Share

Teman Lama

Penulis: Rosa Rasyidin
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-28 21:05:34

Bagian 18

Teman Lama

Panglima Hasan dan Pangeran Antanagra beristirahat ketika sudah memasuki wilayah Hambu Aer. Mereka harus sesegera mungkin menemukan Isnani dan para perampok itu, sebab pernikahan besar akan digelar hanya dalam kurun waktu tak sampai sepekan. Putra bungsu sultan Samudra Pasai tersebut tak ingin semua yang ia rencanakan gagal begitu saja. Ia harus menggenggam keduanya, cinta Isnani dan juga kerajaan baru yang akan ia bangun.

Lelaki berwajah rupawan itu pergi mencuci mukanya di sungai. Ia berkaca di aliran air yang jernih. Mustahil rasanya jika Isnani tak jatuh cinta padanya, sebab wajahnya juga tak kalah tampan dibandingkan dua abangnya. Pangeran Antanagra mendongak ketika ia mendengar pekik suara elang yang terbang rendah ke arahnya. Burung pemangsa itu kemudian bertengger di sebuah dahan di mana sang pangeran duduk di dekatnya. Melihat sebuah surat diikat di bagian kaki, gegas lelaki itu mengambilnya, kemudian elang itu terbang menjauh usai tugasnya ditunaikan.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tarian Persembahan Sang Ratu   Tuan Guru

    Bagian 19 Tuan Guru Syarif Hidayatullah Pagi buta sekali Ratu Prameswari telah ke luar dari istananya. Ia akan mengunjungi sebuah makam yang tak sama sekali ia duga akan datangi. Penyebab utamanya karena ia dihantui dalam mimpi jika Danur Seta dan Gandari telah hidup bahagia di alam lain. Padahal Gandari saat mengembuskan napas terakhir masih bersuamikan Syarif Hidayatullah. Ratu Prameswari hanya dihantui ketakutannya sendiri saja yang tak beralasan. Wanita itu berjalan ketika orang-orang sedang menunaikan ibadah Shubuh di masjid yang berdindingkan papan dan beralaskan tanah. Ia tak mengizinkan pengawalnya ikut. Ratu Prameswari hanya ingin berbicara berdua dengan batu nisan yang bertuliskan nama Gandari saja. “Apa hebatnya dirimu sampai dicintai Kanda Danur Seta sebegitu mendalamnya. Bahkan saat ia mengembuskan napas terakhirnya masih namamu yang disebutnya.” Ratu Prameswari menatap gundukan tanah yang mulai ditumbuhi rerumputan. Makam itu begitu sederhana tak seperti milik keluar

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-28
  • Tarian Persembahan Sang Ratu   Tewas

    Bagian 20 Tewasnya Sang Guru Tanpa rasa curiga sama sekali, usai membaca bismillah, Syari meminum air dari cawan yang disodorkan Danur Atmaja. Ia tak makan, sebab sedang tak enak hati memasukkan makanan ke dalam perutnya. Syarif mengutarakan pendapatnya. Meminta agar sang prabu tak memasukkan unsur kemusyrikkan dalam beragama. Tak bisa dua hal yang bertentangan dicampur adukkan, dengan alasan apa pun. Tak ingin berdebat, Danur Atmaja mengiyakan saja apa perkataan Tuan Guru di depannya. Lagi pula ia tak ingin Syarif mati di dalam istana, sebab tak lama lagi racun itu akan bekerja menghentikan semua organ dalam yang amat penting. “Kuberi waktu satu bulan, Gusti Prabu. Jika tidak aku sendiri yang akan memimpin pasukan untuk menggempur istana ini jika kesesatan masih terus dibina.” Syarif tak takut dengan anak muda bergelar raja di depannya.“Engkau mengancam seorang raja, Tuan Guru.” Danur Atmaja berdiri dan memandang Syarif dengan penuh ancaman. “Ya, hal yang sama pernah kulakukan

