelum malam mulai larut dan mengundang pertanyaan banyak orang yang ada di sekitar sini!" sambung Kirana tanpa menoleh dan menatap wajah Ardan. Akan tetapi harapan untuk tidur dengan nyenyak dan tenang malam itu sepertinya tidak akan pernah benar-benar terjadi karena Ardan ikut merebahkan diri di samping tubuh Kirana.Sontak saja hal itu langsung membuat Kirana membuka matanya lebar dan menatap wajah laki-laki yang berstatus sebagai suaminya itu dengan tajam. Bahkan sak

    Last Updated : 2024-11-15
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Bab 12. Tamu di pagi hari

    Saat pagi menyingsing, Kirana mulai terusik lantaran beban berat yang dirasakan oleh tubuhnya. Wanita itu kesulitan untuk bergerak, bahkan untuk sekedar membalikkan tubuhnya.Ughh!'Apa ini? Tubuhku terasa berat. Apa aku sakit?' Kirana bertanya-tanya dalam hati. Namun, tiba-tiba saja ia terkejut, saat ternyata lehernya berbaring di atas sebuah tangan dan perutnya dililit oleh sebuah tangan kekar nan kokoh. Belum lagi, samar-samar Kirana bisa merasakan napas hangat pria itu di lehernya.Ardan!Ia baru sadar dengan kondisi Ardan yang menginap di rumahnya dan sekarang masih terlelap di belakang tubuhnya. Oleh karena itu, dengan hati-hati Kirana memindahkan lengan Ardan dari tubuhnya dan beranjak dari kasur. Namun, sebelum Kirana sempat melakukan itu, suara berat telah lebih dulu menegurnya."Mau ke mana?" Ardan bertanya tiba-tiba dengan suara khas bangun tidur. Sejak kapan pria itu bangun?"Ini sudah pagi. Jadi, tolong lepaskan aku!" jawab Kirana dengan kesal. Sebab, detik berikutnya,

    Last Updated : 2024-11-16
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Bab 13: Alasan Barra Datang

    Suasana di tempat itu semakin tak karuan tatkala Barra datang ke sana. Sebab, tatapan Ardan menjadi sangat sinis dan tajam, seolah sedang menguliti Barra hingga ke inti jiwanya.Suasana yang menegangkan itu membuat Kirana berdehem sebelum kemudian menyapa Barra dengan ramah.Sebab, semenjak kedatangannya, pria itu terus terdiam dan saling adu tatapan tajam dengan Ardan tanpa ada yang mengalah. "Barra! Apa yang membawamu datang ke sini?" Tanya Kirana untuk memecahkan keheningan di antara mereka.Mendengar itu, Barra mengalihkan pandangannya dari Ardan dan hanya menggeleng pelan sebagai jawaban. “Aku hanya memastikan apa kamu baik-baik saja. Setelah…” Barra menggantung perkataannya sejenak. “Apa yang terjadi kemarin”.Mendengar itu, Kirana tersenyum canggung dan membalas perkataan Barra sambil melirik Ardan yang kini berdiri di sampingnya. “Aku tidak apa-apa, Barra. Terima kasih sudah mengkhawatirkanku. Perkenalkan, ini Ardan. Dia baru datang kemarin.”Mendengar itu, Ardan tanpa sadar

    Last Updated : 2024-11-17
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Bab 14. Ardan Semakin Aneh

    "Memangnya siapa yang setuju untuk bercerai? Oh, atau mungkin kau tertarik dengan bajingan itu, hingga mendesakku untuk menceraikanmu?" Tanya Ardan dengan tatapan sinis. Dalam hati, Ardan penasaran dengan jawaban Kirana. Ia ingin tahu, apakah istrinya benar-benar tertarik atau tidak."Ardan, jaga bicaramu! Apa kau sudah lupa, bahwa orang yang paling tidak menginginkan pernikahan ini hanyalah kamu! Jadi jangan berbicara omong kosong dan menuduhku hal yang tidak-tidak. Aku tidak seperti kamu yang memasukkan orang ketiga dalam pernikahan kita!"Kirana tak habis pikir, kenapa suaminya justru menuduhnya yang tidak-tidak? Padahal pria itulah yang bermain api hingga Kirana terbakar hebat. "Jangan mengelak lagi, Kirana. Aku tahu bahwa pria itu menunjukkan ketertarikannya padamu. Jadi, aku yakin kalau ka—""Apa aku terlihat tertarik padanya? Tertarik pada Barra seperti kamu tertarik pada Zara?" tanya Kirana setelah menyela ucapan Ardan. Menatap pria itu dengan tatapan benci.Mendengar itu, A

