Share

19. Penawaran

Author: Arandiah
last update Last Updated: 2024-11-29 22:59:24

"Tuan, perkenalkan ini putra saya, Barra. Dia baru pulang dari Amerika setelah ikut dengan ibunya," ucap tuan Anderson mencairkan suasana sambil memperkenalkan putranya.

Pria paruh baya itu merasa heran, lantaran suasana berubah menjadi canggung tanpa sebab.

Kirana pun tak kalah gelisah, takut sewaktu-waktu suaminya melakukan hal di luar batas. Apa lagi setelah melihat raut wajah Ardan yang tidak bisa ditebak.

"Saya mengerti, senang bertemu dengan anda," ucap Ardan sambil mengulurkan tangannya, dan segera dijabat oleh Barra.

Sedangkan Kirana hanya diam, tak berani menatap wajah pria di hadapannya itu. Barra pun tak kalah diam seolah paham dengan batasan di antara mereka.

Selama acara makan malam berlangsung, tak ada hal lain yang terjadi. Mereka menikmati makan malam mereka dengan khidmat hingga akhir.

"Ardan, aku ingin ke toilet sebentar," bisik Kirana pada suaminya, yang kini tengah membahas bisnis dengan tuan Anderson.

Kirana celingukan mencari seseorang untuk mencari tahu letak to
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    20. Hidup dan mati ku

    Saat dalam perjalanan pulang, tak ada percakapan di antara mereka. Seharusnya Kirana merasa senang, tapi justru ada sesuatu hal yang mengganjal di hatinya.Bahkan pada saat sampai di rumah pun, pria itu masih bersikap acuh tak acuh. Ia tak berharap lebih, karena ini yang ia inginkan sejak awal. Ia ingin membatasi dirinya bersama Ardan, tapi apa ini? Kenapa hatinya merasakan firasat buruk."Setelah semua yang terjadi, kau mau tidur begitu saja?" Tiba-tiba saja Ardan membuyarkan lamunannya. Dan pertanyaan macam apa itu? Memang apa yang salah dengan kejadian hari ini? Justru dialah yang selalu membuatnya merasa muak. Kirana benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran suaminya."Memangnya ada apa lagi?" Tanya Kirana dengan wajah polosnya. Wanita itu benar-benar tak mengerti dengan apa yang Ardan maksud. Kirana merasa suaminya jauh lebih sulit ditebak dibandingkan dengan wanita."Apa kau sudah puas setelah bertemu bajingan itu?"Kirana melongo saat mendengar pernyataan Ardan. Ia sendi

    Last Updated : 2024-11-30
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    21. Bertemu

    Kini, Kirana sudah rapih mengenakan dress berwarna biru selutut dipadupadankan dengan make-up nya yang natural. Wanita itu sedang ada janji dengan seseorang di sebuah cafe yang tak jauh dari desanya. Tak butuh waktu lama untuk sampai ke sana, dan ia langsung memperhatikan seluruh penjuru cafe untuk menemukan temannya tersebut."Rana!" Teriak seseorang yang ada di meja pojok dekat jendela. Tentu saja Kirana langsung menoleh dan segera menghampiri orang tersebut. "Ah, maaf aku telat. Apa kau sudah menunggu lama, Barra?""Tidak, aku juga belum lama sampai. Silakan duduk dulu. Kita bahas masalahnya setelah makan, bagaimana menurutmu? Kebetulan sekali, sebentar lagi jam makan siang," ucap Barra dengan ragu dan terasa canggung."Hmm, oke." Kirana hanya mengangguk sebagai tanda persetujuan. Wanita itu melihat ada yang berbeda dengan pria yang ada di hadapannya."Apa ada masalah?" Tanya Kirana penasaran. Ia heran ketika Barra yang biasanya tersenyum hangat, kini hanya diam dan membuat suasa

    Last Updated : 2024-12-03
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    22. Terciduk

