"Sayang, makasih udah menyingkirkan Nyamuk." Mendekati Shafa dan mengecup keningnya
"Udahlah Mas itu sudah kewajibanku mengusir nyamuk yang coba ganggu kita. Oh ya kita makan yuk ajak sekalian Delon sama Shawn."
"Ok tunggu ya aku panggil mereka."
10 menit kemudian
Ceklek
"Ada apa boss."
"Mari makan siang bareng ini istriku yang minta."
"Okelah mari bu boss." Ucap delon
Mereka berempat akhirnya turun makan siang bersama semua mata tertuju pada 3 cowok tampan pimpinan perusahaan yang sama memakai kacamata hitam terlihat so cool.
Sesampainya di restaurant sebrang,
"Sayang, makan apa?"
"Aku nasi ayam goreng geprek Mas sama jus melon aja."
"Ok tunggu ,oh ya untuk kalian berdua pesen sendiri."
"Cih dasar bucin akut." Ucap delon dan berdiri memesan
"Fa, kamu baik-baik aja kan."
"Alhamdulillah Shawn."
Dari kejauhan mata Regan merah padam sambil mengepalkan tangannya melihat Shafa akrab dengan Shawn. Ia buru-buru kembali sedangkan Delon memperhatikan boss sekaligus sahabatnya menggeleng kepala.
"Sayang, ayo makan dulu jangan ngobrol aja."
Seketika Shawn berusaha tenang menghadapi kelakuan Regan. Ia tahu kalau kebucinan Regan bisa membuatnya nyungsep ke got.
Setelah 15 menit mereka makan siang Regan pamit keluar restauran pada Shafa untuk neruma telpon. Shafa mengiyakan saja untuk tetap positif thingking
"Haloo."
"Boss udah siap untuk nanty malemnya." Ucap seseorang sebrang telpon
"Ok thanks nanty aku transfer."
"Baik boss." Regan mematikan telepon dan kembali menemui istrinya.
"Sayang ayo balik kekantor, nanty kamu bosen tiduran aja dikamar karena aku ada meeting bentar."
"Iya Mas."
Pukul 3 sore Regan dan Delon berangkat meeting di sebuah coffee. Setelah menjalani kesepakatan mereka memutuskan kembali. Regan menghawaturkan istri tercintanya.
Sampai dikantor ia segera membuka pi tu diliatnya manusia cantik masih terlelap. Regan mengelus pipi Shafa dan mengecup kening. Ia kembali pada berkasnya dan segera selesai.
2 jam kemudian Shafa terbangun dan segera mencuci mukanya. Ia berfikir bisanya ngebo dikantor. Ia melihat suaminya beres beres.
"Sayang udah bangun."
"Iya mas maaf aku jadi kebo heee."
"Udah ayo pulang nanty malem aku mau ngajak kamu keluar ok."
"Kemana mas."
"Nanty juga tahu yuk."
Ihhh dasar suami bikin aku penasaran aja batin Shafa.
Setelah sampai diapartementnya Regan dan Shafa masuk kamar ingin membersihkan badan.
"Sayang , ayo mandi abreng."
"Udah mas duluan aja."
Tanpa aba-aba Regan menggendong istrinya . Shafa tahu akan terjadi sesuatu jika mandi bersama. Dan benar setengah jam keluar membuat badan Shafa remuk redam.
"Sayang kok manyun sih."
"Ini semua gara-gara kamu mas."
"Heee sayang kamu itu canduku."
Mereka selesai berpakaian tapi Regan memilih gaun untuk istrinya.
"Ini sayang ganti."
"Kenapa Mas."
"Udah pakai itu."
Akhirnya Shafa mengganti pakaiannya menggunakan gaun warna hitam selutut terkesan seksi.
Sekarang Shafa sudah tak memakai kacamata tebalnya yang mirip betty lafea. Ia menggunakan softlent terlihat cantik sekarang.
"Sayang kau menggodaku, yuk." Bisik Regan membuat Shafa tersipu malu.
