Share

Bab 13: Alasan Barra Datang

Author: Arandiah
last update Last Updated: 2024-11-17 22:56:34

Suasana di tempat itu semakin tak karuan tatkala Barra datang ke sana.

Sebab, tatapan Ardan menjadi sangat sinis dan tajam, seolah sedang menguliti Barra hingga ke inti jiwanya.

Suasana yang menegangkan itu membuat Kirana berdehem sebelum kemudian menyapa Barra dengan ramah.

Sebab, semenjak kedatangannya, pria itu terus terdiam dan saling adu tatapan tajam dengan Ardan tanpa ada yang mengalah.

"Barra! Apa yang membawamu datang ke sini?" Tanya Kirana untuk memecahkan keheningan di antara mereka.

Mendengar itu, Barra mengalihkan pandangannya dari Ardan dan hanya menggeleng pelan sebagai jawaban. “Aku hanya memastikan apa kamu baik-baik saja. Setelah…” Barra menggantung perkataannya sejenak. “Apa yang terjadi kemarin”.

Mendengar itu, Kirana tersenyum canggung dan membalas perkataan Barra sambil melirik Ardan yang kini berdiri di sampingnya. “Aku tidak apa-apa, Barra. Terima kasih sudah mengkhawatirkanku. Perkenalkan, ini Ardan. Dia baru datang kemarin.”

Mendengar itu, Ardan tanpa sadar
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rutia Ningsih
dikit bgt thorr
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Bab 14. Ardan Semakin Aneh

    "Memangnya siapa yang setuju untuk bercerai? Oh, atau mungkin kau tertarik dengan bajingan itu, hingga mendesakku untuk menceraikanmu?" Tanya Ardan dengan tatapan sinis. Dalam hati, Ardan penasaran dengan jawaban Kirana. Ia ingin tahu, apakah istrinya benar-benar tertarik atau tidak."Ardan, jaga bicaramu! Apa kau sudah lupa, bahwa orang yang paling tidak menginginkan pernikahan ini hanyalah kamu! Jadi jangan berbicara omong kosong dan menuduhku hal yang tidak-tidak. Aku tidak seperti kamu yang memasukkan orang ketiga dalam pernikahan kita!"Kirana tak habis pikir, kenapa suaminya justru menuduhnya yang tidak-tidak? Padahal pria itulah yang bermain api hingga Kirana terbakar hebat. "Jangan mengelak lagi, Kirana. Aku tahu bahwa pria itu menunjukkan ketertarikannya padamu. Jadi, aku yakin kalau ka—""Apa aku terlihat tertarik padanya? Tertarik pada Barra seperti kamu tertarik pada Zara?" tanya Kirana setelah menyela ucapan Ardan. Menatap pria itu dengan tatapan benci.Mendengar itu, A

    Last Updated : 2024-11-19
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Bab 15. Lebar dan kokoh

    Pada akhirnya, Kirana tetap mengikuti keinginan Ardan untuk berkeliling di desa tersebut. Ia baru ingat, jika suaminya tidak pernah main-main dengan apa yang dia katakan. Jika mengingat hal itu, Kirana jadi merinding sendiri. "Apa kau sudah lapar?" Tanya Ardan melunak, tapi tak mengurangi intimidasinya. Pria itu bertanya tapi seolah tak menerima sebuah penolakan. "Iya, apa kita mau pulang?" Kirana benar-benar merasa lelah akibat berjalan cukup jauh dan juga kurang tidur semalam. Namun, tiba-tiba saja pria itu membungkuk di hadapannya. Kirana terkejut dan tak mengerti dengan apa dilakukan oleh Ardan. "Ardan, apa yang kamu lakukan?" Kirana bertanya untuk memastikan bahwa Ardan benar-benar baik-baik saja. "Apa lagi? Ayo cepat naik. Kau berjalan lambat, jadi ini cara agar kita cepat sampai ke rumah." Alasan macam apa itu? Tapi meskipun demikian, Kirana tetap patuh dan naik ke atas punggung suaminya. Ia memeluk punggung lebar Ardan yang terasa begitu kokoh. Apakah punggung Ardan sud