    Ardan menoleh ke arah sumber suara dan langsung membulatkan matanya dengan sempurna, tatkala melihat seseorang yang masih berdiri di ambang pintu.Zara!Ardan bertanya-tanya mengenai keberadaan Zara yang ada di hadapannya. Bagaimana bisa wanita itu bisa tahu tempat ini? Begitulah kira-kira isi pikiran Ardan. Akan tetapi, Ardan langsung menetralkan suasana yang tiba-tiba menegang, agar Zara tidak ketakutan."Zara, ada apa kau ke sini? Bagaimana bisa kau tau tempat ini?" Tanya Ardan penasaran. Pria itu merasa sedikit cemas, takut Kirana datang dan melihat apa yang sedang terjadi.'Apa yang sedang aku pikirkan? Bukankah Kirana sudah tau mengenai hubungan kami? Jadi untuk apa aku merasa cemas. Ah, ini pasti gara-gara aku menumpang dan merasa bersalah saja,' batin Ardan yang kembali meyakinkan dirinya yang mulai aneh."Daripada menyambut ku, kau malah penasaran dengan keberadaan ku di sini? Apa yang kau lakukan hingga tak pernah menghubungiku lagi? Aku ke sini dengan susah payah untuk mene

    Last Updated : 2024-12-08
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    23. Ada yang aneh

    "Jangan macam-macam! Bukankah sudah kubilang agar kau pergi dari sini bersama wanitamu?! Pergilah, aku juga tidak akan mempermasalahkannya," ucap Kirana terbata. Ia merasa gugup dan resah gelisah, ketika berhadapan dengan Ardan.Pria itu tersenyum lembut, tapi justru membuat ketakutan itu sendiri bagi Kirana. Tangan besar nan kokoh itu membelai lembut pipinya, seolah tak terusik dengan kalimat yang ia layangkan."Rupanya istriku sedang cemburu. Kau tidak perlu khawatir, aku tidak akan pergi ke manapun. Kau pasti sedang menguji ku, kan? Kau ingin aku tetap berada di sisimu kan? Kau mengatakan hal itu hanya untuk mencari perhatian dariku. Kirana, jangan menguji kesabaran ku, karena aku tidak bisa menahannya.""Eh, apa yang kau lakukan? Cepat turunkan aku!" Teriak Kirana sambil meronta dalam gendongan Ardan. Pria itu tiba-tiba saja membopongnya menuju kamar.Tak hanya itu, setelah mengunci pintu kamar, Ardan malah menarik Kirana ke dalam kamar mandi."Karena kau sudah keluar rumah tanpa

    Last Updated : 2024-12-11
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    24. Meminta kepastian

    Ardan terhuyung ke belakang, tubuhnya terasa aneh. Apakah ia sakit? Ardan bingung karena selama ini ia jarang sakit, dan meskipun ia jatuh sakit, ia tidak akan merasa aneh seperti ini.Dengan buru-buru, Ardan menyiapkan makan malamnya dan juga Kirana. Mungkin ia kelelahan dan juga kurang makan.Sesampainya di dalam kamar, Ardan langsung meletakkan nampan berisi makanan dan kemudian membangunkan Kirana dari tidurnya."Kirana, makanlah. Aku sudah membawakannya ke sini. Ayo kita makan bersama," ucap Ardan sambil membantu Kirana untuk duduk.Kirana menguap dan meregangkan tubuhnya lantaran merasa pegal setelah tidur cukup lama. Namun, pandangannya langsung tertuju pada wajah suaminya yang terlihat aneh. Ardan terlihat pucat."Apa kau sakit?" Tanya Kirana penasaran. Sebenarnya ia merasa hal ini adalah karma untuk Ardan yang seorang maniak seks."Tidak, mungkin aku hanya kurang istirahat saja. Makan dan lanjut istirahat lagi. Apa kau mau mandi dulu?" Ardan bertanya dengan santai, tak sepert