    Last Updated : 2024-11-19

Latest chapter

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    40. Dengan syarat

    Permintaan Kirana untuk bercerai mendarat di hati Ardan seperti batu besar yang menghancurkan kedamaian. "Lepaskan aku..." Kata-kata itu bergema di kepalanya, setiap suku kata menusuk relung hatinya yang paling dalam. 'Tuhan, apa yang telah kulakukan?' Ia meremas telapak tangannya, kuku-kukunya menancap ke kulit, tanda ketegangan yang luar biasa. Air matanya seperti akan tumpah, namun ia tahan. Ia harus kuat, setidaknya untuk saat ini. Ia menatap Kirana, wanita yang dicintainya, wanita yang telah ia sakiti dengan begitu kejam. Wajahnya pucat, matanya sembab, namun tetap ada kekuatan yang terpancar dari tatapannya – kekuatan untuk mengakhiri semuanya. 'Aku pantas mendapatkannya,' batinnya, rasa bersalah menggerogoti jiwanya. Ia telah menghancurkan rumah tangga mereka, menghancurkan harapan akan hadirnya buah hati mereka. "Kirana…" suaranya serak, nyaris tak terdengar. Ia ingin memohon, ingin menjelaskan, ingin membalikkan waktu, namun kata-katanya seakan tercekat di tenggorokannya. Ia

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    39. Pilihan

    Kirana menggeleng pelan, matanya masih tertuju pada jendela. "Aku ingin istirahat," katanya lirih, suaranya hampir tak terdengar. Keheningan kembali menyelimuti ruangan, lebih berat daripada sebelumnya. Ardan hanya bisa menatap istrinya, merasa ada jurang yang semakin dalam menganga di antara mereka. 'Entah kenapa hatiku terasa sakit saat Kirana terus-menerus menolak ku. Apakah aku benar-benar telah mencintai Kirana? Wanita yang ingin aku sakiti? Aku pasti sudah gila.' Ardan membatin sambil terus bertanya pada diri sendiri. Setelah beberapa saat terdiam, Kirana tiba-tiba bertanya, suaranya datar tanpa emosi, "Kenapa kau masih di sini? Kau selalu sibuk, Ardan. Dulu… dulu aku sampai mengemis agar kau mau sedikit memperhatikan aku." Kalimat terakhir keluar dengan suara bergetar, menahan tangis yang hampir pecah. "Sudah tidak ada alasan bagimu untuk mempertahankan pernikahan kita. Tujuanmu sudah tercapai. Aku sudah hancur seperti yang kamu inginkan. Hidupku juga berantakan atas keingina

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    38. Sikap dingin Kirana

    Tangan Ardan gemetar saat ia mengangkat panggilan dari Zara. "Halo?" bisiknya, suara serak karena kurang tidur dan beban perasaan yang berat. Di seberang sana, suara Zara terdengar cemas dan sedikit tinggi. "Ardan! Kau di mana? Kenapa kau tidak membalas pesanku? Aku sangat khawatir!" Ardan menghela napas panjang. "Aku… aku di rumah sakit, Zara. Ada sedikit masalah." Ia berusaha menjaga suaranya tetap tenang, meskipun jantungnya berdebar-debar. "Masalah apa? Ceritakan padaku!" desak Zara. "Kau selalu menyembunyikan segalanya dariku." Ardan melirik ke arah Kirana yang masih tertidur pulas. "Ini… ini bukan waktu yang tepat untuk menjelaskannya, Zara. Aku butuh waktu." "Waktu? Ardan, aku sudah tidak tahan lagi! Kau selalu mengulur-ulur waktu! Aku tahu kau masih bersama wanita itu, Kirana! Kau harus menceraikannya!" Suara Zara semakin meninggi, diselingi isak tangis. Ardan menggigit bibir bawahnya. Ia tahu Zara tidak akan mengerti. "Zara, dengarkan aku. Situasinya sangat rumit. Jangan