    Last Updated : 2024-11-21
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    16. Tak ingin kecewa

    Kirana tak menyangka jika Ardan mematuhi ucapannya. Pria itu langsung duduk manis sambil menunggu makanan dihidangkan."Makanan sudah siap. Ayo kita makan," ucap Kirana yang kini sudah siap untuk menyantap makanan tersebut.Akan tetapi, ia heran tatkala melihat Ardan yang masih bergeming di tempatnya. Suaminya hanya diam sambil menatap makanan yang ada di meja makan."Ada apa? Kau tak ingin makan?" Tanya Kirana penasaran. Apa Ardan tak ingin makan makanan yang sudah ia masak? Ah bener pasti begitu, karena selama ini, Ardan tak pernah sekalipun makan apa yang telah ia hidangkan."Kau belum melayani aku dan mendahulukan dirimu? Jika kau lupa, aku masih suamimu, Kirana." Ardan terlihat kesal dan itu membuat Kirana jadi semakin bingung. Kenapa Ardan begitu kesal hanya karena masalah sepele, yang bahkan sudah biasa bagi keduanya."Ah maaf. Aku tidak terbiasa dengan hal itu. Kau juga tau kan hubungan kita selama dua tahun terakhir ini? Nah, silahkan dimakan," ucap Kirana sambil meletakkan p

    Last Updated : 2024-11-24
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    17. Rencana Pernikahan

    Mendengar ucapan Ardan, Kirana langsung memejamkan mata dan berpura-pura tidak mendengar apapun. Ia tahu jika Ardan tidak pernah main-main dengan ucapannya saat ini."Aku tau kau belum tidur. Bukankah tadi kau bilang, kalau kita bisa melanjutkannya setelah makan siang? Kirana, apa kau ingin aku layani sekarang?" Tanya pria itu tanpa tahu malu. Bulu kuduknya meremang saat Ardan meniup daun telinganya dengan lembut."Istirahatlah, karena nanti malam kita akan pergi untuk makan malam di kediaman keluarga Anderson." Sontak saja hal itu membuat Kirana terkejut hingga terpaksa membuka matanya.Keluarga Anderson? Bukankah itu keluarga Barra?"Benarkah?" Tanya Kirana terbata dan tanpa sadar berbalik menghadap ke arah Ardan. Pria itu langsung tersenyum menyeringai saat menciduk istrinya yang telah berbohong."Melihat reaksi mu, sepertinya kau mengenal baik keluarga itu. Apa kau benar-benar tertarik pada bajingan itu? Kirana, aku tak ingin mengatakan banyak hal. Namun, satu hal yang perlu kau i

    Last Updated : 2024-11-27
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    18. Undangan

    Sesuai rencana, kini Kirana tengah bersiap untuk pergi bersama Ardan memenuhi undangan makan malam di kediaman keluarga Anderson.Dress merah maroon menjadi pilihannya saat ini, hingga kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Rambutnya ia naikan ke atas dan memperlihatkan leher jenjangnya yang cantik."Apa kau sengaja berdandan seperti ini untuk menarik perhatian bajingan itu?" Tanya Ardan secara tiba-tiba. Pria itu muncul dari arah belakang dan memeluknya erat. Bahkan, Kirana dapat merasakan napas Ardan menerpa kulit lehernya."Aku tidak pernah berpikir hal semacam itu. Itu hanya pikiranmu saja," ungkap Kirana tak ingin menanggapi ucapan Ardan lebih banyak lagi."Lalu, apakah kau sedang menggodaku?"Kirana menghela nafasnya panjang. Ia lelah dengan prasangka Ardan yang selalu berpikiran buruk mengenai dirinya. Seolah apapun yang ia lakukan selalu salah di mata pria itu."Hentikan itu, bukankah kita harus segera pergi? Jadi, jangan merusak riasan ku," ucap Kirana sambil menghentikan