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-28
  • Tarian Persembahan Sang Ratu   Msnyelamatkan

    Bagian 21 Menyelamatkan Gadis Yang Dicintai Pangeran Antanagra bersama sepuluh punggawa pilih tanding menaiki sampan yang disewa dari penduduk desa setempat. Mereka mempertarukan keselamatan diri sendiri demi menyelamatkan Isnani dan mencari harta Samudra Pasai yang mungkin dibawa para perampok ke tempat menyeramkan itu. “Pangeran. Bagaimana kalau kita harus memilih salah satu yang harus diselamatkan dulu, mengingat tempat ini bukanlah dalam kekuasan kita,” tanya salah satu punggawa yang memimpin perjalanan. “Selamatkan Isnani dulu. Masalah harta bisa dicari, tapi calon istri sepertinya hanya ada satu di dunia ini. Pertanggung jawaban dengan Sultan, aku yang akan mengurusnya. Kalian turuti saja apa perintahku. Mengerti? Bunuh siapa pun yang menghalangi atau menyakiti calon istriku.” Lantang Pangeran Antanagra mengucapkan perintahnya. Rombongan itu menambatkan sampannya. Mereka orang-orang terpilih tak hanya dari segi bela diri saja. Namun, ilmu agama pun tak luput mereka kuasai.

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-28
  • Tarian Persembahan Sang Ratu   Jerat Iblis

    Bagian 22 Jeratan Iblis Maulana membaca bismillah dan doa-doa perlindungan ketika memasuki gua yang didalamnya terdapat banyak lubang-lubang hitam berlumpur. Gayatri menyebutnya sebagai gerbang neraka, sebab ragam iblis lahir dari rahim kotor itu. Sila yang terkuat salah satunya. Ratusan tahun dibenam di dalam sana oleh kakaknya, lalu ia pun bersekuti dengan iblis hingga wanita itu pun menjadi bagian dari mereka. Pemuda berlesung pipi itu tak menyadari, ketika makhluk-makhluk hitam kecil dan berkuku panjang yang menempel di dinding menjauh ketika kepanasan akibat doa-doa pendeknya. Batu-batu itu ia lemparkan ke dinding dan seketika menimbulkan percikan api. Maulana tak tahu tempat apa sebenarnya itu meski bau busuk sangat menyengat. Berulang kali ia memanggil nama Isnani, tapi tak ada yang menjawab. Hanya suaranya saja yang memantul dari dinding-dinding gua itu. Angin dingin berembus membuat bulu kuduk Maulana seketika berdiri. Ia menoleh ke belakang ketika ia merasa ada yang mema

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-28
  • Tarian Persembahan Sang Ratu   Perpisahan

    Bagian 23 Perpisahan Gayatri berusaha menahan tubuhnya yang hampir menghantam bebatuan. Dengan mata kepalanya sendiri ia lihat Isnani terus berkeringat dan selendang yang melilit kepalanya telah terlepas. Gadis bermulut tajam yang sempat mengumpat padanya itu, kini tak sadarkan diri. “Tebus!” jerit akar pohon itu lagi. Gayatri menghindar dari amukan akar yang mengarah padanya. Tak ia sangka mantranya tak berguna di dalam sana. Nyaris kakinya terjerat, tetapi ia masih sempat menghalaunya dengan selembar kain panjang hingga kain itu koyak menjadi serpihan kecil. Penyihir itu menahan lajunya pergerakan akar, kemudian membuat api dari panas tubuhnya. Kobaran tersebut tak banyak membantu sebab air yang ada di dalam akar pohon tersebut ke luar dan memadamkannya. Gayatri pun membangunkan Isnani yang tak sadarkan diri. “Hei, sadarlah. Aku tak bisa membiarkanmu mati seperti ini. Bangun!” Gayatri menepuk pipi Isnani beberapa kali. Berhasil. Gadis keras kepala itu membuka matanya. Seketika