    Last Updated : 2024-12-13
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Hukuman

    Kirana pulang dalam keadaan lelah, wajahnya lesu dan terlihat gusar. Namun, pada saat yang sama, ia mendapati Ardan tengah duduk di ruang tengah dengan tatapannya yang dingin."A—ardan, apa yang sedang kau lakukan?" Kirana bertanya dengan gugup. Entah kenapa, ia merasa bahwa Ardan kembali menjadi pria dingin tanpa belas kasih."Aku hanya sedang menunggu istriku yang pergi entah kemana, disaat aku sedang sakit."Ardan menatap Kirana tajam, tatapannya menusuk seperti es. Udara di ruangan itu tiba-tiba terasa dingin, menusuk tulang. Kirana merasakan bulu kuduknya berdiri. Suasana yang selama dua hari terakhir terasa hangat dan penuh perhatian, kini sirna tanpa jejak. Hanya ada keheningan mencekam, diselingi detak jantung Kirana yang berdebar kencang."Aku sudah tahu semuanya," ucap Ardan, suaranya berat dan datar, tanpa sedikitpun emosi. Ia berdiri, mendekati Kirana dengan langkah pasti. Kirana terpaku di tempat, tak mampu berkutik. Ia tahu, Ardan sudah mengetahui pertemuannya den

    Last Updated : 2025-01-15
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    26. Tak berujung

    Lagi dan lagi, Kirana berakhir di atas ranjang dengan suaminya. Ia merasa putus asa, merasa tak ada harapan untuk bisa terlepas dari jeratan pria bak binatang buas itu.Keesokan harinya, Kirana bangun dengan rasa lelah yang luar biasa. Tubuhnya terasa pegal, dan kepalanya masih sedikit pusing. Ingatan akan kejadian semalam masih terasa jelas; sentuhan Ardan yang kasar, ciumannya yang penuh nafsu, dan ancaman-ancamannya yang membuat bulu kuduknya masih berdiri. Ia merasa hancur, terperangkap dalam hubungan yang penuh kekerasan dan posesif. Harapan untuk bercerai dan memulai hidup baru terasa semakin jauh.Ia melirik ke samping. Ardan masih tertidur pulas. Wajahnya terlihat tenang, tak ada bekas amarah semalam. Kirana merasa jijik, tapi juga ada sedikit rasa takut untuk membangunkannya. Ia takut akan kemarahannya, takut akan sentuhannya yang kasar. Dengan hati yang berat, Kirana bangun dari ranjang.Setelah mandi dan berpakaian, Kirana masuk ke dapur. Ia mendengar langkah kaki Ardan

    Last Updated : 2025-01-20
  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    27. Menghilang

    Jam dinding menunjukkan pukul tiga dini hari. Kegelapan masih menyelimuti kamar, hanya cahaya samar dari lampu jalan yang menerobos celah tirai. Kirana terbangun, tubuhnya terasa kaku dan pegal. Bau parfum Ardan masih tercium samar di seprai, mengingatkannya pada kejadian malam tadi; sentuhan kasar, desisan napas, dan ancaman-ancaman yang menusuk jiwanya. Ia melirik ke samping, Ardan tidur nyenyak, wajahnya tenang tanpa jejak amarah. Kirana diam-diam menggeser tubuhnya menjauh, hatinya berdebar-debar seperti burung yang terperangkap dalam sangkar. Ia merasakan dinginnya lantai marmer melalui kain tipis piyamanya. Dengan perlahan, ia turun dari ranjang, langkahnya tertatih-tatih seperti berjalan di atas bara api. “Tuhan, beri aku kekuatan,” bisiknya lirih, tangannya gemetar saat meraih pakaiannya. “Aku harus pergi dari sini. Aku harus menyelamatkan diriku sendiri.” Ia mengenakan pakaiannya dengan hati-hati, berusaha sebisa mungkin tidak menimbulkan suara. Setiap gerakannya diiringi d