    Last Updated : 2024-11-28
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    19. Penawaran

    "Tuan, perkenalkan ini putra saya, Barra. Dia baru pulang dari Amerika setelah ikut dengan ibunya," ucap tuan Anderson mencairkan suasana sambil memperkenalkan putranya.Pria paruh baya itu merasa heran, lantaran suasana berubah menjadi canggung tanpa sebab.Kirana pun tak kalah gelisah, takut sewaktu-waktu suaminya melakukan hal di luar batas. Apa lagi setelah melihat raut wajah Ardan yang tidak bisa ditebak."Saya mengerti, senang bertemu dengan anda," ucap Ardan sambil mengulurkan tangannya, dan segera dijabat oleh Barra.Sedangkan Kirana hanya diam, tak berani menatap wajah pria di hadapannya itu. Barra pun tak kalah diam seolah paham dengan batasan di antara mereka.Selama acara makan malam berlangsung, tak ada hal lain yang terjadi. Mereka menikmati makan malam mereka dengan khidmat hingga akhir."Ardan, aku ingin ke toilet sebentar," bisik Kirana pada suaminya, yang kini tengah membahas bisnis dengan tuan Anderson.Kirana celingukan mencari seseorang untuk mencari tahu letak to

    Last Updated : 2024-11-29
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    20. Hidup dan mati ku

    Saat dalam perjalanan pulang, tak ada percakapan di antara mereka. Seharusnya Kirana merasa senang, tapi justru ada sesuatu hal yang mengganjal di hatinya.Bahkan pada saat sampai di rumah pun, pria itu masih bersikap acuh tak acuh. Ia tak berharap lebih, karena ini yang ia inginkan sejak awal. Ia ingin membatasi dirinya bersama Ardan, tapi apa ini? Kenapa hatinya merasakan firasat buruk."Setelah semua yang terjadi, kau mau tidur begitu saja?" Tiba-tiba saja Ardan membuyarkan lamunannya. Dan pertanyaan macam apa itu? Memang apa yang salah dengan kejadian hari ini? Justru dialah yang selalu membuatnya merasa muak. Kirana benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran suaminya."Memangnya ada apa lagi?" Tanya Kirana dengan wajah polosnya. Wanita itu benar-benar tak mengerti dengan apa yang Ardan maksud. Kirana merasa suaminya jauh lebih sulit ditebak dibandingkan dengan wanita."Apa kau sudah puas setelah bertemu bajingan itu?"Kirana melongo saat mendengar pernyataan Ardan. Ia sendi

    Last Updated : 2024-11-30
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    21. Bertemu

    Kini, Kirana sudah rapih mengenakan dress berwarna biru selutut dipadupadankan dengan make-up nya yang natural. Wanita itu sedang ada janji dengan seseorang di sebuah cafe yang tak jauh dari desanya. Tak butuh waktu lama untuk sampai ke sana, dan ia langsung memperhatikan seluruh penjuru cafe untuk menemukan temannya tersebut."Rana!" Teriak seseorang yang ada di meja pojok dekat jendela. Tentu saja Kirana langsung menoleh dan segera menghampiri orang tersebut. "Ah, maaf aku telat. Apa kau sudah menunggu lama, Barra?""Tidak, aku juga belum lama sampai. Silakan duduk dulu. Kita bahas masalahnya setelah makan, bagaimana menurutmu? Kebetulan sekali, sebentar lagi jam makan siang," ucap Barra dengan ragu dan terasa canggung."Hmm, oke." Kirana hanya mengangguk sebagai tanda persetujuan. Wanita itu melihat ada yang berbeda dengan pria yang ada di hadapannya."Apa ada masalah?" Tanya Kirana penasaran. Ia heran ketika Barra yang biasanya tersenyum hangat, kini hanya diam dan membuat suasa