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    37. Penyesalan besar

    Jam berlalu dengan lambat. Di ruang perawatan rumah sakit, Ardan menatap Kirana yang terbaring lemah. Wajah istrinya pucat, namun tatapannya kosong, tanpa sedikitpun rasa hangat yang pernah Ardan kenal. Kirana berubah. Ia cuek, ucapannya singkat dan ketus, seakan menciptakan dinding es di antara mereka. Meskipun Ardan melihat air mata yang sesekali lolos dari sudut mata Kirana, ia hanya mendapatkan perlakuan dingin. Ia mencoba menghibur, menawarkan segelas air, membantu Kirana mengganti posisi tidur, semuanya dibalas dengan helaan nafas panjang dan tatapan yang menusuk. "Ini sup ayam, Kirana. Semoga kamu suka," kata Ardan lembut, menyodorkan mangkuk sup. Kirana menerima mangkuk itu tanpa sepatah kata pun, lalu menatapnya dengan tatapan yang seakan mengatakan, "Apa urusanmu denganku?" Ardan menghela napas. Ia tahu, ucapannya yang kasar, sikapnya yang dingin di masa lalu, telah menorehkan luka yang begitu dalam di hati Kirana. Luka yang tak semudah itu disembuhkan. "Aku… aku sangat

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    36. Kehilangan segalanya

    Ardan terdiam, sebelum akhirnya menanggapi ucapan Kirana. "Itu tidak akan Pernah terjadi. Jadi jangan bermimpi!" setelah mengatakan hal itu, Ardan meninggalkan Kirana di kamar sendirian.Malam itu, kesunyian di kamar terasa mencekik. Bayangan masa depan yang kelam menghantuinya. Ia membayangkan dirinya sendirian, merawat bayi tanpa dukungan suami, tanpa kasih sayang yang seharusnya ia dapatkan. Air mata mengalir deras, membasahi bantal. Pikiran-pikiran negatif berputar tak henti, menjeratnya dalam pusaran putus asa."Tidak kuat," gumamnya lirih, suara serak karena tangis. "Aku tidak kuat."Matanya tertuju pada kotak obat di atas meja. Sebotol Paracetamol. Sebuah ide gila muncul di benaknya, ide yang mengerikan, namun terasa begitu menggoda. Sebuah jalan keluar dari penderitaan yang tak tertahankan."Maafkan mama nak. Mama tidak mau kamu menderita seperti mama. Lebih baik kamu tidak hadir di dunia ini daripada harus menderita." Kirana bergumam lirih sambil mengelus perutnya yan

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    35. Bagaimana jika aku hamil?

    “Barra, maafkan aku. Aku harus pulang ke Indonesia bersama Ardan. Aku benar-benar menyesal selalu menyeretmu ke dalam masalahku. Aku berjanji akan menghubungimu lagi setelah semuanya selesai. Jaga dirimu baik-baik. Aku… aku akan selalu mengingat kebaikanmu.”Setelah mengirim pesan, Kirana menyimpan ponselnya. Air mata kembali menggenang di pelupuk matanya. Ia tahu Barra akan kecewa, tapi ia tak punya pilihan lain. Pulang ke Indonesia adalah satu-satunya cara untuk menghindari konfrontasi lebih lanjut dengan Ardan, dan yang terpenting, melindungi rahasia kehamilannya.***Keesokan harinya, mereka berangkat ke bandara. Sepanjang perjalanan, Ardan bersikap dingin, tapi perhatiannya tak pernah lepas dari Kirana."Eh, aku tidak perlu memakai ini," ucap Kirana terkejut, saat Ardan memakaikan jaket di tubuhnya yang mungil."Cuacanya sangat dingin. Aku tidak mau kamu sakit dan merepotkan ku lagi."Ardan hanya ingin memastikan Kirana selalu nyaman, menawarkan jaketnya saat Kirana menggigi