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-28
  • Tarian Persembahan Sang Ratu   ketetapan takdir

    Bagian 24 Menjalani Ketetapan Takdir Maulana terus mengendarai kereta secara perlahan, agar tubuh Gayatri tak berguncang, hingga akhirnya ia sampai di depan rumah Syarif. Rasanya belum lama ia tinggalkan rumah besar itu, dan kini sudah kembali saja. “Mungkin aku memang tak menjadi seperti ayahku.” Pemuda itu mengerutkan kening ketika melihat rumah Syarif dijaga oleh beberapa punggawa yang berpakaian sama seperti yang menolongnya di dalam hutan. Saat Maulana ingin masuk, ia dicegat oleh beberapa orang, sampai akhirnya Hasan yang telah menginap selama beberapa hari di sana ke luar dan menyambut keponakannya yang saat masih kecil sering mengunjunginya. “Paman.” Maulana mencium tangan panglima itu dengan takzim lalu beralih memeluknya. Hampir mereka berdua menjadi ayah dan anak jika perjodohan tersebut tak dibatalkan Gandari. “Kau dari mana saja, Nak. Banyak peristiwa yang Paman bingung harus cerita dari mana.” Hasan melirik penampilan pemuda itu keseluruhannya. Sudah jauh berbeda

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-28
  • Tarian Persembahan Sang Ratu   Ikrar Untuk Penyihir

    Bagian 25 Ikrar Untuk Penyihir Syarifah membimbing Gayatri untuk mengikrarkan dua kalimat syahadat hari itu juga. Lalu, bagaimana dengan sihir gadis tersebut? Gayatri tak ambil pusing. Bahkan sekuat tenaga ia tahan rasa panas di tubunya ketika mengucapkan kalimat-kalimat suci itu. Mustika batu putih yang menjadi sumber sihirnya tak akan pernah Gayatri buang seumur hidupnya. Benda itu merupakan jiwanya dari sejak ia dipercaya oleh sang guru. Maulana pun tak sampai berpikir ke sana layaknya Syarif dulu. Karena baginya, ia hanya ingin menghindari dosa saat bersama dengan Gayatri saja. Cinta? Belum tumbuh dalam hatinya. Pemuda berlesung pipi tersebut masih memikirkan seseroang yang tinggal di Samudra Pasai. Hanya dalam waktu tiga hari saja persiapan pernikahan sederhana digelar. Tak ada iring-iringan bagi seorang pangeran yang terbuang. Juga tidak ada perwakilan dari istana yang datang. Ratu Prameswari masih menunggu berita dari anak buahnya yang mencari tahu siapa Maulana sebenarnya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-28
  • Tarian Persembahan Sang Ratu   Keputusan

    Bagian 26 Keputusan Utusan dari istana datang mewakili suara Sultan Samudra Pasai dan Pangeran Antanagra akan pernikahan dua keluarga besar itu. Sebuah jawaban yang melegakan bagi kedua belah pihak. “Pernikahan akan tetap dilaksanakan dua hari lagi, Is. Persiapan tetap berlangsung seperti biasa saat kau pergi dan sudah hampir seleai. Abu harap engkau tak membuat ulah lagi dan mulailah berlapang dada menerima semuanya. Menjadi istri juga tak seburuk yang kau bayangkan. Kau hanya banyak membaca tanpa mau bertanya saja. Padahal Abu bisa menjelaskan dengan baik untukmu. Tapi dasar kau saja yang keras kepala.” Ceramah Tuan Guru pada cucunya yang wajahnya semakin memucat. Entah karena masih sakit atau tak suka dengan keputusan yang baru saja disepakati. “Abu Syik, tega sekali menceramahi cucumu yang sedang kesakitan ini. Terserah saja, kalau lagi sakit begini memangnya bisa mengurus dan melayani suami seperti di kitab-kitab yang Abu jejali untukku. Bukannya nanti malah berdosa besar,” b