    Last Updated : 2024-12-03

Latest chapter

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    40. Dengan syarat

    Permintaan Kirana untuk bercerai mendarat di hati Ardan seperti batu besar yang menghancurkan kedamaian. "Lepaskan aku..." Kata-kata itu bergema di kepalanya, setiap suku kata menusuk relung hatinya yang paling dalam. 'Tuhan, apa yang telah kulakukan?' Ia meremas telapak tangannya, kuku-kukunya menancap ke kulit, tanda ketegangan yang luar biasa. Air matanya seperti akan tumpah, namun ia tahan. Ia harus kuat, setidaknya untuk saat ini. Ia menatap Kirana, wanita yang dicintainya, wanita yang telah ia sakiti dengan begitu kejam. Wajahnya pucat, matanya sembab, namun tetap ada kekuatan yang terpancar dari tatapannya – kekuatan untuk mengakhiri semuanya. 'Aku pantas mendapatkannya,' batinnya, rasa bersalah menggerogoti jiwanya. Ia telah menghancurkan rumah tangga mereka, menghancurkan harapan akan hadirnya buah hati mereka. "Kirana…" suaranya serak, nyaris tak terdengar. Ia ingin memohon, ingin menjelaskan, ingin membalikkan waktu, namun kata-katanya seakan tercekat di tenggorokannya. Ia

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    39. Pilihan

    Kirana menggeleng pelan, matanya masih tertuju pada jendela. "Aku ingin istirahat," katanya lirih, suaranya hampir tak terdengar. Keheningan kembali menyelimuti ruangan, lebih berat daripada sebelumnya. Ardan hanya bisa menatap istrinya, merasa ada jurang yang semakin dalam menganga di antara mereka. 'Entah kenapa hatiku terasa sakit saat Kirana terus-menerus menolak ku. Apakah aku benar-benar telah mencintai Kirana? Wanita yang ingin aku sakiti? Aku pasti sudah gila.' Ardan membatin sambil terus bertanya pada diri sendiri. Setelah beberapa saat terdiam, Kirana tiba-tiba bertanya, suaranya datar tanpa emosi, "Kenapa kau masih di sini? Kau selalu sibuk, Ardan. Dulu… dulu aku sampai mengemis agar kau mau sedikit memperhatikan aku." Kalimat terakhir keluar dengan suara bergetar, menahan tangis yang hampir pecah. "Sudah tidak ada alasan bagimu untuk mempertahankan pernikahan kita. Tujuanmu sudah tercapai. Aku sudah hancur seperti yang kamu inginkan. Hidupku juga berantakan atas keingina

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    38. Sikap dingin Kirana

    Tangan Ardan gemetar saat ia mengangkat panggilan dari Zara. "Halo?" bisiknya, suara serak karena kurang tidur dan beban perasaan yang berat. Di seberang sana, suara Zara terdengar cemas dan sedikit tinggi. "Ardan! Kau di mana? Kenapa kau tidak membalas pesanku? Aku sangat khawatir!" Ardan menghela napas panjang. "Aku… aku di rumah sakit, Zara. Ada sedikit masalah." Ia berusaha menjaga suaranya tetap tenang, meskipun jantungnya berdebar-debar. "Masalah apa? Ceritakan padaku!" desak Zara. "Kau selalu menyembunyikan segalanya dariku." Ardan melirik ke arah Kirana yang masih tertidur pulas. "Ini… ini bukan waktu yang tepat untuk menjelaskannya, Zara. Aku butuh waktu." "Waktu? Ardan, aku sudah tidak tahan lagi! Kau selalu mengulur-ulur waktu! Aku tahu kau masih bersama wanita itu, Kirana! Kau harus menceraikannya!" Suara Zara semakin meninggi, diselingi isak tangis. Ardan menggigit bibir bawahnya. Ia tahu Zara tidak akan mengerti. "Zara, dengarkan aku. Situasinya sangat rumit. Jangan

