Share

Kenapa, Julian?

Bian dan Luna duduk di meja, suasana terasa sedikit tegang meski keduanya berusaha tampak biasa. Luna menyibukkan diri dengan menyiapkan makanan di piring sambil sesekali menatap Arga yang mulai bermain-main dengan mainannya di pangkuannya. Bian, meskipun sudah mengalihkan perhatiannya ke makanan, sesekali melirik ke arah Luna dengan tatapan penuh pertanyaan yang tertahan.

“Mas, cobain supnya,” ujar Luna, mencoba mencairkan suasana. “sepertinya sangat enak.

Bian tersenyum tipis, menatapnya lembut sebelum menyeruput sup yang disodorkan. “Ini enak sekali,” komentarnya dengan nada lembut, meskipun masih terlihat sedikit cemas.

Luna menarik napas lega, sedikit berterima kasih pada makanan yang bisa mengalihkan perhatian Bian. Namun, di dalam hatinya, dia masih merasa bersalah, terutama setelah mendengar curahan hati Sarena tadi. Dia tahu bahwa Sarena membutuhkan dukungan, tetapi juga paham betapa Bian bisa menjadi sangat protektif terhadap adiknya itu.

Mereka makan dalam diam beberapa saa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status