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-28

Bab terbaru

  • Tarian Persembahan Sang Ratu   Alam Lain

    Extra Part Alam lain Sejak moksa ke alam gaib, tak terhitung sudah berapa kali Gayatri menangis. Ia menyesal mengambil keputusan terburu-buru. Apalagi di alam lain ia tak mengenal siapa pun. Seorang guru yang di dunia sudah ia anggap sebagai ibunya lebih memilih bermeditasi dan tak menghiraukan semua keluh kesahnya. Penyihir itu hanya bisa meratap, ia tak bisa lagi kembali ke dunia tempatnya bersama dengan Maulana. Tubuhnya sudah tembus pandang. Beberapa kali ia perhatikan ternyata suaminya juga sama rapuh seperti dirinya. Sesal bukan kepalang yang ia rasakan. Seharusnya mereka tetap bersama saling menguatkan bukan saling menjauh. Kini ia tak bisa lagi menyentuh Maulana, Gayatri hanya bisa memperhatikan saja. Sejak menyesali semua keputuannya, wanita itu telah membuka hatinya. Ia tak lagi takut dengan suara adzan atau pun suara orang mengaji. Ia baru tahu di alam gaib sana ternyata banyak yang seagama dengan suaminya. Dipikirnya semua sama iblis seperti Sila dan Sita. Ternyata masi

  • Tarian Persembahan Sang Ratu   Hidup yang Baru

    Ending Hidup yang Baru "Tapi, Paman. Aku merasa tak sepadan dengan Isnani, aku hanya laki-laki biasa tanpa harta, pekerjaanku juga hanya ke sawah dan ladang saja. Apa Paman tak malu nantinya?" Maulana mengutarakan siapa dirinya. Meski keturunan raja, ia lebih memilih untuk hidup sebagai rakyat biasa"Tak ada yang salah dengan hal itu. Tapi itu semua tergantung pada Isnani juga. Kalau dia menerimamu, kalau tidak ya entah apalagi alasannya menolak sekian banyak pinangan yang berkali-kali datang." Hasan berdiri. Ia tinggalkan sejenak Maulana di luar, membicarakan semua pada istrinya dan Isnani. "Dijodohkan lagi?" Kesal Isnani dengan perkataan ayahnya barusan."Ya disuruh pilih sendiri tak pernah mau. Nak, kau jangan hanya memikirkan dirimu sendiri saja. Pikirkan putramu juga. Akbar itu haus kasih sayang seorang Ayah. Tak kau lihatkah dia begitu merengek minta ditimang oleh murid-murid di pondok." Jelas Ibu Isnani pada putrinya. "Siapa orangnya? Ananda tak mau kalau dari kalangan penc

  • Tarian Persembahan Sang Ratu   Kembali Pulang

    Bagian 38 Kembali Pulang“Sudah tiga hari, Gusti Prabu. Kami menunggu jawabanmu. Lagi pula Gusti Ratu sudah meninggalkanmu sendirian, bukan? Jadi tak ada alasan lagi bagimu untuk menolak lamaran dariku. Percayalah, putriku gadis terpandang di Samudra Pasai.” Panglima Rangkem memaksakan kehendaknya pada Maulana. “Haruskah sekarang?” tanya Maulana dengan menarik napas panjang. Sesak di dadanya karena kehilangan Gayatri tidak mudah bahkan rasanya tidak mungkin untuk diobati. “Seorang laki-laki bebas untuk menikah kapan saja yang ia mau. Tak perlu meminta pendapat istri. Kita punya kebebasan untuk melakukannya. Hak istimewa yang diberikan Allah pada kita. Sekalipun istri Gusti Ratu baru saja meninggal, tak jadi soal, semuanya halal untuk dikerjakan.” “Benar, Panglima, aku akui semua yang kau katakan benar. Tapi ayah sambungku yang juga seorang guru pernah berpesan, bahwa kata halal juga beriringan dengan kata tayyiban.” Panglima Rangkem diam di tempatnya. Sang juru bicara menyikut di