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    37. Penyesalan besar

    Jam berlalu dengan lambat. Di ruang perawatan rumah sakit, Ardan menatap Kirana yang terbaring lemah. Wajah istrinya pucat, namun tatapannya kosong, tanpa sedikitpun rasa hangat yang pernah Ardan kenal. Kirana berubah. Ia cuek, ucapannya singkat dan ketus, seakan menciptakan dinding es di antara mereka. Meskipun Ardan melihat air mata yang sesekali lolos dari sudut mata Kirana, ia hanya mendapatkan perlakuan dingin. Ia mencoba menghibur, menawarkan segelas air, membantu Kirana mengganti posisi tidur, semuanya dibalas dengan helaan nafas panjang dan tatapan yang menusuk. "Ini sup ayam, Kirana. Semoga kamu suka," kata Ardan lembut, menyodorkan mangkuk sup. Kirana menerima mangkuk itu tanpa sepatah kata pun, lalu menatapnya dengan tatapan yang seakan mengatakan, "Apa urusanmu denganku?" Ardan menghela napas. Ia tahu, ucapannya yang kasar, sikapnya yang dingin di masa lalu, telah menorehkan luka yang begitu dalam di hati Kirana. Luka yang tak semudah itu disembuhkan. "Aku… aku sangat

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    36. Kehilangan segalanya

    Ardan terdiam, sebelum akhirnya menanggapi ucapan Kirana. "Itu tidak akan Pernah terjadi. Jadi jangan bermimpi!" setelah mengatakan hal itu, Ardan meninggalkan Kirana di kamar sendirian.Malam itu, kesunyian di kamar terasa mencekik. Bayangan masa depan yang kelam menghantuinya. Ia membayangkan dirinya sendirian, merawat bayi tanpa dukungan suami, tanpa kasih sayang yang seharusnya ia dapatkan. Air mata mengalir deras, membasahi bantal. Pikiran-pikiran negatif berputar tak henti, menjeratnya dalam pusaran putus asa."Tidak kuat," gumamnya lirih, suara serak karena tangis. "Aku tidak kuat."Matanya tertuju pada kotak obat di atas meja. Sebotol Paracetamol. Sebuah ide gila muncul di benaknya, ide yang mengerikan, namun terasa begitu menggoda. Sebuah jalan keluar dari penderitaan yang tak tertahankan."Maafkan mama nak. Mama tidak mau kamu menderita seperti mama. Lebih baik kamu tidak hadir di dunia ini daripada harus menderita." Kirana bergumam lirih sambil mengelus perutnya yan

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    35. Bagaimana jika aku hamil?

    “Barra, maafkan aku. Aku harus pulang ke Indonesia bersama Ardan. Aku benar-benar menyesal selalu menyeretmu ke dalam masalahku. Aku berjanji akan menghubungimu lagi setelah semuanya selesai. Jaga dirimu baik-baik. Aku… aku akan selalu mengingat kebaikanmu.”Setelah mengirim pesan, Kirana menyimpan ponselnya. Air mata kembali menggenang di pelupuk matanya. Ia tahu Barra akan kecewa, tapi ia tak punya pilihan lain. Pulang ke Indonesia adalah satu-satunya cara untuk menghindari konfrontasi lebih lanjut dengan Ardan, dan yang terpenting, melindungi rahasia kehamilannya.***Keesokan harinya, mereka berangkat ke bandara. Sepanjang perjalanan, Ardan bersikap dingin, tapi perhatiannya tak pernah lepas dari Kirana."Eh, aku tidak perlu memakai ini," ucap Kirana terkejut, saat Ardan memakaikan jaket di tubuhnya yang mungil."Cuacanya sangat dingin. Aku tidak mau kamu sakit dan merepotkan ku lagi."Ardan hanya ingin memastikan Kirana selalu nyaman, menawarkan jaketnya saat Kirana menggigi