    Last Updated : 2025-01-24

Latest chapter

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    41. Ingin bulan madu

    Seminggu telah berlalu sejak kepulangan Kirana dari rumah sakit. Rumah itu sunyi, sunyi yang berat, dipenuhi ketegangan yang tertahan di antara Ardan dan Kirana. Kirana, pucat dan lemah, sering terbangun di malam hari, mimpi buruk tentang masa lalu menghantuinya. Meskipun Ardan selalu ada di sisinya, namun sikap kakunya masih terasa, seperti tembok es yang memisahkan mereka.Pagi hari ini, Ardan menyajikan sarapan—bubur—dengan tangan yang gemetar sedikit. Kirana menatapnya, matanya dipenuhi keraguan. Udara di antara mereka terasa kental, dipenuhi ketegangan yang tak terucapkan."Terima kasih," kata Kirana, suaranya hampir tak terdengar, seperti bisikan.Ardan hanya mengangguk singkat, matanya tak berani menatap Kirana terlalu lama. Ia merasakan beban berat di dadanya, beban penyesalan yang tak terkira."Tapi kau… kau tidak perlu repot-repot," kata Kirana, suaranya sedikit lirih, tapi nadanya sedikit menusuk. "Kau bukan orang yang mau repot-repot melayani orang lain, terutama di

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    40. Dengan syarat

    Permintaan Kirana untuk bercerai mendarat di hati Ardan seperti batu besar yang menghancurkan kedamaian. "Lepaskan aku..." Kata-kata itu bergema di kepalanya, setiap suku kata menusuk relung hatinya yang paling dalam. 'Tuhan, apa yang telah kulakukan?' Ia meremas telapak tangannya, kuku-kukunya menancap ke kulit, tanda ketegangan yang luar biasa. Air matanya seperti akan tumpah, namun ia tahan. Ia harus kuat, setidaknya untuk saat ini. Ia menatap Kirana, wanita yang dicintainya, wanita yang telah ia sakiti dengan begitu kejam. Wajahnya pucat, matanya sembab, namun tetap ada kekuatan yang terpancar dari tatapannya – kekuatan untuk mengakhiri semuanya. 'Aku pantas mendapatkannya,' batinnya, rasa bersalah menggerogoti jiwanya. Ia telah menghancurkan rumah tangga mereka, menghancurkan harapan akan hadirnya buah hati mereka. "Kirana…" suaranya serak, nyaris tak terdengar. Ia ingin memohon, ingin menjelaskan, ingin membalikkan waktu, namun kata-katanya seakan tercekat di tenggorokannya. Ia

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    39. Pilihan

    Kirana menggeleng pelan, matanya masih tertuju pada jendela. "Aku ingin istirahat," katanya lirih, suaranya hampir tak terdengar. Keheningan kembali menyelimuti ruangan, lebih berat daripada sebelumnya. Ardan hanya bisa menatap istrinya, merasa ada jurang yang semakin dalam menganga di antara mereka. 'Entah kenapa hatiku terasa sakit saat Kirana terus-menerus menolak ku. Apakah aku benar-benar telah mencintai Kirana? Wanita yang ingin aku sakiti? Aku pasti sudah gila.' Ardan membatin sambil terus bertanya pada diri sendiri. Setelah beberapa saat terdiam, Kirana tiba-tiba bertanya, suaranya datar tanpa emosi, "Kenapa kau masih di sini? Kau selalu sibuk, Ardan. Dulu… dulu aku sampai mengemis agar kau mau sedikit memperhatikan aku." Kalimat terakhir keluar dengan suara bergetar, menahan tangis yang hampir pecah. "Sudah tidak ada alasan bagimu untuk mempertahankan pernikahan kita. Tujuanmu sudah tercapai. Aku sudah hancur seperti yang kamu inginkan. Hidupku juga berantakan atas keingina