Mobil sport mereka melaju menuju sebuah restauran mahal. Shafa kagum karena terlihat mewah ia berjalan menggandeng lengan suaminya. Regan terlihat senyum karena istrinya tak malu.
Saat sampai dimeja pesanannya mata Shafa terbelalak melihat romantisme.
"Ini untuk kita sayang, aku ingin ada kesan romantis bersamamu."
"Makasih mas."
Suasana romantis membuat Shafa terlihat bahagia. Ia ingin ketawa kala mengingat pertemuannya dengan suaminya membuat ia bodoh.
Moment romantis malam ini membuat Regan senyum-senyum sendiri. Regan mengajak istrinya berdansa mengikuti irama musik yang ia sewa pelengkap makan malam ini. "Aku nggak bisa Mas." "Nanti aku ajari sayang." Shafa mengangguk dan mengikuti dansa Regan. Mereka berdua begitu menikmati suasana malam ini. "Aku mencintaimu Shafa." "Aku juga mencintaimu Mas." "Tetaplah begini terus bersamaku sampai tua." Senyum merekah terlihat dibibir manis istrinya. Setelah sejam acara makan malam romantis kini pasangan itu menuju apartementnya. "Makasih untuk malam ini Mas, Shafa menyukainya." "Sama-sama sayang." Mengecup tangan istrinya. Sesampainya diapartement mereka bersih-bersih sejenak. Regan memilih keruang kerjanya karana ada email masuk.
Belum genap sejam rasa Shafa begitu merindukan suaminya. Mungkin karena sudah terbuasa bersama dan sekarang berjauhan. Tan0a terasa air mata Shafa menetes ia segera menghapusnya dia berpikir positif jika ini demi kebaikan mereka. Dengan segera ia kerumah ibunya untuk melepas rindu. Shafa sebelumnya sudah chat suaminya jika ia akan kerumahnya selama tak ada Regan. Regan tapi belum membalas pesan Shafa karena ia terlihat masih pulas tidurnya. Ditempat lain Shafa mampir ditoko buah membeli beberapa buah untuk cemilan bersama ibunya. Setelah 15 menit kembali menuju kerumah ibunya. Sesampainya disana rumah terlihat sepi. Tok Tok "Ibu, ibu. Ini Shafa ibu dimana?" "Kok sepi sih, dimana ibu." Shafa mencoba menelpon ibunya tersambung tapi terdengar bunyi ponsel Ibunya didalam rumah. Shafa akhirnya menung
Shafa yang masih menginap dirumah ibunya, ia ingin segera bertemu dengan temen masa kecilnya bernama Dita. Tapi sebelumnya ia harus beres rumah dan memasak, ia pun pagi sudah berbelanja di toko dekat rumahnya banyak ibu-ibu sedang mengantri. "Pagi Ibu-ibu." "Pagi Shafa, mana suamimu kok sendiirian." "Itu Bu, sedang bisnis keluar negeri." "Oh hati-hati Shafa . Temenku dulu pernah diduaikan suaminya bilangnya keluar kotalah, negerilah, ternyata bersama selingkuhan. "Makasih ibu sudah memperingatkan Shafa tapi saya lebih percaya sama suami. Permisi." Ibu-ibu itu mencibir Shafa seenaknya tapi acuh aja dia lebih percaya suaminya. DiSingapura, Regan menerima laporan anak buahnya tentang istrinya dan benar saja perasaan yang dari kemarin ternyata adalah omongan para ibu yang membuat yang membuat Shafa kesal. &nb
Setelah selesai masak, Shafa membersihkan diri dan bersiap makan bersama dengan ibunya. "Bu, ayo makan dulu." "Ayo." "Bu, Dita masih sendiri atau udah nikah ya." "Dia udah sama kayak kamu nak." "Oh ya, kapan buk." "Udah setahun nak." "Baiklah bu. Aku sudah tak sabar ketemu dengannya. Shafa siap-siap dulu ya bu." "Iya sana." Setelah 15 menit Shafa sudah siap sekarang ia berpamitan kerumah Dita. Diluar negeri tepatnya dihotel xx tempat Rehan berada. Ia hari ini sangat sibuk karena target dia besok harus kembali pulang, dia amat rindu istrinya. Setelah acara meeting selesai ia bergegas ketempat nya. Setelah 15 menit Regan segera menelpon istrinya. Saat ditelpon Shafa tengah berada d