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    34. Demam

    Setibanya di apartemen, Ardan langsung meminta Bagas untuk menyiapkan tiket untuk pulang. Ia tidak ingin Kirana berada di dekat Barra. Pria benar-benar mengganggu dirinya akhir-akhir ini."Apa? Pulang? Tidak! Aku tidak mau!" Bantah Kirana dengan cepat. Mendengar jawaban Kirana, Ardan langsung membulatkan matanya dengan sempurna."Kenapa? Aku tak butuh persetujuan mu untuk membawamu pulang, Kirana. Jangan pikir kamu bebas di sini bersama bajingan itu!"Kirana tersentak. Kata-kata Ardan menusuk hatinya lebih tajam daripada pisau. Ia bingung dengan sikap Ardan yang seolah sedang cemburu, sangat cemburu pada Barra, tapi apa benar suaminya sudah mencintainya? Sedangkan pria itu masih memiliki wanita lain di luar sana. Air mata mengancam untuk tumpah, tapi Kirana menahannya. Ia tak mau menunjukkan kelemahan di depan Ardan."Aku... aku hanya ingin sedikit waktu," lirih Kirana, suaranya bergetar. "Aku ingin memahami semuanya. Aku... aku butuh waktu."Ardan menghela napas panjang, rahangnya

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    33. petir di siang bolong

    Mobil Bagas melaju pelan, meninggalkan rumah besar Ardan di belakang. Di dalam, Ardan duduk di samping Kirana, suasana tegang masih menyelimuti mereka. Kirana sesekali melirik Ardan yang tampak lemas, wajahnya pucat pasi. Ia merasa bersalah, rasa bersalah yang aneh, campuran rasa khawatir dan rasa penasaran yang tak tertahankan."Kau yakin tidak apa-apa?" tanya Kirana, suaranya lembut, mencoba memecah keheningan yang mencekam.Ardan hanya berdehem, sambil menatap ke luar jendela, tapi tangannya masih merangkul pinggang Kirana. Ia terlihat berusaha keras untuk bersikap tenang, tetapi Kirana bisa melihat ketegangan di rahangnya yang mengeras."Apa kau bisa melepaskan ku?" Tanya Kirana pelan dan hal itu membuat Ardan langsung menoleh ke arah Kirana dengan tatapan tajamnya."Apa kau mengajakku periksa karena ada sesuatu yang akan kau lakukan di belakang ku?" Tanya Ardan penuh selidik. Tentu saja hal itu membuat Kirana semakin takut."T-tidak ada. Aku hanya merasa sesak. Aku mual

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    32. Ingin memastikan

    Sinar matahari pagi menyinari wajah Kirana, menyilaukan matanya yang masih berat. Ia mengerjapkan mata beberapa kali, mencoba menyesuaikan diri dengan cahaya yang masuk. Ingatan akan kejadian semalam kembali, dan ia tersentak bangun. Posisi tubuhnya yang bersandar di samping Ardan membuatnya terkejut. Ia buru-buru menegakkan tubuh, jantungnya berdebar kencang. Rasa malu dan penyesalan memenuhi hatinya. Mengapa ia sampai merawat Ardan semalaman?Ia melirik Ardan yang masih tertidur. Wajahnya tampak lebih tenang, pucat memang, tapi tidak seburuk semalam. Kirana ingin sekali pergi, namun rasa penasaran dan sedikit rasa bersalah menahannya. Ia masih ragu-ragu, takut akan kembali dihadapkan dengan sikap dingin Ardan.Ardan membuka mata, mendapati Kirana sudah terbangun. Ia berusaha bersikap biasa saja, namun rahangnya sedikit menegang. "Kau sudah bangun," katanya, suaranya datar, namun ada sedikit getaran yang tak bisa disembunyikan. Tatapannya tajam, posesif, seolah mengawasi setiap gerak

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status