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    38. Sikap dingin Kirana

    Tangan Ardan gemetar saat ia mengangkat panggilan dari Zara. "Halo?" bisiknya, suara serak karena kurang tidur dan beban perasaan yang berat. Di seberang sana, suara Zara terdengar cemas dan sedikit tinggi. "Ardan! Kau di mana? Kenapa kau tidak membalas pesanku? Aku sangat khawatir!" Ardan menghela napas panjang. "Aku… aku di rumah sakit, Zara. Ada sedikit masalah." Ia berusaha menjaga suaranya tetap tenang, meskipun jantungnya berdebar-debar. "Masalah apa? Ceritakan padaku!" desak Zara. "Kau selalu menyembunyikan segalanya dariku." Ardan melirik ke arah Kirana yang masih tertidur pulas. "Ini… ini bukan waktu yang tepat untuk menjelaskannya, Zara. Aku butuh waktu." "Waktu? Ardan, aku sudah tidak tahan lagi! Kau selalu mengulur-ulur waktu! Aku tahu kau masih bersama wanita itu, Kirana! Kau harus menceraikannya!" Suara Zara semakin meninggi, diselingi isak tangis. Ardan menggigit bibir bawahnya. Ia tahu Zara tidak akan mengerti. "Zara, dengarkan aku. Situasinya sangat rumit. Jangan

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    37. Penyesalan besar

    Jam berlalu dengan lambat. Di ruang perawatan rumah sakit, Ardan menatap Kirana yang terbaring lemah. Wajah istrinya pucat, namun tatapannya kosong, tanpa sedikitpun rasa hangat yang pernah Ardan kenal. Kirana berubah. Ia cuek, ucapannya singkat dan ketus, seakan menciptakan dinding es di antara mereka. Meskipun Ardan melihat air mata yang sesekali lolos dari sudut mata Kirana, ia hanya mendapatkan perlakuan dingin. Ia mencoba menghibur, menawarkan segelas air, membantu Kirana mengganti posisi tidur, semuanya dibalas dengan helaan nafas panjang dan tatapan yang menusuk. "Ini sup ayam, Kirana. Semoga kamu suka," kata Ardan lembut, menyodorkan mangkuk sup. Kirana menerima mangkuk itu tanpa sepatah kata pun, lalu menatapnya dengan tatapan yang seakan mengatakan, "Apa urusanmu denganku?" Ardan menghela napas. Ia tahu, ucapannya yang kasar, sikapnya yang dingin di masa lalu, telah menorehkan luka yang begitu dalam di hati Kirana. Luka yang tak semudah itu disembuhkan. "Aku… aku sangat

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    36. Kehilangan segalanya

    Ardan terdiam, sebelum akhirnya menanggapi ucapan Kirana. "Itu tidak akan Pernah terjadi. Jadi jangan bermimpi!" setelah mengatakan hal itu, Ardan meninggalkan Kirana di kamar sendirian.Malam itu, kesunyian di kamar terasa mencekik. Bayangan masa depan yang kelam menghantuinya. Ia membayangkan dirinya sendirian, merawat bayi tanpa dukungan suami, tanpa kasih sayang yang seharusnya ia dapatkan. Air mata mengalir deras, membasahi bantal. Pikiran-pikiran negatif berputar tak henti, menjeratnya dalam pusaran putus asa."Tidak kuat," gumamnya lirih, suara serak karena tangis. "Aku tidak kuat."Matanya tertuju pada kotak obat di atas meja. Sebotol Paracetamol. Sebuah ide gila muncul di benaknya, ide yang mengerikan, namun terasa begitu menggoda. Sebuah jalan keluar dari penderitaan yang tak tertahankan."Maafkan mama nak. Mama tidak mau kamu menderita seperti mama. Lebih baik kamu tidak hadir di dunia ini daripada harus menderita." Kirana bergumam lirih sambil mengelus perutnya yan

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    35. Bagaimana jika aku hamil?