  • Tarian Persembahan Sang Ratu   Kehilangan

    Bagian 37 Kehilangan Separuh Napas Maulana melangkah dengan gontai menuju kamar Gayatri. Ia sudah sangat lelah menerima tekanan dari berbagai pihak. Samudra Pasai, para bangsawan, bahkan ini ia ditekan oleh seseorang yang metelakkan makhkota di atas kepalanya. Selama menjadi seorang raja ia tak pernah bisa melakukan apa yang ia senangi. Hidupya berkalung rantai besi. Setiap ia ingin melangkah jauh selalu saja ditarik kembali oleh singgasana yang telah menelan banyak nyawa itu. Kini, ia perlu satu tempat untuk melepas semua penatnya. Tempat yang selama ini hampir ia lupakan, bukan karena ingin, melainkan karena paksaan dari banyak pihak. Terutama Panglima Rangkem yang membawa putri bungsunya. Gusti Prabu yang wajahnya telah sayu itu membuka pintu kamar Gayatri. Ia sudah tak ambil pusing dengan jam malam lagi, walau di depan kamar sang ratu, tidak ada lagi pelayan satu pun. Ketika lelaki berlesung pipi itu membuka kamar wanita yang begitu ia rindukan, sang ratu membelakanginya dengan

  • Tarian Persembahan Sang Ratu   Wajah Asli

    Bagian 36 Wajah Asli Gusti Ratu Gayatri merasa kesepian di dalam istana yang megah itu. Sekalipun ia berselimut sutra dan bergelang emas, nyatanya perhatian Maulan berkurang jauh sekali padanya. Bukan karena adanya selir atau wanita lain. Ia masihlah satu-satunya wanita bagi Maulana. Hanya saja kesibukan sebagai seorang raja telah membatasi ruang gerak sepasang insan yang telah menjadi suami istri tersebut. Jika pun bertemu saat pagi hari meski setiap hari, nyatanya hanya makan dan minum bersama. Deretan kewajiban di pundak Maulana telah membuat kedudukan Gayatri bergeser. Wanita itu merasa sebagai patung di dalam istana. Jantungnya tetap berdetak tapi hatinya telah mati. Begitu juga dengan yang dialami Gusti Prabu Maulana. Ia ingin sekali seperti dulu, saat masih bisa bersenda gurau dengan adik-adiknya dan melepaskan rindu bersama Gayatri. Kenyataannya, setelah penobatan bahkan ia seperti sengaja dipisahkan oleh orang-orang yang ia sayangi dengan alasan peraturan. Sangat tidak mas

  • Tarian Persembahan Sang Ratu   Patah Hati

    Bagian 35 Patah Hati Dua panah itu sama-sama lepas dari busurnya, mengenai tubuh Isnani dan Pangeran Antanagra. Wanita itu mundur beberapa langkah. Namun, ia tak merasa kesakitan, hanya seperti dicubit saja. Lalu, saat anak panah itu jatuh darinya. Ujungnya tajamnya ternyata telah dipatahkan oleh suaminya. Sementara Isnani melesatkan anak panah yang berujung tajam. Tubuh Pangeran Antanagra diam di tempat ketika lesatan senjata itu menembus ulu hatinya. Dari seberang lelaki rupawan itu bisa melihat Isnani mencoba menyelamatkannya. Namun, wanita tersebut ditahan oleh Hasan. Sang pangeran roboh dan tak lama kemudian matanya tertutup, ia bisa lihat bagaimana upaya istrinya ingin sampai padanya. Keinginan Pangeran Antanagra untuk menjadikan istrinya seorang ratu kandas sudah. Kapal tersebut karam meski tak tenggelam.“Is, bangun, sadarlah.” Hasan menepuk wajah putrinya yang tak sadarkan diri. Panglima itu kemudian memapah putrinya dan membawanya beristirahat di kamarnya. “Pasti kau san