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    34. Demam

    Setibanya di apartemen, Ardan langsung meminta Bagas untuk menyiapkan tiket untuk pulang. Ia tidak ingin Kirana berada di dekat Barra. Pria benar-benar mengganggu dirinya akhir-akhir ini."Apa? Pulang? Tidak! Aku tidak mau!" Bantah Kirana dengan cepat. Mendengar jawaban Kirana, Ardan langsung membulatkan matanya dengan sempurna."Kenapa? Aku tak butuh persetujuan mu untuk membawamu pulang, Kirana. Jangan pikir kamu bebas di sini bersama bajingan itu!"Kirana tersentak. Kata-kata Ardan menusuk hatinya lebih tajam daripada pisau. Ia bingung dengan sikap Ardan yang seolah sedang cemburu, sangat cemburu pada Barra, tapi apa benar suaminya sudah mencintainya? Sedangkan pria itu masih memiliki wanita lain di luar sana. Air mata mengancam untuk tumpah, tapi Kirana menahannya. Ia tak mau menunjukkan kelemahan di depan Ardan."Aku... aku hanya ingin sedikit waktu," lirih Kirana, suaranya bergetar. "Aku ingin memahami semuanya. Aku... aku butuh waktu."Ardan menghela napas panjang, rahangnya

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    33. petir di siang bolong

    Mobil Bagas melaju pelan, meninggalkan rumah besar Ardan di belakang. Di dalam, Ardan duduk di samping Kirana, suasana tegang masih menyelimuti mereka. Kirana sesekali melirik Ardan yang tampak lemas, wajahnya pucat pasi. Ia merasa bersalah, rasa bersalah yang aneh, campuran rasa khawatir dan rasa penasaran yang tak tertahankan."Kau yakin tidak apa-apa?" tanya Kirana, suaranya lembut, mencoba memecah keheningan yang mencekam.Ardan hanya berdehem, sambil menatap ke luar jendela, tapi tangannya masih merangkul pinggang Kirana. Ia terlihat berusaha keras untuk bersikap tenang, tetapi Kirana bisa melihat ketegangan di rahangnya yang mengeras."Apa kau bisa melepaskan ku?" Tanya Kirana pelan dan hal itu membuat Ardan langsung menoleh ke arah Kirana dengan tatapan tajamnya."Apa kau mengajakku periksa karena ada sesuatu yang akan kau lakukan di belakang ku?" Tanya Ardan penuh selidik. Tentu saja hal itu membuat Kirana semakin takut."T-tidak ada. Aku hanya merasa sesak. Aku mual

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    32. Ingin memastikan

    Sinar matahari pagi menyinari wajah Kirana, menyilaukan matanya yang masih berat. Ia mengerjapkan mata beberapa kali, mencoba menyesuaikan diri dengan cahaya yang masuk. Ingatan akan kejadian semalam kembali, dan ia tersentak bangun. Posisi tubuhnya yang bersandar di samping Ardan membuatnya terkejut. Ia buru-buru menegakkan tubuh, jantungnya berdebar kencang. Rasa malu dan penyesalan memenuhi hatinya. Mengapa ia sampai merawat Ardan semalaman?Ia melirik Ardan yang masih tertidur. Wajahnya tampak lebih tenang, pucat memang, tapi tidak seburuk semalam. Kirana ingin sekali pergi, namun rasa penasaran dan sedikit rasa bersalah menahannya. Ia masih ragu-ragu, takut akan kembali dihadapkan dengan sikap dingin Ardan.Ardan membuka mata, mendapati Kirana sudah terbangun. Ia berusaha bersikap biasa saja, namun rahangnya sedikit menegang. "Kau sudah bangun," katanya, suaranya datar, namun ada sedikit getaran yang tak bisa disembunyikan. Tatapannya tajam, posesif, seolah mengawasi setiap gerak

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status