    “Barra, maafkan aku. Aku harus pulang ke Indonesia bersama Ardan. Aku benar-benar menyesal selalu menyeretmu ke dalam masalahku. Aku berjanji akan menghubungimu lagi setelah semuanya selesai. Jaga dirimu baik-baik. Aku… aku akan selalu mengingat kebaikanmu.”Setelah mengirim pesan, Kirana menyimpan ponselnya. Air mata kembali menggenang di pelupuk matanya. Ia tahu Barra akan kecewa, tapi ia tak punya pilihan lain. Pulang ke Indonesia adalah satu-satunya cara untuk menghindari konfrontasi lebih lanjut dengan Ardan, dan yang terpenting, melindungi rahasia kehamilannya.***Keesokan harinya, mereka berangkat ke bandara. Sepanjang perjalanan, Ardan bersikap dingin, tapi perhatiannya tak pernah lepas dari Kirana."Eh, aku tidak perlu memakai ini," ucap Kirana terkejut, saat Ardan memakaikan jaket di tubuhnya yang mungil."Cuacanya sangat dingin. Aku tidak mau kamu sakit dan merepotkan ku lagi."Ardan hanya ingin memastikan Kirana selalu nyaman, menawarkan jaketnya saat Kirana menggigi

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    34. Demam

    Setibanya di apartemen, Ardan langsung meminta Bagas untuk menyiapkan tiket untuk pulang. Ia tidak ingin Kirana berada di dekat Barra. Pria benar-benar mengganggu dirinya akhir-akhir ini."Apa? Pulang? Tidak! Aku tidak mau!" Bantah Kirana dengan cepat. Mendengar jawaban Kirana, Ardan langsung membulatkan matanya dengan sempurna."Kenapa? Aku tak butuh persetujuan mu untuk membawamu pulang, Kirana. Jangan pikir kamu bebas di sini bersama bajingan itu!"Kirana tersentak. Kata-kata Ardan menusuk hatinya lebih tajam daripada pisau. Ia bingung dengan sikap Ardan yang seolah sedang cemburu, sangat cemburu pada Barra, tapi apa benar suaminya sudah mencintainya? Sedangkan pria itu masih memiliki wanita lain di luar sana. Air mata mengancam untuk tumpah, tapi Kirana menahannya. Ia tak mau menunjukkan kelemahan di depan Ardan."Aku... aku hanya ingin sedikit waktu," lirih Kirana, suaranya bergetar. "Aku ingin memahami semuanya. Aku... aku butuh waktu."Ardan menghela napas panjang, rahangnya

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    33. petir di siang bolong

    Mobil Bagas melaju pelan, meninggalkan rumah besar Ardan di belakang. Di dalam, Ardan duduk di samping Kirana, suasana tegang masih menyelimuti mereka. Kirana sesekali melirik Ardan yang tampak lemas, wajahnya pucat pasi. Ia merasa bersalah, rasa bersalah yang aneh, campuran rasa khawatir dan rasa penasaran yang tak tertahankan."Kau yakin tidak apa-apa?" tanya Kirana, suaranya lembut, mencoba memecah keheningan yang mencekam.Ardan hanya berdehem, sambil menatap ke luar jendela, tapi tangannya masih merangkul pinggang Kirana. Ia terlihat berusaha keras untuk bersikap tenang, tetapi Kirana bisa melihat ketegangan di rahangnya yang mengeras."Apa kau bisa melepaskan ku?" Tanya Kirana pelan dan hal itu membuat Ardan langsung menoleh ke arah Kirana dengan tatapan tajamnya."Apa kau mengajakku periksa karena ada sesuatu yang akan kau lakukan di belakang ku?" Tanya Ardan penuh selidik. Tentu saja hal itu membuat Kirana semakin takut."T-tidak ada. Aku hanya merasa sesak. Aku mual

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status