  • Tarian Persembahan Sang Ratu   Kandas

    Bagian 34 Kandas “Engkau sudah siap, Dinda. Kita akan meninggalkan Samudra Pasai dan kedua orang tua juga keluargamu. Untuk beberapa lamanya kita tidak akan kemari.” Pangeran Antanagra memperhatikan istrinya yang masih termenung. Sejak ia mengutarakan rencana kepergiannya, Isnani sedikit bermuram durja. Padahal Pangeran Antanagra tidak menceritakan perihal harta kerajaan yang telah ia curi. “Iya, Cut Abang,” jawab Isnani sembari menyunggingkan senyum pahit. “Laku kenapa kau pucat sekali sejak beberapa hari yang lalu. Apa tak kuasa meninggalkan keluargamu?” “Tidak. Aku hanya sedang kurang sehat saja.” Wanita itu semakin kurus sejak ia tahu suaminya merupakan penjahat yang ia incar. “Mungkin kau tertekan dengan peraturan istana yang begitu banyak. Tenang saja, ketika sampai di rumah baru. Kau yang akan mengatur semuanya. Terserah bagaimana baiknya.” ‘Bukan itu, Kanda. Aku sedang memikirkan bagaimana kita berdua nantinya. Sebuah rumah yang dibangun dari hasil curian tidak akan ada

  • Tarian Persembahan Sang Ratu   Penobatan

    Bagian 33 Penobatan Istana Kerajaan Hambu Aer masih berada dalam pengawasan Kesultanan Samudra Pasai sepenuhnya. Setelah tewasnya Gusti Ratu Prameswari yang membunuh dirinya sendiri. Lalu dibawanya Danur Atmaja untuk diadili di hadapan Sultan. Putra bungsu Danur Seta tak melakukan pembelaan diri. Ia mengakui perbuatannya meracuni Syarif hingga tewas, sebab ia tak punya pilihan lain dan tak suka diancam. Hukuman mati dijatuhkan demi keadilan bagi keluarga yang ditinggalkan. Dalam hal ini adalah anak-anak Syarif yang telah yatim piatu dan diasuh oleh Maulana dan Gayatri. Meski mereka menyerahkan sepenuhnya pada Kesultanan Samudra Pasai, tetapi Maulana sendiri sudah mulai merasa tidak enak hati. Bibinya sudah pernah memperingati, jika yang satu mati maka yang lain akan naik pula untuk mengisi takhta yang kosong. Detik demi detik hukuman gantung dilaksanakan di tanah lapang. Tempat itu merupakan saksi bisu banyaknya nyawa yang telah direnggut berdasarkan kesalahannya masing-masing. I

  • Tarian Persembahan Sang Ratu   Singgasana Agung

    Bagian 32 Singgasana Agung Panglima Syamsul Rangkem telah sampai di perbatasan Kerajaan Hambu Aer. Sampai di sana ia memerintahkan para prajurinya untuk beristirahat dan mendirikan tenda terlebih dahulu. Ia masih mengupayakan jalan damai sekali lagi. Tentunya dengan menyerahkan siapa pembunuh Tuan Guru Syarif padanya untuk diadili sesuai hukum Islam. Pagi harinya ia dan dua utusannya bersiap-siap. Panglima Rangkem akan menemui Gusti Prabu Danur Atmaja terlebih dahulu. Konon, menurut Hasan sesuai yang diceritakan Syarif, bahwa temannya sakit sebentar dan langsung meninggal usai meminum air yang diberikan oleh sang raja. “Kita berpuasa saja, daripada kita tak enak hati untuk menolak makanan yang pasti disuguhkan. Mengerti!” perintah Panglima Rangkem pada dua bawahannya. Tiga orang itu telah sampai di depan gerbang istana. Mereka digiring untuk memasuki balai kerajaan. Panglima Rangkem langsung mengerutkan kening ketika yang duduk di sana seorang wanita yang masih amat cantik. Sebab

DMCA.com Protection Status