Setelah beres dengan masalah diSingapura, Regan bersiap pulang ia sudah tak sabar bertemu dengan istri tercinta. "Udah selesai Re. Ciyee yang mau ketemu istri." Ucap Delon " iya dunk makanya elo buruan cari istri. Udah yuk." "Ok lah." Mereka berdua keluar dari hotel dan menuju bandara. Ditempat lain Shafa bersama Dita pagi sekali sudah pergi kepasar karena temennya itu sedang pengen dibuatin udang asam manis buatan Shafa. Shafa pun senang karena temannya jarang bertemu pula. "Sudah yuk Fa, aku udah capek juga." "Ok ayo." Saat akan pulang ada seseorang yang memanggil Shafa. "Fa." "Rendi." Rendi adalah cowok yang dulu mengejar Shafa diSMA anak kades kampungnya. Shafa tak mau pacaran karena masih ingin sendiri, sudah lama ia
Setelahh melepas kerinduan entah berapa kali mereka lakukan. Kini keduanya terlelap hingga tak terasa sudah pukul 7 pagi hingga dering ponsel Regan membangunkan. Kring.. kring "Hallo nanty aja meeting diundur 1 jam lagi masih capek jadi jangan ganggu." Regan menutup telpon ia tak tahu yang menelpon adalah kakeknya. Dan ponsel Regan kembali berdering hingga ia mengangkat dengan nada agak keras. "Hay brow masih ganggu gue aja tahu nggak gue masih kangen sama istri gue," "Dasara bocah nakal kamu membentak Opa hah." Regan seketika bangun dan melihat panggilannya dan ia terkejut ternyata Opanya ia segera minta maaf. "Heee mqaf Opa aku kira tadi Delon." "Bocah nakal mana menantu kesayanganku kamu jangan buat ia capek-capek." "Masih tidur Opa. Kalau nggak capek mana jadi Regan juniornya
Setelah menyapa Opanya, Regan mengajak istrinya istirahat sejenak. "Sayang, kapan ini ada Regan junior ya." "Mas udah kepengen banget ya. Emm kalau Shafa tak bisa punya anak, Apa mas akan menceraikanku?" "Ngomong apa sih sayang, kita bisa adopsi sayang. Udah jangan mikir macem-macem sekarang kita tidur." Keduanya akhirnya tertidur berpelukan dan tanpa terasa istirahat mereka sudah 2 jam dan diliat jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Shafa perlahan bangun tanpa menggu suaminya yang masih di alam mimpi. Saat Shafa beranjak dari tempat tidur tangannya ditarik Regan hingga jatuh menimpa Regan. "AWW, Mas udah bangun sejak kapan?" "Sejak kamu akan turun sayang, itu menggangguku." "Maaf Mas." Cup Regan mendaratkan kecupan
Pagi hari entah mengapa Shafa ingin jalan disekitar kompleks perumahan. Ia sesungguhnya ingin mengajak suaminya tapi ia tahu kelelahan. Shafa beranjak dari ranjang dan mencuci muka berjalan kebawah menggunakan lift. Dibawah sudah ada para maid keluarga sedang bersih-bersih dan ada juga yang memasak. "Pagi nona." "Pagi bik, oh ya aku mau jalan dulu sekitar sini nanty kalau Mas Regan nanya bilang gitu ya." "Iya nona, apa perlu saya temenin." "Nggak usah deh bik." "Emm klau gitu sama Dea maid yang lain ya, nona. takut nanty dimarahin tuan besar jika nona sendirian." "Baiklah mari Dea." Dea pamitberjalan mengikuti nonanya, Shafa yang merasa tak enak segera menyuruh Dea jalan beriringan. "De, barengan aku tuh gak enak." "I-iya nona." &n